Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. T di RUANG RENGASDENGKLOK RSUD KARAWANG

Disusun oleh:
Yanuar Agni Saputra
(433131420120035)

Tingkat 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HORIZON KARAWANG
2021 - 2022
Laporan Pendahuluan
Demam Hemorhagic Fever (DHF)
1. Pengertian
Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung
polanya berubah ke orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan
manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock yang dapat
menimbulkan kematian. (Depkes, 2006).

Infeksi virus dengue dapat menyebabkan Demam Dengue (DD), Dengue


Hemorrhagic Fever (DHF), dan Syndrom Shock Dengue (SSD). Infeksi
dengue di jumpai sepanjang tahun dan meningkat pada musim hujan. Demam
berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan
masalah kesehatan. Hal ini masih disebabkan oleh karena tingginya angka
morbiditas dan mortalitas (Depkes, 2006).
Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhragic Fever (DHF)
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus.(H.Akhasin Zulkoni,
2011)

DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus
dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang
tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda - tanda kegagalan
sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat
dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (C.D. Sucipto ,
2011).

DHF ini sangat bervariasi,mulai dari yang ringan (DF) sampai yang berat
(DHF).Tetapi untuk memudahkan batasanya dapat kita bagi menjadi 4
tingkatan menurut derajat keganasan/beratnya penyakit.(Arita Murwani, 2009

1) Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-spesifik; satu


– satunya menisfestasi perdarahan adalah tes torniket positif
dan/atau mudah memar.
2) Derajat II : Perdarahan spontan selain manisfestasi pasien pada Derajat I,
biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau perdarahan lain.
3) Derajat III : Gagal sirkulasi dimanisfestasikan dengan nadi cepat dan lemah
serta penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, dengan adanya
kulit dingin dan lembab serta gelisah.
4) Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

2. Etiologi
Etiologi demam dengue atau dengue fever (DF) adalah virus dengue yang ditularkan
ke manusia melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Demam berdarah dengue atau
dengue haemorrhagic fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DSS) merupakan
manifestasi infeksi virus dengue yang berat. Terdapat teori bahwa tingkat keparahan
DF dipengaruhi oleh serotipe virus dengue.
Agen penyebab DF adalah virus dengue, yang disebut dengan nama DENV. Virus
dengue masuk famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. DENV merupakan single-
stranded RNA virus dengan panjang sekitar 11 kilobases. DENV memiliki tiga gen
protein struktural, yaitu protein inti atau nukleokapsid (C), protein membran (M), dan
protein selubung/envelope (E). Virus juga memiliki tujuh gen non-structural protein
DENV memiliki empat serotipe yang berhubungan satu sama lain tetapi secara
antigen berbeda, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Tiap serotipe
mempunyai beberapa genotipe tersendiri. Infeksi virus dengan genotipe dan serotipe
tertentu, dan rentetan infeksi dengan serotipe yang berbeda akan mempengaruhi
tingkat keparahan.
Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang berperan sebagai vektor penularan
DF. Spesies nyamuk lain yang juga dapat menularkan DF adalah Aedes albopictus,
Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris. Serangga penyebar DF tersebut masuk ke
dalam filum Arthropoda, sehingga virus dengue juga digolongkan sebagai Arbovirus.

3. Patofisiologi
Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit demam akut
terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung polanya berubah ke
orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan shock yang dapat menimbulkan kematian. (Depkes, 2006).
Infeksi virus dengue dapat menyebabkan Demam Dengue (DD), Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF), dan Syndrom Shock Dengue (SSD). Infeksi dengue di
jumpai sepanjang tahun dan meningkat pada musim hujan. Demam berdarah dengue
merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini
masih disebabkan oleh karena
tingginya angka morbiditas dan mortalitas (Depkes, 2006).

4. Manifestasi klinis
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun
menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam,
gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri
tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto,
1990 ; 39).
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 jdari demam dan umumnya terjadi pada
kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada
tempat fungsi vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan
hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan
haematemesis. (Nelson, 1993 ; 296). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului
dengan nyeri perut yang hebat. (Ngastiyah, 1995 ; 349).
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang
kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba
kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita .
(Soederita, 1995 ; 39).
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada
masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).

5. Pathway
FORMAT PENGKAJIAN

I. PENGKAJIAN
A. 1. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 25 th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Karyawan
Tgl Masuk RS : 04 Desember 2021
No. RM : 008.43225
Diagnosa Medis : Demam Hemorhagic Fever (DHF)
Tanggal Pengkajian : 06 Desember 2021

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama Istri : Ny.E
Pendidikan : SMA
Alamat Rumah : Bintang Alam, Telukjambe

B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sakit kepala dibagian pelipis. Pasien mengeluh nyeri hilang
timbul, pasien mengeluh demam dan lemas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan pusing dipelipis, tidak bisa melakukan aktivitas sendiri,
memerlukan bantuan keluarga. Pasien juga mengeluh lemas dan demam.
3. Kronologi Penyakit
Pasien mengeluh pusing lalu mengonsumsi obat warung, lalu pasien
mengatakan tidak sembuh, lalu pasien berobat ke klinik. Tidak sembuh juga
akhirnya pasien memutuskan untuk datang kerumah sakit dan dirawat.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan sebelumya pernah dioperasi bagian rahang.
5. Genogram

C. Pola Kebiasaan/ADL

Aktivitas Dirumah Di Rumah Sakit


Pola Nutrisi Makan : 3x sehari 1 porsi Makan : 3x sehari ½ porsi
setiap makan setiap makan
Minum : 5-6 botol aqua Minum : 1-2 botol aqua
330ml 330ml

Pola Eliminasi BAK : 4x sehari, urine tidak BAK : 2x sehari, urine


berwarna kuning dan berwarna kuning frekuensi
frekuensi banyak sedikit
BAB : BAB :
BAB 1x sehari dengan Belum BAB selama 2 hari
konsentrasi lunak, dan tidak
terdapat darah.
Pola Istirahat & Tidur Tidur Siang : tidak pernah Tidur Siang : 2 jam (pukul
tidur siang 12 siang sampai 02 siang)
Tidur Malam : 6 jam Tidur Malam : 5 jam (sering
terbangun kurang lebih 4
kali terbangun)
Personal Hygiene Mandi : 2x sehari Mandi : diseka
Sikat Gigi : 2x sehari Sikat Gigi : 1x sehari
Cuci Rambut : 2 hari sekali Cuci Rambut : -
Gunting Kuku : 1 minggu Gunting Kuku : -
sekali Ganti Baju : 1x sehari
Ganti Baju : 2x perhari

D. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit serupa.

E. Riwayat Psikososial Spiritual


Pasien bekerja sebagai karyawan dan terkadang melewatkan shalat 5 waktu karena
bekerja

F. Riwayat Seksualitas
Pasien berjenis kelamin laki-laki , pasien merasa puas dengan perannya sebagai
seorang suami dan calon ayah.

G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :
 Kesadaran : Compos mentis
 Penampilan : Pasien tampak lemas dan meringis
 TTV : TD : 110/80 mmHg, Suhu : 36,8°C, Nadi :
80x/menit , RR : 20x/menit, SpO2 : 96%
2. Integumen
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
jaringan parut
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis
3. Kepala dan Leher
Inspeksi : bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, kuantitas
rambut tidak rontok, warna rambut hitam, tidak terdapat uban, tidak terdapat
ketombe, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
4. Mata
Inspeksi : pada saat terkena cahaya pupil miosis, pasien bisa membuka
kelopak mata, terdapat bulu mata, pergerakan bola mata normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
5. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
6. Hidung
Inspeksi : bentuk tulang hidung simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
7. Mulut
Inspeksi : bentuk bibir simetris, bibir lembab

8. Pemeriksaan XII Nervus


I. Nervus Olfaktori
Pasien tersebut dapat mengidentifikasi bau (minyak kayu putih)
II. Nervus Optikus
Pasien dapat membaca dengan jarak 5-10 cm
III. Nervus Okulomotoris
Bola mata pasien bisa mengikuti garak tangan perawat
IV. Nervus Trokhlearis
Reaksi pupil terhadap cahaya baik dan positif
V. Nervus Trogeminus
Pasien tersebut dapat mengunyah, membuka , dan menutup mulut dengan baik
VI. Nervus Abdusen
Pasien dapat mengikuti pergerakan benda kekanan dan kekiri
VII. Nervus Fasialis
Pasien dapat monyong, mengangkat alis, dan tersenyum
VIII. Nervus Vestibulokoklearis
Pasien tidak dapat berdiri dengan satu kaki
IX. Nervus Glosofaringeus
Pasien dapat membedakan rasa dan memiliki reflek muntah
X. Nervus Vagus
Pasien tersebut dapat menelan
XI. Nervus Aksesorius
Pasien dapat memberikan perlawanan saat bahunya ditekan
XII. Nervus Hipoglosus
Pasien dapat mengulurkan dan menarik lidah kembali dengan normal.

H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium

Tanggal pemeriksaan : 23 November 2021


Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Patologi:

1. Haemoglobin 13,3 11,7-15,5


2. Eritrosit 4,44 4,10-5,10
3. Leukosit 4,22 4,40-11,30
4. Trombosit 151 150-400
5. Hematokrit 39,5 35,0-47,0
6. Basofil 0 0–1
7. Eosinofil 3 2–4
8. Neutrofil 40 -
9. Linposit 43 25-40
10. Monosit 13 2–8
11. MCV 89 80 – 100
12. MCH 30 26 – 34
13. MCHC 34 32 – 36
14. RDW – CV 11,6 12,2 – 15,3

I. Riwayat Pengobatan.

Nama obat Dosis Frekuensi Rute Kegunaan


Omeprazole 40 mg 2 x 1 vial Intravena PPI Lambung
Cefriaxon 30 mg 2 x 1 vial Intravena antibiotik
Ondancentron 4 mg 3 x 1 vial Intravena antimietik
Paracetamol 100 ml 3x1 Intravena Analgetik

II. ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah


1 DS:
 Pasien mengatakan Plasma banyak Nyeri Akut
pusing, sakit kepala, mengumpul pada (D. 0077)
DO: jaringan intersitial
 TTV tubuh
TD: 110/70 mmHg ↓
Suhu: 36,8°C Menekan syaraf C
Nadi: 80x/menit ↓
RR: 20x/menit Nyeri dirasakan 4
 Pasien tampak pucat bulan terakhir
 Pasien tampak lemah ↓
 Pasien tampak Nyeri akut
meringis
DS: Intoleransi
 Pasien mengeluh lelah Hb turun Aktivitas
 Pasien mengatakan ↓ (D.0056)
merasa tidak nyaman Nutrisi dan O2 ke
setelah beraktivitas Jaringan menurun
2. DO: ↓
 Pasien tidak dapat Tubuh lemas
melakukan aktivitas ↓
sendiri Intoleransi Aktivitas

 Pasien tampak sianosis


 Pasien tampak lesu

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut
2. Intoleransi Aktivitas

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
(D. 0077) tindakan keperawatan (I.08238)
selama 2 x 24 jam Obsevasi:
diharapkan:  Identifikasi lokasi,
 Keluhan nyeri karakteristik, durasi,
menurun (5) frekuensi, kualitas,
 Meringis menurun intensitas nyeri
(5)  Identifikasi skala nyeri
 Anoreksia menurun  Identifikasi faktor yang
(5) memperberat dan
 Pola napas memperingan nyeri
membaik (5) Terapeutik:
 Nafsu makan  Berikan teknik
membaik (5) nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian
analgetik
Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi
aktivitas tindakan keperawatan (I.05178)
(D.0056) selama 2 x 24 jam Observasi:
diharapkan:  Identifkasi gangguan fungsi
 Kemudahan dalam tubuh yang mengakibatkan
melakukan aktivitas kelelahan
sehari-hari  Monitor kelelahan fisik dan
meningkat (5) emosional
 Kekuatan tubuh  Monitor pola dan jam tidur
bagian atas dan  Monitor lokasi dan
bawah meningkat ketidaknyamanan selama
(5) melakukan aktivitas
 Keluhan lelah Terapeutik:
menurun (5)  Sediakan lingkungan
 nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
 Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi
2.
yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi:
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi:
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Hari/Tanga Wakt No. DX Tindakan Paraf


o l u Keperawatan
Senin, 06 14.30 (D.0077  Mengidentifikas
Desember ) i lokasi,
karakteristik,
2021
durasi,
frekuensi,
1 kualitas,
intensitas nyeri
 Mengidentifikas
i skala nyeri

Senin, 06 19.00 (D.0077  Memberikan


teknik
Desember )
nonfarmakologis
2021 untuk
2 mengurangi rasa
nyeri
 Memfasilitasi
istirahat dan
tidur
Selasa, 07 15.00 (D.0056  Mengidentifkasi
gangguan fungsi
Desember )
tubuh yang
2021 mengakibatkan
kelelahan
3.  Memonitor
kelelahan fisik
dan emosional
 Memonitor pola
dan jam tidur

4. Rabu, 08 19.00 (D.0056  Memfasilitas


duduk di sisi
Desember )
tempat tidur, jika
2021 tidak dapat
berpindah atau
berjalan
 Menganjurkan
tirah baring
 Menganjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Menganjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kekelahan tidak
berkurang

IV. CATATAN PERKEMBANGAN (EVALUASI)

No Tanggal/Waktu No. DX Catatan Perkembangan Paraf


06 Desember 2021 (D.0077) S : Pasien mengatakan nyeri
pada ekstremitas atas (kepala)
O : Pasien tampak pucat, lemas,
1.
namun tidak meringis lagi.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
06 Desember 2021 (D.0056) S : Pasien mengatakan lemas
dan lelah serta tidak bisa
melakukan aktivitas sendiri
O : Pasien terlihat lemas dan
2.
harus dibantu keluarga jika
melakukan aktivitas
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
07 Desember 2021 (D.0077) S : Pasien mengatakan nyeri
berskala 5 (sedikit sakit)
O : Pasien tampak pucat, lemas
3
tetapi tidak meringis.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi
07 Desember 2021 (D.0056) S : Pasien mengatakan lemas
4 dan lelah serta tidak bisa
melakukan aktivitas sendiri
O : Pasien tampak lemas, pucat,
dan harus dibantu keluarga
dalam melakukan aktivitas
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
08 Desember 2021 (D.0077) S : Pasien mengatakan nyeri
berkurang menjadi skala 4
O : Pasien tampak sedikit lebih
5.
segar dari sebelumnya.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan.
08 Desember 2021 (D.0056) S : Pasien mengatakan lemas
berkurang, tetapi masih harus
dibantu keluarga jika
melakukan ativitas
6.
O : Pasien terlihat lemas dan
lesu.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai