KEPERAWATAN GERONTIK
“Perumusan Diagnosis Dan Tindakan Keperawatan Pada Lansia Dengan Masalah
Komunikasi”
OLEH :
Kelompok 7
DOSEN PEMBIMBING :
Tasman,S. kep, M. kep, Sp. Kom
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social dan membutuhkan orang lain agar dapat bertahan
hidup. Untuk dapat membina hubungan dengan oang lain, maka butuh komunikasi
sebagai alat untuk berinteraksi. Komunikasi dapat mempengaruhi perilaku dan sikap
seseorang. Pada proses keperawatan, komunikasi menjadi sangat penting karena
merupakan faktor penentu dalam keberhasilan memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Oleh Karena itu, seorang perawat perlu mempelajari konsep dasar komunikasi
sebagai dasar ilmu bagi perawat. Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi
lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan (Purba, 2012).
Setiap makhluk hidup didunia ini akan mengalami proses menua, hal ini
dikarenakan proses menua merupakan hukum alam (Sunariani dkk, 2007). Proses menua
akibat dari kehilangan yang bersifat bertahap (gradual loss) yang terkait banyaknya
perubahan yan terjadi pada lansia, perubahan seperti kemunduran pada sistem sensorinya
yang dapat menyebabkan terjadinya masalah komunikasi pada lansia.
Terdapat banyak bukti bahwa kesehatan yang optimal pada pasien lanjut usia tidak hanya
bergantung pada kebutuhan psikologis akan tetapi juga tergantung dari perhatian terhadap
keadaan social, ekonomi, kultural, dan psikologis. Walaupun pelayanan kesehatan secara
medis pada pasien lanjut usia telah cukup baik tetapi mereka tetap memerlukan
komunikasi yang baik serta empati sebagai bagian penting dalam penanganan persoalan
kesehatan lansia. Komunikasi yang baik ini akan sangat membantu dalam keterbatasan
kapasitas fungsional, social, ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien
B. Rumusan Masalah
1. Apa diagnosis keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi?
2. Apa tindakan keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui diagnosis keperawatan pada lansia dengan masalah
komunikasi
2) Untuk mengetahui tindakan keperawatan pada lansia dengan masalah
komunikasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Komunikasi
Komunikasi dalam keperawatan gerontik adalah komunikasi yang diaplikasikan
dalam praktik asuhan keperawatan lansia. Komunikasi dengan lansia adalah suatu proses
penyampaian pesan/gagasan dari perawat atau pemberi asuhan kepada lansia dan
diperoleh tanggapan dari lansia, sehingga diperoleh kesepakatan bersama tentang isi
pesan komunikasi. Tercapainya komunikasi berupa pesan yang disampaikan oleh
komunikator (perawat) sama dengan pesan yang diterima oleh komunikan (lansia).
Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh
pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Sementara ada yang berpendapat
bahwa komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan
rasa saling mengerti dan saling percayademi terwujudnya hubungan yang baik antara
seseorang dengan orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini emosi
antara dua orang atau lebih.
a. Hindari sikap mengharapkan lansia ingat karena adanya penurunan daya ingat
membuat lansia tidak akan dapat mengingat banyak hal. Bahkan lansia akan
bingung bila kita mengajukan pertanyaan ”Apakah bapak tidak ingat?”
b. Bila lansia menjadi gelisah mereka menunjukkan perilaku yang sulit. Alihkan
perhatiannya dengan kegiatan yang lain, misalnya mengajaknya minum teh
bersama bila lansia mondar-mandir atau berjalan terus mengitari rumah
c. Ciptakan kegiatan dan komunikasi yang sederhana. Kegiatan hendaknya
dibuat menjadi lebih sederhana dan bertahap. Pasien demensia mampu
memusatkan pikiran dan menyelesaikan kegiatannya secara bertahap
d. Ciptakan rutinitas dengan menetapkan aktivitas yang tetap dilakukan setiap
hari termasuk bangun pagi, makan, dan berbagai kegiatan lain sehinga dapat
membantu mengurangi kegelisahan dan mengembangkan perasaan gembira
bagi penderita demensia Alzheimer
e. Beri penentraman hati dan pujian yang akan meningkatkan harga diri dan
memperkuat perilakunya
f. Hindari berdebat dengan pasien demensia
g. Libatkan dalam kegiatan sosial yang dapat menjamin pasien demensia kontak
langsung dengan orang lain
h. Ciptakan lingkungan tetap sederhana, aman, dan tenang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan
tetapi dalam dimensi nilai, waktu, dan ruang yang turut memengaruhi keberhasilan
komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan
bagi perawat. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam
penggunaannya diperhatikan sikap dan teknik komunikasi terapeutik. Hal lain yang
cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor
penunjang yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan
terapeutik.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.Kepada pembaca
makalah ini, kami menyarankan agar dipahami betul materi yang kelompok kami
bahas.Supaya di saat kita melakukan penelitian skripsi kita nanti (Insha Allah)
mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang membuat kita tidak canggung dalam
melakukan penelitian nanti.
DAFTAR PUSTAKA
1. 2018. Komunikasi Terapeutik Pada Lansia by Ngurah Jaya Antara. Universitas Prima
Indonesia. http://spada.unprimdn.ac.id/course/view.php?id=2164#section-6
2. Kholifah Nur, Siti. (2016). Keperawatan gerontik. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
3. Wahjudi Nugroho,H. (2009). Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Jakarta: EGC
4. Yenni Ferawati Sitanggang, dkk. (2021). Keperawatan gerontik. Yayasan Kita
Menulis
5. PPNI (2018).Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Defenisi Dan Indikator
Diagnostik.Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI.
6. PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Defenisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan .Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI.
7. PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Defenisi Dan Tindakan
Keperawatan.Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI.