Anda di halaman 1dari 17

TEORI KEPERAWATAN MENURUT WATSON

DISUSUN OLEH:
1. Shafwan Mahfuzh Shadiq (G2A019114)
2. Putri Lusi Ratnasari (G2A019119)
3. Dewi Tri Wahyuni (G2A019121)
4. Nurdhiya Safhira Ramadhanti (G2A019124)
5. Mutiara Rengganis Nurul P.A (G2A019125)
6. Oktaviani Nur Agustina (G2a019127)
7. Silvia Aris Setiani (G2A019132)

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019

KATA PENGANTAR

0
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah sederhana ini.
Shalawat dan salam marilah kami haturkan kepada junjungan besar kami, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami menyusun makalah ini dengan judul “Teori Keperawatan Menurut Watson”.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan  mempelajari tentang teori
keperawatan menurut watson.
Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Makalah yang kami susun
ini tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Akhir kata, kami ucapkan wassalamualaikum wr.wb. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin ya robbal aamiin.

DAFTAR ISI

1
Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................2

BAB 1 LATAR BELAKANG......................................................................................3


Latar Belakang Jean watson.......................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4


A. Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson............................4
B. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan.................5
C. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan..............................6
D. Hubungan dengan Ciri Teori...............................................................................6

BAB 3 PEMBAHASAN KELOMPOK........................................................................9


A. Teori Watson.......................................................................................................9
B. Teori Human Caring Jean Watson.......................................................................10
C. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson..............................................10
D. Grand theory menurut Jean Watson..................................................................11
E. Paradigma Keperawatan Menurut Watson........................................................14
F. Asumsi Dasar Science of Caring..........................................................................14
G. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring............................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16

BAB 1

2
LATAR BELAKANG

Latar BelakangJean Watson


Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika
yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder,
Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia
meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master
di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus
mendapatkan gelar Ph. D dalam psikologi pendidikan dan
konseling.

Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor


yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring
Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for
Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of Nursing yang
telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai
karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat
di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada
tahun 1979 di keperawatan yaitu “The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988,
teorinya diumumkan dalam “nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern
Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences
(2002). Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor
carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan
sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat
dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.

BAB 2

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami
bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan di antaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan
kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.
Skema Kebutuhan Dasar menurut Jean Watson
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolok ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian
kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu
dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seha-rusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.Selain
itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan
hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang hasilnya
dapat memuaskan kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan berkembang ke
arah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di
rawat saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk
memilih apa yang terbaik untuk dirinya saat itu.

4
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan. Praktek
asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan
pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan
untuk memberikan bantuan / pertolongan kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

B. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kemanusiaan (Human Beeing)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang
lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara,
menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit.
Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks
yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena
bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi ko nflik (terutama
kngi.onflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang
kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat
ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan social
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai
-nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat
biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson
menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan
oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling

5
peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke
generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu
koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah
penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya
perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari
praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi
sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi
kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen
terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek,
dan riset keperawatan. Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas
perawatan, antara lain:
a. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.
b. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
d. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negative.
f. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

C. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan


Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang
lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb
utuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda
pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan
terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian
mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring
mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses
keperawatan).

1. Pengkajian
a. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.

6
b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam
pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan factor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari
variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana
asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang
mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum
didasarkan pada studi pemecahan masalah.

D. Hubungan dengan Ciri Teori


Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah
pengelompokkan dari ide-ide, dan pengalaman yang memberikan penjelasan
mengenai fenomena-fenomena. Dia menolak konsep tradisional, dan moetodologi
kuantitatif harus dikorbankan saat mendapatkan pengetahuan baru dari tingkah laku
manusia. Dia melihat bahwa keperawatan dapat dikembangkan dengan melibatkan
prosedur-prosedur, dan manipulasi variabel sementara yang terbaik adalah dengan
melakukan penelitian untuk melihat berbagai alternatif dalam merawat manusia,
baik sehat, maupun sakit, serta mendorong peningkatan kesehatan. Karya Watson
telah dikembangkan dalam konteks tradisional:
a. Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun
solusi berbeda dalam melihat fenomena tertentu.
b. Teori harus logis secara alami.
c. Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.
d. Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji
e. Teori berkontribusi dan membantu dalam pengembangan pengetahuan secara
umum sesuai disiplin ilmunya melalui penelitian untuk mencapai sesuatu yag
valid.

7
f. Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman dan
meningkatkan mutu dari tindakan pelayanan ataupun asuhan keperawatan yang
diberikan.
g. Teori tersebut harus konsisten dengan teori-teori lainnya, dengan hukum, dan
prinsip-prinsip lainnya; tetapi masih meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang
tidak bisa dijawab, kemudian diinvestigasi.

BAB 3
PEMBAHASAN KELOMPOK

8
A. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan
kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa


manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

B. Teori Human Caring Jean Watson


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah “human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama

9
dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif
humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena
itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni
yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi
ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan,
namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

C. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson


Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang
untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah
ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari
pada curing (mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah


exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring
adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi
spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan
berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam
hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,
perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang

10
perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap
penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat
dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu,
caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang
terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui
perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang
diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human
Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan
dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih
rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order
needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu
upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang
dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting.
Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang
meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan
interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

D. Grand theory menurut Jean Watson


a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem  nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam
pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.

11
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki
mental, sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson
menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa
kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan
evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide
dan arah perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process
terdiri dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif  dari dirinya dan
orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal
diri orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan
negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri
sendiri dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut
pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang
memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan
penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.
b. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship
berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral

12
perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat
manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat
dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai
spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah
objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah
melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka
sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan
dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat
keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga
hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar
dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat
keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi
keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman
spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada
akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan
dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat,
kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.
c. Caring Occation Moment
Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan
(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada
saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang
luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-
perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan
spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang
dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999)
menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan
pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat
dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya,
dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri.
Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya
semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan
yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk
berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

E. Paradigma Keperawatan Menurut Watson


1. Keperawatan

13
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-
care, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-
control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga
antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara
klien dan perawat.

F. Asumsi Dasar Science of Caring


Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of
caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan
yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

G. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring


Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-
langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut
mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih
lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan
pengetahuan dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan
konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang

14
digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan
ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008  :147-150).
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji
oleh perawat yaitu:
1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
3. Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel
akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk
memecahan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi
penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data
akan dikumpulkan.
3.  Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta
meliputi   pengumpulan data.
4.  Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti
efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat
dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat
digeneralisasikan

DAFTAR PUSTAKA

15
http://dedeol.blogspot.com/2013/10/makalah-teori-keperawatan-jean-watson.html

16

Anda mungkin juga menyukai