Kelompok 5
1. Shafira Izzati (183110273)
2. Sri Putri Jannah B (183110274)
3. Tasya Aulia Putri (183110275)
4. Tricia Andeska Putri (183110276)
5. Weri Widianto (183110277)
6. Yanandra Febiola (183110278)
7. Yola Fadila (183110279)
8. Yuliza Novita (183110280)
1.C
Dosen Pembimbing :
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
A. LatarBelakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. TujuanPenulisan..........................................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................
DaftarPustaka.......................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal
moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam
diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini
caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu,
artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa
respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik
keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien
terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat
dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi.
Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu
hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring
melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang
diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam
praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean
Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua
peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya
kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam
konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia
yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup
yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi,
kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep keperawatan menurut Jean Watson.
2. Mengetahui Faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan menurut Jean Watson.
BAB II
PEMBAHASAN
Tolok ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan
teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar
manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain.
Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seha-rusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental,
sosial, serta spiritual.
Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan hanya
secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang hasilnya dapat
memuaskan kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan berkembang ke arah
perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di rawat saja,
tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa menawarkan
kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk memilih apa yang terbaik untuk
dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan. Praktek asuhan
keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan untuk memberikan bantuan /
pertolongan kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh, mau
mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia
itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia
juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna;
tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi ko nflik (terutama
kngi.onflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya.
Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat,
dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang
mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak
diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi
sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
1. Pengkajian
2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan
keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.
3. Intervensi
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan
inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi
terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk
mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
D. Hubungan dengan Ciri Teori
Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah pengelompokkan dari ide-ide,
dan pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena-fenomena. Dia menolak
konsep tradisional, dan moetodologi kuantitatif harus dikorbankan saat mendapatkan
pengetahuan baru dari tingkah laku manusia. Dia melihat bahwa keperawatan dapat
dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi variabel sementara
yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk melihat berbagai alternatif dalam
merawat manusia, baik sehat, maupun sakit, serta mendorong peningkatan kesehatan.
a. Praktek
Filsafat Jean Watson dan Ilmu Merawat dapat diterapkan pada praktek (a) sebagai
sebuah organisasi atau (b) sebagai seorang individu. Sebagai sebuah organisasi, teori Watson
merawat dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam penyampaian pelayanan keperawatan
di lembaga medis. Ketika digunakan sebagai dasar keperawatan di rumah sakit, perawat yang
dibuat untuk fokus pada nilai perawatan dan pada integrasi faktor carative dalam pertemuan
pasien."Perjalanan Mengintegrasikan
Teori Merawat Watson dengan Clinical Practice," sebuah artikel oleh Linda Ryan,
menyajikan proses integrasi teori Watson dengan pola pemberian layanan kesehatan dalam
pengaturan klinis. Di sisi lain, itu juga luar biasa untuk mencatat bahwa Teori Watson juga
bisa digunakan dalam setting perawatan kesehatan masyarakat. Artikel dari Adeline Falk
Rafael menyajikan kesesuaian ide Watson untuk praktek keperawatan di masyarakat. Ia
bahkan menyediakan alat komunitas penilaian yang dapat digunakan sebagai dasar pemberian
perawatan kesehatan sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Pada penerapan Filsafat Peduli pada tingkat individu perawat, penting untuk diingat
bahwa Watson ini menyiratkan kepercayaan Watson ke arah keperawatan dan nilai perawat
ke fenomena peduli "optimis abadi."Saat melakukan fungsi kita sebagai perawat, kita
ditantang oleh Watson untuk "merawat". Dengan kata lain, ide Watson merawat membantu
kita merefleksikan nilai kepedulian bagi kehidupan kita dan implikasi untuk panggilan kita.
Hal ini menantang kita untuk bertanya kepada diri sendiri tentang persepsi kita sendiri dan
opini yang objektif tentang merawat kita menjadi lebih baik dipandu dalam pemberian
pelayanan keperawatan kami.
b. Pendidikan
c. Penelitian
Ketika Watson menulis Perawatan: Filsafat dan Ilmu Peduli, ia memperkenalkan ilmu
kepedulian manusia dan ini dengan cepat menjadi salah satu sumber yang paling banyak
digunakan dan dihormati model konseptual untuk keperawatan.Teori Watson membuka pintu
yang mengarah menantang para peneliti dan para ahli untuk mempertanyakan apakah
manfaat dari transaksi peduli terhadap pasien. Penelitian dan praktek bisa fokus pada hasil
pasien kepedulian untuk memvalidasi transaksi gagasan bahwa kepedulian adalah inti
sebenarnya dari profesi kita.Filsafat merawat telah digunakan untuk memandu perawatan
antara jenis spesifik klien.
Ada penelitian khusus untuk mengidentifikasi relevansi Teori Watson pada merawat
untuk asuhan keperawatan klien dengan depresi, penyakit polikistik dewasa dan hipertensi.
Ada juga penelitian yang mencoba untuk menguji apakah teori tersebut dapat diterapkan
dalam keperawatan perioperatif pengaturan.Watson bekerja juga untuk pembangunan model
perawatan khusus seperti Model Perawatan Perawat Menghadiri dan Model Merawat
Kualitas
BAB III
PENUTUP
1. Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”, yang
fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia berasal dari
humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya
unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
4. Hubungan dengan ciri-ciri teori, Jean Watson mengatakan bahwa sebuah teori
merupakan sebuah pengelompokan, ide-ide, pengalaman yang memberikan penjelasan
mengenai fenomena-fenomena , dan dia menolak konsep tradisional.
5. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
6.. Model Margaret Jean Watson dapat dianggap sebagai dasar dari profesi keperawatan.
Ini menunjukkan pertimbangan keperawatan baik sebagai sebuah ilmu dan seni.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.