Anda di halaman 1dari 13

Aspek Psiko, Sosio, Kultural dan Spiritual Klien HIV/AIDS

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV/AIDS


Dosen pengampu:
Ns.Triana Arisdiani ,M.Kep.,Sp.Kep.M.B.
Ns.Novi Indrayati,S.Kep.,M.Kep
Agung Waluyo,S,Kp.,M.Sc.,PhD
Ns.Istioningsih,MAN

KELOMPOK 2

Nama: 1. Ahmad Mawahib NIM.SK 118.003


2. Asthafara Distya Avisha NIM SK.118.008
3. Dewi Lestari NIM SK.118.013
4. Dinda Rizki Mayangsari NIM SK.118.017
5. Fatikhah Nurul Janah NIM SK.118.021
6. Inggit Witiardhani NIM SK.118.025
7. M.Aldino Okka Nur Utama NIM SK.118.029
8. Vina Dwi Nuryani NIM SK.120.053

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Maret 2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan
tugas penulisan makalah tentang “Aspek Psiko, Sosial, Kultural dan Spiritual
Klien HIV/AIDS”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Adapun
penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata
kuliah Keperawatan HIV/AIDS.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini. Kelompok menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-
rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Kendal, 16 Maret 2021

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................3

1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................................4

1.1.1 Tujuan Umum........................................................................................4

1.2.1 Tujuan Khusus.......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5

2.1 Konsep Aspek Psikologis, Sosial, Kultural, dan Spiritual

Klien HIV AIDS.............................................................................................5

2.1.1 Aspek Psikologis Klien HIV/AIDS.........................................................5

2.1.2 Aspek Sosial Klien HIV/AIDS................................................................6

2.1.3 Aspek Kultural Klien HIV/AIDS............................................................6

2.1.4 Aspek Spiritual Klien HIV/AIDS............................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................12

3.1 Kesimpulan....................................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi oleh HIV (Depkes, 2014).
Pemerintah telah menyusun petunjuk teknis program pengendalian HIV/AIDS
dan PMS di fasilitas tingkat pertama pada tahun 2016. Strategi pemerintah terkait
dengan program pengendalian HIV-AIDS-IMS antara lain: meningkatkan
penemuan kasus HIV secara dini, meningkatkan cakupan pemberian da retensi
terapi ARV, sertaperawatan kronis, memperluas akses pemeriksaan CD4 dan viral
load (VL), termasuk earli infant diagnosis (EID), peningkatan kualitas pelayanan
fasyankes, dan mengadvokasi pemerintah local mengurangi biaya terkaitlayanan tes
dan pengobatan HIV-AIDS 9 (Depkes, 2016).
Virus HIV tidak menyebabkan kematian secara langsung pada penderitanya,
akan tetapi adanya penurunan imunitas tubuh yang mengakibatkan mudah
terserangnya infeksi oportunistik bagi penderitanya. Penyakit HIV yang semula
bersifat akut dan mematikan berubah menjadi penyakit kronis yang bisa dikelola.
Namun demikian, hidup dengan penyakit kronis menyisakan persoalan-persoalan
lain yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian baik secara fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual (Lindayani & Maryam, 2017).
1.2 Tujuan Penulisan

1.1.1 Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV?AIDS tentan aspek

psiko, sosial, kultural, dan spiritual klien HIV/AIDS

1.1.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui aspek psiko klien HIV/AIDS

2. Untuk mengetahui aspek sosial klien HIV/AIDS

1
3. Untuk mengetahui aspek kultural klien HIV/AIDS

4. Untuk mengetahui aspek spiritual klien HIV/AIDS

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Aspek Psiko, Sosio, Kultural, dan Spiritual Klien HIV/AIDS
2.1.1 Aspek Psiko Klien HIV/AIDS
Respons adaptasi psikologis terhadap stresor menurut Potter & Perry
(2010) dalam Nursalam dkk (2014) menguraikan lima tahap reaksi emosi
seseorang terhadap stresor yakni, pengingkaran, marah, tawar menawar,
depresi, dan, menerima.
Tahapan psikologis Tindakan yang dibutuhkan

Tahap pengingkaran - Mengidentifikasi terhadap penyakit pasien


(denial) - Mendorong pasien untuk mengekpresikan
perasaaan takut menghadapi kematian dan
mengeluarkan keluh kesahnya
Tahap kemarahan (anger) - Memberikan kesempatan mengekspresikan
marahnya
- Memahami kemarahan pasien
Tahap tawar menawar - Mendorong pasien agar mau mendiskusikan
(bergaining) perasaan kehilangan dan takut menghadapi
penyakit pasien
- Mendorong pasien untuk menggunakan
kelebihan (positif) yang ada pada dirinya.
Tahap depresi - Memberikan dukungan dan perhatian
- Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai kondisi.
- Membantu menghilangkan rasa bersalah, bila
perlu mendatangkan pemuka agama.
Tahap menerima - Memotivasi pasien untuk mau beribadah
- Memberikan bimbingan keagamaan sesuai
keyakinan pasien.

1
6

2.1.2 Aspek Sosial Klien HIV/AIDS


Respons adaptif sosial individu yang menghadapi stressor tertentu
menurut Stewart (1997) dalam Nursalam dkk (2014) dibedakan dalam 3 aspek
yang antara lain:
1. Stigma sosial memperparah depresi dan pandangan yang negatif tentang
harga diri individu.
2. Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV, misalnya penolakan bekerja
dan hidup serumah juga akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.
3. Terjadinya waktu yang lama terhadap respons psikologis mulai penolakan,
marah-marah, tawar menawar, dan depresi berakibat terhadap keterlambatan
upaya pencegahan dan pengobatan. Adanya dukungan sosial yang baik dari
keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas
hidup ODHA. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Payuk, dkk (2012)
tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di
daerah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jumpandang Baru,
Makasar. Bentuk dukungan sosial terutama kepada ODHA menurut Nurbani
& Zulkaida (2012) antara lain emotional support, informational support,
instrumental or tangible support, dan companionship support,
dukungantersebut berdampak positif pada kehidupan ODHA. Untuk
kesehatan, ODHA menjadi lebih memperhatikan kesehatannya. Adapun
dampak sosial, ODHA menjadi lebih banyak teman, merasa dirinya
berarti, serta ODHA diikutsertakan dalam kegiatan kelompok. Selain
dampak tersebut, ada pula dampak perkerjaan yang dapat
mengoptimalkan kemampuannya, menjadikan kemampuan ODHA
bertambah, ODHA dapat mengevaluasi pekerjaan-nya serta mendapatkan
informasi yang dibutuhkan, sehingga ODHA dapat membantu dalam
memberikan informasi mengenai akses kesehatan kepada kelompok anggota
dukungan.
a. Jenis dukungan sosial
1) Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
2) Dukungan penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan
positif untuk orang tersebut.
3) Dukungan Instrumental, mencakup bantuan langsung, misalnya
memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan, dll.
4) Dukungan informatif, mencakup pemberian nasihat, saran,
pengerahuan, dan informasi serta petunjuk.
b. Dampak bagi lingkungan
1) Menurunnya produktivitas masyarakat
Salah satu masalah sosial yang dihadapi ODHA adalah menurunnya
produktivitas mereka. Daya tahan tubuh yang melemah, dan angka
harapan hidup yang menurun, membuat daya produktivitas ODHA
tidak lagi sama seperti orang pada umumnya. Hal ini menyebabkan
kebanyakan dari mereka kehilangan kesempatan kerja ataupun
pekerjaan tetapnya semula. Hal ini juga berpengaruh terhadap
permasalahan dalam aspek ekonomi yang mereka dihadapi.
2) Mengganggu terhadap program pengentasan kemiskinan
Berkaitan dengan point yang pertama, ketika ODHA mengalami
penurunan produktivitas, mereka akan kehilangan pekerjaan mereka
dan mulai menggantungkan hidupnya kepada keluarganya ataupun
orang lain. Tanpa disadari hal ini akan menganggu terhadap program
pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
3) Meningkatnya angka pengangguran
Meningkatnya angka pengangguran ini juga merupakan salah satu
dampak sosial yang ditimbulkan HIV/AIDS. Daya tahan tubuh yang
melemah, antibody yang rentan dan ketergantungan kepada obat
membuat ODHA merasa di diskriminasi dalam hal pekerjaan,
sehingga mereka susah untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
4) Mempengaruhi pola hubungan sosial di masyarakat
Pola hubungan sosial di masyarakat akan berubah ketika masyarakat
memberikan stigma negatif kepada ODHA dan mulai mengucilkan
ODHA. Hal ini bukan saja terjadi pada diri ODHA namun berdampak

7
juga pada keluarga ODHA yang terkadang ikut dikucilkan oleh
masyarakat sekitar.
5) Meningkatkan kesenjangan pendapatan/kesenjangan sosial
Kesenjangan sosial dapat terjadi ketika masyarakat di sekitar tempat
ODHA tinggal mulai memperlakukan beda atau mendiskriminasi,
memberi stigma negatif dan mengkucilkan ODHA.
6) Munculnya reaksi negatif dalam bentuk; deportasi, stigmatisasi,
diskriminasi dan isolasi, tindakan kekerasan terhadap para pengidap
HIV dan penderita AIDS.
c. Intervensi yang diberikan pada sistem pendukung adalah
1) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
2) Menegaskan tentang pentingnya pasien bagi orang lain
3) Mendorong agar pasien mengungkapkan perasaan negatif
4) Memberikan umpan balik terhadap perilakunya
5) Meberi rasa percaya dan keyakinan
6) Memberikan informasi yang diperlukan
7) Berperan sebagai advokat
8) Memberi dukungan moral, material (khususnya keluarga) dan spiritual

8
2.1.3 Aspek Kultural Klien HIV/AIDS
Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut disebabkan oleh
tindakan diskriminasi dari masyarakat umum terhadap penderita HIV/AIDS,
serta pengabaian nilai-nilai dari kebudayaan itu sendiri. Perilaku seksual yang
salah satunya dapat menjadi faktor utama tingginya penyebaran HIV/AIDS dari
bidang budaya. Ditemukan beberapa budaya tradisional yang ternyata
meluruskan jalan bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi
nampak, budaya tersebut pernah berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat.
Seperti budaya di salah satu daerah di provinsi Jawa Barat, kebanyakan orangtua
menganggap bila memiliki anak perempuan, dia adalah aset keluarga. Menurut
mereka, jika anak perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di luar
negeri akan meningkatkan penghasilan keluarga. Dan bagi keluarga yang anak
wanitanya menjadi PSK, sebagian warga wilayah Pantura tersebut bisa menjadi
orang kaya di kampungnya. Hal tersebut merupakan permasalahan HIV/AIDS
dalam aspek budaya, dan budaya adat seperti ini seharusnya dihapuskan (Ninuk,
2014).
2.1.4 Aspek Spiritual Klien HIV/AIDS
Respons Adaptif Spiritual dikembangkan dari konsep konsep Ronaldson
(2000) dalam Nursalam dkk (2014). Respons adaptif spiritual, meliputi:
Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan Harapan
merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak
mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh
diri”. Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun
kesembuhan, misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien
untuk berobat.
1. Ketabahan hati
Karakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan ketabahan hati dalam
menghadapi cobaan. Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat, akan
tabah dalam menghadapi setiap cobaan. Individu tersebut biasanya
mempunyai keteguhan hati dalam menentukan kehidupannya. Ketabahan hati
sangat dianjurkan kepada PHIV. Perawat dapat menguatkan diri pasien
dengan memberikan contoh nyata dan atau mengutip kitab suci atau pendapat

9
orang bijak; bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umatNYA,
melebihi kemampuannya (Al. Baqarah, 286). Pasien harus diyakinkan bahwa
semua cobaan yang diberikan pasti mengandung hikmah, yang sangat penting
dalam kehidupannya.
2. Pandai mengambil hikmah
Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan mengajarkan kepada
pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan yang
dialaminya. Dibalik semua cobaan yang dialami pasien, pasti ada maksud dari
Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi untuk lebih mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta dengan jalan melakukan ibadah secara terus menerus.
Sehingga pasien diharapkan memperoleh suatu ketenangan selama sakit.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas mengenai “Aspek Psiko, Sosial, Kultural, dan


Spiritual Klien HIV/AIDS”, dapat kelompok simpulkan bahwa Virus HIV
tidak menyebabkan kematian secara langsung pada penderitanya, akan tetapi
adanya penurunan imunitas tubuh yang mengakibatkan mudah terserangnya
infeksi oportunistik bagi penderitanya. Namun demikian, hidup dengan
penyakit kronis menyisakan persoalan-persoalan lain juga memperhatikan
dan sangat memerlukan penyesuaian-penyesuaian baik secara fisik,
psikologis, sosial, kultural, dan spiritual terutama bagi penderita HIV/AIDS.

3.2 Saran

Kami dari kelompok 2 PSIK 6A, dalam penyusunan makalah ini tentang
“Aspek Psiko, Sosial, Kultural, dan Spiritual Klien HIV/AIDS”, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kepearawatn HIV/AIDS. Kelompok menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi dan
Analisis HIV AIDS.
Link: (http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin
%20AIDS.pdf).
Diakses pada: pukul 15.25 WIB, 16 Maret 2021
Depkes. (2016). Petunjuk Teknis Program Pengendalian HIV AIDS dan PMS Di
Fasilitas Tingkat Pertama.
Link:
(http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/4__Pedoman_Fasyankes_Primer_ok.pdf).
Diakses pada: pukul 15.37 WIB, 16 Maret 2021
Lindayani, L., & Maryam, N. N. A. (2017). Tinjauan sistematis: Efektifitas Palliative
Home Care untuk Pasien dengan HIV/AIDS. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 5(1), 29-36.
Link: jkp.fkep.unpad.ac.id
Diakses pada: 15.33 WIB, 16 Maret 2021
Nursalam, Ninuk D.K, Abu Bakar, Purwaningsih, Candra P.A. (2014). Hubungan
antara Fatigue, Jumlah CD4, dan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang
Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jurnal Ners, 9 (2), 209–
216.
Link: e-journal.unair.ac.id
Diakses pada: 15.44 WIB
Payuk, I., Arsin, A.A., Abdullah, A.Z. (2012). Hubungan Dukungan
Sosial dengan Kualitas Hidup Orang dengan HIV/ AIDS Di Puskesmas
Jumpang Baru Makassar. NurseLine Journal,1(1), 90-99.
Link: jurnal.unej.ac.id
Diakses pada: 15.46 WIB, 16 Maret 2021

12

Anda mungkin juga menyukai