Di Susun Oleh :
KELOMPOK 2
Ilyas Maulana
Sahrul Hafis Usman
Ahda Wati Sindolo
Sri Rejeki
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Aspek psiko, sosial, kultural, dan spiritual klien HIV/AIDS” ini dengan tepat
waktu.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Keperawatan HIV/AIDS yang diberikan oleh dosen Detrina F. Uramako., S.Kep., Ns. M.Kep
Pada makalah ini akan dibahas mengenai Aspek psiko, sosial, kultural, dan spiritual klien
HIV/AIDS.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
A. KESIMPULAN .......................................................................................................10
B. SARAN....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
4
4. Aspek Spiritual Pasien HIV/AIDS
BAB II
TINJAUN TEORI
a. Seeking social emotional support, yaitu usaha untuk memperoleh dukungan secara
emosional maupun social dari orang lain.
b. Self control,usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang
menekan
c. Distancing, usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari
permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandanganpandangan
yang positif, seperti menganggap masalah seperti lelucon
d. Positive reappraisal, usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan
berfokus pada pengembangan diri biasannya juga melibatkan hal-hal yang bersifat
religious
e. Accepting responbility, usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam
permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk Membuat
semuanya menjadi lebih baik
5
f. Escape/avoidance, usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi
tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum,
merokok, atau menggunakan obat-obatan.
Reaksi-reaksi ODHA :
1. Tahap pengingakaran (Danial)
Mengidentifikasi terhadap penyakit pasien, Mendorong pasien untuk mengekpresikan
perasaaan takut menghadapi kematian dan mengeluarkan keluh
2. Tahap kemarahan (Angger)
Memberikan kesempatan mengekspresikan marahnya, Memahami kemarahan pasien
3. Tahap tawar menawar (Bergaining)
dorong pasien agar mau mendiskusikan perasaan kehilangan dan takut menghadapi
penyakit pasien, Mendorong pasien untuk menggunakan kelebihan positi yang ada
pada dirinya.
4. Tahap Depresi
Memberikan dukungan dan perhatian, Mendorong pasien untuk melakukan aktifitas
sehari-hari sesuai kondisi, Membantu menghilangkan rasa bersalah: bila perlu
mendatangkan pemuka agama.
5. Tahap menerima
Memotifasi pasien untuk mau berdoa dan sembahyang, memberikan bimbingan
keagamaan sesuai keyakinan pasien.
6
bahkan keluarga sendiri ketakutan akan perlakuan yang dibedakan ini akan membuat
orang yang terkena HIV/AID susah menjembatani diri dengan orang lain, membagi
pengalamannya, bahkan takut untuk meminta pertolongan bahwa ia sakit. Ia senantiasa
khawatir menerima reaksi orang lain terhadap dirinya dan orang lain pun juga menjaga
jarak.
Perubahan social dialami oleh setiap masyarakat yang pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan dengan Perubahan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Perubahan
social dalam suatu masyarakat diawali oleh tahapan Perubahan nilai, norma, dan tradisi
kehidupan sehari-hari masyarakat yang bersangkutan, yang juga dapat disebut dengan
Perubahan nilai social.
7
Perilaku seksual yang salah satunya dapat menjadi faktor utama tingginya
penyebaran HIV/AIDS dari bidang budaya. Ditemukan beberapa bidang budaya tradisional
yang ternyata meluruskan jalan bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak
lagi Nampak, budaya tersebut pernah berpengaruh kuat dalam kehidupan
masyarakat,seperti:
Budaya di salah satu daerah di provinsi jawabarat, kebanyakan orangtua menganggap bila
memiliki anak perempuan, dia adalah aset keluarga. Menurut mereka, jika anak perempuan
menjadi pekerja seks komersial (PSK) di luar negeri akan meningkatkan penghasilan
keluarga. Dan bagi keluarga yang anak wanitanya menjadi PSK, sebagian warga patura
tersebut bisa menjadi orang kaya di kampungnya. Dampak dari budaya tersebut HIV/AIDS
semakin luas dan dapat
8
membantu menyembuhkan penyakit, tetapi malah memperparah penyakit mereka, seperti
berendam dan mandi dalam lumpur. Padahal lumpur kotor mengandung ribuan virus dan
bakteri yang akan menyerang tubuh penderita. Padahal, sangat jelas tubuh penderita
HIV/AIDS sangat lemah dan tidak memiliki pertahanan terhadap bakteri dan virus Yang
masuk kedalam tubuh. Selain itu, masih terdapat banyak anggapan atau pandangan rendah
terhadap para penderita AIDS tidak inggin mendapatkan pengobatan karena malu dan
takutd ianggap aib abagi masyarakat.
Agama digunakan sebagai koping positif untuk penyakit HIV/AIDS oleh klien
tetapi tidak ada Perubahan secara signifikan pada spiritualisme klien HIV/AIDS
setelah 12-18 bulan ( cotton, puchalski, & Sherman, 2006). Penelitian yang
dilakukan oleh cotton, tsevat, szaflarski et al (2006) mengatakan 25% klien HIV/
9
AIDS menjadi lebih religious dan 41% mengalami Peningkatan spiritual setelah di
diagnose HIV/AIDS
10
BAB III
PENUTUP
i. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yamg
menyerang/ menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. AIDS ( Acuired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi oleh HIV ( depkes 2014).
Masalah psiko sosial pasien HIV / AIDS meliputi: khawatir, frustasi,
kesedihan, berduka, ketakutan anggota keluarga menjadi terinfeksi, perasaan
marah, sera depresi dan ketakutan menghadapi kematian. (WHO 2016; et all,
2010).
Gaya hidup yang tidak baik seperti pergaulan bebas dapat menjadi faktor
pemicu penyakit HIV, aspek sosio orang dengan HIV/AIDS menyebabkan
menurunnya produktivitas masyarakat, meningkatnya angka pengangguran,
pempengaruhi pola hubungan, meningkatnya kesenjangan pendapatan/
kesenjangan sosial dan munculnya reaksi negative. Perilaku seksual yang salah
satunya dapat menjadi faktor utama tingginya penyebaran HIV/AIDS dari bidang
budaya. Ditemukan beberapa bidang budaya tradisional yang ternyata meluruskan
jalan bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi Nampak,
budaya tersebut pernah berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat.
Spiritualitas merupakan bagian dari kualitas hidup berada dalam domain
kapasitas diri yang terdiri dari nilai-nilai personal, standar, personal &
kepercayaan.
ii. Saran
Kami tentunya masih menyadari jika makalah diatas terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaa. Kami akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari
pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/401653252/2-Aspek-Psiko-Sosio-Kultural-
Dan- Spiritual-Hiv
12
1. Di bawah ini yang termasuk dalam strategi koping menurut lasarus & folkman (1984)
adalah …..
A. Problem focussed coping
B. Confrontative coping
C. Self control
D. Escape/advoidance
E. Positive reappraisal
Jawaban : A
2. Faktor yang memicu penyakit HIV dari aspek sosial adalah .....
A. Adanya stigma dan diskriminasi
B. Pergaulan bebas
C. Meningkatkan angka pengangguran
D. Menurunnya produktivitas
E. Kesenjangan sosial
Jawaban : B
4. Spiritualitas merupakan bagian dari kualitas hidup berada dalam domain kapasitas diri
yang terdiri dari ....
A. nilai-nilai personal, standar, angka harapan hidup yang meurun, lingkungan
yang tidak bersih
13
B. lingkungan yang tidak bersih, asupan nutrisi yang kurang baik, dan tidak rutin
berolahraga, pergaulan bebas
C. proses mencari makna baru dalam kehidupan, pengampunan, kebutuhan untuk
dicintai, dan pengharapan.
D. nilai-nilai personal, standar, personal & kepercayaan.
E. tingkah laku, kepercayaan, dan nilai-nilai yang bersumber dari latar belakang
sosial budaya.
Jawaban : D
14