Anda di halaman 1dari 11

TEORI JEAN WATSON

Laporan hasil pengkajian pustaka untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah KDK

Dosen Matkul:

Ns.Nevi Kuspiana L, M.Kep

Nama Kelompok (10) :

1. Citra Ayuningsih
2. Umi Salamah
3. Widia

Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon

Jl. Buntet Pesantren Martapada Kulon Kec. Astanajapura Kab. Cirebon

Tahun Pelajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Semua ini bisa terjadi karena pertolongan dan tuntunan Allah dalam kehidupan kami. Dalam
makalah yang kami susun ini berisi materi tentang teori Jean Watson.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada kami dalam penyusunan makalah ini baik itu dosen, kedua orang
tua, dan teman-teman yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik. Kami menyadari bahwa makalah
yang kami susun ini belumlah sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam
rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami
ucapkan terimakasih.

Cirebon, 16 September 2022

Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .....................................................................................................


B. TUJUAN ..........................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN .................................................................................................................
B. KONSEP SEHAT SAKIT ...............................................................................................
C. TEORI WATSON ............................................................................................................
D. ASUMSI DASAR TENTANG ILMU KEPERAWATAN WATSON ...........................
E. GRAND TEORI MENURUT JEAN WATSON .............................................................
F. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON ...........................................

BAB 3 KESIMPULAN

1. KESIMPULAN ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teori Jean watson dalam memahami konsep keperawatan dikenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan watson ini didasari pada unsur
teorikemanusiaan . Dari pandangan teori ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantara kebutuhan dasar biofisikal, menurut
( Aziz AH : 2004) :

1. Kebutuhan untuk hidup yang meliputi butuhan makanan dan cairan , kebutuhan


eliminiasi dankebutuhan ventilasi , kebutuhan psikofisikal
2. Kebutuhan fungsional yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat , kebutuhan seksual
,kebutuhan psikososial
3. Kebutuhan untuk intergrasi yang meliputi kebutuhan berprestasi , kebutuhan organisasi , 
dankebutuhan intra dan interpersonal
4. Kebutuhan untuk pengembangan yaitu kebutuhan aktualisasi diri 
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut , Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik ,
mental , dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran , badan , dan jiwa
. Sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan
status kesehatan ,mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

B. TUJUAN

1. Agar bisa mengetahui konsep dari teori Jean Watson


2. Agar mengetahui pengembangan teori keperawatan
3. Supaya dapat mengaplikasikan teori keperawatan dari Jean Watson dalam keperawatan
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

“Perawatan manusia adalah jantung dari keperawatan" (Watson: 1985) Keperawatan sebagai
sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa manusia sains dan perawatan manusia
merupakan domain utama dan tanpa tujuan sebagai ilmu pengetahuan manusia berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humaniora, dan kiat/art (Watspada,
1985). Dalam pandangan manusia dilihat sebagai sosok yang tidak utuh. Karena keutuhan ini
maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistemterbuka
(openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan
pengembangan itu semua penting untuk personalnya.

  Sebagai pengetahuan tentang kepedulian manusiafokusnya untuk mengembangkan pengetahuan


yangmenjadi inti 2000, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985)
“kepedulian manusia adalah jantung keperawatan “. Pandangan tentang 1000 sebagai science
tentang perawatan manusiaadalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan
sebagai dasar dalam bidang:

1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.


2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responsnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut hubungan kepedulian.
5. Studi tentang sistem bagaimana kepedulian manusia harus diwujudkan.
B. KONSEP SEHAT SAKIT
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as
a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh
dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri
yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit diatas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:

1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya


multidimensional,yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor
yangmempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasiterhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yangdinamis.
C. TEORI WATSON
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untukintegrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
- Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science
andhuman care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai
serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi
ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka
serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir
kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,
bukan pengobatan penyakit.
D. ASUMSI DASAR TENTANG ILMU KEPERAWATAN WATSON
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembanganindividu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
merekasekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatanyang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari pada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan
dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri,
intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.Watson
mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human CaringTheory.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. JeanWatson, 1985
(dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya
lebih tinggi (higher order needs). Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak
selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan
dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting.
Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan
untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri). Berdasarkan kebutuhan
tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, danspiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya
penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.
E. GRAND THEORY MENURUT JEAN WATSON
a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan memperbaiki mental,
sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan
focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide danarah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu:
1.Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalamkonteks
kesadaran terhadap caring.
2.Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaanyang
dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
3.Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang
lain,melebihi ego dirinya.
4.Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yangsaling
bantu dan saling percaya.
5.Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagaisuatu
hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6.Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangiandari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic.
7.Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhandiri
orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8.Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik,lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan,keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9.Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan
pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwadan
keberadaan secara spiritual.
10.Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
b. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungankhusus
manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan
martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat dengan
kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargaispiritual, oleh karena itu
tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawat sadar bahwa mempunyai
hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat
telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang,
dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian
penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini
melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling
menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,
yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan
mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri
sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan
kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring
relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat,
kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.
c. Caring Occation Moment
Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat danwaktu)
pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya
dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang
sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang,
sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan
dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang
dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang
dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan-kemampuan
untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).
F. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring
untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan self
knowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa
kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan
manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan. Ada 10 faktor utama
yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil
keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental,fisik,
sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa danraga,
yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self-control , pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diridengan
orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

BAB 3
KESIMPULAN
1. KESIMPULAN
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untukintegrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
DAFTAR PUSTAKA

https://mediaperawat.id/teori-dan-model-keperawatan-jean-watson/
https://www.academia.edu/36240745/
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_JEAN_WATSON
https://www.academia.edu/41618225/TEORI_KEPERAWATAN_MENURUT_WATSON
https://www.academia.edu/37677377/
MAKALAH_TEORI_KEPERAWATAN_JEAN_WATSON_HUMAN_CARE_IS_THE_HEAR
T_OF_NURSING_KELOMPOK_4_KELAS_A_12_1

Anda mungkin juga menyukai