DISUSUN OLEH :
TAHUN 2018-2019
LEGAL DAN ETIK DALAM KONTEKS ASUHAN PERAWATAN JIWA
A. DEFINISI
Konteks Legal Keperawatan adalah aturan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan termasuk ha dan kewajibannya
(Stuart dan Gail, 2007).
Klien psikiatri memiliki hak legal, sama seperti klien di tempat lain. Isu legal
dan etik yang dibahas pada bagian ini terutama berkaitan dengan topic klien yang
menunjukkan sikap bermusuhan dan agresif, tetapi akan berlaku untuk semua
klien di lingkungan kesehatan jiwa (Stuart dan laraian, 2001).
1. Hospital Involunter
Kebanyakan klien masuk ke tempat rawat inap atas sukarela. Hal ini
berarti mereka ingin mencari terapi dan setujuh di rawat di rumah sakit. Akan
tetapi, beberapa klien tidak mau dirawat di rumah sakit dan diobati. Keinginan
mereka dihargai kecuali mereka berbahaya bagi diri mereka sendiri atau orang
lain (Misalnya: mereka mengancam atau berupaya bunuh diri atau
membahayakan orang lain). Sebagian Negara bagian memiliki hukum yang
mengatur proses komitmen sipil, tetapi sama di setiap Negara bagian.
Seseorang dapat ditahan di fasilitas psikiatri selama 48 sampai 72 jam karena
keadaan darurat sampai dapat dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah klien harus dimasukkan ke fasilitas psikiatri. Komitmen sipil atau
hospitalisasi involunter mengurangi hak klien untuk bebas atau meninggalkan
rumah sakit ketika ia menginginkannya. Hak klien yang tetap utuh (Stuart dan
Gail, 2007).
3. Hak-hak Klien
Klien kesehatan jiwa tetap memiliki semua hak sipil yang diberikan
kepada semua orang, kecuali hak untuk meninggalkan rumah sakit dalam
kasus komitmen involunter. Klien memiliki hak untuk menolak terapi,
mengirim dan menerima surat yang masi tertutup, dan menerima atau
menolak pengunjung. Setiap larangan (misalnya: surat, pengunjung, pakaian)
harus ditetapkan oleh pengadilan atau instruksi dokter untuk alasan yang
dapat diverifikasi dan didokumentasikan..
4. Konsevator
Pelindungan hukum merupakan proses yang terpisah dari komitmen sipil.
Pengadilan menunjuk seseorang untuk bertindak sebagai pelindung hukum
yang memiliki banyak tanggung jawab untuk individu tersebut, seperti
memberi persetujuan dan membuat kontrak. Klien yang memiliki pelindung
hukum tidak lagi memiliki hak untuk membuat kontrak ata persetujuan hukum
yang memerlukan tanda tangan: hal ini mempengaruhi banyak aktivitas
sehari-hari yang kita anggap bennar. Karena konsevator atau pelindung
hukum berbicara atas nama klien, perawat harus mendapat persetujuan atau
izin dari konsevator klien (Stuart dan Laraian, 2001).
Etika keperawatan adalah nilai nilai dan prinsip yang diyakini oleh profesi
keperawatan dalam melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan pasien,
masyarakat, dengan teman sejawat maupun dengan organisasi profesi, serta
pengaturan praktik dalam keperawatan itu sendiri (Berger & Williams, 1999).
Perawat jiwa memiliki hak dan tanggung jawab dalam tiga peran legal :
C. Malpraktik