Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH : KEL 2

1 . Ade muliana lestari

2. Indah laudya

3. Rami yanti hasibuan

4. Triananda sari

5. Rekson tanjung

6.Yeni lestari

Dosen mata kuliah: Satryawati suhaimi, S.kep,Ns, M.kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPEREWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENAGNTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.
Harapan kami Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca untuk mengetahui informasi tentang SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan


nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak,
2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi Keperawatan Komunitas ?


2. Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas Indonesia ?
3. Apakah Tujuan Keperawatan Komunitas ?
4. Bagaimana Peran Perawat Komunitas ?
5. Apa sajakah Fungsi Keperawatan Komunitas ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. APAKAH DEFENISI KEPERAWATAN KOMUNITAS

keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.Saat ini
dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang
klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia.

Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
 Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain dengan
mencapai tujuan.
 WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang stu dan yang lainnya.
 Spradley (1985), komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman
penting dalam hidupnya.
 Koentjaradiningrat (1990), komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang
menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta
terikat oleh rasa identitas suatu komunitas.

Definisi keperawatan komunitas


1. Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan
2. American Nursis Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu sistem
dari praktek kepeawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.
3. WHO (1974), keperawatan komunitas adalah kesaatuan mencakup perawatan
kesehatan kerluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan
B. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

 Kegiatan keperawatan berkualitas dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yait
siti rufaidah (570 SM-632 SM) pada jaman nabi Muhammad SAW,yang selalu
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa
membedakan apakah kliennya kaya atau miskin.
 Sejarah perawat diEropa dan Amerika
Mengenal florence nightingale(1820-1910 M) sebagai pelapor keperawatan modern.
A. Zaman /era keperawatan komunitas
a) Keperawatan ditimur tengah
 Masa penyebaran islam/the islamic periode (570 M-632 M)
Perkembangan keperatan dimasa ini,sejalan dengan perag kaum
muslimin/jihad(holy wars)sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan
pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan
resep,lebih dominan.
 Masa setelah nabi/post-prophetic Era (632 M-1000 M)
Dokumen yang lebih ada dominan oleh kedokteran dimasa itu Dr Al-Razi yang
digambarkan sebagai seorang pendidik,dan menjadi pedoman yang juga
menyediakan pelayanan keperawatan.
 Masa late to middle ages(1000 M-1500 M)
Dimasa ini negara-negara arab membangun Rs dengan baik,dan mengenalkan
perawatan orag sakit.
 Masa modern (1500 M-sekarang)Early leaders in Nursing Development
Masa ini banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari eropa,amerika,
australia,india philipina)yang masuk dan bekerja di RS dinegara-negara timur
tengah.

Abad Ke- 20
Saat dimulainya abad ke-20, angka harapan hidup masih kurang dari 50 tahun. Penyebab
utama kematian adalah penyakit menular-influenza, pneumonia, tuberculosis, dan infeksi
saluran pencernaan. Penyakit menular yang lain, misalnya, demam tifoid, malaria, dan difteri
juga banyak menelan korban.
Masalah kesehatan yang juga terjadi. Jutaan anak mengalami kondisi yang ditandai
dengan diare , penyakit tak menular atau kelainan bentuk tulang.
Defisiensi vitamin dan salah satu kondisi pemicunya, kesehatan gigi yang buruk,
merupakan hal yang sangat umum dijumpa di daerah kumuh kota-kota Amerika dan Eropa.
Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi, tetapi tidak
berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih. Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium
kedokteran di Bandung, kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan,
Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit
seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di
Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke-16,yaitu
dimulai dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera yang sangat ditakuti
oleh masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke indonesia tahun 1927, dan pada pada
tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke indonesia
melalui singapura dan mulai berkembang di indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera
tersebut pemerintah Belanda (pada waktu itu indonesia dalam penjajahan Belanda)
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Gubernur Jendral Deandles pada tahun 1807
telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan.

Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dalam praktik
persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi (infan
mortality rate) yang tinggi. Namun, upaya ini tidak bertahan lama, akibat langkanya tenaga
pelatih kebidanan. Baru kemudian di tahun 1930, program ini dimulai lagi dengan
didaftarkannya para dukun bayi sebagai penolong dan perawat persalinan.pada tahun 1851
berdiri sekolah dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker-kepala pelayanan kesehatan sipil
dan militer di indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA (SCHOOL Tot
Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913
didirikan sekolah dokter yang ke-2 di S urabaya dengan nama NIA( Nederland Indische
Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan sejak
berdirinya universitas indonesia tahun 1947, STOVIA berubah menjadi Fakulitas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Selain itu, perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia juga ditandai dengan


berdirinya pusat laboratorium Kedokteran di Bandung tahun 1888- tahun 1938 pusat
laboratorium ini berubah menjadi lembaga Eykman. Selanjutnya, laboratorium- laboratorium
lain juga didirikan di kota-kota seperti medan, Semarang, makasar, surabaya, dan Yokyakarta
dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit malaria,lepra, cacar serta penyakit lainnya.
Bahkan lembaga gizi dan sanitasi juga didirikan.
Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini
menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan
program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT terhadap
rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941, 15 juta orang
telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda-
melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan di
Banyumas purwokerto.
Dari hasil pengamatan dan analisisnya, disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan
kematian dikedua daerah tersebut dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan,
masyarakat buang air besar di
sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang telah tercemar.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan dikarenakan
perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan
masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan
promosi mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap
sebagai awal kesehatan masyarakat di indonesia.

Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi

Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan


masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun
dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh
orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat
disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan
oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain menyentuh orang
sakit tersebut.

Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi

Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran agama
sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif
terhadap perkembangan keperawatan.

C. APAKAH TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
 Tujuan Khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Meningkatkannya kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan di rumah, panti dan di masyaraka
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memelukan penanganan tindak lanjut dan asuhan
keperawatan di rumah
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.

Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari
pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.

c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani
dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja
sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

D. BAGAIMANA PERAN PERAWAT KOMUNITAS


Dari beberapa peran yang telah dikemukakan di atas,dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali peran yang dijalankan oleh perawat komunitas dalam mengorganisasikan upaya-upaya
kesehatan yang dijalankan melalui pusat kesehatan masyarakat(puskesmas), yang merupakan
bagian dari institusi pelayanan dasar utama, baik melalui program di dalam atau di luar
gedung, pada keluarga, kelompok-kelompok khusus, dan sebagainya sesuai dengan
peran,fungsi, dan tanggung jawabnya. Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah
sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,
pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role
model),sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola(manager).

Peran pada individu atau keluarga

Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.

1. Peran sebagai pelaksana kesehatan


Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.
Peran sebagai pelaksana kesehatan Peran ini meliputi seluruh kegiatan / upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui ker ja sama
dengan tim kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Peran sebagai pelaksana dapat berupa clinical nurse specialist (CNS) dan family nurse
practitioner (FNS).CNS atau perawat spesialis klinik memberikan pelayanan pada tingkat
individu, keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung jawab pada peran ini adalah melalui
upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat menggunakan pendekatan
pemecahan masalah klien melalui proses keperawatan. Perawat bertindak selaku:
a. Pemberi rasa nyaman (comforter)
b. Pelindung dan pembeda (profector and advocat)
c. Komunikator
d. Mediator
e. Rehabilitator

2. Peran sebagai pendidik

Perawat dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat, baik dirumah, puskesmas, dan masyarakat dilakukan secara
terorganisasi dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan-
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingka kesehatan yang optimal.
Peran ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan(perawat komunitas) dan anggota profesi
lain, baik dalam bentuk formal ataupun nonformal. Pengajaran yang dilakukan bertujuan
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Fokus pengajaran dapat
berbentuk:
a. Penanaman perilaku sehat
b. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
c. Olahraga
d. Pengelolaan atau managemen stres
e. Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang berkelanjutan
f. Pendidikan tentangpenggunaan obat
g. Pedidikan tentang perawatan mandiri

3. Peran sebagai administrator


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Tanggung jawabnya adalah melakukan pengelolaan
terhadap suatu permasalahan, mengambil keputusan dalam pemecahan maslah, pengelolaan
tenaga membuat kualitas mekanisme kontrol, kerja sama sektoral dan lintas program, serta
bersosialisasi dengan masyarakat dan pemsaran.

4. Peran sebagai konselor


Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh individu,keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Peran ini dapat dilaksanakan dengan cara
berkonsultasi dengan anggota masyarakat,anggota profesi, petugas kesehatan, organisasi
sosial, dan rapat pendidikan. Sebagai konselor, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan
data-data tntang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan klien, serta sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran
yang direncanakan(pery & potterr, 2005).

5. Peran sebagai peneliti


Peran sebagai peneliti, yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, bahkan mengancam kesehatan.
Selanjutnya, penelitian dilaksanakan dalam kaitannya untuk menemukan faktor yang menjadi
pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui Kegiatan penilitian dan
hasil dari penelitian di aplikasikan dalam praktik keperawatan

Pelaksanaan pelayanan keperawatan (provider of nursing care) peranan yang utama


perawat komunitas sebagai pelaksana askep kepada individu,keluarga,dan komunitas sehat
atau sakir atau mempunyai masalah kes/keperawatan dirumah,sekolah,dipanti,tempat kerja
dan lain-lain.

E. FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

a. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.

1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. Selanjutnya, secara spesifik diharapkan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
3) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
4) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
5) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
6) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
7) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

b. Fungsi keperawatan komunitas


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi
yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

Definisi Fungsi
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran
seseorang.Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain. Dalam menjalankan
perannya,parawat akan melaksanakan berbagai fungsi, antara lain : fungsi independen, fungsi
dependen dan fungsi interdependen.
Fungsi Perawat Dalam Melaksanakn Perannya
1. Fungsi Independen
Fungsi independen perawat adalah fungsi dimana perawat melaksanakan perannya
secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain, atau tim kesehatan lainnya. Perawat harus
dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia baik bio-psiko-sosio-kultural, maupun spiritual, mulai dari
individuyang utuh mencangkupseluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat
yang mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional
sampai molekuler.
seperti pemenuhankebutuhan fisiologis ()pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolitpemenuhan kebutuhan nutrisi,pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan istirahat, pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dan urin), pemenuhan
kebutuhan rasa aman dan nyaman, pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri. Kegiatan ini di lakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dimana
perawatbertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya.

2. Fungsi Dependen
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat ats instruksi dari tim
kesehatan lain atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan, seperti pelimpahan
dari dokter, ahli gizi, radiologi dag sebagainya.

3. Fungsi Interdependen
Fungsi Interdependen berupa kerja tim yang bersifat ketergantumgan, baik dalam
keperawatan maupun kesehatan. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pembaerian pelayanan sepertidalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan tersebut
diatas tidak dapat diatasi haya oleh perawat, tetapai juga membutuhkan kerja sama dengan
timkesehatan lainnya.

Ada pun Fungsi keperawatan komunitas juga:


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakan dan keperawatan dalam memecah masalah klien melalui asuhab
keperawatan.
b. Agar masyarakan mendapatakan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan
dibudang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecehan
masalah,komunikasi yang efetif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhan sehingga mendapatakan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (mubarok,2006)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan


keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan osial, sebagai bagian
dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Dalam menjalankan visi
misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat
dilaksanakan di antaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik,
koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan
kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan
sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah
fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.

Saran
Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna penyempurna
makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan kepada rekan-rekan calon
perawat dan perawat untuk memahami peran dan fungsi perawat sehingga kita dapat
menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di tentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal Mubarak,W.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.jakarta:Salemba Medika Anderson
Elizabeth. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Edisi
3.EGC.Jakartasda
American Nurses Association. (2004). Scope and standards for nurse administrators, 2nd
edition. Washington, DC: Nursesbooks.org.
American Public Health Association Public Health Nursing Section. (1996). The Association
of
Community Health Nurse Eductors : Essentials of master’s level nursing education for
advanced community/public health nursing practice. Latham, NY:Association of
Community Health Nurse Eductors.
American Public Health Association Public Health Nursing. 2004. Definition and role of
public
health nursing. Dalam www.csuchico.edu (Diakses tanggal 23 Agustus 2005)
Depkes, 2006. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
Puskesmas. Jakarta : Depkes RI

DADAHHHS

DAFTAE
da
D
KEKEFGFUYFJOUOY
egiatan yankep berkualiatas dimulai
sejak
seorang perawat aman Nabi
berusaha
memberikan pelayanan terbaiknya
bagi yang
membutuhkan tanpa membedakan
apakah
kliennya kaya atau miskin.
A. Kegiatan yankep
berkualiatas dimulai sejak
B. seorang perawat muslim
pertama yaitu Siti
C. Rufaidah (570 SM – 632 SM)
pada jaman Nabi
D. Muhammad S.A.W, yang
selalu berusaha
E. memberikan pelayanan
terbaiknya bagi yang
F. membutuhkan tanpa
membedakan apakah
G. kliennya kaya atau miskin.
H. Sejarah perawat di Eropa
dan Amerika
mengenal Florence Nightingale
(1820 – 1910 M)

Anda mungkin juga menyukai