Anggota Kelompok 3 :
S1 – ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
rahmatnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
“Keperawatan Jiwa” dengan judul “SOSIOKULTURAL DALAM KONTEKS ASUHAN
PERAWATAN JIWA”. Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, karena berkatnya lah kami dapat menyusun
makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan trend dan issue
dalam keperawatan jiwa secaranglobal yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan
referensi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman. Penulis sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima berbagai
saran maupun kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih,
semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR……………………………………………..……...
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..
Ah. Yusuf , Rizky Fitriyasari PK , Hanik Endang Nihayati, 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika .
Ali, Zaidin 2015. Dasar- Dasar Keperawatan professional. Jakarta : Widya Medika.
Stuart,G,W .,& Sunden , S. J (2009) . Buku Saku Keperawatan Jiwa , Edisi 3 . Jakarta : EGC.
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi masalah yang paling mengancam di dunia.
Setiap tahun korban akibat gangguan jiwa selalu meningkat. Hal ini disebabkan oleh beban
hidup yang semakin lama semakin berat. Gangguan jiwa ini tidak hanya terjadi pada
kalangan bawah tetapi juga kalangan pejabat dan kalangan menengah ke atas. Pada saat ini
penyakit gangguan jiwa tidak hanya dialami oleh orang dewasa dan lansia tetapi juga oleh
anak-anak dan remaja. Seseorang yang terkena gangguan jiwa akan melakukan hal yang
seharusnya tidak dilakukan seperti menggunakan obat-obatan terlarang dan melakukan
bunuh diri.
Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah besar di beberapa Negara di dunia seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, Inggris dan lain-lainnya. Selain factor diatas penyebab
seseorang mengalami gangguan jiwa juga disebabkan oleh perkembangan otak ketika masih
janin yang menyebabkan penyakit skizofrenia. Oleh karena itu saat ini seluruh Negara di
dunia berusaha meningkatkan kesehatan jiwa warga negaranya. Begitu juga dengan
Indonesia yang berusaha meningkatkan pelayanan pada pasiennya dengan meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan jiwa.
Trend dan issue keperawatan jiwa yang terdapat dalam masyarakat sangat kompleks.
Trend dalam keperawatan jiwa yang ada dalam masyarakat sangat banyak begitupun juga
issue keperawatan jiwa d\yang ada dalam masyarakat secara global.
PEMBAHASAN
Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat jiwa harus menyadari luasnya dunia
kehidupan pasien. Perawat harus menyadari bahwa persepsi pasien tentang sehat dan sakit,
perilaku mencari bantuan, dan kepatuhan pada pengobatan bergantung pada keyakinan, norma
social, dan nilai budaya individu yang unik. Perawat yang peka secara budaya memahami
pentingnya kekuatan social dan budaya bagi individu, mengenal keunikan aspek tersebut,
mengharagai perbedaan perawat-pasien, dan menggabungkan informasi sosiokultural ke dalam
asuhan keperawatan jiwa.
1. Usia
Pertanyaan yang berhubungan dengan faktor resiko sosiokultural :
Stressor apa yang berkaitan dengan usia yang sedang dihadapi pasien ?
2. Suku bangsa
Pertanyaan yang berhubungan dengan faktor resiko sosiokultural :
Apa sikap, keyakinan, dan nilai pasien tentang kelompok suku bangsa tertentu ?
Stressor apa yang berhubungan dengan kesukuan yang dihadapi pasien ?
Apa pengaruh suku bangsa seseorang terhadap kesehatan jiwa dan fisiknya ?
3. Gender
Pertanyaan yang berhubungan dengan faktor resiko sosiokultural :
Apa sikap dan keyakinan pasien tentang pria dan wanita serta maskulinitas san feminitas?
Stressor apa yang berhubungan dengan gender yang sedang dihadapi pasien ?
4. Pendidikan
Pertanyaan yang berhubungan dengan faktor resiko sosiokultural :
Apa sikap dan keyakinan pasien tentang pendidikan pada umumnya dan pendidikan
pasien sendiri pada khususnya ?
Stressor apa yang berhubungan dengan pendidikan yang sedang dihadapi pasien ?
5. Penghasilan
Stressor apa yang berhubungan dengan sistem keyakinan yang sedang dihadapi pasien ?
Apa pengaruh sistem keyakinan pasien terhadap kesehatan jiwa dan fisiknya ?
Kurangnya kesadaran tentang faktor resiko dan pengaruhnya terhadap individu, sejalan
dengan kurangnya penghargaan terhadap perbedaan sosiokultural, dapat mengakibatkan asuhan
keperawatan yang tidak adekuat.
Stressor Definisi
Keadaan yang merugikan Kekurangan sumber sosio ekonomi yang merupakan
dasar untuk adaptasi biopsikososial
steorotip Konsepsi depersonalisasi individu dalam suatu kelompok
Intoleransi Ketidaksediaan untuk menerima berbedaan pendapat atau
keyakinan orang lain atau latar belakang yang berbeda
Stigma Sikap yang melekat pada lingkungan sosial individu
sebagai sesuatu yang berbeda atau rendah.
Prasangka Keyakinan yang tidak menyenangkn dan
dipertimbangkan sebelumnya tentang individu atau
kelopok dengan tidak memperhatikan pengetahuan,
pikiran, atau alasan
Diskriminasi Perlakuan yang berbeda pada individu atau kelompok
yang tidak berdasarkan kebaikan yang sebenarnya
Rasisme Keyakinan bahwa perbedaan yang terdapat antara ras
menentukan pencapaian individu dan bahwa ras yang
satu lebih tinggi.
Pengkajian tentang faktor resiko sosiokultural dan stresor pasien sangat mempertinggi
kemampuan perawat untuk membina kerjasama terapeutik,mengidentifikasi masalah pasien,dan
menyusun rencana tindakan keperawatan jiwa yang tepat,akurat,dan releven secara budaya.
Data dapat dikelompokkan menjadi data objektif dan data subjektif.data objektif adalah data
yang di dapatkan melalui observasi atau pemeriksaan secara langsung oleh perawat.data subjektif
adalah data yang di sampaikan oleh pasien dan atau keluarga sebagai hasil wawancara perawat.
Jenis data yang di peroleh dapat sebagai data primer bila di dapat langsung oleh
perawat,sedagkan data sekunder data didapat dari hasil pengkajian perawat yang lain atau catatan
tim kesehatan yang lain.
Setelah data terkumpul dan di dokumentasikan dalam format pengkajian kesehatan jiwa,maka
seorang perawat harus mampu melakukan analisis data dan menetapkan suatu kesimpulan
terhadap masalah yang dialami pasien. Kesimpulan itu mungkin sebagai berikut :