KELOMPOK 2
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
3.1 Kesimpulan....................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi oleh HIV (Depkes, 2014).
Pemerintah telah menyusun petunjuk teknis program pengendalian HIV/AIDS
dan PMS di fasilitas tingkat pertama pada tahun 2016. Strategi pemerintah terkait
dengan program pengendalian HIV-AIDS-IMS antara lain: meningkatkan
penemuan kasus HIV secara dini, meningkatkan cakupan pemberian da retensi
terapi ARV, sertaperawatan kronis, memperluas akses pemeriksaan CD4 dan viral
load (VL), termasuk earli infant diagnosis (EID), peningkatan kualitas pelayanan
fasyankes, dan mengadvokasi pemerintah local mengurangi biaya terkaitlayanan tes
dan pengobatan HIV-AIDS 9 (Depkes, 2016).
Virus HIV tidak menyebabkan kematian secara langsung pada penderitanya,
akan tetapi adanya penurunan imunitas tubuh yang mengakibatkan mudah
terserangnya infeksi oportunistik bagi penderitanya. Penyakit HIV yang semula
bersifat akut dan mematikan berubah menjadi penyakit kronis yang bisa dikelola.
Namun demikian, hidup dengan penyakit kronis menyisakan persoalan-persoalan
lain yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian baik secara fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual (Lindayani & Maryam, 2017).
1.2 Tujuan Penulisan
1
3. Untuk mengetahui aspek kultural klien HIV/AIDS
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Aspek Psiko, Sosio, Kultural, dan Spiritual Klien HIV/AIDS
2.1.1 Aspek Psiko Klien HIV/AIDS
Respons adaptasi psikologis terhadap stresor menurut Potter & Perry
(2010) dalam Nursalam dkk (2014) menguraikan lima tahap reaksi emosi
seseorang terhadap stresor yakni, pengingkaran, marah, tawar menawar,
depresi, dan, menerima.
Tahapan psikologis Tindakan yang dibutuhkan
1
6
7
juga pada keluarga ODHA yang terkadang ikut dikucilkan oleh
masyarakat sekitar.
5) Meningkatkan kesenjangan pendapatan/kesenjangan sosial
Kesenjangan sosial dapat terjadi ketika masyarakat di sekitar tempat
ODHA tinggal mulai memperlakukan beda atau mendiskriminasi,
memberi stigma negatif dan mengkucilkan ODHA.
6) Munculnya reaksi negatif dalam bentuk; deportasi, stigmatisasi,
diskriminasi dan isolasi, tindakan kekerasan terhadap para pengidap
HIV dan penderita AIDS.
c. Intervensi yang diberikan pada sistem pendukung adalah
1) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
2) Menegaskan tentang pentingnya pasien bagi orang lain
3) Mendorong agar pasien mengungkapkan perasaan negatif
4) Memberikan umpan balik terhadap perilakunya
5) Meberi rasa percaya dan keyakinan
6) Memberikan informasi yang diperlukan
7) Berperan sebagai advokat
8) Memberi dukungan moral, material (khususnya keluarga) dan spiritual
8
2.1.3 Aspek Kultural Klien HIV/AIDS
Berlangsungnya perubahan nilai budaya tersebut disebabkan oleh
tindakan diskriminasi dari masyarakat umum terhadap penderita HIV/AIDS,
serta pengabaian nilai-nilai dari kebudayaan itu sendiri. Perilaku seksual yang
salah satunya dapat menjadi faktor utama tingginya penyebaran HIV/AIDS dari
bidang budaya. Ditemukan beberapa budaya tradisional yang ternyata
meluruskan jalan bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi
nampak, budaya tersebut pernah berpengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat.
Seperti budaya di salah satu daerah di provinsi Jawa Barat, kebanyakan orangtua
menganggap bila memiliki anak perempuan, dia adalah aset keluarga. Menurut
mereka, jika anak perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di luar
negeri akan meningkatkan penghasilan keluarga. Dan bagi keluarga yang anak
wanitanya menjadi PSK, sebagian warga wilayah Pantura tersebut bisa menjadi
orang kaya di kampungnya. Hal tersebut merupakan permasalahan HIV/AIDS
dalam aspek budaya, dan budaya adat seperti ini seharusnya dihapuskan (Ninuk,
2014).
2.1.4 Aspek Spiritual Klien HIV/AIDS
Respons Adaptif Spiritual dikembangkan dari konsep konsep Ronaldson
(2000) dalam Nursalam dkk (2014). Respons adaptif spiritual, meliputi:
Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan Harapan
merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial. Orang bijak
mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa dan bunuh
diri”. Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun
kesembuhan, misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien
untuk berobat.
1. Ketabahan hati
Karakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan ketabahan hati dalam
menghadapi cobaan. Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat, akan
tabah dalam menghadapi setiap cobaan. Individu tersebut biasanya
mempunyai keteguhan hati dalam menentukan kehidupannya. Ketabahan hati
sangat dianjurkan kepada PHIV. Perawat dapat menguatkan diri pasien
dengan memberikan contoh nyata dan atau mengutip kitab suci atau pendapat
9
orang bijak; bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umatNYA,
melebihi kemampuannya (Al. Baqarah, 286). Pasien harus diyakinkan bahwa
semua cobaan yang diberikan pasti mengandung hikmah, yang sangat penting
dalam kehidupannya.
2. Pandai mengambil hikmah
Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan mengajarkan kepada
pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan yang
dialaminya. Dibalik semua cobaan yang dialami pasien, pasti ada maksud dari
Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi untuk lebih mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta dengan jalan melakukan ibadah secara terus menerus.
Sehingga pasien diharapkan memperoleh suatu ketenangan selama sakit.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami dari kelompok 2 PSIK 6A, dalam penyusunan makalah ini tentang
“Aspek Psiko, Sosial, Kultural, dan Spiritual Klien HIV/AIDS”, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kepearawatn HIV/AIDS. Kelompok menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi dan
Analisis HIV AIDS.
Link: (http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin
%20AIDS.pdf).
Diakses pada: pukul 15.25 WIB, 16 Maret 2021
Depkes. (2016). Petunjuk Teknis Program Pengendalian HIV AIDS dan PMS Di
Fasilitas Tingkat Pertama.
Link:
(http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/4__Pedoman_Fasyankes_Primer_ok.pdf).
Diakses pada: pukul 15.37 WIB, 16 Maret 2021
Lindayani, L., & Maryam, N. N. A. (2017). Tinjauan sistematis: Efektifitas Palliative
Home Care untuk Pasien dengan HIV/AIDS. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 5(1), 29-36.
Link: jkp.fkep.unpad.ac.id
Diakses pada: 15.33 WIB, 16 Maret 2021
Nursalam, Ninuk D.K, Abu Bakar, Purwaningsih, Candra P.A. (2014). Hubungan
antara Fatigue, Jumlah CD4, dan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang
Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jurnal Ners, 9 (2), 209–
216.
Link: e-journal.unair.ac.id
Diakses pada: 15.44 WIB
Payuk, I., Arsin, A.A., Abdullah, A.Z. (2012). Hubungan Dukungan
Sosial dengan Kualitas Hidup Orang dengan HIV/ AIDS Di Puskesmas
Jumpang Baru Makassar. NurseLine Journal,1(1), 90-99.
Link: jurnal.unej.ac.id
Diakses pada: 15.46 WIB, 16 Maret 2021
12