Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGANPENDEKATAN KOMPREHENSI

F PADA SETIAP FASE (PREVENTION, MITIGATION, PLANNING/RESPONSE/RECOVERY)

DISUSUN OLEH

Safrina

NIM: 1912210203

DOSEN PEMBIMBING :

MAHRURI SAPUTRA, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatdan karunia-Nya dantida
k lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulisdapat menyelesaikan
makalah“Aplikasi pengelolaan penangulanganbencana dengan pendekatan komprehensif pada setiap fase
prevention,mitigation,planning,response,recovery”untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana.Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan maupuninformasi yang ada di dalamnya. Ole
h karena itu, kami berterima kasih kepada Ns. Edi PurwantoSST, M.Kes, atas bimbingannya dalam menulis dan m
enyusun makalah ini, sehingga penulisdapat membuat makalah sesuai dengan kaidah dalam membuat karya tulis.
Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, kami sangatmengharapkan kepada para pembac
a untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnyamembangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selan
jutnya.Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan dalammakalah ini kami mo
hon maaf. Terakhir tidak lupa kami mengucapkan terima kasih.

Banda Aceh 12 Desember 2022

DAFTAR ISI
Halaman Cover ...............................................................................................................………………………………i
Kata Pengantar ..............................................................................................................…………………………....….ii
Daftar Isi .........................................................................................................................………………………………..iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................……………………………….4
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................…………………………..…..….5
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................…………………………........…...5
D. Metode Penulisan ....................................................................................…………………………...........…........5
E. Sistematika Penulisan ................................................................................…………………………................….5
BAB II Pembahasan
A. PPengerti Bencana dan Manajemen Bencana.........................................…………………………........…..4
B. Konsep Manajemen Bencana …………………………………………………………………………………..…...…..5
BAB III Penutup
A. Kesimpulan......................................................................................................……………………….........…..….10
B. Saran ...............................................................................................................……………………….........…....….10
DAFTAR PUSTAKA……....................................................................................………………………................…..11

BAB I
PENDAHULUANA
A. Latar Belakang Masalah

Fenomena bencana alam sangat erat sekali dengan bangsa Indonesia ini. Dengan kondisigeografisnya, Indo
nesia akan sangat sulit untuk lepas dari bencana. Bencana adalah peristiwaatau rangkaian peristiwa yang menganca
m dan mengganggu kehidupan dan penghidupanmasyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non
alam termasuk manusia itusendiri (karena konflik maupun teror) yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manu
sia,kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Terkait dengan dampak dari bencana alam, dibutuhkan penanggulangan bencana baik itu pra bencana atau
(mitigasi bencana), bencana, maupun pasca bencana. Sesuai dengan UU24/2007, Penanggulangan bencana adalah s
erangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pe
ncegahan bencana, tanggap darurat,rehabilitasi dan rekonstruksi. Ketiga upaya tersebut masing-masing memiliki fu
ngsi dan tujuanterkait dengan penanggulangan bencana alam dan ketiga proses penanggulangan tersebut jugasangat
penting dalam menghadapi bencana alam.

Masalah yang ada, dalam pelaksanaannya adalah program-program penanggulanganterkadang hanya dalam
program tanggap darurat semata. Program penanggulangan bencana baik itu pra dan pasca kurang diperhatikan ole
h lembaga-lembaga pelayanan kebencanaan. Akibatnyadampak yang terjadi akibat bencana akan lebih berat dan su
lit dalam proses rehabilitasi fisik maupun rehabilitasi dari korban bencana itu sendiri. Padahal tahap pra bencana da
n pasca bencana juga sangat penting dalam penanggulangan bencana alam. Pra bencana menitik beratkankepada pr
oses pencegahan agar mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengurangi fakt
or-faktor penyebab bencana. Sedangkan dalam pasca bencanamenitik beratkan kepada rehabilitasi dan rekonstruksi.
Masalah lainnya adalah, walaupun tahap pasca bencana tetap dilakukan, tetapi dalam pelasanaanya tidak tepat. Aki
batnya dalam proses rahabilitasi fisik maupun korban tidak berjalandengan baik. Pada dasarnya, bencana alam seca
ra langsung akan menimbulkan dampak kepadamasyarakat, baik itu dalam infrastruktur maupun dampak psikologi
s korban bencana. Hal iniakan berdampak kepada proses pemulihan trauma dari korban bencana akan lambat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana dengan pendekatankomprehensif pada setiap fase
(prevention, mitigation, planning/response/recovery)?

C.Tujuan Penulisan

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui bagaimana aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana dengan pendekata
n komprehensif pada setiap fase

2. Tujuan KhususUntuk mengetahui pendekatan komprehensif pada setiap fase (prevention, mitigation, plannin
g/response/recovery)?

D. Metode penulisan

Adapun metode yang penulis gunakan untuk menulis dan menyusun makalah ini adalahmetode studi pustak
a yaitu sebuah metode penulisan karya tulis dengan mencari informasi dari berbagai jenis referensi, mulai dari liter
atur buku, internet, televisi, dan jenis referensi lainnya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Makalah ini diawali dengan halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.

2. BAB I yang merupakan pendahuluan dibagai menjadi beberapa sub-bab seperti latar belakang masalah, rumu
san masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dansistematika penulisan.

3. BAB II yang merupakan pembahasan dibagi menjadi beberapa sub-bab sepertiBencana dan Manajemen Benc
ana, Siklus Tanggap Darurat, Siklus Recovery

4. BAB III yang merupakan penutup dibagi menjadi beberapa sub-bab yaitu kesimpulan dansaran-saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA

A. Pengertian Bencana dan Manajemen Bencana

Bencana alam, dipandang sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam danmengganggu ke
hidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alamdan/atau faktor non alam maupun fak
tor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Jika ditinjaudari penyebabnya dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: bencana alam geologis,
klimatologis, danekstra-terestrial. Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gayada
ri dalam bumi. Sedangkan bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang disebabkanoleh perubahan iklim,
suhu atau cuaca. Bencana alam ekstra-terestrial yaitu bencana alam yangdisebabkan oleh gaya atau energi dari luar
bumi, bencana alam geologis dan klimatologis yangsering berdampak terhadap manusia

B. Konsep Manajemen Bencana

Dalam Konsep manajeman bencana, kegiatan manajemen bencana merupakan kegiatanyang tidak berdiri se
ndiri, akan tetapi terkait dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat danmemerlukan pendekatan yang bersifat m
ulti-disiplin. Peraturan perundang-undangan yangdijadikan acuan pun melingkup peraturan perundang-undangan li
ntas sektor. Dengan kalimatlain, sesungguhnya kegiatan manajemen bencana dilaksanakan oleh sektor-sektor, seda
ngkankegiatan dari lembaga kebencanaan sebagian besar adalah mengkoordinasikan kegiatan yangdilakukan oleh s
ektor.

Berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen bencana harus saling bekerjasama danmenyamakan perseps
i tentang bencana dan manajemen bencana melalui sebuah sistem atauaturan main yang disepakati taiu sistem man
ajemen bencana. Melalui manajemen bencana pula program atau kegiatan dilaksanakan pada tiap kuadran atau sikl
us atau bidang erja oleh para pemangku kepentingan secara komprehensif dan terus-menerus. Pelaksanan kegiatan
secara periodi atau sebagai reaksi atau respon terhadap kejadian bencana akan menjadi sia-sia karena bencana akan
terus terjadi secara berulang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, manajemen bencana sebagai seluruh kegiatan ya
ng meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang
dilakukan oleh semua elemen, pemerintah, masyarakat sipil, dan kalangan bisnis-korporasi untuk mencegah kehila
ngan jiwa,mengurangi penderitaan manusia, memberi informasi kepada masyarakat dan pihak berwenangmengenai
risiko, dan mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangansumber ekonomis.

Terkait dengan manajemen bencana, proses respon terhadap bencana Tim Sar DMC DDmembaginya menja
di 2 tahap. Yang pertama adalah Siklus Tanggap Darurat dan SiklusRecovery.

1. Siklus Tanggap Darurat

Pada siklus tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukandengan segera pada saat k
ejadian bencana untuk menangani dampak buruk yangditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evak
uasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta p
emulihan prasarana dan sarana.

Tahapan pelaksanaan pada fase tanggap darurat tim DMC Dompet Dhuafa, meliputi: pengkajian secara cep
at dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya; penentuan status keadaan darurat bencana; pen
yelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; perlindungan terhadap kelompo
k rentan; dan pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

2. Siklus Recovery

Pada siklus Recovery kegiatan meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi. Rehabilitasiadalah perbaikan dan pem
ulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampaitingkat yang memadai pada wilayah pascabencana de
ngan sasaran utama untuk normalisasiatau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan mas
yarakat padawilayah pascabencana. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dansarana, kelem
bagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tu
mbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkit
nya peran serta masyarakatdalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

Mengacu kepada tiga hal yang mutlak dilakukan dama manajeman bencana, Tim Sar DMC DD juga melak
ukan proses penanggulangan pra bencana. Pra bencana yangdilakukan mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, ke
siapsiagaan, serta peringatan dinidengan melakukan pendekatan komprehensif pada setiap fase:

1. Pencegahan (prevension);

upaya untuk menghilangkan atau mengurangikemungkinan timbulnya suatu ancaman. Misalnya: pembuata
n bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukituntuk
menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa100% efektif terhadap sebagian
besar bencana.

2. Mitigasi (mitigation);

yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya: penataan kem
bali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar.

3. Planning/Response/Ricovery

Planning merupakan persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi (ataukemungkinan akan terjadi) benc
ana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadapkebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikas
i atas sumber daya yangada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampa
k buruk dari suatu ancaman.

Elemen pentimg dalam fase preparedness disini adalah mitigasi yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk me
ncegah, mengurangi dan meminimalkan berbagaielemen yang berpotensi menimbulkan bahaya. Dalam hal
sosialisasi siaga bencana, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
bahkan sampai ke masyarakat atau kawasan yang rawan bencana. Indonesiamerupakan negeri rawan benca
na sehingga perlu dibentuk bangsa yang mampumerespons bencana dengan benar.

Saat bencana (tanggap darurat) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukandengan segera pada saat kejadia
n bencana untuk menangani dampak buruk yangditimbulkan. Meliputi kegiatan: (1) penyelamatan dan evakuasi ko
rban maupun harta benda, (2) pemenuhan kebutuhan dasar. (3) perlindungan, (4) pengurusan pengungsi, dan (5) pe
nyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Sebuah fase respon/tanggap bencana yang efektif bergantung kepada pengkajian setelah bencana, kewaspad
aan situasi, komunikasi, kolaborasi dankoordinai serta elemen kontrol dan pemberi perintah. Sebagai contoh bila a
dakejadian bencana di sebuah daerah, pemerintah lokal dapat menghubungi sistem bencana pusat (BNPB). Sistem
pusat kemudian akan mengaktifkan sumber-sumber daya yang ada di tingkat pusat. Lebih lanjut model ini mangasu
msikan bahwafleksibilitas pada setiap level adalah kunci utama dalam penanganan bencana.

Tahap recovery merupakan kesempatan untuk meningkatkan pencegahan danmeningkatkan kesiapsiagaan,


sehingga mengurangi potensi konsekuensi kejadian bencana yang lain (WHO, 2013).

Recovery merupakan proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana dengan memfungsikan ke
mbali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai tahap pemulihan ini,
sebagianmengatakan bahwa tahap pemulihan (recovery) terdiri dari rehabilitasi danrekontruksi baik dari fisik, psik
ologis dan komunitas (PNPM, 2008).

Di tingkat pemerintah pusat elemen keberlanjutan mungkin termasuk kemampuan untuk menyediakan temp
at penampungan bagi korban bencana dalamsetiap upaya pemulihan berkepanjangan, Ditingkat masyarakat, rehabil
itasi termasuk proyek pemulihan jangka panjang yang dirancang untuk membangun kembaliinfrastruktur masyarak
at atau pengembalian kegiatan usaha dan kerja seperti sebelum bencana (Beaton,2008).

BAB III

PENUTUPA

A. Kesimpulan

Berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen bencana harus saling bekerjasama danmenyamakan persepsi ten
tang bencana dan manajemen bencana melalui sebuah sistem atauaturan main yang disepakati taiu sistem manajem
en bencana. Melalui manajemen bencana pula program atau kegiatan dilaksanakan pada tiap kuadran atau siklus at
au bidang erja oleh para pemangku kepentingan secara komprehensif dan terus-menerus. Pelaksanan kegiatan secar
a periodi atau sebagai reaksi atau respon terhadap kejadian bencana akan menjadi sia-sia karena bencana akan terus
terjadi secara berulang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, manajemen bencana sebagai seluruh kegiatan yang me
liputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dilak
ukan oleh semua elemen, pemerintah, masyarakat sipil, dan kalangan bisnis-korporasi untuk mencegah kehilangan
jiwa,mengurangi penderitaan manusia, memberi informasi kepada masyarakat dan pihak berwenangmengenai risik
o, dan mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangansumber ekonomis.

B.Saran

Diharapkan baik pembaca maupun penulis dapat mengetahui dan memahami secara benar mengenai bagai
mana aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana dengan pendekatankomprehensif pada setiap fase (prevention,
mitigation, planning/response/recovery). sehinggadapat mengimplementasikannya dengan tepat. Kami juga mengh
arapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya karya yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Beaton, R, Brideges, E, dkk. 2008. Ecological Model of Disaster Management. AAOHN Journal

: 56 (11), 471-478

PNPM Mandiri (2008). Modul Khusus Fasilitator. Penanganan Pengelolaan Bencana. DirektoratJenderal Cipta Kar
ya. Departemen Pekerjaan Umum

WHO. (2013). Environmental Health in Emergencies; Recovery.

http://www.who.int/environmental_health_emergencies/recovery/en/ diakses tanggal 4April 2021.

Anda mungkin juga menyukai