OLEH:
VICTRIA ZEPA ZADA
9102320001
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatnya sehingga Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya dapat menyelesaikan penyusunan laporan asuhan keperawatan
anak dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA USIA TODDLER DENGAN
DIAGNOSA ALERGI PROTEIN DI WILAYA SUMBA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
sebagai salah satu tugas untuk memenuhi Praktek Keperawata Anak dengan Program Studi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis tak lepas dari bantuan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa
penyusunan laporan ini sangat banyak kekurangan. Untuk itu kelompok mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak dalam menyempurnakan laporan ini. Kelompok berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sumba, 2021
2
LEMBAR PENGESAHAN
Dokumentasi asuhan keperawatan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Praktikum Klinik Keperawatan Maternitas Mahasiswa Program Profesi Ners
Surabaya, 2020
3
DAFTAR ISI
BAB 1
7
BAB 2
BAB 3 3
3
4
4
5
6
9
BAB 4 Pembahasan................................................................................................................40
40
0
1
2
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................................43
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................43
5.1 Saran...............................................................................................................................43
4
4
DAFTAR HADIR PEMBIMBING PRAKTIK PROFESI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021
===============================================
TTD KETERANGAN
TGL MATERI BIMBINGAN TTD MHS
PRESEPTOR
05-01- Pembagian kasus ke 2
2021
07-01- Konsul LP
2021
5
10-01- Kosul revisian LP + pengkajian –
2021 intervensi kasus ke 2
Surabaya,
*Kepala Ruang / Preseptor
Linda Juwita
*) Coret yang tidak perlu
BAB 1
PENDAHULUAN
6
masih tingginya kesalahan diagnosis atau under diagnosis dan kurangnya perhatian terhadap
alergi dibandingkan dengan penyakit infeksi saluran pernapasan atau diare yang dianggap lebih
mematikan.( Arwin,2010)
Alergi pada anak tidak sesederhana seperti yang pernah diketahui. Penyakit ini bukan
sekedar dapat mengakibatkan batuk, pilek, sesak dan gatal melainkan dapat menyerang semua
organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan
komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Alergi pada anak sangat beresiko untuk mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak (syamsuridjal, 2010).
Resiko dan tanda alergi dapat diketahui sejak anak dilahirkan bahkan sejak dalam
kandunganpun kadang-kadang sudah dapat terdeteksi. Alergi itu dapat dicegah sejak dini dan
diharapkan dapat mengoptimalkan Pertumbuhan dan perkembangan Anak secara optimal
7
5. Melakukan evaluasi keperawatan bedah pada pasien anak.B dengan diagnosa alergi zat
makanan (protein)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Alergi adalah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul segera atau dalam
rentang waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan zat tertentu (alergen) (Boediharja,
Siti. 2012)
Hipersensitifitas atau alergi adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh reaksi imunologik
spesifik yang ditimbulkan oleh alergen sehingga terjadi gejala patologis (Davies. R. 2013)
2.2 Etiologi
Terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik, imaturitas usus,
pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus. (Boediharja, Siti. 2012)
1. Faktor genetik
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau keluarga penderita. Bila ada salah satu orang
tua atau keluarga yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak
8
sekitar 17 – 40%,. Bila ke dua orang tua alergi maka resiko pada anak meningkat menjadi
53 -70%.
2. Imaturitas usus
Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya
alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan
menyebabkan denaturasi alergen. Secara imunologis, IgA pada permukaan mukosa dan
limfosit pada lamina propia dapat menangkal alergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus
yang imatur, sistem pertahanan tubuh masih lemah dan gagal berfungsi sehingga
memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.
3. Pajanan alergi
Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik dapat terjadi sejak bayi dalam
kandungan. Diketahui adanya IgE spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur
dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif mengurangi
jumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan,
sedangkan pemberian PASI dapat meningkatkan angka kejadian alergi pada bayi.
4. Faktor pencetus
Beberapa hal yang mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus faktor pencetus
tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan dan factor psikis seperti
cemas, sedih, stress atau takut.
2.3 Patofisiologi
Di samping protein makanan, saluran makanan terpapar pada begitu banyak protein asing,
termasuk bakteri, parasit, dan virus. Fungsi utama saluran makanan adalah untukm mencernakan
makanan menjadi bahan-bahan yang mudah diserap dan selanjutnya di olah menjadi energy.
Dalam proses tersebut, saluran makan harus dapat memberikan perlindungan menghadapi
sejumlah pathogen yang masuk, namun pada saat yang sama harus mampu menerima protein-
protein yang terkandung dalam makanan. Terdapat bebrapa perlindungan non imunologis dan
imunologis pada saluran makanan yangb berfungsi untuk mengurangi paparan sistematik
mantigen asing.
Pada ank-anak sekresi asam lambung lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa,
sekresi mucus kurang efektif, glikoproteinnya memiliki sifat kimiawi dan fisik yang berbeda,
denga aktivitas enzim lebih rendah. Semuanya dapat meningkatkan resiko timbulnya alergi.
9
Terganggunya perlindungan fisik maupun imunologi pada saluran makanan dapat meningkatkan
absorbsi molekul makro dan meningkatkan produksi antibody sistemik. Pada penderita dengan
kecenderungan atopi, hal ini dapat menyebabkan peningkatan produksi Ig E dan timbulnya
reaksi hipersensitivitas terhadap makanan pada paparan berikutnya. (Boediharja, Siti. 2012)
10
2.4 Pathway
Makanan,
bakteri,viru Obat-obtan Ginetik
ss
Masuk ke tubuh
Difagositosis
Gejalah hipersensifitas/
alergi
11
Respiratori Gastroitestinaal
Kardiovaskuler
Intrgumen
Reaksi alergi
Urtikaria, pruritus
12
2.5 Tanda dan Gejala
Gejala alergi protein yang timbul menurut Tjokroprawiro & Askandar (2011) adalah:
13
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanan alergi dibagi enjadi 2 yaitu:
1. Terapi nonfarmologis
Berupa penyuntikan berulang alergen (yang dapat mensentisasi pasien) dalam jumlah yang
sangat kecil dapat mendorong pasien membentuk antibodi IgG terhadap alergen. Antibodi ini
dapat bekerja sebagai antibodi penghambat (blocking antibodies). Sewaktu pasien tersebut
kembali terpajan ke alergen , maka antibodi penghambat dapat berikatan dengan alergen
mendahului antibodi IgE. Karena pengikatan IgG tidak menyebabkan degranulasi sel mast
yang berlebihan, maka gejala alergi dapat dikurangi.
2. Terapi farmologis
Obat alergi secara optimal hanya dapat menekan reaksi alergi dalam waktu 12-24 jam. Bila
reaksi itu berkurang maka akan timbul gejala lagi dan harus minum obat lagi. Bahkan
meskipun sudah minum obat kadang hanya dapat menekan gejala alergi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali dan umumnya
14
bermain pura-pura, mulai membentuk hubungan sosial dan mampu bermain dengan
temanya, menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan ditambahkan gerakan isyarat.
e. Perkembangan seksualitas
Fase anal (umur 2-3 tahun) Fungsi tubuh yang memberikan kepuasan terhadap anus.
f. Perkembangan kognitif anak usia toddler
Usia 24-36 bulan anak dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta,
melihat gambar dan dapat menyebut nama benda dua atau lebih, dapat bercerita
menggunakan paragraf sederhana,menggabungkan dua sampai tiga kata menjadi kalimat,
menggunakan nama sendiri untuk menyebutkan dirinya.
Pengkajian
1. ( Data subjektif dan Data Objektif)
Keluhan utama
15
c. Pasien mengaku tidak ada nafsu makan, mual dan muntah
d. Pasien mengeluh nyeri di bagian perut
e. Pasien mengeluh gatal-gatal dan timbul kemerahan di sekujur tubuhnya.
f. Pasien mengeluh diare
g. Pasien mengeluh demam
Kronologis keluhan
Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan
pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau
yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya
pasien mengatakan pernah mengalami nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya
bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal dan pernah
menjalani perawatan di RS atau pengobatan tertentu.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang
sama.
Dikaji berdasarkan kebutuhan dasar yaitu :
b. Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta
ukur respirasi rate.
c. Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan, apakah pasien mengalami mual
atau muntah ataupun kedua-duanya.
d. Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan pada saat sakit, apakah ada
perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).
e. Eliminasi (BAB / BAK)
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.
16
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan
aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah
didiagnosa mengalami alergi).
g. Rasa Nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya,
misalnya pasien merasa nyeri di perut (dikaji dengan PQRST : faktor
penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)
h. Kebersihan Diri
Dikaji kebersihan pasien
i. Rasa Aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas, takut atau stres
j. Sosial dan komunikasi
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, dan lingkungan sekitar
k. Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakitnya yang diderita
saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.
l. Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien dan keluarga tentang penyakit yang dialami
saat ini.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
- Tingkat kesadaran CCS
Tanda-tanda vital
-Tekanan Darah: > 100/60mmHg
-Denyut nadi: > 135 x/ment
-Suhu: > 36,5°c
-RR: >25x/ment
Keadaan fisik
Kepala dan leher: sakit kepala, radan pada leher
Dada : pergerakan dada tidak simtris, otot bantu nafas
Abdomen: nyeri, bisinng usu abnoral
17
Genitalia: ada pembengkakan, kemerahan.
Integument: iritasisi, bengkak, kemerahan, benjolan kecil berisi air, gatal
Ekstremitas: lemas
Edema mukosa
Memici rasaingin
mengagaruk
Iritasi kulit
Nyeri
18
menagatakan terdapat bintik kulit
kemerahan pada kulit disertai Masuk ke pembuluh darah
gatal
Do : terdapat bbintik kemeran di Muculi bejolan kecil
sekitar kulit pasien kemerahan pada kulit
Urtikaria, pruritus
19
C. Intervensi keperawatan
NO. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
5. Dengan
memberikan
oksigenasi dapat
membantu
memudahkan paru
ekspensi maksimal
20
dan kebutuhan
oksigen menjadi
adekuat
21
menurunkan
KOLABORASI kecemasan pada
8. Kolaborasi klien
dengan dokter 8. Dengan
dalam memberikan obat
pemberian analgesik dapat
analgesik mendukung proses
penurunan nyeri
3 Gangguan integritas Setelah dilakukan Observasi Observasi
kulit berhubungan intervensi 1. Identifikasi Untuk menambah
dengan perdarahan keperawatan penyebab informasi penyebab
lokal kulit dan ruam selama proses gangguan awal dan dapat
kulit ditandai dengan perawatan integritas memberikan
purpura dan urtikaria diharapakan kulit. penanganan yang
gangguan Terapeutik tepat.
integritas kulit 1. Ubah posisi Terapeutik
dapat teratasi atau tiap 2 jam Posisi diubah tiap 2
berkurang dengan jika tirah jam untuk
kriteria : baring menghindari adanya
1. Perfusi 2. Gunakan tekanan pada waktu
jaringan produk yang lama serta
normal berbahan dilakukan perawatan
2. Menunjukan pentrolium untuk mempercapat
terjadi atau minyak penyembuhan
proases pada kulit
penyembuhan yang kering
3. Lakukan
perawatan Edukasi
iritasi dengan Untuk melindungi
teratur kulit dan mencegah
Edukasi kulit agar tidak
1. Anjurkan menjadi kering.
menggunaka
22
n pelembab
kulit
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
YAYASAN WIDYA MANDALA SURABAYA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Raya Kalisari Selatan No.1, lantai 8, Tower B, Pakuwon City, Surabaya
Telp. (031) 99005299, ext (10853), Fax. (031) 99005278
Email: keperawatan@mail.wima.ac.id fkep.wima@yahoo.co.id Website: http://www.wima.ac.id
IDENTITAS KLIEN
No. Register : 123456xxx…………………………………………….
Nama : Anak. B ……………………………………………….
Umur : 2 tahun………………………………………………….
Jenis kelamin : laki-laki…………………………………….
Agama : kristen…………………………………………….
Alamat :jln. patimura no. 1.Waikabubak. Sumba barat.........
Suku : sumba ……………………………………………….
Pekerjaan : belum bekerja…………………………………………….
Tanggal/Jam MRS : tidak MRS……………………………………….
Diagnosis Masuk : alergi makanan (zat protein)…………
Jenis Operasi (bila ada) : tidak …………….. Post op hari ke ……….
Keluarga yang dapat dihubungi : orang tua Ny. M………………….
23
Asal masuk RS : □ IGD □ IRJA □ Rujukan
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Keperawatan Sekarang
Keluhan utama :
Ibu pasien mengatakan muncul benjol-bejol kecil seprti jerawat kemerahan berisi cairan
disekitar kaki dan tangan pasien serta terasa gatal
Riwayat Penyakit Saat Ini : pada hari saptu tanggal 2 ibu memberi makan telur kepada
pasien besok paginya mulai mucul benjol merah seperti jerawat disekitar kaki pasien dan ibu
mebiarkan saja namun makin lama bintik benjolan merah itu semakin banyak dan sampai ke
tangan dan ibu mebawa anak kedokter prakter didekat rumahnya dan setelah dipriksa
ternyata anaknya menderita alergi protein
Imunisasi lainnya :
Riwayat Pengobatan : □ Tidak √Ya, Kapan : oktober.2020 Diagnosa : ISPA
Obat dari rumah : √ Tidak □ Ya, (Lengkapi data di Form Rekonsiliasi)
Riwayat ketergantungan : √Tidak
□ Obat Sebutkan :
Sejak :
□ Napza Sebutkan : Sejak :
□ Jamu Sebutkan : Sejak :
□ Rokok Jumlah : Sejak :
□ Alkohol Jumlah : Sejak :
24
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
GENOGRAM
25
2tn
Keterangan :
: laki-laki
: peremmpuan
: hubungan
: sudah meninggal
: tinggal serumah
: pasien
7tn : umur
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : mmHg (tdak terkaji)
Suhu : 36,7℃ √Aksila □ Rectal
RR : 24 x/mnt √Teratur □ Tidak teratur
Nadi : 102 x/mnt √ Teratur □ Tidak teratur □Kuat □Lemah
OKSIGENASI
Pergerakan dada : √Simetris □ Asimetris
Pola nafas : Irama √Teratur □ Tidak teratur
Jenis □ Biot □ Cheyne stokes □ Kusmaul
Suara nafas : √Vesikuler □ Ronchi …../….. □ Wheezing ……/…..
Sesak nafas : □ Tidak □Ya, Pada saat : □ Inspirasi □ Ekspirasi
□ Istirahat □ Aktifitas
Otot bantu nafas : √Tidak □ Ya, Jenis : …………………………………..
Batuk : √Tidak □ Ya, Produksi sputum : □ Tidak
□ Ya, Warna …………..
Penggunaan alat medis : √Tidak □ Ya, sebutkan :
SpO2 : tdak terkaji %
Keluhan lain : ibu pasien mengatakan masalah seperti pasien panas dan flu telah sembu
dari tiga hari yang lalu.
26
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
SIRKULASI
Irama jantung : √Reguler □ Ireguler
Suara jantung : □ S1/S2 tunggal □ Mur-Mur □ Gallop
Akral : √Hangat □ Panas □ Dingin kering □ Dingin basah
CRT : √ < 2 dt □ >2 dt
Anemis : √Tidak □ Ya, Hb : mg/dl
Distensi vena jugular : √Tidak □ Ya
Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan :
Keluhan lain :
ELIMINASI
27
Kandung kemih : □ Supel □ Keras □ Nyeri tekan
Pola BAK : Frekuensi : 4-5x/hari Warna : kuning jerni
Gangguan : √Tidak □ Retensi □ Inkontinensia □ Anuri
□ Oliguri □ Hematuri □ Lain lain :
Penggunaan alat medis : √Tidak □ Ya, sebutkan………. Tanggal pasang :
28
Keluhan lain :
Mobilisasi
Penggunaan alat bantu: √ Tidak □ Ya, sebutkan……….
29
Anemia signifikan (Hb < 90 g/l) X
Demam persisten (> 380C lebih dari 4 jam) X
Perfusi perifer buruk X
Nutrisi inadekuat X
Serum albumin rendah (< 35 g/l) X
Berat < 10 sentil X
Inkontinensia tidak sesuai umur anak X
Total skor
Keluhan lain : Ibu pasien mengatakan muncul benjol-bejol kecil seprti jerawat
kemerahaan berisi cairan disekitar kaki dan tangan pasien serta terasa gatal
ENDOKRIN
Pembesaran kel. Thyroid : √Tidak □ Ya
Pembesaran kel. Getah bening: √ Tidak □ Ya
Hyperglikemi : √ Tidak □ Ya, Sebutkan
Keluhan lain :
REPRODUKSI
WANITA PRIA
Status Paritas : G P □ Prostat √Normal □ Kelainan:
Menopause : □ Belum □ Ya, Sejak ………. □ Scrotum √ Normal □ Kelainan:
Genetalia eksterna : √Bersih □ Fluor albus
Keluhan lain :
30
PSIKOSOSIAL, SPIRITUAL DAN KULTURAL
Status mental : □ Demensia □ Menyerang □ Tidak merespon
□ Letargi □ Mudah tersinggung
Perasaan : √Tenang □ Sedih □ Gelisah/cemas
□ Takut □ Panik
Hubungan sosial : √ Kooperatif □ Menarik diri □ Tidak kontak mata
□ Menolak berkomunikasi
Tinggal bersama : □ Sendiri √ Keluarga inti □ Panti asuhan
Kebiasaan berdoa : √Sesuai ajaran agama □ Kadang kadang □ Tidak pernah
Bantuan pemuka agama : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….
Persepsi terhadap sakitnya : √ Cobaan Tuhan □ Hukuman
Ekspresi terhadap sakitnya : □ Marah/ menangis √Tenang □ Gelisah □ Rendah diri
Nilai nilai & keyakinan:
Orang yg paling dekat : ibu Ny. M
Mengisi waktu luang : bermain bersama keluarga
Keluhan lain :
Bila salah satu jawaban diatas "Ya", maka dilanjutkan perencanaan sbb:
Perawatan hygiene perseorangan (mandi, keramas, eliminasi dll): □ Tidak □Ya, sebutkan…
31
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan dengan atau tanpa alat bantu: □ Tidak
□ Ya, sebutkan…….
Latihan fisik lanjutan, perlu rujuk Rehab Medik: □ Tidak □ Ya, sebutkan……….
Pemantauan pemberian obat: □ Tidak □ Ya, sebutkan……….
Bantuan tenaga medis dan atau perawatan di rumah (home care): □ Tidak □ Ya, sebutkan….
Lain lain :
DATA PENUNJANG
Yang Dibawa Dari Rumah
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
Jenis pemeriksaan Tanggal dan jam Hasil pemeriksaan Nilai Kesimpulan
pemeriksaan Normal
Laboratorium darah
Laboratorium urin
Radiologi
Pemeriksaan lain
TERAPI MEDIK
Nama Dosis Frekuens Cara Indikasi Kontraindika Efek Keteranga
obat i pemberia si sampin n
n g
CALADIN 2x1 15 gram Dioleskan Redakan Jangan - -
E CR sedua sasa dioles pada
(salep) h gatal luka terbuka
mandi pada
atau iritasi
pada akibat
saat alergi
terasa
gatal
Serbuk PK
1:100 5 gram Dilarut Jangan
0 air pada air Membun dikonsumsi,
Pada uh
saat bakteri
mandi atau
jamur
32
Saat Di Rumah Sakit (tidak melakukan MRS)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
Jenis pemeriksaan Tanggal dan jam Hasil pemeriksaan Nilai Kesimpulan
pemeriksaan Normal
Laboratorium darah
Laboratorium urin
Radiologi
Pemeriksaan lain
TTD
( vitoria z zada)
33
3.2 Analisa Data Keperawatan
No DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds: Ibu pasien mengatakan Alergen Gangguan integritas
muncul benjol-bejol kecil seprti kulit
jerawat kemerahan berisi cairan Masuk ke pembuluh darah
disekitar kaki dan tangan pasien
serta terasa gatal Muculi bejolan kecil
kemerahan pada kulit
Do : terdapat bejolan kecil-kecil
kemeran disekitar kaki dan tangan
pasien dan berair serta mucul rasa
gatal pada benjolan-bejolan Urtikaria, pruritus
tersebut
34
3.4 Intervensi Keperawatan
NO. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
35
antiseptik mempercepat
penyembuhan dan
6. Anjurkan membertahan kan
untuk kerbesihan
memotong Untuk menghidari
kuku. terjadinya luka
7. Anjurkan
Dengan diet
untuk
melakukan diet rendah protein
rendah protein dapat mencegah
terulangnya
penyakit alergi dan
mencegah
memperpara alergi
NO
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL T.TANGAN
DX
08/01/2021 14.00 1 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan
integritas kulit yaitu menanyakan apa
penyebab terjadinya iritasi?, mengamati
iritasi bentuk benjolan kecil kemerahan,
yang berair serta rasa gatal dibagian
kaki dan tangan.
R: ibu pasien kopertif dan mengatakan
penyebab iritasi disebabkan alergi
protein,
2. Mengubah posisi baring yaitu
mengajurkan kepada ibu pasien untuk
14:15
sering merubah posisi tidur pasien atau
memerikan alas pada pagian iritasi
untuk menghindari penekanan
berlebihan.
R: pasien koperatif.
36
NO
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL T.TANGAN
DX
3. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk
melakukan perawatan iritasi seperti
14:40 menjaga kebrsihan iritasi dan
melajutkan perawatn yang telah
dilakukan yaitu merendam iritasi
menggunakan serbuk PK dan
memberikan salep caladine.
R: ibu pasien koperatif dan
mendengarkan ajaran dengan baik
4. Menganjurkan menggunakan pelembab
kulit seperti losien atau pelembab lain
untuk menghindari keringnya kulit dan
15:00
menguragi terjadi pergesekan agar tidak
mengakibatkan bejolan kecil pecah dan
terjadinya luka
R: ibu pasien koepratif dan
mendengarkan anjuran serta mau
melakukanya
5. Menganjurkan membersikan iritasi
dengan atiseptik seperti sabun
antiseptik (detol) untuk
membertahankan kerbersihan iritasi dan
mempercet penyembuhan
15:15
R: ibu pasien koperatif dan bersedia
melakukanya
6. Meganjurkan utuk memotong kuku
pasien agar terhidari proses pasien
menggaruk dan mengakibatkan
terjdinya luka pada iritasi.
R: ibu koperatif dan bersedia
37
NO
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL T.TANGAN
DX
16:25 melakukan anjuran.
7. Meganjurkan untuk melakukan diet
rendah protein seperti menghin dari
pakanan tinggi protein misalnya, telur,
susu, ikan dll.
R: ibu pasien kperatif dan medengarkan
16:35
anjuran.
38
NO
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL T.TANGAN
DX
dilakukan sampai dengan iritasi
16:15 sembuh.
R: ibu pasien koperatif dan melakukan
39
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai data-data yang telah didapatkan, meliputi data
pengkajian, hasil analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi dari proses asuhan
keperawatan anak yang telah dilakukan pada Anak B dengan diagnosa alergi protein.
4.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil seorang anak usia toddler yang
bernama Anak. B memiliki sakit alergi protein. Saat dilakukan pengkajian pada anak. B melalui
orang tuanya yang bernama Ny. M mengatakan muncul benjol-bejol kecil seprti jerawat
kemerahan berisi cairan disekitar kaki dan tangan pasien serta terasa gatal disekitar kaki dan
tangan pasien serta terasa gatal, terdapat bejolan kecil-kecil kemeran disekitar kaki dan tangan
pasien dan berair serta mucul rasa gatal pada benjolan-bejolan tersebut. Dalam kasus ini penulis
tidak menemukan tanda atau keluhan lain untuk diagnosa keperwatan lainnya hal ini terjadi
karena hal tersebut sudah teratasi seperti yang dikatakan ibu pasien yaitu anaknya baru selesai
sembuh dari padanas dan flu pada 3 hari yang lalu.
40
keperawatan dikeranakan masalah keperawatan lainnya telah teratasi seperti hipertermi dan
ketidak bersihan jalan nafas.
41
(detol) untuk membertahankan kerbersihan iritasi dan mempercet penyembuhan. Meganjurkan
utuk memotong kuku pasien agar terhidari proses pasien menggaruk dan mengakibatkan
terjdinya luka pada iritasi. Meganjurkan untuk melakukan diet rendah protein seperti menghin
dari pakanan tinggi protein misalnya, telur, susu, ikan dll.
42
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penyusudanan asuhan keperawatan yang di dapat pada kasus anak. B dengan diagnosa
alergi protein ditemukan 1 masalah keperawatan yaitu gangguan integritas kulit. Implementasi telah
dilakukan sesuai dengan perencana keperawatan yang telaha disusun dan dilakukan selam 2x24
dengan tujuan tercapainya kriteria yang ditentukan. Pada evaluasi gangguan integritas kulit pada
pasien dapat teratasi sebagian dan intervesi dilajutkan secara mandiri oleh ibu pasien dikarenakan
inplementasi atau tidakan keperwatan tdiak dilakukan secara maksimal disebabkan oleh tindakan
keperawatan dilakukan secara daring/online serta waktu pelaksanaannya kurang .
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa tetap lebih proaktif dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
alergi protein berdasarkan teori yang sudah didapatkan dengan kasus yang ada dilapangan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Melalui pembuatan laporan ini, diharapkan institusi pendidikan dapat semakin
mengembangkan metode belajar dalam mendidik calom perawat yang profesional..
3. Bagi keluarga dan pasien
Melalui laporan ini diharapkan keluarga dapat melakukan pencegahan dan pengobatan
secara mandiri pada keluarga yang mengalami masalah alergi protein dengan tepat dan
benar.
43
Daftar Pustaka
Arwin, AP. 2010. Pendekatan Imunologis berbagai penyakit alergi & Infeksi.
Boediharja, Siti A. 2012. Alergi Kulit Pada Bayi dan Anak. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
University Press
Tjokroprawiro, Askandar, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya :
Suyono, Slamet. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Edisi 3.Jakarta : Balai
penerbit FKUI
44
Lampiran
45
46
47