Anda di halaman 1dari 22

KASUS TUORIAL KOMUNITAS

Tim Perawat Kesehatan Masyarakat Puskesmas akan Melaksanakan Program Asuhan


Keperawatan Komunitas Di Desa Sumberejo Kecamatan Sukaharja. Metode pengkajian
yang digunakan adalah wawancara, observasi dan pengumpulan data sekunder. Hasil
pengkajian didapatkan:
I. Data inti:
Jumlah kepala keluarga 340 KK
Jumlah penduduk berdasarkan Jiwa 840 jiwa (95 usia bayi dan balita, 98 anak
pra sekolah dan sekolah, 135 remaja, 457
usia dewasa, 55 lansia)

II. Data Subsistem Komunitas


1. Lingkungan fisik
Hasil Observasi pemukiman penduduk padat
- Penduduk memiliki ternak dan kandang ternak terdapat didalam rumah
yaitu 1,41%.
- Jarak pembuangan sampah dengan rumah kurang dari 2 meter 30,29%
- Masyarakat yang tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara
29,14%.
- Masyarakat membuang sampah sembarang tempat 18,86%
- Tempat penampungan sampah masyarakat yang masih terbuka 58,29%
- Tempat penampungan air milik masyarakat dalam kondisi terbuka 24,3%,
dan didapatkan jentik-jentik nyamuk pada penampungan air 13,5%.
- Kondisi air berwarna 1,14%
- Sumber air untuk aktifitas rumah tangga berasal dari sungai 55,5%
- Jarak sumber air dengan septic tank yang kurang dari 10 meter 10,8%
- Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57%
- Rumah yang memiliki pencahayaan remang-remang 10,28%
- Ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan 34,5%,.
- Warga mengatakan tidak ada kegiatan gotong-royong untuk membuat
penampungan sampah
- Warga mengatakan Tempat pembuangan sampah akhir jauh berada di desa
tetangga
2. Pelayanan kesehatan / sosial
- Fasilitas kesehatan masyarakat terdapat 1 Puskesmas
- Terdapat 1 posyandu balita, terdapat 2 orang kader kesehatan.
- Terdapat 2 fasilitas pendidikan sekolah dasar, tidak terdapat petugas
kesehatan sekolah informasi didapatkan dari guru pengajar SD.
- Berdasarkan penyataaan orang tua dan guru, anak-anak SD sering
mengkonsumsi makanan manis dan jarang gosok gigi.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga kesehatan di puskesmas,
program kerja belum terlaksana secara maksimal.
- Data dari puskemas Saat musim kemarau ke musim penghujan masyarakat
yang menderita diare 35,5%, penyakit thpoid 33,5% , yang menderita ISPA
44,5% dan penderita demam berdarah 25%
- karies gigi pada murid-murid SD sebanyak 62%, kunjungan puskemas
keluhan sakit gigi pada murid SD 44,2%.
3. Ekonomi
- Pekerjaan masayarakat mayoritas petani nelayan dan buruh harian
- Kemampuan masyrakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan terbatas
karena kesulitan secara ekonomi
- Status ekonomi yg rendah menyebabkan masyarakat kurang terpapar dengan
sumber informasi kesehatan. Dari 60 anak yg dikaji pengetahuan kurng
tentang perilaku mengkonsumsi makanan sihat dan kesehatan gigi dan
mulut dan mencuci tangan pakai sabun
- Semua KK (92%) dengan perilaku merokok dirumah, sehingga menambah
beban secara ekonomi keluarga.
4. Keamanan dan transportasi
- Sering terjadi pencurian dengan pelaku remaja
- Terdapat koramil yang berjarak 500 meter dari desa tersebut
- Transportasi sangat sulit karena hanya mengandalkan 1 angkot yang hanya
beroperasi satu kali dalam sehari.
- Jarak dengan sarana dan fasilitas kesehatan jauh ( 2-3 jam perjalanan)
5. Politik dan pemerintahan
- Tempat berkumpul (balai desa) dan masjid
6. Komunikasi
- Informasi kesehatan sangat kurang
- Hasil wawancara Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan
Pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat rendah
- Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (75 % KK tidak mengetahui
manfaat pemeliharaan lingkungan)
- Menurut kepala desa baru sekali dilakukan kunjungan oleh petugas
puskesmas
- Masyarakat mendapatkan informasi dari TV dan Radio
- Masyarakat dapat menggunakan Hp namun kualitas komunikasi kurang
baik
- Informasi desa didapatkan dari papan pengumuman poskamling dan
pengeras suara musholah
7. Pendidikan
- Pendidikan masyarakat mayoritas rendah rata-rata lulus SD dan SMP
- Hanya terdapat SD di desa ini, dan satu SLTP di desa tetangga.
8. Rekreasi
- Tidak ada rekreasi ataupun aktivitas olahraga yang dilakukan warga
- Sarana hiburan keluarga hanya TV dan Radio
TAHAPAN TUTORIAL

1) Identifikasi istilah dengan mengidentifikasi data subjektif dan data objektif


DS:
1) Hori, Warga mengatakan tidak ada gotong royong untuk membuat
penampungan sampah
2) Amalia, Warga mengatakan tempat pembuangan sampah akhir jauh berada
didesa tetangga
3) Dinny, Hasil wawancara masyarakat tentang kesehatan dan pengetahuan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat rendah
4) Ario, Menurut kepala desa baru sekali dilakukan kunjungan oleh petugas
puskesmas
5) Dwi, Berdasarkan pernyataan orang tua dan guru, anak-anak SD sering
mengkonsumsi macadam manis dan jarang gosok gigi
6) Andri, Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga kesehatan di
puskesmas , program kerja belum terlaksana secara maksimal

DO:

1) April, Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan 75% KK tidak


mengetahui manfaat pemeliharaan lingkungan
2) Ayu, Semua KK 92% dengn perilaku merokok, sehingga menambah beban
secara ekonmi keluarga
3) Anggi, Data dari puskesmas saat musim kemarau ke musim penghujan,
masyarakat yang menderita diare 35,5%, penyakit typoid 33,5% yang
menderita ISPA 44,5% dan penderita DBD 25%
4) Della, Jarak sumber air dengan septitenk yang kurang dari 10 meter kurang
dari 10,8%
5) Aef, Sumber air untuk aktivitas rumah tangga berasal dari sungai 55, 5%
6) Dinny, Ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan 34,5%
7) Amalia, Tidak ada rekreasi ataupun aktivitas olahraga yang dilakukan
warga
8) Hori, Fasilitas kesehatan masyarakat terdapat 1 puskesmas
9) Andri, Hanya terdapat SD di desa ini, dan 1 SLTP di desa tetangga
10) Ario, Masyarakat dapat menggunakan hp namun kualitas komunikasi
kurang baik
11) April, Jumlah KK 340 , jumlah penduduk berdasarkan jiwa, 840 jiwa (95
usia bayi dan balita, 98 anak prasekolah dan sekolah, 135 remaja, 457 usia
dewasa, 55 lansia)
12) Anggi, Masyarakat mendpatkan informasi dari tv dan radio
13) Andri, Jarak pembuangan sampah dengan rumah kurang dari 2 meter
30,29%
14) Ayu, Pendidikan masyarakat mayoritas rendah rata-rata lulus SD dn SMP
15) Dwi, Transportasi sangat sulit karena hanya mengandalkan 1 angkot yang
hanya beroperasi 1x dalam sehari

2) Merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan dengan pertanyaan


5W1H
PHBS tatanan pendidikan
1) Dinny, Apa definisi PHBS tatanan pendidikan dan contohnya?
2) April, Apa tujuan dan manfaat PHBS di pendidikan?
3) Ario, Apa saja penyakit yang ditimbulkan akibat perilaku jajan
sembarangan dan tidak mencuci tangan saat makan?
4) Della, apa saja indicator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
pencapaian PHBS di pendidikan?
5) Ario, Siapa yang beperan untuk meningkatkan PHBS disekolah?
6) Amalia, Kapan pelaksanaan penyuluhan PHBS di sekolah dilakukan?
7) Anggi, Dimana waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan PHBS
disekolah?
8) Dinny, Mengapa harus melakukan PHBS disekolah?
9) Ario, mengapa siswa harus mencuci tangan sebelum makan dengan air
bersih?
10) Amalia, Bagaimana tata cara pengelolahan sampah di sekolah pada para
siswa?
11) Dinny, bagaimana mengajak warga sekolah untuk meningkatkan PHBS
disekolah?

PHBS tatanan Rumah tangga

1) Ayu, Apa definisi PHBS tatanan rumah tangga dan jenis jenisnya?
2) Hori, Apa saja penyakit yang timbul pada perilaku masyarakat yang buang
sampah sembarangan?
3) Ario, Apa manfaat dan tujuan PHBS di tatanan rumah tangga?
4) Hori, Apa akibat dari rumah yang memiliki ventilasi yang buruk?
5) Anggi, Siapa saja yang berperan untuk meningkatkan PHBS di tatanan
rumah tangga?
6) Andri, Kapan dilakukan penyuluhan PHBS di tatanan rumah tangga
tersebut?
7) Amalia, Dimana tempat yang cocok untuk dilakukan penyuluhan PHBS di
rumah tangga?
8) Dwi, Mengapa PHBS dalam tatanan rumah tangga harus dilaksanakan dan
cakupan apa saja yang harus terpenuhi didalam PHBS rumah tangga?
9) Hori, Bagaimana cara mengubah perilaku masyarakat yang memiliki
kebiasaan buangsampah sembarangan ?
3) Brainstorm Possible Hypotesis (menjawab pertanyaan sementara) dengan
diagnose keperawatan
1) Dinny, Apa definisi PHBS tatanan pendidikan dan contohnya?
Jawab:
- Anggi, phbs sekolah adalah sekumpulan perilaku yng di praktekan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, secara mandiri, maupun
pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatanya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan kehidupan sehat, contohnya mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun, mengkonsumsi jajanan di kantin, tidak merokok,
dan membuang sampah pada tempatnya.
2) April, Apa tujuan dan manfaat PHBS di pendidikan?
Jawab:
- Ayu, manfaat dari phbs di sekolah adalah kegiatan pemberdayaan
siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan
pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat, dan tujuan nya
adalah untuk meningkatkan pengetahuan bagi siswa guru dan
masyarakat lingkungan dan sekolah
3) Ario, Apa saja penyakit yang ditimbulkan akibat perilaku jajan
sembarangan dan tidak mencuci tangan saat makan?
Jawab:
- Dinny, yaitu diare, cacingan, dan keracunan
4) Della, Apa saja indicator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
pencapaian PHBS di pendidikan?
Jawab:
- Ario, yaitu cuci tangan pakai sabun dan air bersih yang mengalir,
jajan dikantin sekolah, membuang sampah di tempat sampah,
olahraga secara teratur, timbang berat badan dan ukuran tinggi badan,
tidak merokok, BAB/BAK di WC, Bebaskan sekolah dari jentik
nyamuk.
5) Ario, Siapa yang beperan untuk meningkatkan PHBS disekolah?
Jawab:
- Dinny, yaitu guru, dan semua siswa yang berada di sekolah
6) Amalia, Kapan pelaksanaan penyuluhan PHBS di sekolah dilakukan?
Jawab:
- Anggi, yaitu dilakukan dalam 1 bulan sekali
7) Anggi, Dimana waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan PHBS
disekolah?
Jawab:
- Amalia, yaitu di sekolah tepatnya di aula sekolah yang pada saat
siswa sedang tidak melakukan kegiatan belajar mengajar
8) Dinny, Mengapa harus melakukan PHBS disekolah?
Jawab:
- Ario, karena phbs disekolah sangat penting untuk dilakukan karena
salah satu indicator phbs tersebut untuk mengajarkan siswa mencuci
tangan dengan baik, dan tidk jajan sembarangan.
9) Ario, mengapa siswa harus mencuci tangan sebelum makan dengan air
bersih?
Jawab:
- Hori, karena supaya terhindar terjadinya penyakit pada siswa
tersebut dan melatih perilaku hidup sehat.
10) Amalia, Bagaimana tata cara pengelolahan sampah di sekolah pada
para siswa?
Jawab:
- Andri, yaitu dengan cara memisahkan sampah yang organic dan non
organic
11) Dinny, bagaimana mengajak warga sekolah untuk meningkatkan PHBS
disekolah?
Jawab:
- Andri, dengan cara melakukan penyuluhan dan memberikan contoh
pada siswa siswi di sekolah.

PHBS tatanan Rumah tangga

1) Ayu, Apa definisi PHBS tatanan rumah tangga dan jenis jenisnya?
Jawab:
- Della, phbs dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan
phbs untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, jenis-jenisnya
yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian asi
eksklusif, menimbang bayi dan balita secara bertahap, keempat cuci
tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan air bersih, dan
menggunakan jamban sehat.
2) Hori, apa saja penyakit yang timbul pada perilaku masyarakat yang buang
sampah sembarangan?
Jawab:
- Anggi, asma, ca paru, tipus, diare, hepatitis A
3) Ario, apa manfaat dan tujuan PHBS di tatanan rumah tangga?
Jawab:
- April, manfaatnya terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan
memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku
hidup yang menjaga kebersihan dn memenuhi standar kesehatan.
Tujuannya untuk meningkatkan fasilitas kesehatan memenuhi proses
penyadartahuan yang menjadi awal dari kotribusi untuk individu
dalam menjalani phbs.
4) Hori, Apa akibat dari rumah yang memiliki ventilasi yang buruk?
Jawab:
- Amalia, akan mengakibatkan timbulnya alergi, kelembaban udara
meningkat, gangguan pernapasan, jamur bermunculan, dan rayap
berkembang
5) Anggi, Siapa saja yang berperan untuk meningkatkan PHBS di tatanan
rumah tangga?
Jawab:
- Hori, petugas puskesmas, perawat, dan warga
6) Andri, Kapan dilakukan penyuluhan PHBS di tatanan rumah tangga
tersebut?
Jawab:
- Ario, Penyuluhan ini bias dilakukan kapan saja selagi ada waktu
yang tepat
7) Amalia, Dimana tempat yang cocok untuk dilakukan penyuluhan PHBS di
rumah tangga?
Jawab:
- Dinny, yaitu dibalai desa puskesmas
8) Dwi, Mengapa PHBS dalam tatanan rumah tangga harus dilaksanakan dan
cakupan apa saja yang harus terpenuhi didalam PHBS rumah tangga?
Jawab:
- Hori, karena agar terciptanya lingkungan di masyarakat yang bersih
dan sehat dengan cakupanya menggunakan air bersih, menggunakan
jamban yang sehat, memberantas jentik dirumah, dan melakukan
aktivitas harian.
9) Hori, Bagaimana cara mengubah perilaku masyarakat yang memiliki
kebiasaan buangsampah sembarangan ?
Jawab:
- Andri, dengan cara melakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang kebersihan agar masyarakat terhindar dari berbagai macam
penyakit.
i. Merumuskan tujuan pembelajaran
PHBS Tatanan Pendidikan
1. Dinny, Mahasiswa mampu apa definisi PHBS tatanan pendidikan dan
contohnya?
2. Della, Mahasiswa mampu apa saja indicator yang dipakai sebagai ukuran
untuk menilai pencapaian PHBS di pendidikan?
3. Ario, Mahasiwa mampu Siapa yang beperan untuk meningkatkan PHBS
disekolah?
4. Amalia, Mahasiwa mampu Kapan pelaksanaan penyuluhan PHBS di
sekolah dilakukan?
5. Ario, Mahasiwa mampu Apa saja penyakit yang ditimbulkan akibat
perilaku jajan sembarangan dan tidak mencuci tangan saat makan?
6. Anggi, Mahasiwa mampu Dimana waktu yang tepat untuk melakukan
penyuluhan PHBS disekolah?
7. Dinny, Mahasiwa mampu Mengapa harus melakukan PHBS disekolah?
8. Ario, Mahasiwa mampu mengapa siswa harus mencuci tangan sebelum
makan dengan air bersih?
9. Amalia, Mahasiwa mampu Bagaimana tata cara pengelolahan sampah di
sekolah pada para siswa?
10. Amalia, Mahasiwa mampu Bagaimana tata cara pengelolahan sampah di
sekolah pada para siswa?
11. Dinny, Mahasiwa mampu bagaimana mengajak warga sekolah untuk
meningkatkan PHBS disekolah?

PHBS Tatanan Rumah Tangga


1) Ayu, Mahasiwa mampu mengetahui Apa definisi PHBS tatanan rumah
tangga dan jenis jenisnya?
2) Hori, Mahasiwa mampu mengetahui apa saja penyakit yang timbul pada
perilaku masyarakat yang buang sampah sembarangan?
3) Ario, Mahasiwa mampu mengetahui apa manfaat dan tujuan PHBS di
tatanan rumah tangga?
4) Della, Mahasiwa mampu mengetahui Apa saja indicator yang dipakai
sebagai ukuran untuk menilai pencapaian PHBS di pendidikan?
5) Anggi, Mahasiwa mampu mengetahui Siapa saja yang berperan untuk
meningkatkan PHBS di tatanan rumah tangga?
6) Andri, Mahasiwa mampu mengetahui Kapan dilakukan penyuluhan PHBS
di tatanan rumah tangga tersebut?
7) Amalia, Mahasiwa mampu mengetahui Dimana tempat yang cocok untuk
dilakukan penyuluhan PHBS di rumah tangga?
8) Dwi, Mahasiwa mampu mengetahui Mengapa PHBS dalam tatanan rumah
tangga harus dilaksanakan dan cakupan apa saja yang harus terpenuhi
didalam PHBS rumah tangga?
9) Hori, Mahasiwa mampu mengetahui Bagaimana cara mengubah perilaku
masyarakat yang memiliki kebiasaan buangsampah sembarangan ?

ii. Mengumpulkan informasi tambahan


Belajar Mandiri Mencari Jawaban Dari Hal Yg Belum Diketahui Pada
Tahap 5 Berdasarkan Referensi Atau Informasi Pakar
iii. Mensitensis dan menguji informasi baru

PHBS SEKOLAAH

1. Dinny, Apa definisi PHBS tatanan pendidikan dan contohnya?


Jawab:
- Ario, phbs sekolah adalah sekumpulan perilaku yng di praktekan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, secara mandiri, maupun
pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatanya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan kehidupan sehat, contohnya mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, mengkonsumsi jajanan di kantin, tidak
merokok, dan membuang sampah pada tempatnya.(Depkes 2007)
- Andri, PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang
tersusun rapih dengan segala aktifitasnya direncanakan dengan
sengaja disusun yang disebut kurikulum. PHBS di institusi
pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan
kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan
institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah
meliputi: Contohnya: Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabun Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun
dan air bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air
besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan
sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri,
typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan
lain sebagainya. (Depkes, 2008)
- Anngi, PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan peserta
didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan
mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
- April, PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu
mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah
sehat. Sumber: (Hubungan antara Pengetahuan PHBS dengan
Pola Hidup Sehat Siswa di SD Tamanan. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
2) Della, Mahasiswa mampu apa saja indicator yang dipakai sebagai ukuran
untuk menilai pencapaian PHBS di pendidikan?
Jawab:
- April, Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai
sabun, Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, Menggunakan
jamban yang bersih dan sehat, Olahraga yang teratur dan terukur,
Memberantas jentik nyamuk, Tidak merokok di sekolah, Menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, Membuang
sampah pada tempatnya. Sumber: (Hubungan antara Pengetahuan
PHBS dengan Pola Hidup Sehat Siswa di SD Tamanan. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
2) Ario, apa tujuan dan manfaat PHBS di pendidikan?
Jawab:
- Andri,
Tujuan
a. Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan
tentang PHBS agar terhindar dari penyakit yang berhubungan
dengan rendahnya PHBS.
b. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru
danmasyarakat lingkungan terhindar dari berbagai ganguan dan
ancaman penyakit.
c. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang
berdampak padaprestasi belajar siswa.

Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah


yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit,
meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan
semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat
mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI,
2008).

2. Amalia, Mahasiwa mampu mengetahui Apa saja indicator yang dipakai


sebagai ukuran untuk menilai pencapaian PHBS di pendidikan?
Jawab:
- Ayu, PHBS di lingkungan sekolah mempunyai delapan indikator, yaitu
mencuci tangan menggunakan air mengalir dan memakai sabun,
mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan fasilitas
jamban bersih dan sehat, melaksanakan olahraga secara teratur,
memberantas jentik nyamuk di sekolah, tidak merokok di lingkungan
sekolah, mengkur berat badan dan tinggi badan, serta membuang
sampah pada tempat yang telah disediakan. Kedelapan indikator ini
harus dilakukan dengan baik agar tercipta perilaku sehat di lingkungan
sekolah.
2) Ario, Mahasiwa mampu Apa saja penyakit yang ditimbulkan akibat
perilaku jajan sembarangan dan tidak mencuci tangan saat makan?
Jawab:
- Hori, risiko penyakit yang berhubungan dengan jajan sembarangan
dan perilaku cuci tangan yang buruk yaitu, seperti penyakit diare,
penyakit kecacingan, dan tifoid. (jurnal HUBUNGAN ANTARA
PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN INSIDEN DIARE
PADA ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN JEMBER
tahun 2013)
4) Anggi, Siapa yang beperan untuk meningkatkan PHBS disekolah?
Jawab:
- Dinny, Pembinaan PHBS di sekolah dapat diberikan pada tiga
kelompok sasaran PHBS, sasaran primer, sasaran sekunder, dan
sasaran tersier. Sasaran primer pada pembinaan PHBS di sekolah
adalah siswa SD, dimana mereka diharapkan dapat untuk mengetahui
dan melaksanakan PHBS. Sasarn sekunder adalah orang-orang yang
mempunyai pengaruh pada sasaran primer dalam mengambil
keputusan untuk melaksanakan PHBS. Pada PHBS di sekolah yang
menjadi sasaran sekunder adalah guru, dimana seorang guru adalah
panutan dari para siswa. Sasaran tersier adalah orang yang berfungsi
untuk mengambil keputusan formal, seperti komite sekolah, kepala
desa, lurah, camat, dinas pendidikan, puskesmas dan sebagainya.
Mereka dapat memberikan dukungan dalam menentukan kebijakan,
pendanaan dalam proses Pembinaan PHBS yang akan diberikan
kepada siswa sekolah (Pedoman Pembinaan PHBS Kemenkes RI,
2011). Sumber: Henico Putri Lina. Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1
Juli 2016: 92–103. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) SISWA DI SDN 42 KORONG GADANG
KECAMATAN KURANJI PADANG.
5) Ario, Mahasiwa mampu mengapa siswa harus mencuci tangan sebelum
makan dengan air bersih?
Jawab:
a. Hori, Karena CTPS menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang CTPS sudah tinggi,Ketika memegang sesuatu, dan berjabat
tangan, tentu ada bibit penyakit yang melekat pada kulit tangan kita.
Telur cacing, virus, kuman dan parasit yang mencemari tangan, akan
tertelan jika kita tidak mencuci tangan dulu sebelum makan atau
memegang makanan.Di samping itu, bibit penyakit juga dapat melekat
pada tangan kita setelah memegang uang, memegang pintu kamar mandi,
memegang gagang telepon umum, memegang mainan, dan bagian-
bagian di tempat umum. Melalui tangan kita sendiri segala bibit penyakit
itu juga bisa memasuki mulut, lubang hidung, mata, atau liang telinga,
karena kebiasaan memasukkan jari ke hidung, mengucek mata,
mengorek liang telinga, bukan pada waktu yang tepat (pada saat tangan
kotor), dan ketika jari belum dibasuh (belum cuci tangan).(jurnal
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENCUCI TANGAN
DENGAN INSIDEN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI
KABUPATEN JEMBER tahun 2013)
6) Amalia, Mahasiwa mampu Bagaimana tata cara pengelolahan sampah di
sekolah pada para siswa?
Jawab:
a. Anggi, Sekolah sebaiknya menyediakan tempat sampah yang terpilah
antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya.
Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung
berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat
sampah yang tersedia akan sangat membantu peserta
didik/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.
Membuang sampah pada tempatnya merupakan perbuatan baik yang
positif yang harus dijadikan sebagai suatu kebiasaan sehari-hari agar
dapat menjadi teladan bagi orang lain. Dengan membuang sampah pada
tempatnya nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah nilai karakter
cinta lingkungan dan disiplin. Sumber : Taryatman, Budaya Hidup
Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar

7) Andri, Mahasiwa mampu bagaimana mengajak warga sekolah untuk


meningkatkan PHBS disekolah?
Jawab:
- Dinny, Pemperdayaan dalam promosi kesehatan adalah hal yang
sangat penting. Pemberdayaan ini merupakan proses agar masyarakat
sekolah dapat berperan dalam pengambilan dan penetapan tindakan
yang berhubungan dengan kualitas kesehatannya. Pemberdayaan
merupakan tindakan pemberian informasi pada kelompok sasaran
secara terus-menerus, memperhatikan perkembangan sasaran, serta
membantu mengubah dari tidak tahu menjadi tahu (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau
menjadi mampu untuk melaksanakan dan mempraktekan perilaku
yang telah diberikan atau diperkenalkan (aspek practice). Upaya yang
dilakukan agar siswa menjadi tahu adalah dengan cara membuat
siswa tersebut memahami hal yang dapat menjadi masalah baginya
dan orangorang di sekitarnya. Apabila siswa belum mengetahui dan
menyadari sesuatu sebagai masalah, maka ia tidak akan bersedia
menerima informasi apapun. Perubahan dari tahu ke mau harus
dengan menyajikan dan menampilkan fakta-fakta tentang masalah
tersebut (Pedoman Pembinaan PHBS Kemenkes RI, 2011). Sumber:
Henico Putri Lina. Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 92–
103. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA
DI SDN 42 KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI
PADANG.

PHBS Tatanan Rumah Tangga


1) Ayu, Mahasiwa mampu mengetahui Apa definisi PHBS tatanan rumah
tangga dan jenis jenisnya?
Jawab:
- Della, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar mengetahui, mau
dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS tatanan
rumah tangga meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
memberikan bayi ASI eksklusif, menimbang balita secara teratur,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, makan buah
dan sayur setiap hari, olahraga secara teratur, tidak merokok di dalam
rumah, dan membuang sampah pada tempatnya. Pada penelitian ini
hanya tiga indikator yang di teliti meliputi: BAB di jamban,
menggunakan air bersih, dan membuang sampah pada tempatnya.
Jenis-jenis :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Sumber: (jurnal PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT
USING (Studi Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah,
Kabupaten Banyuwangi) Husni Abdul Gani, Erdi Istiaji, Prita Eka
Pratiwi Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember )

3. Hori, Mahasiwa mampu mengetahui apa saja penyakit yang timbul pada
perilaku masyarakat yang buang sampah sembarangan?
Jawab:
- Amalia, Penyakit hepatitis A, disentri, salmonellosis, penyakit pes,
demam berdarah, infeksi cacingan, diare, tetanus, demam tifoid,
kolera, dan gastroenteritis. Sumber : Anies (2017). Kesehatan Umum:
Pencegahan dini gangguan kesehatan. Jakarta: PT. Alex Media.

4. Ario, Mahasiwa mampu mengetahui apa manfaat dan tujuan PHBS di


tatanan rumah tangga?
Jawab:
- Anggi, Bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk
tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih
dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat
masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga
adalah tercapainya rumah tangga yang sehat. Sumber : Jurnal
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah
Tangga di Kota Depok Tahun 2014 dan Faktor-faktor yang
Berhubungan
5. Della,
6. Anggi, Mahasiwa mampu mengetahui Siapa saja yang berperan untuk
meningkatkan PHBS di tatanan rumah tangga?

Jawab:

- Dinny, Pelaku PHBS di rumah tangga yaitu: petugas kesehatan,


petugas lintas sektor, tokoh masyarakat dan kader masyarakat dan
sasarannya adalah seluruh anggota keluarga ( bapak, ibu, kakak, adik,
nenek, kakek, dll) Sumber: Irawati Erna,Wahyuni. GASTER, Vol. 8,
No. 2 Austus 2011 (741 - 749)
7. Andri, Apa akibat dari rumah yang memiliki vemtilasi yang buruk?
Jawab:
- Amalia, Apabila ventilasi dalam ruangan tidak memenuhi standar,
maka kualitas udara menjadi buruk dan dampaknya akan menimbulkan
masalah kesehatan pada penghuninya. Selain ventilasi, sumber
kontaminasi di dalam ruangan juga merupakan faktor penentu kualitas
udara seperti aktifitas manusia di dalam ruangan itu sendiri. Selain
kualitas udara dalam ruang dipengaruhi oleh keberadaan agen abiotik
juga dipengaruhi oleh agen biotik seperti partikel debu, dan
mikroorganisme termasuk di dalamnya bakteri, jamur, virus dan lain-
lain. Mikroorganisme di udara merupakan penyebab gejala berbagai
penyakit antara lain iritasi mata, kulit, saluran pernapasan (ISPA) dan
lain-lain. Mikroorganisme dapat berada di udara melalui berbagai cara
terutama dari debu yang berterbangan. Jumlah koloni mikroorganisme
di udara tergantung aktifitas dalam ruangan serta banyaknya debu dan
kotoran lain (Moerdjoko, 2004). Sumber : PENGARUH
PENGGUNAAN VENTILASI (AC DAN NON AC) DALAM
RUANGAN TERHADAP KEBERADAAN MIKROORGANISME
UDARA (Studi Kasus : Ruang Kuliah Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro), Vidyautami, D.N.
8. Amalia, Mahasiwa mampu mengetahui Dimana tempat yang cocok untuk
dilakukan penyuluhan PHBS di rumah tangga?
Jawab:
- Andri, Kantor desa, posyandu dan ke rumah2 warga untuk
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau
keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai
masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh
karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga
perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (depkes, 2011)

9. Dwi, Mahasiwa mampu mengetahui Mengapa PHBS dalam tatanan rumah


tangga harus dilaksanakan dan cakupan apa saja yang harus terpenuhi
didalam PHBS rumah tangga?
Jawab:
- Hori, PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan
untuk mencapai rumah tangga sehat. Rumah tangga sehat adalah
rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yang
tercakup yaitu: 1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; 2)
memberi ASI ekslusif; 3) menimbang bayi dan balita; 4) menggunakan
air bersih; 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; 6)
menggunakan jamban sehat; 7) memberantas jentik di rumah; 8)
makan buah dan sayur setiap hari; 9) melakukan aktivitas fi sik setiap
hari; 10) tidak merokok di dalam rumah. (jurnal PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM RUMAH TANGGA IBU
HAMIL DAN IBU PERNAH HAMIL DI INDONESIA tahun
2011)

10. Hori, Mahasiwa mampu mengetahui Bagaimana cara mengubah perilaku


masyarakat yang memiliki kebiasaan buangsampah sembarangan ?
Jawab:
- Ario, Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat “Program Penyuluhan
dan praktik PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) ini dilakukan dengan
beberapa tahap. Pertama, tahapsosialisai, berupa penyuluhan pentingnya
PHBS guna meningkatkan kesadaran masyarakat.Kedua, tahap
pemeriksaan kesehatan, dan ketiga tahap contoh praktik PHBS. Berikut
agenda penyuluhan dan praktik PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
yang direncanakan.
1) Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
2) Pemeriksaan gratis untuk masyarakat
3) Dialog Interaktif Perilaku Hidup Bersih Sehat Ibu dan Anak Rumah
Warga
4) Pembelajaran Praktik Perilaku Hidup Bersih Sehat Ibu Rumah
Warga
5) Pembelajaran Praktik Perilaku Hidup Bersih Sehat untuk anak- anak

Sumber: (JURNAL PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS


(PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT TAHUN 2013)

- Dinny, Untuk pedesaan pada umumnya sampah biasanya ditangani


dengan beberapa cara yaitu:
1. Dibakar
2. Dibuang pada lubang galian
3. Dibuat kompos
Peran kader:

 Memberikan motivasi kepada kader masyarakat untuk mengolah


sampah dengan benar, dan bila mungkin dapat mendapatkan
keuntungan secara financial.
 Menggalan pihak lain termasuk dunia usaha untuk memberi
bantuan pengolahan sampah
 Memanfaatkan setiap kesempatan untuk melakukan penyuluhan
kepada masyakarat untuk hidup bersih dan sehat, tentang
persampahan dan terkait kesehatan masyarakat. Sumber: Irawati
Erna,Wahyuni. GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (741 - 749).

Anda mungkin juga menyukai