Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat memahami: Referensi:
1. Aspek psiko klien HIV-AIDS 1. Sherwood, L. (2012). Human physiology: From
2. Aspek social klien HIV-AIDS cells to systems, (8th ed.). California: Thomson
Learning.
3. Aspek kultural klien HIV-AIDS
2. Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2011).
4. Aspek spiritual klien HIV-AIDS Principles of anatomy and physiology. New
York: Harper Collins Publisher Inc.
3. Martini (2001). Fundamentals of anatomy and
physiology, (5th ed.). Ch 23, pp 814-844. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
1. 4. Rohen J.W., Yokochi C., Drecoll E.L. (2002).
Atlas anatomi manusia: kajian fotografik tubuh
manusia (Y. Joko S., penerjemah). Jakarta:
penerbit buku kedokteran EGC (sumber asli
diterbitkan 2002).
Pada modul ini kita akan mempelajari topik mengenai Aspek psiko, social, kultural dan spiritual
klien dengan HIV AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah
putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang
Kemenkes (2018) bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) menjelaskan bahwa jumlah
kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2017 mengalami kenaikan tiap
tahunnya. Jumlah kumulatif infeksi HIV yag dilaporkan sampai dengan Desember 2017 sebanyak
(29.083), Jawa Barat (28.964), dan Jawa Tengah (22.292). Jumalh AIDS yang dilaporkan dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2017 relatif stabilsetiap tahunnya. Jumalh kumulatif AIDS dari tahun
1987 sampai Desember 2017 sebanyak 102.667 orang. Presentase kumulatif AIDS tertinggi pada
kelompok umur 20-29 tahun (32,5%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,7%), 40-49
tahun (12,9%), 50-59 tahun (4,7%), dan 15-19 tahun (3,2%). Presentase AIDS pada laki-laki
sebanyak 57% dan perempuan 33%. Sementara itu 20% tidak melaporkan jenis kelamin.Jumlah
AIDS terbanyak di wilayah Papua (19.729), JAwa Timur (18.243), DKI Jakarta (9.215), Jawa
Tengah (8.170), Bali (7.441), dan Jawa Barat (5.502). Angka kematian (CFR) AIDS meningkat dari
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pemerintah telah menyusun petunjuk teknis program pengendalian HIV/AIDS dan PMS di fasilitas
tingkat pertama pada tahun 2016. Strategi pemerintah terkait dengan program pengendalian HIV-
3. memperluas akses pemeriksaan CD4 dan viral load (VL), termasuk earli infant diagnosis
(EID),
HIV-AIDS.
Virus HIV tidak menyebabkan kematian secara langsung pada penderitanya, akan tetapi adanya
penurunan imunitas tubuh yang mengakibatkan mudah terserangnya infeksi oportunistik bagi
penderitanya (Fauci & Lane, 2012; WHO, 2014). Penyakit HIV yang semula bersifat akut dan
mematikan berubah menjadi penyakit kronis yang bisa dikelola. Namun demikian, hidup dengan
Respons adaptasi psikologis terhadap stresor menurut Potter & Perry (2005) dalam Nursalam
dkk (2014) menguraikan lima tahap reaksi emosi seseorang terhadap stresor yakni, pengingkaran,
B. Aspek Sosial
1. Stigma sosial memperparah depresi dan pandangan yang negatif tentang harga diri individu
2. Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV, misalnya penolakan bekerja dan hidup
3. Terjadinya waktu yang lama terhadap respons psikologis mulai penolakan, marah-marah, tawar
menawar, dan depresi berakibat terhadap keterlambatan upaya pencegahan dan pengobatan.
Adanya dukungan sosial yang baik dari keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan dapat
meningkatkan kualitas hidup ODHA. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Payuk, dkk (2012)
tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di daerah kerja Pusat
Bentuk dukungan sosial terutama kepada ODHA menurut Nurbani & Zulkaida (2012) antara lain
1. emotional support,
2. informational support,
4. companionship support,
dukungan tersebut berdampak positif pada kehidupan ODHA. Untuk kesehatan, ODHA menjadi lebih
dibutuhkan, sehingga ODHA dapat membantu dalam memberikan informasi mengenai akses kesehatan
tersebut.
serta petunjuk.
Salah satu masalah sosial yang dihadapi ODHA adalah menurunnya produktivitas mereka.
Daya tahan tubuh yang melemah, dan angka harapan hidup yang menurun, membuat daya
produktivitas ODHA tidak lagi sama seperti orang pada umumnya. Hal ini menyebabkan
semula. Hal ini juga berpengaruh terhadap permasalahan dalam aspek ekonomi yang
mereka dihadapi.
Berkaitan dengan point yang pertama, ketika ODHA mengalami penurunan produktivitas,
mereka akan kehilangan pekerjaan mereka dan mulai menggantungkan hidupnya kepada
keluarganya ataupun orang lain. Tanpa disadari hal ini akan menganggu terhadap program
Meningkatnya angka pengangguran ini juga merupakan salah satu dampak sosial yang
ditimbulkan HIV/AIDS. Daya tahan tubuh yang melemah, antibody yang rentan dan
ketergantungan kepada obat membuat ODHA merasa di diskriminasi dalam hal pekerjaan,
Pola hubungan sosial di masyarakat akan berubah ketika masyarakat memberikan stigma
negatif kepada ODHA dan mulai mengucilkan ODHA. Hal ini bukan saja terjadi pada diri
ODHA namun berdampak juga pada keluarga ODHA yang terkadang ikut dikucilkan oleh
masyarakat sekitar.
Kesenjangan sosial dapat terjadi ketika masyarakat di sekitar tempat ODHA tinggal mulai
ODHA.
6) Munculnya reaksi negatif dalam bentuk; deportasi, stigmatisasi, diskriminasi dan isolasi,
C. Aspek Kultural
Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut disebabkan oleh tindakan diskriminasi dari
masyarakat umum terhadap penderita HIV/AIDS, serta pengabaian nilai-nilai dari kebudayaan itu
sendiri. Perilaku seksual yang salah satunya dapat menjadi faktor utama tingginya penyebaran
HIV/AIDS dari bidang budaya. Ditemukan beberapa budaya tradisional yang ternyata meluruskan
jalan bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi nampak, budaya tersebut pernah
berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat. Seperti budaya di salah satu daerah di provinsi
Jawa Barat, kebanyakan orangtua menganggap bila memiliki anak perempuan, dia adalah aset
keluarga. Menurut mereka, jika anak perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di luar
PSK, sebagian warga wilayah Pantura tersebut bisa menjadi orang kaya di kampungnya. Hal
tersebut merupakan permasalahan HIV/AIDS dalam aspek budaya, dan budaya adat seperti ini
seharusnya dihapuskan.
D. Aspek Spiritual
Respons Adaptif Spiritual dikembangkan dari konsep konsep Ronaldson (2000) dalam
Harapan merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak
mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh diri”. Perawat
harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun kesembuhan, misalnya akan
2. Ketabahan hati
Karakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan ketabahan hati dalam menghadapi
cobaan. Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat, akan tabah dalam menghadapi setiap
kehidupannya. Ketabahan hati sangat dianjurkan kepada PHIV. Perawat dapat menguatkan diri
pasien dengan memberikan contoh nyata dan atau mengutip kitab suci atau pendapat orang
bijak; bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umatNYA, melebihi kemampuannya
(Al. Baqarah, 286). Pasien harus diyakinkan bahwa semua cobaan yang diberikan pasti
Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan mengajarkan kepada pasien untuk selalu
berfikiran positif terhadap semua cobaan yang dialaminya. Dibalik semua cobaan yang dialami
pasien, pasti ada maksud dari Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi untuk lebih mendekatkan
diri kepada Sang Pencipta dengan jalan melakukan ibadah secara terus menerus. Sehingga
D. PENUTUP PEMBELAJARAN
Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat memahami: Referensi:
1. Aspek psiko klien HIV-AIDS 1. Sherwood, L. (2012). Human physiology:
2. Aspek social klien HIV-AIDS From cells to systems, (8th ed.).
California: Thomson Learning.
3. Aspek kultural klien HIV-AIDS
2. Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2011).
4. Aspek spiritual klien HIV-AIDS Principles of anatomy and physiology.
New York: Harper Collins Publisher Inc.
3. Martini (2001). Fundamentals of anatomy
and physiology, (5th ed.). Ch 23, pp 814-
844. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
4. 4. Rohen J.W., Yokochi C., Drecoll E.L.
(2002). Atlas anatomi manusia: kajian
fotografik tubuh manusia (Y. Joko S.,
penerjemah). Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC (sumber asli diterbitkan
2002).
Pada modul ini kita akan melaksanakan praktikum dari topik mengenai Aspek psiko, social, kultural
dan spiritual klien dengan HIV AIDS
Berikut ini terdapat beberapa hasil penelitian terkait topik diatas, silakan dibuka linknya atau
dicari full text nya di internet. Selanjutnya buat resume terkait hal tersebut (hubungan hasil
penelitian tersebut terhadap aspek psiko/ social/ kultural dan spiritual pasien HIV AIDS.
Tugas praktikum : Membuat resume hasil penelitian, sebanyak maksimal setengah halaman (150
karakter), tulisan Times New Roman, ukuran 12)
Hasil penelitian boleh menggunakan yang tertera dibawah ini, atau hasil pencarian sendiri melalui
internet.
2 Kondisi Psikologi, Sosial, dan Spiritual pada Orang Dengan HIV/AIDS Selama Pengobatan Antiretroviral di
Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bogor Tahun 2019,
https://scholar.archive.org/work/6cmgv4d455hhloo7qczyn2ydyi/access/wayback/https://ejournal.unisba.ac.id/
index.php/jiks/article/download/5601/pdf
3 Ketahanan Keluarga Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Masa Pandemi COVID-19: Studi
Kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta;
http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/view/595