Anda di halaman 1dari 14

TERAPI LAIN PADA ANAK SAKIT KRONIS ATAU TERMINAL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III

MOH IQBAL 193210022


MUCHLISATUL ELIN AULIYATIN 193210024
ACH ROYYAN 193210003
FEBRI CELLYNA KUSMITA 193210014
HERLIN INDRIA SAFITRI 193210016
MERI 193210019
AGUS 193210004
ANITA NUR HIDAYATI 193210006
SELVI NOSAVI NOSEV 193210031
EKA AMALIA 193210012
NISA HASTUTI 193210027
RIKA LAILATUS MUSYAROFAH 193210029
NURUT TIJANI 193210028
IRAWATI 193210018
DESY MARDHATILLAH 193210010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberikan kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Jiwa Dengan Kecemasan (Anxietas)” ini
disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah di program studi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang semester 4.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Jawa Timur , 07 JUNI 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Metode...................................................................................................7
2.2 Gambaran Pengetahuan Perawat Dan Sikap Tentang Perawatan..........7
2.3 Sumber Dan Bentuk Social Support......................................................8
2.4 Orientasi Masa Depan............................................................................9
ASKEP
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Fenomenaa yang terjadi saat ini semakin banyak anak yang menderita penyakit
kanker. Orangtua yang memiliki anak dengan penyakit kanker akan mengalami proses
berduka, karena penyakit kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan
penanganan yang serius. Koping dan proses berduka pada setiap orangtua akan berbeda-beda.
Mungkin ada yang mempunyai koping yang positif, bangkit dari keterpurukannya dan mulai
menata diri untuk bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain menghadapi dan
merawat anak yang sakit tersebut. Tetapi ada juga orangtua yang terpuruk dan menyalahkan
diri sendiri ketika mengetahui anaknya menderita penyakit kanker, orangtua yang seperti ini
akan sulit untuk bisa merawat anaknya yang memerlukan perhatian yang lebih. Dalam
Keadaan orangtua yang terpuruk seperti ini perawat berperan penting dalam membantu
orangtua untuk mendapatkan pola koping yang positif..
Perawat yang bertugas khususnya di ruangan anak, harus memahami bahwa peran dan
tanggungjawabnya adalah dapat membantu orangtua. Sesuai dengan filosofi keperawatan
anak orangtua harus di berdayakan dan dilibatkan dalam melakukan perawatan pada anak.
Sebelum orangtua mendapatkan informasi mengenai keadaan anaknya sebaiknya perawat
menyiapkan orangtua agar mempunyai pola koping yang positif dan bisa melalui proses
berduka dengan baik.
Keluarga berperan secara psikososial dengan membantu mengontrol perilaku anak
dalam menghadapi perubahan fisik dan psikologis. Hal tersebut tersebut pernah pula
diungkapkan oleh Newland (2008) bahwa hubungan orang tua dan anak secara langsung
berpengaruh dengan kondisi sakit anak dan kemampuan mengatur perilaku terhadap
perubahan yang terjadi selama sakit.
Sebagai seorang praktisi di bidang kesehatan, terutama kesehatan anak, peneliti berkeinginan
untuk melakukan penelitian yang terkait dengan pengetahuan dan sikap perawat. terhadap
orangtua dengan anak yang didiagnosa kanker. Berdasarkan dari paparan yang
sudahdikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap perawat terhadap Coping Style dan Anticipatory
Grief pada Orangtua Anak Dengan Kanker di RSU Kabupaten Tangerang”.
Kematian merupakan peristiwa yang tidak terelakkan dalam kehidupan manusia,
termasuk anak-anak. Pasien penyakit terminal anak divonis memiliki presentase harapan
hidup yang relatif tidak tinggi. Penyakit terminal bersifat progresif atau dengan kata lain
penyakit yang menuju ke arah kematian (White, 2002). Awal 2017 lalu menteri kesehatan
memprediksi akan ada hampir 9 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat kanker dan
akan terus meningkat mencapai 12 juta orang setiap tahunnya pada 2030. Prevelensi penyakit
kanker di Indonesia juga sudah cukup tinggi Pada 2013 lalu, 1.4 per 100 penduduk atau
sekitar 347.000 orang adalah prevelensi kanker di Indonesia menurut Riskesdes. Pada tahun
2014 dan 2015 adanya peningkatan jumlah kasus kanker yang ditangani berdasarkan data
BPJS Kesehatan. Rata-rata prevalensi kanker di Indonesia menduduki angka 1.4%, dan Jawa
Timur mencapai angka prevalensi yang cukup tinggi karena berada diatas rata-rata angka
nasional yaitu 1.6% (DepKes, 2017).
Dikutip dari Union for International Cancer Control (UICC), bahwa setiap tahunnya
terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker, yangdidominasi oleh negara yang
penghasilan rendah dan menengah. Kanker menjadi penyebab utama kematian dari 90.000
anak pada tiap tahunnya. Dinegara dengan pengahasilan menengah keatas, kanker menjadi
penyebab kedua terbesar kematian anak dengan usia 5-14 tahun, setelah cedera dan
kecelakaan. Sedangkan, di Indonesia terhitung sekitar 11.000 kasus kanker anak per
tahunnya, dan ada sekitar 650 kasus kanker anak di Jakarta (Kemenkes RI, 2015).
Anak yang didiagnosis menderita penyakit terminal tentunya akan membatasi
aktivitas yang lazimnya dilakukan oleh anak seusianya. Waktu bermain dan belajar mereka
berkurang drastis karena harus menjalani pengobatan. Di rumah sakit Syaiful Anwar Malang,
tepatnya gedung Pavilium pada bangsal IRNA IV dapat ditemukan satu ruangan khusus
digunakan untuk bermain yang dikelola oleh Sahabat Anak Kanker. Mas R, salah satu
relawan Sahabat Anak Kanker menuturkan pada tanggal 24 Maret 2018 jika ruang bermain
ini dibangun sebagai upaya meminimalisir kebosanan pasien anak penyakit terminal yang
harus dirawat di rumah sakit, terutama sampai berbulan-bulan lamanya.Berdasarkan uraian
diatas dan minimnya data hasil penelitian tentang dampak dukungan sosial bagi pasien anak
penyakit terminal, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai dampak social support bagi
anak penderita penyakit terminal.

1.2    Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar dapat:
1.      untuk mengetahi bagaimana hubungan antara pengetahuan dan sikap perawata terhadap
pola koping dan proses berduka pada anak dengan diagnose kanker
2.     a hubungan antara sikap perawat dengan anticiatory grief orangtua dengan anak kanker
dengan p value
3. agar dapat melakukan penelitian lanjutan terkait coping style dan anticypatory grief dengan
metoda yang berbeda dan jumlag sampel yang lebih banyak.

1.3    Rumusan Masalah


Dukungan sosial berupa instrumental adalah dukungan yang diterima oleh individu
secara nyata. Seperti yang ada di Ruang Bermain Sahabat Anak Kanker berupa mainan, buku
bacaan, kertas gambar dan kertas mewarnai. Segala bentuk istrumental tersebut menjadi
bagian dari dukungan sosial mereka sebagai pasien terminal. Adanya dukungan instrumental
berupa barang-barang (materi) atau adanya pelayanan dari orang lain yang dapat membantu
individu dalam menyelesaikan masalahnya. Faktor yang mempengaruhi itu antara lain
kesehatan fisik, keyakinan dan pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan sosial dan dukungan sosial orangtua (Lazarus dalam Nasir 2004). Hal ini harus
menjadi perhatian bagi praktisi keperawatan, fokus perhatian pada perawatan paliatif bukan
hanya masalah fisik yang mengalami gangguan tetapi masalah psikis anak da orangtua.   
BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Metode
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif
merupakan metode yang menuntut peneliti untuk membuat suatu usaha dalam memahami
sesuatu realitas organisasi tertentu dan fenomena yang terjadi dari perspektif pada semua
pihak yang terlibat (Jonker, 2011).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis studi kasus. Sayekti
Pujosuwarno (1986: 1) mengemukakan pendapat dari Moh. Surya dan Djumhur yang
menjelaskan bahwasanya studi kasus sebagai suatu teknik dalam mempelajari individu secara
lebih mendalam yang nantinya dapat menjadikan individu tersebut terbantu dalam
penyesuaian diri yang baik. Subjek dalam penelitian adalah pasien dan lingkungan sekitar
baik itu orang tua, keluarga, pasien lain maupun material dari social support disekitarnya
yang berada di Rumah Sakit Syaiful Anwar Kota
Malang. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah pasien anak dengan rentang usia
4-11 tahun yang telah didiagnosa oleh dokter secara medis sebagai pasien penderita penyakit
terminal. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi dan
wawancara. Observasi yang digunakan adalah observasi pastisipan. Dimana peneliti/observer
ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek. Kemudian wawancara dilakukan secara
langsung, semi terstruktur, dan informal.
Wawancaran dilakukan dalam dua bentuk, yaitu (1) wawancara langsung kepada
orang tua dan relawan (2) wawancara proyeksi kepada anak penderita penyakit terminal.
Wawancara proyeksi dilakukan dengan cara memberikan selembar kertas kepada anak dan
meminta anak untuk mewarnai yang berkaitan dengan rumah dan profesi, seperti dokter, guru
dan polisi. Kemudian hasil gambar anak dianalis.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian
cross sectional. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat chi-square. Kegiatan penelitian
ini menggunakan quesioner untuk melihat pengetahuan dan sikap perawata da quesioner pada
orangtua bagaimana coping style dan anticipatory guidence.
2.2    Gambaran Pengetahuan Perawat Dan Sikap Tentang Perawatan Paliatif
Hasil distribusi pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada anak kanker
menunjukkan bahwa sebagian besar perawat atau sekitar 18 orang (60%) mempunyai
pengetahuan yang tinggi tentang perawatan paliatif. Hal ini karena Rumah Sakit Umum
Kabupataen Tangerang telah cukup lama atau sekitar 5 tahun menerima dan merawat pasien
anak dengan kanker, dan RSU kabupaten Tangerang merupakan rumah Sakit rujukan di
Provinsi Banten, sehingga yang dulunya pasien anak dengan kanker berobat ke RSCM
Jakarta atau RS. Dharmais. Pengetahuan yang baik ini karena perawat telah mempunyai
informasi yang baik dari tim kesehatan yang lain dan Rumah sakit telah melakukan pelatihan-
pelatihan terkait dengan permasalahan kanker dan perawatan paliaif, karena Tingkat
pengetahuan adalah
2.3    Sumber Dan Bentuk Social Support
a. Social Support Emosional Dalam penelitian ini didapatkan bentuk dukungan sosial berupa
emosional. Dukungan emosional bersumber dari keluarga dan temanteman pasien. Ibu IR
memilih untuk melepas pekerjaanya agar senantiasa menemani RH selama sebulan ini. Sama
halnya dengan ibu IR, ayah dariNA dipecat dari pekerjaannya karena menemani NA di rumah
sakit. Sedangkan ST memiliki sumber dukungan emosional dari keluarga seperti ayah, ibu
dan neneknya dan teman-teman sekolah ST pun ikut serta dalam memberikan dukungan
emosional kepada ST dengan menjenguk ST ke rumah sakit.
Keberadaan keluarga pada sisi pasien memberikan semangat baru untuk sembuh pada
pasien. Sebagaimana pernyataan seorang dokter Kanker dari Parkway Cancer Centre,
Singapura bahwa “dukungan keluarga dan teman adalah hal paling krusial dalam penanganan
kanker, karena pasien yang sudah didiagnosa itu sudah hancur mentalnya.” (Vania,
2017).Dukungan emosional mencakup kehangatan, kepedulian dan empati yang didapatkan
dari orang lain sehingga pasien akan merasa yakin bahwa dirinya diperhatikan oleh orang
lain. Dukungan emosional dapat melindungi pasien dari dampak negatif akibat stres berat
yang dialami pasien. Pasien yang memiliki dukungan sosial tinggi khususnya pada dukungan
emosional akan sedikit menilai situasi atau keadaan yang dialaminya (stres) dan akan
mengubah respon mereka terhadap sumber stres tersebut.
b. Social Support Penilaian Social Support penilaian berupa pemberian reward (penghargaan
positif) pada pasien. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh nenek dari ST yang selalu
memberikan pujian pada hasil mewarnai ST dan ST pun mengaku bahwa ia merasa bahagia
ketika mendapat pujian dari nenek ataupun anggota keluarga lainnya.Sama halnya dengan
ST, orang tua IR juga selalu memberi apresiasi kepada IR karena senantiasa terlihat ceria dan
bahagia. Selama dalam observasi peneliti, IR bermain bersama teman-temannya dalam tawa
dan bahagia.
Penilaian yang dilakukan oleh lingkungan pasien menjadi motivasi tersendiri bagi
pasien terminal. Sehingga para pasien menjadi merasa mendapat kasih sayang dan perhatian
yang lebih dari lingkungannya. Amier Dien Indrakusuma (1999) menyatakan bahwa
pemberian hadiah baik itu berupa materil atau sekedar pujian dapat menjadikan peningkatan
motivasi pada diri anak.
c. Social Support Instrumental Dukungan sosial berupa instrumental adalah dukungan yang
diterima oleh individu secara nyata. Seperti yang ada di Ruang Bermain Sahabat Anak
Kanker berupa mainan, buku bacaan, kertas gambar dan kertas mewarnai. Segala bentuk
istrumental tersebut menjadi bagian dari dukungan sosial mereka sebagai pasien terminal.
Adanya dukungan instrumental berupa barang-barang (materi) atau adanya pelayanan dari
orang lain yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan masalahnya
Bentuk dukungan sosial instrumental yang didapat oleh pasien berupa kenyamanan
pada ruang bermain sebagaimana yang dinyatakan oleh orang tua IR bahwa IR merasa lebih
betah ketika dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar dikarenakan adanya fasilitas ruang
bermain bagi pasien anak terminal dibanding dengan Rumah Sakit X tempat IR dirawat
sebelumnya. Subyek N beberapa kali meminta orang tuanya untuk membacakan dongeng
ketika d ruang rawat inap, dikarenakan ketika di ruang bermain relawan sering kali
membacakan dongeng untuknya. Selain itu N juga membawa beberapa buku dongeng ke
ruang rawat inapnya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketertarikan subyek dengan
pelayanan yang diberikan oleh relawan kepadanya.
Subyek ST menunjukkan adanya bentuk dukungan sosial yang ia terima
denganantusias subyek ketika diminta mewarnai. Nenek dari ST menceritakan pada peneliti
bahwa ST gemar mewarnai ketika dirumah. Sehingga saat mengetahui ruang bermain
menyediakan fasilitas mewarnai menjadikan ST tidak larut dalam sedih terhadap dirinya.

2.4    Orientasi Masa Depan


Pada umumnya setiap manusia memiliki orientasi masa depan, tak terkecuali pasien
penderita penyakit terminal. Rangkaian pengobatan panjang yang melelahkan dilakukan oleh
penderita penyakit terminal memunculkan harapan untuk dapat kembali bersekolah dan
bermain di rumah. Lingkungan sekolah bagi anak merupakan tempat belajar dan membangun
pertemanan. Sebagaimana dikatakan: “Soalnya aku seneng dirumah. Di rumah banyak orang.
Ada teman-teman sekolah juga” (ST). Selain itu, adanya dukungan sosial yang diterima oleh
pasien penderita penyakit terminal memunculkan harapan dan cita-cita yang berkembang
secara positif di kalangan anak penderita penyakit terminal. Sebagaimana dikatakan : “Pingen
jadi dokter. Biar bisa nyembuhin orang sakit” (RH).
Penelitian Tromssdof (2009) menemukan bahwa dukungan sosial dan interaksi sosial
yang terbina dalam keluarga berpengaruh pada orientasi masa depan anak terutama dalam
menumbuhkan sikap optimis dalam memandang masa depannya. Hal ini dikarenakan orang
tua atau keluarga yang menjadi caregiver anak penyakit terminal merupakan figur terdekat
dalam mengahadapirangkaian pengobatan yang dilakukan.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
PENJELASAN BERDASARAKAN PAYUNG PENELITIAN KELOMPOK
KEILMUAN KEPERAWATAN ANAK

Pengembangan penelitian keperawatan Anak diawali dengan prinsip dasar


pertumbuhan dan perkembangan anak, prinsip family cantre care, asuhan keperawatan anak
dengan penyakit akut, kronis dan penyakit kompleks, memperhatikan kebutuhan psikologis,
masalah hospitalisasi, komunikasi baik pada anak dan orang tua.

1. Pertumbuhan dan perkembangan Anak Dasar asuhan keperawatan anak didasari


mulai dari usia neonatus, infant, toddler, prasekolah, sekolah dan Remaja baik pada anak
yang mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan maupun anak sehat dengan
mengedepankan upaya prevetif dan promotif.

2. Family centre care Family Centre Care (FCC) telah menjadi standar dalam asuhan
keperawatan pada anak. Penelitian keperawatan anak tidak hanya berfokus pada anak, namun
juga keluarga. Perlunya perawat membuat hubungan dengan keluarga anak. FCC merupakan
pendekatan yang menitikberatkan pada upaya perawat dalam perawatan anak dengan
melibatkan keluarga dalam perawatan anak dan memampukan keluarga dalam perawatan
anak dengan tetap dibawah pengawasan tenaga kesehatan

3. Penyakit akut pada anak. Lingkup penelitian keperawatan anak mencakup upaya
preventif-promotif dan asuhan keperawatan anak dengan penyakit akut. Penyakit akut pada
anak merupakan penyakit anak yang terjadi kurang dari 6 bulan. Kasus penyakit akut pada
system pernafasan penyakit akut yang banyak terjadi yaitu bronkopneumonia, pneumoni dan
difteri. Pada sistem hemato-imunologi penyakit tersering seperti Dengue Hemorage Fever,
sistem persyarafan seperti meningitis, encephalitis dan kejang demam, sedangkan pada
system pencernaan penyakit akut tersering meliputi typoid fever dan diare. Upaya promotif
dan preventif meliputi health promotion dalam pencegahan penyakit akut (seperti pencegahan
melalui imunisasi, perilaku pencegahan penyakit infeksi pada anak dan lain lain yang terkait).
4. Penyakut kronis pada anak Penelitian dalam lingkup asuhan keperawatan pada anak
dengan penyakit kronis meliputi asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit menahun
atau berkepanjangan lebih dari 6 bulan. Penyakit kronis pada anak meliputi sistem
pernafasan, imun-hematologi, kardiovaskuler, persyarafan, perkemihan, pencernaan dan
endokrin, contoh kasus yang sering terjadi pada anak seperti Asma,

Diabetes melitus, Kanker (blood cancer, solid tumor, brain tumor), Gangguan jantung
(kelainan kongenital), Infeksi (HIV, meningitis, hepatitis), Kelainan darah (Anemia, sircle
cell disesase, hemofilia), Gangguan konvulsi (epilepsi) Selain lingkup asuhan keperawatan
anak sakit kronis lingkup penelitian ini juga meliputi upaya preventif dan promotif untuk
mencegah penyakit kronis pada anak.

5. Hospitalisasi Hospitalisasi merupakan suatu kondisi pada anak yang mengalami


sakit dan diharuskan menjalani perawatan dan tinggal dirumah sakit yang terjadi pada anak
maupun keluarga.

6. Atraumatic Care Prinsip asuhan keperawatan yang bertujuan untuk meminimalkan


efek traumatis pada anak selama anak menjalani perawatan saat berada pada kondisi sakit
atau hospitalisasi

7. Komunikasi pada anak Proses penyampaian pesan antara perawat atau tenaga
kesehatan pada anak dan keluarga yang disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal.

BIDANG GARAP PENELITIAN PADA KEPERAWATAN ANAK

N TOPIK SUB TOPIK OUTPUT WAKTU


O
1. Pertumbuhan dan 1. Deteksi dini Pertumbuhan 1. Instrumen 2019 -
Perkembangan dan perkembangan anak 2. Modul 2021
Anak:  Stunting 2. Stimulai Perkembangan 3. Publikasi
 Obesitas Anak 3. Upaya pencegahan 4. Buku referensi

 Development gangguan pertumbuhan pada


Delay anak
4. Upaya pencegahan
gangguan perkembangan
pada anak
2 Family Centre Care 1. Pemberdayaan keluarga 1. Instrumen 2019 -
(FCC) dalam pencegahan penyakit 2. Modul 2021
akut dan kronis pada anak 3. Publikasi
2. Pemberdayaan keluarga 4. Buku referensi
dalam perawatan anak Sakit
3 Hospitalisasi 1. Pencegahan stress 1. Modul 2019 -
Atraumatic Care hospitalisasi pada anak 2. Publikasi 2021
2. Penanganan dampak 3. Buku referensi
hospitalisasi pada anak
3. Terapi Bermain
4 Penyakit akut pada Pencegahan penyakit infeksi 1. Modul 2019 -
anak: pada anak (Typoid fever, 2. Publikasi 2021
Diare, Pneumonia, Difteri, 3. Buku referensi
Campak): 4.Instrument
 Imunisasi pengkajian pada
 Setting tempat perawatan anak dengan
anak (Daycare, Pendidikan penyakit akut
anak usia dini)
5 Pencegahan kekambuhan dan 1. Modul 2019 -
Penyakit kronis pada Perawatan pada anak: 2. Publikasi 2021
anak:  Keganasan (missal. 3. Buku referensi
Leukemia)  Kongenital 4. Instrument
desease pengkajian pada
 TB Anak anak dengan

 Alergi pada anak penyakit kronis

 Hospice Care
6 Askep pada neonatus Perawatan pada neonatus: 1.Instrument 2019 -
 BBLR pengkajian 2021
 Hiperbilirubinemia neonatus
2. Modul
3. Publikasi
4. Buku referensi

BAB III

PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
Penyakit terminal adalah penyakit yang memiliki sedikit kemungkinan untuk sembuh.
Pasien anak yang telah terdiagnosis penyakit terminal membutuhkan social support dari
orangorang yang berada di sekitarnya, terutama orangorang yang dekat dengannya. Social
support yang berusaha diberikan oleh kedua orang tua dan relawan SAK menumbuhkan
semangat untuk sembuh bagi pasien, sebagian dari pasien juga menyatakan bahwa ia masih
memiliki harapanharapan masa depan.
3.2    SARAN
Kami berharap terdapat penelitian lebih lanjut tentang optimalisasi social support
yang telah diberikan oleh orang-orang terdekat yang berada di lingkungan sekitar pasien anak
penyakit terminal. Bagi pemerintah, kami berharap mampu menyediakan tempat bermain
disetiap rumah sakit yang terdapat perawatan untuk penyembuhan penyakit-penyakit terminal
bagi pasien anak, sebagai salah satu bentuk social support instrumental.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., !998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 6. Alih Bahasa : Yasmin
Asih. Editor Monica Aster, Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta :
EGC,2000. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta :
EGC.
Townsend, M. C., 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.
Edisi 3. Alih Bahas Novi Helena. Rditor Monica Ester, Jakarta : EGC.
Rasmun, 2001, Kepwrawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. 
Edisi Pertama, Jakarta : CV, Sagung Seto.
Videbeck,Sheila L.Buku Ajar Keprawatan Jiwa.EGC,Jakarta Suliswati,dkk.Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.EGC,Jakarta
Struart, G.W., S undeen, S.J., 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3, Jakarta
Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6. Jakarta: EGC
Perry & Potter.(2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai