KEPERAWATAN BENCANA II
“Sistem Komunikasi dan Penyebaran Informasi Kebencanaan”
Dosen Pengampu:
RACHMADANUR, S.KP., MKM
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, sebagai penguasa yang Akbar bagi
seluruh alam semesta karena atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Sistem Komunikasi dan Penyebaran Informasi Kebencanaan”,
dengan waktu yang telah ditentukan.
Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Sehingga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua agar
apa yang kita cita-citakan menjadi sukses.
penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negeri yang beruntung karena dianugerahi oleh Tuhan YME
sumber daya alam yang berlimpah. Tanahnya yang subur, alamnya yang indah beserta
kandungan kekayaan di perut bumi nusantara pantas untuk disyukuri oleh seluruh
bangsa.Namun begitu, di balik kekayaan alamnya, negeri nusantara menyimpan segudang
potensi bencana baik alam maupun non alam. Gempa, tsunami, banjir, tanah longsor,
kebakaran, kecelakaan transportasi, kegagalan teknologi dan lainnya menjadi bagian
kehidupan rakyat negeri ini. Terlepas bagi sebagian kalangan itu bentuk cobaan dari Tuhan
atau bukan, cara terbaik menyikapi ancaman bencana adalah mempersiapkan diri sebelum
bencana itu hadir.
Komunikasi dalam bencana tidak saja dibutuhkan dalam kondisi darurat bencana, tapi
juga penting pada saat dan pra bencana. Mempersiapkan masyarakat di daerah rawan
bencana tentu harus senantiasa dilakukan. Selain informasi yang memadai tentang potensi
bencana di suatu daerah, pelatihan dan internalisasi kebiasaan menghadapi situasi bencana
juga harus dilakukan secara berkelanjutkan. Tapi harus diingat, informasi berlimpah saja
tidak cukup untuk menyadarkan warga atas bahaya bencana yang mengancam.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana system komunikasi dan penyebaran informasi kebencanaan ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Secara lebih luas, selain lembaga yang menangani bencana (BNPB), keterlibatan
stakeholder seperti media, industri, politisi dan berbagai komponen masyarakat/
lembaganya menjadi sangat penting. Sedemikan penting agar keterlibatan mereka
terutama pada peristiwa bencana dan juga pada mitigasi, tahap pemulihan, tidak
digunakan sebagai ajang pencitraan – yang akhirnya menjadikan bencana dan korban
bencana sebagai obyek semata, namun justru secara substansial memang membantu
korban bencana dan meminimalisasi resiko yang ada/ yang akan terjadi.
Rodrigues dkk (dalam Rodr ́ıguez, Quarantelli and Dynes (2007 :480) menyusun
model untuk mengko muni-kasikan resiko bahaya dan peringatan bencana, sebagai
berikut :
Dari bagan diatas dapat ditarik garis penting bahwa model komunikasi yang
dipaparkan tidak hanya memiliki implikasi satu arah antara penggagas dengan targek
khalayak yaitu korban/ potensi korban, namun juga menunjukkan arti penting komunikasi dua
arah.
WRS mengirim informasi melalui web server di BMKG ke semua komputer client
wrs yang terdaftar misalnya computer otoritas daerah, stasiun TV dan radio TNI dan
Polri.pengguna WS di daerah terpencil terhubung dengan BMKG melalui internet
atau digital video broadcasting atau DVB yang menggantikan radio internet atau
ranet.
A. Kesimpulan