Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG


KEHIDUPAN : LANSIA

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Jiwa I

Dosen pembimbing : Rizki Muliani , S.Kep., Ners., MM

Disusun oleh :

Kelompok 4

Agus Iwa 191FK03060


Aghnisa Yulanda 191FK03061
Diana Octavianti A 191FK03065

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam
semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk
tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Jiwa I
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik
dan saran dalam upaya evaluasi diri.

Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan


penyusunan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis, dan pembaca.

Bandung, 3 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BABI PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latarbelakang................................................................................................................1
1.2 Rumusanmasalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BABII PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Definisi lanjut usia.........................................................................................................3


2.2 Karakteristik lanjut usia.................................................................................................4
2.3 Definisi proses menua....................................................................................................5
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua.........................................................7
2.5 Gangguan atau penyimpangan yang terjadi pada lansia................................................8
2.6 Penanganan dan pencegahan penyimpangan pada lanjut usia.......................................9
2.7 Asuhan keperawatan secara teori.................................................................................10

BABIII PENUTUP.................................................................................................................13

Asuhan Keperawatan Sesuai Kasus....................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan
wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,
dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang
ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain (Keliat, 2011).
Masalah kesehatan jiwa tidak dapat dilihat secara langsung seperti masalah
fisik yang memperlihatkan gejala yang berbeda yang muncul dari berbagai
perubahan. Klien dengan masalah kesehatan jiwa banyak tidak mampu
menceritakan hal-hal yang terjadi pada dirinya, selain itu kemampuan mereka
dalam beradaptasi menyelesaikan masalah sangat bervariasi. Kesehatan jiwa
mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam kandungan
kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
toddler (1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah
(6-12 tahun), remaja (12- 18 tahun), dewasa muda (18- 2 35 tahun), dewasa
tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun


proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada
kenyataannya proses in menjadi beban bagi orang lain dibandingkan dengan
proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti
sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal. Pelayanan
Asuhan keperawatan gangguan mental pada lanjut usia memerlukan

1
pengetahuan khusus karena kemungkinan perbedaan dalam manifestasi klinis
patogenesis dan patofisiologi gangguan mental antara dewasamuda dan lanjut
usia. Faktor penyulit pada pasien lanjut usia juga perludipertimbangkan. Faktor-
faktor tersebut adalah sering adanya penyakit dankecacatan medis penyerta.
pemakaian banyak medikasi dan peningkatan kerentanan terhadap gangguan
kognitif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan lanjut usia?
2. Apa saja karakteristik lanjut usia?
3. Apa yang dimaksud dengan Definisi proses menua?
4. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua?
5. Apa saja gangguan atau penyimpangan yang sering terjadi pada lansia?
6. Apa saja penanganan dan pencegahan penyimpangan pada lanjut usia?
7. Bagaimana asuhan keperawatan secara teori?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari lanjut usia.
2. Untuk mengetahui karakteristik lanjut usia.
3. Untuk mengetahui Definisi proses menua.
4. Untuk mengetahuiApa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
menua.
5. Untuk mengetahui gangguan atau penyimpangan yang sering terjadi pada
lanjut usia.
6. Untuk mengetahui penanganan dan pencegahan penyimpangan pada lanjut
usia.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan secara teori.

2
BAB II
(Pembahasan)
A. Pengertian Sehat Jiwa
Kesehatan jiwa bagi manusia berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa
dan sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan mampu diri.Orang
yang sehat jiwa berartimempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri
sendiri, orang lain, masyarakat, danlingkungan. Manusia terdiri dari bio,
psiko, sosial, dan spiritual yang saling berinteraksi satudengan yang lain dan
saling mempengaruhi.
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita
rasakandan diamati keadaannya.Orang ‘gemuk’ dianggap sehat dan orang
yang mempunyai keluhandianggap tidak sehat.Faktor subjektifitas dan
kultural mempengaruhi pemahaman danpengertian orang terhadap konsep
sehat.World Health Organization (WHO) merumuskansehat dalam arti kata
yang luas, yaitu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupunsocial,
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat.
B. Kriteria Sehat Jiwa
Ada berbagai pendapat tentang jiwa yang sehat, yaitu karena tidak sakit, tidak
jatuh sakit akibat stressor, sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungan, dan mamputumbuh berkembang secara positif (Notosoedirjo dan
Latipun, 2005).
1. Sehat jiwa karena tidak mengalami gangguan jiwa
Kalangan klinisi klasik menekankan bahwa orang yang sehat jiwa adalah
orang yangtahan terhadap sakit jiwa, dan terbebas dari gangguan
jiwa.Orang yang mengalamineurosa atau psikosa dianggap tidak sehat
jiwa. Vaillant, 1976 dalam Notosoedirjo, 2005menyatakan bahwa sehat
jiwa itu “ as the presence of successful adjustment or the absence of
psychopatology (dysfunction in psychological, emotional, behavioral, and
social spheres)”.Pengertian diatas bersifat dikotomis, bahwa orang itu

3
dalam keadaan sehat jika tidakada sedikitpun gangguan psikis, dan sakit
jika ada gangguan. Dengan kata lain, sehatdan sakit itu bersifat nominal.
2. Sehat jiwa jika tidak sakit akibat adanya stressor
Clausen memberi batasan yang berbeda dengan klinisi klasik.Orang yang
sehat jiwaadalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak jatuh akibat
stressor.Meskipunmengalami tekanan, orang tetap sehat.Pengertian ini
menekankan pada kemampuanindividual merespon lingkungannya.Setiap
orang mempunyai kerentanan (susceptibility)yang berbeda terhadap
stressor karena factor genetic, proses belajar, dan budaya. Selainitu
terdapat perbedaan intensitas stressor yang diterima seseorang, sehingga
sangat sulitmenilai apakah dia tahan terhadap stressor atau tidak.
3. Sehat jiwa jika sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungan
Michael dan Kirk Patrick memandang bahwa individu yang sehat jiwa jika
terbebasdari gejala psikiatris dan berfungsi optimal dalam lingkungan
sosialnya.Seseorang yangsehat jiwanya jika sesuai dengan kapsitas diri
sendiri, dan dapat hidup selaras denganlingkungannya.
4. Sehat jiwa karena tumbuh dan berkembang secara positif
Frank LK mengemukakan pengertian kesehatan jiwa lebih
komprehensif.Orang yangsehat jiwa mampu tumbuh, berkembang dan
matang dalam hidupnya, menerimatanggungjawab, menemukan
penyesuaian dalam berpartisipasi memelihara aturansocial dan tindakan
dalam budayanya.
C. Cara Meningkatkan Kesehatan Jiwa
1. Asertif
Jujur, mengatakan apa adanya tanpa menyinggung perasaan orang lain.
2. Solitude
Introspeksi diri, merenung untuk berpikir dan mengoreksi diri.
3. Kesehatan fisik umum

4
Menjaga kesehatan fisik dengan olahraga, nutrisi yang sehat dan periksa
kesehatan rutin.
4. Mekanisme Koping
Melatih mekanisme koping yang positif (adaptif/konstruktif) dan berusaha
menghilangkan mekanisme koping yang negative(maladaptive/destruktif).
D. Pengertian Lansia
Lansia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas (Hardywinoto
dan Setiabudhi, 1998). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangkan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994). Oleh karena itu, dalam tubuh akan tumbuh makin
banyak distorsi metabolic dan stuktural yang disebut penyakit degenerative
yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal
(Darmojo dan Martono, 1999).

E. Batasan Umur Lansia


Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009), batasan-batasan umur
yang mencakup batasan umur lansia sebagai berikut :
1. Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 1998 dalam Bab I pasal 1 ayat
2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
tahun keatas”.
2. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu:
pertama (fase intventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilties) ialah 40-

5
55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase
senium) ialah 65 hingga tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro, masa lanjut usia (geriatric
age) >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (geriatric old) itu sendiri
dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-
80 tahun), very old (>80 tahun) (Effendi, 2009)
F. Lingkup, Peran, dan Fungsi Keperawatan Gerontik
1. Lingkup Keperawatan Gerontik
Lingup asuhan keperawatan gerontik menurut Siti Maryam R. (2008)
adalah pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat penuaan, perawtan
untuk pemenuhan kebutuhan lansia, dan pemulihan untuk mengatasi
keterbatasan lansia.
2. Peran Keperawatan gerontik menurut Siti Maryam R. (2008) sebagai
berikut :
1) Sebagai care giver.
2) Sebagai pendidik klien lansia.
3) Sebagai advokasi klien lansia.
4) Sebagai konselor klien lansia.
5) Sebagai advokasi klien lansia.
3. Menurut Eliopoulous (2005), fungsi perawat gerontology adalah:
1) Gueid persons of all agers toward a health aginf process
(membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang
sehat)
2) Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
3) Respect the tight of older adults and ensure other do the same
(menghormati hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan yang
lain melakukan hal yang sama)
4) Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan
mendorong kualitas pelayanan)

6
5) Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta
mengurangi risiki terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
G. Masalah di Bidang Psikogeratri
1. Kecemasan
a. Pengertian
Gangguan kecemasan pada lansia berupa gangguan panic.Fobia,
gangguan obsesif, gangguan kecemasan umum, gangguan stress akut,
dan gangguan pasca traumatic.
b. Gejala Kecemasan
1) Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional terhadap kejadian
yang akan terjadi.
2) Sulit tidur sepanjang malam.
3) Rasa tegang dan cepat marah.
4) Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut/khawatir pada
penyakit yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang
sebenarnya tidak dideritanya.
2. Depresi
a. Pengertian
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan
komponen psikologis, seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna,
gagal, putus asa, dengan penyesalan atau berbentuk penarikan diri,
kegelisahan atau agitasi (Afda Wahyuningsih dan Sukamto)
b. Tipe Depresi
Terdapat dua tipe depresi a\yaitu eksogen datau depresi reaktif dan
depresi endogen.Indivisu dengan depresi endogen betul-betul dapat
mengalami gangguan mental bahkan mengalami delusi dan sering kali
mencoba bunuh diri, terutama laki-laki.Klien dengan depresi eksogen
biasanya mendapat dukungan yang cukup pada situasi depresi, seperti
setelah berduka karena kehilangan atau selama tinggal di rumah sakit.

7
c. Penyebab Depresi
1) Penyakit fisik.
2) Penuaan.
3) Kurangnya perhatian dar pihak keluarga.
4) Gangguan pada otak (penyakit cerebrovascular).
5) Faktor psikologis.
6) Serotonim dan norepinephrine
d. Gejala Depresi
1) Keluhan fisik biasanya terwujud pada perasaan fisik, seperti:
- Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi
tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan.
- Nyeri (nyeri otot dan kepala)
- Berat badan berubah drastic
- Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai
macam penentu.
- Sulit berkonsentrasi. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir
dengan jernih dan unutk memecahan masalah secara efektif.
- Keluarnya keringat yang berlebihan.
- Sesak nafas.
- Kejang usus atau kolik.
- Muntah
- Diare
- Gangguan dalam aktifitas normal.
- Kurang energy.
2) Secara biologic dipacu dengan adanya perubahan neurotransmitter
penyakit sistemik dan penyakit degenerative.
3) Secara psikologi, gejalanya:
- Kehilangan diri/martabat.

8
- Perilaku rusak diri tidak langsung, contohnya penyalahgunaan
alcohol/narkoba
- Merasa putus asa dan tidak berarti
- Mempunyai pemikiran untuk bunuh diri
- Gejala social ditandai dengan kesulitan ekonomi
3. Insomnia
a. Pengertian
Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang terkadang dapat
mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah.
b. Penyebab
c. Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari sehingga mereka
masih semangat sepanjang malam. Tertidur sebentar-sebentar
sepanjang hari. Gangguan cemas dan depresi.
4. Paranoid
a. Pengertian
Lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam mereka,
membicarakan, serta berkomplotan ingin melukai atau mencuri
miliknya,
b. Gejala Paranoid
Perasaan curiga dan memusuhi anggita keluarga, teman-teman, atau
orang-orang disekelilingnya. Lupa akan barang-barang yang
disimpannya kemudian menuduh orang-orang di sekelilingnya
mencuri atau menyembunyikan barang miliknya.
5. Demensia
a. Pengertian
Demensia ialah kemunduran fungsi mental umum, terutama
intelegensi, disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat
kembali lagi (irreversible) (Maramis,1995).
b. Penyebab Demensia

9
- Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat disembuhkan.
- Penyakit vaskuler, seperti hipertensi
- Penyakit Parkinson, demensia menyerang 40% dar pasien ini
- Gangguan genetika, koreahuntington atau penyakit pick
- ‘penyakit prior (protein yang terdapat dalam proses infeksi
penyakit creutzfeldt-jakob)
- Infeksi HIV dapat menyerang system saraf pusat
- Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan normal,
hidrocepalus dan cedera akibat trauma kepala.

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Orientasi

a. Tanya hari ini tanggal berapa ?

b. Kemudian tanyakan hal-hal terkait, misalkan sekarang ini musim apa ?

2. Registrasi

a. Bila memungkinkan beri pertanyaan untuk menguji daya ingatnya

b. Ucapkan dengan jelas dan perlahan kata-kata seperti POHON. Dengan jarak per
kata 1 detik. Sesudah itu minta pasien untuk mengulanginya, jawaban pertama
menentukan skornya,tetapi mintalah pasien untuk mencoba terus misalkan hingga 6
kali bila gagal tes ini kurang bermakna.

3. Perhatian dan perhitungan

a. Minta pasien untuk menghitung mundur dari 100 dengan selisih 7. Berhenti setelah
5 jawaban. Berikan skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.

b. Bila dia tidak mampu menghitung, mintalah padanya untuk mengeja suatu kata
dari arah belakang (misalnya RUMAH menjadi H-A-M-U-R), beri skor 1 untuk
setiap huruf yang ditempatkan benar. Catatlah jawaban pasien.

4. Daya ingat

a. Minta pasien untuk mengingat kembali ke tiga kata yang ditanyakan kepadanya
kata di atas tadi.

11
5. Bahasa

a. Menyebutkan kata yang diperintahkan

b. Mengulang kata yang sudah diucapkan

c. Perintah tiga langkah. Beri pasien kertas kosong dan katakan." Ambil kertas ini
dengan tangan kanan, lipat2 dan letakkan di lantai" beri skor 1 untuk setiap langkah
yang benar.

6. Data demografi

a. Ras dan suku apa?

b. Jenis kelamin ?

c. Pendidikan terakhir?

3.2 diagnosa keperawatan

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas

2. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi neuron


irreversible

3. Kurang perawatan diri : hygiene, nutrisi dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.

4. potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan pengaruh


penyimpanan jangka pendek dari proses penyakit.

3.3 intervensi keperawatan

12
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan - jangan - irama sirkadian yang
berhubungan dengan tindakan keperawatan menganjurkan ter sinkronisasi
ansietas kunjungan klien klien untuk tidur disebabkan oleh tidur
memiliki pola tidur siang apabila siang yang singkat.
yang teratur. berakibat efek
Kriteria hasil : negatif terhadap - derangement psikis
-Klien mampu tidur pada malam terjadi bila terdapat
memahami faktor hari. penggunaan
penyebab gangguan - evaluasi efek obat kortikosteroid
pola tidur. klien yang termasuk
- klien mampu mengganggu tidur. perubahanmu dan
menentukan penyebab insomnia.
tidur inadekuat. - mengubah pola yang
- klien mampu - tentukan sudah terbiasa dari
memahami rencana kebiasaan dan asupan makan klien
khusus untuk rutinitas waktu pada malam hari
menangani atau tidur malam terbukti mengganggu
mengoreksi penyebab dengan kebiasaan tidur
tidak tidur adekuat. klien. - hambatan artikel
- klien mampu pada formasi retikuler
menciptakan pola akan berkurang
tidur yang ada kuat - berikan selama
dengan penurunan lingkungan yang tidur,meningkatkan
terhadap pikiran yang nyaman untuk respon otomatik
melayang-layang atau meningkatkan karenanya respon
melamun. tidur. kardiovaskuler
- klien tampak atau terhadap suara

13
melaporkan dapat meningkat selamat
beristirahat yang tidur.
cukup. - gangguan tidur
terjadi dengan
- buat jadwal seringnya tidur dan
intervensi untuk mengganggu
memungkinkan pemulihan
waktu tidur lebih sehubungan dengan
lama. gangguan psikologis
dan psikologis
sehingga irama
sirkadian terganggu.
- berikan makanan - meningkatkan
kecil sore hari, susu relaksasi dengan
hangat, mandi dan perasaan mengantuk.
masase punggung. - menurunkan
- putarkan musik stimulasi sensori
yang lembut atau dengan menghambat
suara yang jernih. suara lain dari
lingkungan sekitar
yang akan
- berikan obat mengganggu tidur.
sesuai indikasi - efektif menangani
seperti pseudodemensia atau
amitriptyline. depresi meningkatkan
kemampuan untuk
tidur
Gangguan proses setelah dilakukan - kembangkan - mengurangi
pikir berhubungan tindakan keperawatan lingkungan yang kecemasan dan

14
dengan kehilangan kunjungan klien dapat mendukung dan emosional seperti
memori, degenerasi berpikir rasional. hubungan klien dg kemarahan,
neuron irreversible Kriteria hasil : perawat yang meningkatkan
- klien mampu terapetik. pengembangan
memperlihatkan evaluasi diri yang
kemampuan kognitif positif dan
untuk menjalani mengurangi konflik
konsekuensi kejadian - kaji derajat psikologis.
yang menegangkan gangguan kognitif, - memberikan dasar
terhadap emosi dan seperti perubahan perbandingan yang
pikiran tentang diri. orientasi, rentang akan datang dan
- klien mampu perhatian, mempengaruhi
mengembangkan kemampuan rencana intervensi.
strategi untuk berpikir. Bicarakan
mengatasi anggapan dengan keluarga
diri yang negatif. mengenai - kebisingan
- klien mampu perubahan perilaku. merupakan sensori
mengenali perubahan - pertahankan berlebihan yang
dalam berpikir atau lingkungan yang meningkatkan
tingkah laku dan menyenangkan dan gangguan neuron .
faktor penyebab. tenang. - menimbulkan
- klien mampu perhatian, terutama
memperlihatkan - tatap wajah klien pada klien dengan
penurunan tingkah ketika sedang gangguan perseptual.
laku yang tidak berbicara dengan - lamunan membantu
diinginkan, ancaman klien. dalam meningkatkan
dan kebingungan. - gunakan disorientasi. Orientasi
distraksi.Bicarakan pada realita

15
tentang kejadian meningkatkan
yang sebenarnya perasaan realita klien
saat klien penghargaan diri dan
mengungkapkan kemuliaan.
ide yang salah, jika - menurunkan defensif
tidak meningkatkan jika klien menyadari
kecemasan. kesalahan, membantah
klien tidak akan
- bantu klien mengurangi
menemukan hal kepercayaan dan
yang salah dalam menimbulkan
penempatannya.Be kemarahan.
rikan label gambar
atau hal yang
diinginkan client
dan jangan
menentang.
Kurangperawatandiri: setelah dilakukan - identifikasi - memahami penyebab
hygiene,nutrisidanata tindakan keperawatan kesulitan dalam yang mempengaruhi
utoiletingberhubunga kunjungan klien berpakaian atau intervensi masalah
ndenganketergantung mampu melakukan perawatan diri dan diminimalkan
anfisiologisdanataupsi aktivitas perawatan dengan menyesuaikan
kologis. diri sesuai dengan atau memerlukan
tingkat kemampuan. konsultasi dari ahli.
Kriteria hasil : - seiring
- klien mampu - identifikasi berkembangnya
mengidentifikasi dan kebutuhan akan penyakit kebutuhan
menggunakan sumber kebersihan diri dan kebersihan dasar
pribadi atau berikan bantuan mungkin dilupakan.

16
komunikasi yang sesuai kebutuhan. - mudah sekali
dapat memberikan - lakukan menjadi frustasi jika
bantuan. pengawasan dan kehilangan
berikan kemandirian.
kesempatan untuk - pekerjaan yang
melakukan sendiri tadinya muda
sesuai kemampuan. sekarang menjadi
- beri banyak terhambat karena
waktu untuk penurunan motorik
melakukan tugas. dan perubahan
kognitif.
- meningkatkan
- bantu kepercayaan hidup.
mengenakan
pakaian yang rapi
dan indah.
potensial terhadap Setelah dilakukan - bantu keluarga - keluarga dengan
ketidakefektifan tindakan keperawatan mengungkapkan keterbatasan
koping keluarga dua kali kunjungan persepsi tentang pemahaman tentang
berhubungan dengan koping keluarga mekanisme koping strategi coping
pengaruh efektif. yang digunakan. memerlukan informasi
penyimpangan jangka Kriteria hasil : akibat konflik.
pendek dari proses - klien mampu - libatkan keluarga - memudahkan beban
penyakit. mengidentifikasi atau dalam pendidikan terhadap penanganan
mengungkapkan dan perencanaan dan adaptasi dirumah.
sendiri untuk perawatan di - penurunan penyakit
mengatasi keadaan. rumah. mengikuti
- keluarga mampu - fokuskan pada perkembangan yang
menerima kondisi masalah spesifik tidak menentu.

17
orang yang dicintai sesuai dengan yang - menurunkan stres
dan terjadi pada klien. yang menyelimuti
mendemonstrasikan - realistis dan tulus harapan yang keliru.
tingkah laku kopi dalam mengatasi - kontak keluarga
positif dalam semua masalah. merupakan dasar dari
mengatasi keadaan. - anjurkan untuk realitas, terbebas dari
- klien mampu tidak membatasi kesepian
menggunakan sistem pengunjung . - memberikan
pendukung yang ada - rujuk pada tanggung jawab pada
secara efektif. sumber pendukung tempat perawatan,
seperti perawatan mengurangi kejenuhan
lansia, pelayanan di dan resiko terjadinya
rumah isolasi sosial dan
berhubungan mencegah kemarahan
dengan asosiasi keluarga.
penyakit demensia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azizah Ma’rifatul Lilik,Zainuri Imam,Akbar Amar.2016.Buku Ajar


Keperawatan Jiwa.Pustaka Medika.Yogyakarta.
Depkes RI.2003.Pedoman Keperawatan Kesehatan Usila di Rumah.Jakarta:
Depkes RI
Nugroho, W. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2008.
Maryam, R. Siti.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta:Salemba Medika.
Kusharyadi. 2010. Asuhan keperawatan pada klien lanjut usia. Jakarta:
Salemba Medika.
Carpenito, L. " Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktek klinis" , edisi ke
6, EGC, Jakarta,2000.
Leeckennotte, Annete Glesler. " Pengkajian gerontologi", edisi ke-2,
EGC,Jakarta,1997.

19

Anda mungkin juga menyukai