Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN JIWA

“Sehat Jiwa Pada Bayi”

DISUSUN OLEH :

DELLA RAMADHANI
1811312042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata Keperawatan Jiwa. Makalah
ini memuat tentang “Sehat Jiwa Pada Bayi”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada
waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam


proses penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan
salahnya, sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan
kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 21 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penulisan 1

1.3 Manfaat Penulisan 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS 3

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA BAYI 10

BAB IV KASUS 16

BAB V ASUHAN KEPERAWTAN 17

BAB VI PENUTUP 22

3.1 Kesimpulan 22

3.2 Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera dimana


memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Masalah kesehatan
jiwa tidak dapat dilihat secara langsung layaknya masalah fisik yang dapat
memperlihatkan dengan jelas semua keluhan atau gejalanya. Klien dengan masalah
kesehatan jiwa banyak yang tidak mampu menceritakan apa yang dia alami kepada
orang lain termasuk petugas kesehatan.

Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu dimulai dari sejak


dalam kandungan hingga dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu bayi (0-18 bulan),
toddler (1,5-3 tahun), pre school(3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja,
dewasa hingga lansia. Kesehatan jiwa pada bayi dapat dipengaruhi oelh lingkungan
sekitarnya dan bagaiman asuhan orang tua kepada bayi. Meski tidak nampak secara
langsung dan sulit diketahui tentang kesehatan jiwa pada bayi, kita tetap harus
memperhatikan semua perkembangan bayi dan asuhan yang tepat kepada bayi.

Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk membuat sebuah


makalah yang membahas asuhan keperawatan kesehatan jiwa pada bayi untuk dapat
mengetahui dan membantu pembaca dalam askep kesehatan jiwa pada bayi.

B. Tujuan
1. tujuan umum
untuk memenuhi penugas mata kuliah keperawatan kesehatan jiwa program
studi S1 ilmu keperawatan .
2. tujuan khusus
untuk mengetahaui bagaimana asuhan keperawatan yang tepat pada sehat jiwa
pada bayi.
C. Manfaat
1. Bagi penulis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan penulis tentang asuhan keperawatan sehat jiwa pada bayi

1
2. Bagi pembaca
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menjadikan tulisan makalah
penulis seagai referansi belajar selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Masa Bayi


Masa bayi adalah masa yang berlangsung selama 2 tahun pertama setelah 2
minggu periode bayi yang baru lahir. Meskipun masa bayi sering dianggap masa bayi
baru lahir, label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode
postnatal yang pada masa ini ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya.
Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun
pertama ini dengan menyebutnya periode vital, karena kondisi fisik dan psikologi bayi
merupakan pondasi yang kukuh untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-
angsur agak menurun. Akan tetapi, tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya ini
secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri. Tetapi, setiap hari, setiap minggu,
setiap bulan bayi semakin mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun
kedua, ia menjadi seorang manusia berbeda dengan masa bayi. Oleh karena itu, bayi
banyak ditafsirkan sebagai individu tidak berdaya, maka semakin umum orang
menamakan masa bayi selama 2 tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar
berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga
relatif mandiri.
Tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi belajar
terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis pertama yang
dihadapi oleh bayi. Tahap-tahap perkembangan psikososial yang dilalui bayi menurut
Erik Erikson hanya satu yaitu percaya Vs tidak percaya. Komponen awal yang sangat
penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini
mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengan dunia luar
maka ia mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada
lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan
dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat
antara bayi dengan lingkungan adalah ibu.

B. 4 Tahap perkembangan attachment pada bayi


1. Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)

3
Bayi tidak membedakan antara orang-orang dan merasa senang menerima
orang yang dikenal dan yang tidak dikenal
2. Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum
pada orang yang lebih dikenal
3. Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan)
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama
lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis
ketika berpisah dengannya
4. Tahap Goal-Coordination Partenerships (24 bulan-seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi
tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya dalam jangka waktu yang
lama

C. Karakteristik Perkembangan Pada Masa Bayi


1. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut reflek. Refleks
adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinasi
sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respon
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
a. Reflek menghisap dan mencari
Bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang
ditempatkan dimulutnya. Jika bayi menemukan puting susu ibu, maka ia
akan menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar terlebih dahulu.
Reflek mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-
kira 3 sampai 4 bulan. Kemudian pada usia satu tahun refleks menghisap
menyatu dan diperluas dengan aktivitas makan yang disengaja.
 Reflek Moro
Reflek moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir
sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Reflek
moro ini juga merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Oleh
karena itu, reflek tersebut merupakan hal yang normal bagi semua bayi

4
yang baru lahir. Respon ini akan menghilang ketika bayi mendekati usia
6 bulan
 Reflek Menggenggam
Reflek menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan
bayi dan bayi akan merespon dengan cara menggenggam dengan kuat.
Reflek menggenggam merupakan langkah awal bayi untuk lebih
memudahkan melakukan aktivitas menggenggam selanjutnya yang lebih
disengaja. Reflek menggenggam ini akan berkurang pada bulan ke-3.
b. Kemampuan Merangkak
Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki
sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Dengan
tercapainya kemampuan merangkak si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi
tempat bermain dan rumahnya sambil memperkukuh otot-ototnya.
c. Kemampuan Duduk
Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala, tubuh,
dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini, bayi bisa
memperhatikan gerakan-gerakan tangan dan jari-jari sambil
memanipulasikan kepalanya
d. Kemampuan Berdiri dan Berjalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan
khas manusiawi
e. Pola Tidur dan Bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk
tidur.Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari,walaupun ada
beberapa bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit,yaitu sekitar 10-11 jam
perhari.
f. Pola Makan dan Minum
Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama. Bayi yang membutukan makanan yang mengandung
sejumlah protein,kalori,vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama
ASI merupakan sumber makanan dan sumber energi yang utama,karena ASI
adalah susu yang bersih dan dapat dicerna,serta mengandung zat antibodi
bagi bayi.

5
g. Pola Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemapuan
untuk mengendalikan buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot
dan motivasi yang dimiliki. Pengendalian buang air kecil dimulai pada usia
15-16 bulan, tetapi sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini
belum sempurna (Hurlock,1994)
h. Perkembangan Inteligensi
Menurut Piaget,dilihat dari perkembangan kognitif pada usia bayi ini
berada pada periode sensori motorik. Bayi mengenal objek-objek yang
berada di lingkungannya melalui sistem pengindraan (pengelihatan dan
pendengaran) dan gerakan motoriknya.
i. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara
gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Beberapa tahapan
perkembangan emosi pada bayi secara umum adalah
 Usia 2 bulan pertama
Pada usia ini tipikal emosinya ialah heran, senang, kejijikan, dan kesukaran.
Bayi pada usia ini menunjukkan minatnya yang meningkat terhadap
berbagai orang dan benda-benda disekitarnya
 Usia 2-4 bulan
Bayi sudah mampu tersenyum dan menunjukkan kesenangannya terhadap
orang tua,terutama ibunya.
 Usia 3 -10 bulan
Anak-anak yang normal akan memainkan permainan yang sederhana,
seperti memberi dan menerima.
 Usia tahun ke 2
Pada usia ini selain menangis ketika dia lapar, anak yang normal seringkali
menuntun tangan ibunya ketempat penimpanan makanan misalnya lemari
makanan (kulkas).
j. Perkembangan Bahasa
Kemapuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami
perkembangan setelah kelahirannya.

6
k. Perkembangan Moral
Pada masa ini,tingkah laku bayi hampir semuanya didominasi oleh
dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa
dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Dengan melihat
kecenderungan perilaku anak tersebut, maka untuk menanamkan konsep-
konsep moral pada anak, sebaiknya dilakukan hal-hal sebagi berikut
 Berilah pujian, ganjaran atas sesuatu yang menyenagkan anak(seperti
mencium,dipeluk dan diberi kata-kata pujian) apabila dia melakukan
perbuatan baik.
 Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak
senang apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik. Hukuman
tersebut akan menjadi hukuman bagi anak untuk tidak mengulangi
perbuatan yang tidak baik itu.

D. Ciri-Ciri Masa Bayi


1. Masa bayi adalah masa dasar yang sesunguhnya.
2. Masa bayi adalah masa pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
3. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
4. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.
5. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi.
6. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggoolongan peran sexs.
7. Masa bayi adalah masa yang menarik
8. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas

E. Tugas Perkembangan Masa Bayi


1. Belajar berjalan.
Terjadi pada usia antara 9-15 bulan. Pada usia ini tulang kaki, otot dan
susunan sarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
2. Belajar memakan makanan padat
Hal ini terjadi pada tahun kedua. Sistem alat-alat pencernaan makanan dan
alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
3. Belajar berbicara

7
Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang
lain dengan perantara suara itu.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar
Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma
masyarakat. Untuk memberikan pendidikan kebersihan kepada anak usia
dibawah 4 tahun,cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang
air, bawalah anak ke kamar mandi tanpa banyak memberikan penerangan
kepadanya.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
Agar pengenalan terhadap jenis kelamin berjalan normal, maka orang tua
perlu meperlakukan ankanya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian,
maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orang tua perlu
memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan
yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
7. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan
orang lain.

F. Perkembangan Bayi
 Perkembangan Normal Bayi: berkembangnya rasa percaya diri
1. Tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang lain
2. Menolak saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
3. Menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4. Menangis saat tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit, panas)
5. Bereaksi senang saat ibu datang menghampirinya
6. Menangis saat ditinggal ibu nya
7. Memperhatikan, memandang wajah ibu atau orang yang mengajaknya
bicara
8. Mencari suara ibu atau orang lain yang memanggil namanya

 Penyimpangan Perkembangan: berkembangnya rasa tidak percaya


1. Menangis menjerit-jerit saat ditinggal ibunya

8
2. Tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya
3. Tidak mudah berhubungan dengan orang lain
4. Menangis berkepanjangan
5. Agitasi yang berlebihan

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA BAYI ( 0-18 Bulan )

A. PENGKAJIAN
Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses
perkembangan bayi, ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain
yang diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa
aman secara fisik dan psikososial berperan penting dalam pembentukan rasa
percaya bayi. Bila rasa percaya tidak terpenuhi maka akan terjadi
penyimpangan berupa rasa tidak percaya diri dan setelah besar ia menjadi
orang yang mudah curiga dan tidak menjalin hubungan baru.

Karakteristik Perilaku:

Target perkembangan Prilaku bayi


Perkembanngan yang  Tidak langsung menagis saat bertemu
normal :berkembangnya rasa dengan orang lain
percaya  Menolak saat digendong oleh orang
yang tak dikenalnya
 Menangis saat digendong oleh orang
yang tak dikenalnya
 Menangis saat tidak nyaman (basah,
lapar, haus, sakit, panas)
 Bereaksi senang saat ibunya datang
menghampiri
 Menangis saat ditinggalkan ibunya
 Memperhatikan/memandang ayah
ibunya/ orang yang mengajaknya bicara
 Mencari suara ibu/orang lain yang
memasnggil namanya

Penyimpangan  Menangis menjerit-jerit saat ditinggal

10
perkembangan: ibunya
berkembangnya rasa tidak  Tidak mau berpisah sama sekali dengan
percaya ibunya
 Tidak mudah berhubungan dengan
orang lain
 Menangis Berkepanjangan
 Agitasi yang berlebihan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

POTENSIAL (NORMAL) RESIKO (PENYIMPANGAN)


Berkembangnya rasa percaya Resiko berkembangnya rasa tidak
kepercayaan

C. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1 Perkembangan  Menjelaskan  Jelaskan pengertian
yang normal: perilaku yang perkembangan psikososial,
Rasa percaya menggambarkan karakteristik perilaku bayi
perkembangan yang normal dan
yang normal dan menyimpang
menyimpang.  Jelaskan cara memupuk
 Menjelaskan cara rasa percaya bayi pada
menstimulasi ibu/keluarga :
perekembangan  Panggil bayi sesuai
awalnya. namanya
 Mendemostrasikan  Berespon secara
cara menstimulasi konsisten terhadap
perkembangan kebutuhan bayi
anaknya.  Susui segera saat bayi

11
 Merencanakan menangis.
tindakan  Ganti popok/ celana bila
menstimulasi basah atau kotor
perkembangan  Lindungi dari bahaya
anaknya jatuh
 Kurangi stres bayi
dengan cara : rawat bayi
dengan kasih sayang,
memeluk, menggendong,
mengeloni dengan tulus
dan sepenuh hati.
 Memberikan lingkungan
yang aman dan nyaman
bagi bayi Mengajak bayi
bermain
 Mengajak bayi bicara
saat sedang merawat
bayi
 Segera membawa ke
pelayanan kesehatan
terdekat bila terdapat
masalah kesehatan
(sakit)
 Demonstrasikan cara
memupuk rasa percaya bayi
 Rencanakan tindakkan
untuk memupuk rasa
percaya bayi

2 Penyimpangan  Merasa aman dan  Informasikan penyebab rasa


perkembangan: nyaman tidak percaya bayi
rasa tidak  Dapat  Ajarkan cara menjalin
percaya mengambang kan hubungan saling percaya
rasa percaya dengan bayi :

12
 Memenuhi kebutuhan
dasar : makan, minum,
kebersihan, BAB/BAK,
istirahat/tidur, bermain
 Memenuhi rasa aman
dan nyaman : melindungi
bayi dari rasa sakit,
panas, cedera (jatuh,
tidak membiarkan
sendirian,berikan kasih
sayang)
 Segera membawa ke
pelayanan kesehatan saat
sakit.

D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1 Perkembanga  Menjelaskan pengertian S: Ibu mengatakan
n yang normal perkembangan bahwa ibu memahami
: rasa percaya psikososial, karakteristik cara memupuk rasa
perilaku bayi yang percaya bayi.
normal dan menyimpang O : Ibu tampak antusias
 Menjelaskan cara saat perawat
memupuk rasa percaya mendemonstrasikan cara
bayi pada ibu/keluarga : memupuk rasa percaya
 Memanggil bayi sesuai bayi.
namanya A: Dapat
 Merespon secara mempertahankan kondisi
konsisten terhadap perkembangan normal :
kebutuhan bayi Rasa percaya diri bayi
 Menyusui segera saat P: Lanjut Sp 2

13
bayi menangis
 Mengganti popok/
celana bila basah atau
kotor
 Meliindungi dari
bahaya jatuh
 Mengurangi stres bayi
dengan cara : Merawat
bayi dengan kasih
sayang, memeluk,
menggendong dengan
tulus dan sepenuh hati.
 Memberikan
lingkungan yang aman
dan nyaman bagi bayi
Mengajak bayi
bermain
 Mengajak bayi bicara
saat sedang merawat
bayi
 Membawa ke
pelayanan kesehatan
terdekat bila terdapat
masalah kesehatan
(sakit)
 Mendemonstrasikan cara
memupuk rasa percaya
bayi
 Merencanakan tindakkan
untuk memupuk rasa
percaya bayi

2 Penyimpanga  Menginformasikan S : Ibu mengatakan


n penyebab rasa tidak bahwa sebelumnya tidak

14
perekmbangan percaya bayi mengetahui penyebab
: rasa tidak  Mengajarkan cara rasa tidak percaya pada
percaya menjalin hubungan saling bayi
percaya dengan bayi : O : Ibu tampak
 Memenuhi kebutuhan memahami apa yang
dasar : makan, minum, disampaikan oleh
kebersihan, perawat.
BAB/BAK, A: Rasa Tidak Percaya
istirahat/tidur, bermain Masih Ada
. P : Lanjutkan SP 2
 Memenuhi rasa aman
dan nyaman :
melindungi bayi dari
rasa sakit, panas,
cedera (jatuh, tidak
membiarkan
sendirian,berikan kasih
sayang).
 Membawa ke pelayanan
kesehatan saat sakit.

BAB IV

KASUS

By. C dibawa ibunya Ny. A ke Rumah Sakit pada tanggal 12 Februari 2021. Ibu By.
C mengatakan anaknya menjerit-jerit dan menangis kencang ketika ditinggal
ibunya,rewel,tidak mudah berhubungan dengan orang lain,mudah sekali terkejut. By.
C juga suka menendang-nendang kakinya dan mengepalkan tangannya. Ny.A
mengatakan bahwa dia cemas dengan kondisi bayinya karena dia takut akan

15
berdampak buruk terhadap kesehatan bayinya kelak. Saat dilakukan pengkajian Ny. A
mengatakan beliau melahirkan bayinya secara pervaginam pada tanggal 17 Oktober
2020 berjenis kelamin perempuan dengan berat badan lahir 3000 gr dengan PB 48 cm.
Ny. A juga mengatakan bahwa dirumahnya suka ada keributan tidak hanya itu
saudara By.C suka mengganggu adiknya.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB bayi 7000 gr dengan PB 63 cm, RR:


32x/menit,nadi: 128x/menit,suhu tubuh :36,5°c. Bentuk kepala bulat, warna rambut
hitam, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi,
konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik. Wajah simetris, mukosa bibir merah muda
dan kenyal, gigi bersih dan tidak ada karies ,tugor kulit baik.

BAB V

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas
Nama : By. C
Tanggal lahir : 17 oktober 2020
Usia : 3 bulan 27 hari
Jenis kelamin: perempuan

16
Anak ke: 2
2. Data objektif
Berat bayi baru lahir: 3000 gr
PB baru lahir : 48 cm
BB sekarang: 7000 gr
PB sekarang : 63 cm
RR: 32x/menit
HR: 128x/menit
Suhu : 36,5
3. Data subjektif
 Ny. A mengatakan bayinya menjerit-jerit dan menangis kencang jika
ditinggal, rewel dan tiadak mudah berhubungan dengan orang lain,
mudah terkejut
 By.C suka menendang-nendang dan mengepalkan tangannya
 Ny.C mengatakan By. A lahir secara pervaginam
 Ny. C mengatakan dirumah suka ada keributan dan saudara By. A suka
mengganggu By. A
4. Riwayat kesehatan sekarang
 By. A rewel, menangis kencang dan menjerit serta tidak mudah
berhubungan dengan orang lain dan mudah terkejut
5. Riwayat kesehatan dahulu
-
6. Riwayat kesehatan keluarga
-
7. Riwayat imunisasi
 Baru lahir : HB 0
 1 bulan : BCG, Polio 1*
 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, polio 2
 3 bulan : DPT-HB-Hib 2, polio 3

Pemeriksaan Fisik

1) Kepala : Messosepal, warna rambut hitam, tidak rontok, bersih,


tidak ada massa, dan tidak ada nyeri tekan

17
2) Mata : Letak mata kanan dan kiri simetris, pupil isokor, sklera
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan tidak ada nyeri tekan
3) Hidung : Pada hidung pasien tidak ada polip dan tidak ada
pembengkakan
4) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada massa
5) Mulut : mukosa bibir merah muda dan kenyal, gigi bersih dan
tidak terdapat caries
6) Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran tiroid
7) Thorak
a. Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada
retraksi interkosta
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan fremitus raba kanan dan
kiri sama
c. Perkusi : Terdengar bunyi sonor
d. Auskultasi : Tidak terdengar bunyi tambahan
8) Abdomen
a. Inspeksi : Simetris, tidak ada luka
b. Auskultasi : bising usus normal
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Tympani
9) Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : Pekak
d. Auskultasi : BJ I dan II terdengar
10) Hepar
a. Inspeksi : Tidak ada pembengkakan
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Dullness
11) Ekstremitas
a. Atas : Tidak ada edema dan lesi
b. Bawah : tidak ada edema

18
12) Genetalia : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada keluhan
13) Integumen : turgor kulit baik

B. Analisis Data

Data Etiologi Masalah

DS : - kurang pengetahuan - disintegrasi perilaku


pemberi asuhan bayi
 Ny. A mengatakan
keperawatan tentang
bayinya menjerit-jerit dan
isyarat perilaku
menangis kencang jika
ditinggal, rewel dan tiadak
mudah berhubungan dengan
orang lain, mudah terkejut
 By.C suka
menendang-nendang dan
mengepalkan tangannya
 Ny.C mengatakan
By. A lahir secara
pervaginam
 Ny. C mengatakan
dirumah suka ada keributan
dan saudara By. A suka
mengganggu By. A

DO :

- Berat bayi baru lahir: 3000


gr

- PB baru lahir : 48

- BB sekarang 7000 gr

- PB sekarang 63 cm

19
- RR 32x/menit

- nadi 128x/menit

- suhu 36,5°C

C. NOC NIC

No Diagnosa NIC NOC

1. Disintegrasi perilaku  Gunakan suara  Secara verbal


bayi berhubungan bicara yang menyampaikan perasaan
dengan kurang lembut dan positif terhadap bayi dari
pengetahuan pemberi rendah. 2 ditingkatkan menjadi 4.
asuhan keperawatan
 Konsultasikan  Menyentuh membelai dan
tentang isyarat perilaku
dengan keluarga menepuk bayi dari 2
ditandai dengan anak
dalam rangka ditingkatkan ke 4.
Rewel, refleks kejut
mendapatkan
berlebihan, tangan  Merespon pada tanda
informasi kondisi
mengepal, menangis yang di tunjukan bayi dari
dasar.
kencang 3 ditingkatkan ke 5.
 Buat batasan
 Anggota keluarga
terhadap prilaku
bertanya bagaimana
yang
mereka dapat membantu
mengganggu.
dari 2 ditingkatkan ke 4.

20
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia Bayi adalah usia anak dari 2
minggu baru lahir hingga 2 tahun. Pada masa bayi anak belajar kepercayaan dan

21
ketidakpercayaan yang merupakan krisis pertama yang harus dihadapi oleh bayi. Pada
masa ini, bayi mulai beradaptasi dan mengeksresikan emosi yang dirasakannya.

Askep pada sehat jiwa bayi dapat dilakukan berupa pengkajian, menegakkan
diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi hasil. Evaluasi dilakukan sesuai
standar SOAP dan lakukan pengkajian ualang untuk melakukan tindakan selanjutnya.

B. Saran

Perlu pengkajian lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan sehat jiwa pada bayi,
namun penulis berharap tulisan penulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
referensi belajar. Saran pembaca sangat berpengaruh untuk penulis selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria. dkk. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi ke 6.


Kidlington: Elvesier Global Rights
Herdman, T. Heather. dkk. 2019. Nanda International Nursing Diagnose 2018-2020.
Jakarta: EGC. 359-360.
Moorhead, Sue. dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi ke 5.
Kidlington: Elvesier Global Rights

22
Mansur, H. 2014. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Rufaedah, Hasyyati, dan Slametiningsih. 2016. Gambaran Sehat Jiwa Pada Tahap
Perkembangan Anak Usia 0-12 Bulan Di Posyandu Teratai 5 RT 02 RW 10
Wilayah Kecamatan Bekasi Barat Kelurahan Bintara Jaya Tahun 2016. Jurnal
Keperawatan Jiwa.

23

Anda mungkin juga menyukai