Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT TERMINAL

DAN MENJELANG AJAL (GAGAL JANTUNG)

Dosen : Dr. Jujuk Proboningsih, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh :

Dwi Eny Aprilia (P27820720059)

Elyana Intan Lestari (P27820720061)

Hana Marshadita Yowanda Sari (P27820720093)

Lisania Ikhsani Rozi (P27820720071)

Rendy Septian Bagaskara (P27820720081)

TINGKAT 1 SEMESTER 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


NERS

JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Makalah : Asuhan Keperawatan Penyakit Terminal Dan Menjelang Ajal
Disusun Oleh :
Dwi Eny Aprilia (P27820720059)

Elyana Intan Lestari (P27820720061)

Hana Marshadita Yowanda Sari (P27820720093)

Lisania Ikhsani Rozi (P27820720071)

Rendy Septian Bagaskara (P27820720081)

Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan Keperawatan

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang kami
selesaikan adalah benar. Dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan
judul Makalah Bahasa Indonesia Mengkritisi Karya Tulis Ilmiah telah memenuhi
semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh ibu guru/dosen.

Surabaya, 13 Desember 2020

Dosen Pembimbing

(Dr.Jujuk Proboningsih, S.Kp, M.Kes)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................. i

Lembar Pengesahan ....................................................................................... ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

Kata Pengantar................................................................................................ iv

Bab 1 Pendahuluan ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

1.3.1 Umum .......................................................................................... 2

1.3.2 Khusus ......................................................................................... 2

1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2

1.5 Patofisiologi ............................................................................................... 3

1.6 Etiologi ....................................................................................................... 3

1.7 Manifestasi Klinis ...................................................................................... 4

Bab 2 Asuhan Keperawatan.......................................................................... 5

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................... 5

2.2 Asuhan Keperawatan Kasus ...................................................................... 20

Bab 3 Penutup ................................................................................................ 46

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 46

3.2 Saran .......................................................................................................... 47

Daftar Pustaka ............................................................................................... 48

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Penyakit Terminal Dan Menjelang Ajal”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.

Adapun penyusunan makalah ini adalah dengan maksud supaya dapat mengetahui
berbagai konsep teori yang nantinya akan berpengaruh kepada pembaca. Selain itu
kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa
yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Dan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat.

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah


dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen
dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung
gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel
kiri. (Smeltzer & Bare, 2002)

Penyakit gagal jantung kongestif merupakan masalah yang menjadi perhatian


didunia saat ini, gagal jantung kongestif merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi di dunia. Pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat bahkan
tingkat ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini.

Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia / WHO (2013) menyebutkan


17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2008,
mewakili 30% dari semua kematian global. Dari kematian ini, diperkirakan 7,3
juta disebabkan oleh penyakit jantung. Negara berpenghasilan rendah dan
menengah yang tidak proporsional terpengaruh: lebih dari 80% kematian penyakit
kardiovaskular terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan terjadi
hampir sama pada pria dan wanita.

Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011), penyakit jantung


dan pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah penting kesehatan
masyarakat dan merupakan penyebab kematian yang utama. Sedangkan
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2007, menunjukkan bahwa
prevalensi penyakit jantung secara nasional adalah 7,2%. Penyakit jantung
iskemik mempunyai proporsi sebesar 5,1% dari seluruh penyakit penyebab
kematian di Indonesia, dan penyakit jantung mempunyai angka proporsi 4,6% dari
seluruh kematian.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Asuhan keperawatan teori pada pasien gagal jantung


2. Asuhan keperawatan kasus pada pasien gagal jantung

1.3 TUJUAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori pada pasien gagal jantung
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kasus pada pasien gagal jantung
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
1. Untuk pemenuhan nilai tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Dasar
2. Untuk pemenuhan pengetahuan penulis tentang asuhan keperawatan pada
pasien gagal jantung

1.4 MANFAAT
Makalah ini dibuat untuk penambahan wawasan pembaca dan penulis
tentang asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung

2
1.5 PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuankontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah
dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan
persamaan CO = HR X SV dimana curah jantung (CO : Cardiac Output) adalah
fungsi frekwensi jantung (HR : Heart Rate) x volume sekuncup (SV: Stroke
Volume). Frekwensi jantung adalah fungsi saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, system saraf simpatis akan mempercepat frekwensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Pada gagal jantung, jika satu atau lebih lebih dari ketiga faktor tersebut terganggu,
hasilnya curah jantung berkurang. Kemudahan dalam menenukan pengukuran
hemodinamika melalui prosedur pemantauan invasive telah mempermudah
diagnose gagal jantung kongestif dan mempermudah penerapanterapi
farmakologis efektif. (Brunner & Suddarth,2002)

1.6 ETIOLOGI
Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh :
1) Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit
degeneratif atau inflamasi.
2) Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
3) Hipertensi sistemik atau pulmonal

3
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung.
4) Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
5) Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium,
perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak afterload.
6) Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal: demam), hipoksia dan
anemia diperlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitaselektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.

1.7 MANIFESTASI KLINIS


Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umurpasien, beratnya
gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat,
apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan penampilan
jantung.
Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :
1) Gejala paru berupa dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
2) Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah,
asites, hepatomegali, dan edema perifer.

4
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
A. Identitas :
1) Identitas pasien : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah
sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, serta status hubungan dengan pasien.
B. Keluhan utama
1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea
2) Lelah, pusing
3) Nyeri dada
4) Edema ektremitas bawah
5) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
6) Urine menurun
C. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan gejala-gejala
kongesti vaskuler pulmonal, yakni munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan
edema pulmonal akut. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
D. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium, hipertensi, DM, atau
hiperlipidemia. Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien
pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki
pasien
E. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan penyakit
keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
F. Pengkajian data

5
1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang istirahat,
sakit dada,dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.
2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites, disaritmia, fibrilasi
atrial,kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP, sianosis, pucat.
3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat penyakit paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau
konstipasi.
6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis
G. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan, distress,
sikap dantingkah laku pasien.
2) Tanda-tanda Vital :
a) Tekanan Darah Nilai normalnya :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
b) Nadi Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi atau
takikkardi)
c) Pernapasan Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit Pada pasien :
respirasimeningkat, dipsnea pada saat istirahat / aktivitas
d) Suhu Badan Metabolisme menurun, suhu menurun
3) Head to toe examination :
a) Kepala : bentuk , kesimetrisan
b) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak?
c) Mulut: apakah ada tanda infeksi?
d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan
e) Muka; ekspresi, pucat
f) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
g) Dada: gerakan dada, deformitas
h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus kosta kanan

6
i) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit, edema,
clubbing,bandingakan arteri radialis kiri dan kanan.
j) Pemeriksaan khusus jantung :
(1)Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat, letak ictus cordis
(normal : ICS ke5)
(2)Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau hepertrofi
ventrikel
(3)Perkusi : batas jantung normal pada orang dewasa
Kanan atas : SICII LineaPara Sternalis Dextra Kanan bawah : SIC
IV Linea ParaSternalis Dextra
Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis sinistra Kiri bawah : SIC IV
Linea Medio Clavicularis Sinistra
(4)Auskulatsi : bunyi jantung I dan II BJ I : terjadi karena getaran
menutupnya katup atrioventrikular, yang terjadi pada saat kontraksi
isimetris dari bilik pada permulaan systole BJ II : terjadi akibat
getaran menutupnya katup aorta dan arteri pulmonalis pada dinding
toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole. (BJ II normal
selalu lebih lemah daripada BJ I)
4) Pemeriksaan penunjang
a) Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau
efusi pleurayang menegaskan diagnosa CHF.
b) EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan AMI), ekokardiogram
c) Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia, hiperkalemia pada tahap lanjut
dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin meningkat,
peningkatan bilirubin dan enzim hati.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa
berdasarkan SDKI adalah :
a. Gangguan pertukaran gas.

7
 Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolus kapiler.
 Penyebab : Perubahan membran alveolus-kapiler.
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif :PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH
arterimeningkat/menurun, bunyi nafas tambahan
Kriteria minor :
1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur
2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping hidung, pola
nafas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun. Kondisi
klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
b. Pola nafas tidak efektif.
 Definisi : inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
 Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas)
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi
memanjang, pola nafas abnormal
Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung, diameter
thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun,
kapasitas vital menurun, tekanan ekpirasi dan inspirasi menurun,
ekskrusi dada berubah.
 Kondisi klinis terkait : Trauma Thorax
c. Penurunan curah jantung.
 Definisi : ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh

8
 Penyebab : perubahan preload, perubahan afterload dan/atau perubahan
kontraktilitas
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Lelah
2) Objektif : Edema, distensi vena jugularis, central venous pressure
(CVP) meningkat/,menurun
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Murmur jantung, berat badan bertambah, pulmonary artery
wedge pressure (PAWP) menurun.
 Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
d. Nyeri akut
 Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambatberintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
 Penyebab : agen pencedera fisiologis (mis: iskemia)
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Sujektif : Mengeluh nyeri
2) Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi
nadi meningkat, sulit tidur
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu
makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus
pada diri sendiri, diaforesis.
 Kondisi klinis terkait : Cedera Traumatis
e. Hipervolemia
 Definisi : peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisiel, dan/atau
intraseluler.

9
 Penyebab : ganguan mekanisme regulasi
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Ortopnea, dispnea, paroxymal nocturnal dyspnea (PND)
2) Objektif : Edema anasarka dan/atau edema perifer, berat badan
meningkat dalam waktu singkat, JVP dan/atau CVP meningkat ,
refleks hepatojugular (+)
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Distensi vena jugularis, suara nafas tambahan,
hepatomegali, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih banyak dari
output, kongesti paru.
 Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
f. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
 Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat
menggangu metabolisme tubuh
 Penyebab : penurunan aliran arteri dan/atau vena
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau
tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor kulit
menurun.
Kriteria minor :
1) Subjektif : Parastesia, nyeri ektremitas (klaudikasi intermiten)
2) Objektif : Edema, penyembuhan luka lambat, indeks ankle- brakial
<0,90, bruit femoralis
 Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
g. Intoleransi aktivitas
 Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
 Penyebab : kelemahan
 Batasan karakteristik :

10
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Mengeluh lelah
2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa tidak nyaman
setelah beraktifitas, merasa lemah
2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,
gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktifitas, gambaran
EKG menunjukkan iskemia,sianosis
 Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
h. Ansietas
 Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
 Penyebab : kurang terpapar informasi
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi
2) Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur
Kriteria minor :
1) Subjektif : Mengeluh pusing, anorexia, palpitasi, merasa tidak
berdaya
2) Objektif : Frekuensi napas dan nadi meningkat, tekanan darah
meningkat, diaforesis, tremor, muka tampak pucat, suara bergetar,
kontak mata buruk, sering berkemih, berorientasi pada masa lalu
 Kondisi klinis terkait : Penyakit Akut
i. Defisit nutrisi
 Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
 Penyebab: ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis (mis:
stress, keengganan untuk makan).

11
 Batasan karakteristik :
Kriteria mayaor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10 % dibawah rentang ideal
Kriteria minor :
1) Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen,
nafsu makan menurun.
2) Objektif : Bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot
menelanlemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin
turun, rambut rontok berlebihan, diare.
j. Resiko Gangguan Integritas Kulit
 Definisi : beresiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi, dan/atau ligamen)
 Faktor resiko : kekurangan/kelebihan cairan, kurang terpapar informasi
tentang upaya mempertahankan/ melindungi integritas jaringan
 Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

3. Intervensi Keperawatan Intervensi


Keperawatan adalah segala bentuk treatment yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran
yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI
adalah :
Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1. Gangguan Tujuan : Setelah (Pemantauan Respirasi)
pertukaran gas dilakukan tindakan 1.1 Monitor frekuensi irama,
b.d perubahan keperawatan diharapkan kedalaman dan upaya nafas
membran pertukaran gas 1.2 Monitor pola nafas
alveolus-kapiler meningkat. 1.3 Monitor kemampuan batuk
efektif
Kriterian hasil : 1.4 Monitor nilai AGD
(Pertukaran gas) 1.5 Monitor saturasi oksigen
1.Dipsnea menurun 1.6 Auskultasi bunyi nafas

12
2.bunyi nafas tambahan 1.7 Dokumentasikan hasil
menurun pemantauan
3.pola nafas membaik 1.8 Jelaskan tujuan dan
4. PCO2 dan O2 prosedur pemantauan
membaik 1.9 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
1.10 Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktifitas dan/atau
tidur
2. Pola nafas tidak Tujuan : Setelah (Manajemen jalan nafas)
efektif b.d dilakukan tindakan 2.1 Monitor pola nafas
hambatan upaya keperawatan diharapkan (frekuensi, kedalaman, usaha
nafas (mis: nyeri pola nafas membaik. nafas)
saat bernafas) 2.2 Monitor bunyi nafas
Kriteria hasil : (pola tambahan (mis: gagling,
nafas) mengi, Wheezing, ronkhi)
1. Frekuensi nafas dalam 2.3 Monitor sputum (jumlah,
rentang normal warna, aroma)
2. Tidak ada 2.4 Posisikan semi fowler atau
pengguanaan otot bantu fowler
pernafasan 2.5 Ajarkan teknik batuk
3. Pasien tidak efektif
menunjukkan tanda 2.6 Kolaborasi pemberian
dipsnea bronkodilato, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu.
3. Penurunan curah Tujuan : setelah (Perawatan jantung)
jantung b.d dilakukan tindakan 3.1 Identifikasi tanda/gejala
perubahan keperawatan diharapkan primer penurunan curah
preload / curah jantung meningkat. jantung
perubahan 3.2 Identifikasi tanda/gejala
afterload / Kriteria hasil : (curah sekunder penurunan curah
perubahan jantung) jantung
kontraktilitas 1.Tanda vital dalam 3.3 Monitor intake dan output

13
rentang normal cairan
2.Kekuatan nadi perifer 3.4 Monitor keluhan nyeri
meningkat dada
3. Tidak ada edema 3.5 Berikan terapi terapi
relaksasi untuk mengurangi
strees, jika perlu
3.6 Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
3.7 Anjurkan berakitifitas fisik
secara bertahap
3.8 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
4. Nyeri akut b.d Tujuan : setelah (Manajemen nyeri)
gen penedera dilakukan tindakan 4.1 Identifikasi lokasi,
fisiologis (Mis: keperawatan diharapkan karakteristik nyeri, durasi,
Iskemia) tingkat nyeri menurun. frekuensi, intensitas nyeri
4.2 Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil : Tingkat 4.3 Identifikasi faktor yang
nyeri memperberat dan
1. Pasien mengatakan memperingan nyeri
nyeri berkurang dari 4.4 Berikan terapi non
skala 7 menjadi 2 farmakologis untuk
2.Pasien menunjukkan mengurangi rasa nyeri
ekspresi wajah tenang 4.5 Kontrol lingkungan yang
3.Pasien dapat memperberat rasa nyeri (mis:
beristirahat dengan suhu ruangan,
nyaman pencahayaan,kebisingan)
4.6 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4.7 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
4.8 Kolaborasi pemberian

14
analgetik, jika perlu
5. Hipervolemia Tujuan : setelah (Manajemen hipervolemia)
b.d gangguan dilakukan tindakan 5.1 Periksa tanda dan gejala
mekanisme keperawatan diharapkan hipervolemia (mis: ortopnes,
regulasi keseimbangan cairan dipsnea, edema, JVP/CVP
meningkat. meningkat, suara nafas
tambahan)
Kriterian hasil : 5.2 Monitor intake dan output
(keseimbangan ciran) cairan
1.Tererbebas dari edema 5.3 Monitor efek samping
2.Haluaran urin diuretik (mis : hipotensi
meningkat ortortostatik, hipovolemia,
3. Mampu mengontrol hipokalemia, hiponatremia)
asupan cairan 5.4 Batasi asupan cairan dan
garam
5.5 Anjurkan melapor haluaran
urin
6. Perfusi perifer Tujuan : setelah (Perawatan sirkulasi)
tidak efektif b.d dilakukan tindakan 6.1 Periksa sirkulasi
penurunan aliran keperawatan diharapkan perifer(mis:nadi
arteri dan/atau perfusi perifer perifer,edema,pengisian
vena meningkat. kapiler, warna,suhu)
6.2 Identifikasi faktor resiko
Kriteria hasil : perfusi gangguan sirkulasi
perifer 6.3 Lakukan hidrasi
1.Nadi perifer teraba 6.4 Anjurkan menggunakan
kuat obat penurun tekanan darah,
2. Akral teraba hangat antikoagulan, dan penurun
3.Warna kulit tidak pucat kolestrol, jika perlu
6.5 Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
6.6 Informasikan tanda dan

15
gejala darurat yanng harus
dilaporkan.
7. Intoleransi Tujuan : setelah (Manajemen energi)
aktifitas b.d dilakukan tindakan 7.1 Monitor kelelahan fisik
kelemahan keperawatan diharapkan dan emosional
toleransi aktifitas 7.2 Monitor pola dan jam tidur
meningkat. 7.3 Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus
Kriteria hasil : Toleransi (mis: cahaya, suara,
aktivitas kunjungan)
1. kemampuan 7.4 Berikan aktifitas distraksi
melakukan aktifitas yang menenangkan
sehari-hari meningkat 7.5 Anjurkan tirah baring
2.Pasien Mampu 7.6 Anjurkan melakukan
berpindah dengan atau aktifitas secara bertahap
tanpa bantuan 7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
3.Pasien mangatakan tentang cara meningkatkan
dipsnea saat dan/atau asupan makanan
setelah aktifitas menurun
8. Ansietas b.d Tujuan : setelah (Terapi reduksi)
kurang terpapar dilakukan tindakan 8.1 Identifikasi saat tingkat
informasi keperawatan diharapkan ansietas berubah
tingkat ansietas 8.2 Pahami situasi yang
menurun. membuat ansietas
8.3 Dengarkan dengan penuh
Kriteria hasil : (Tingkat perhatian
ansietas) 8.4 Gunakan pendekatan yang
1.Pasien mengatakan teang dan meyakinkan
telah memahami 8.5 Informasikan secara
penyakitnya faktual mengenai diagnosis,
2.Pasien tampak tenang pengobatan, dan prognosis
3.Pasien dapat 8.6 Anjurkan keluarga untuk
beristirahat dengan tetap menemani pasien, jika

16
nyaman perlu
8.7 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
9. Defisit nutrisi Tujuan : setelah (Manajemen gangguan makan)
b.d dilakukan tindakan 9.1 Monitor asupan dan
ketidakmampuan keperawatan diharapkan keluarnya makanan dan cairan
mencerna status nutrisi membaik. serta kebutuhan kalori
makanan, faktor 9.2 Timbang berat badan
psikologis Kriteria hasil : (status secara rutin
(mis:stress,keeng nutrisi) 9.3 Anjurkan membuat catatan
ganan untuk 1. Porsi makan yang harian tentang perasaan dan
makan) dihabiskan meningkat situasi pemicu pengeluaran
2. Perasaan cepat makanan (mis:pengeluaran
kenyang menurun yang disengaja, muntah,
3. Nafsu makan aktivitas berlebihan)
membaik 9.4 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
10. Resiko gangguan Tujuan : setelah (Edukasi Edema)
integritas kulit dilakukan tindakan 10.1 Identifikasi kemampuan
d.d kelebihan keperawatan diharapkan pasien dan keluarga menerima
volume cairan integritas kulit dan informasi
jaringan meningkat. 10.2 Persiapkan materi dan
media edukasi (mis: formulir
Kriteria hasil : (integritas balance cairan)
kulit dan jaringan) 10.3 Berikan kesempatan
1.Resiko kerusakan pasien dan keluarga bertanya
jaringan integritas kulit 10.4 Jelaskan tentang defenisi,
meningkat tanda, dan gejala edema
2. Tidak ada tanda 10.5 Jelaskan cara penanganan
kemerahan dan pencegahan edema
3..Tidak ada keluhan 10.6 Intruksikan pasien dan

17
nyeri pada daerah edema keluarga untuk menjelaskan
kembali definisi, penyebab,
gejala dan tanda, penanganan
dan pencegahan edema

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017)

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan Keperawatan,
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan
yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Menurut (Asmadi, 2008)Terdapat 2 jenis evaluasi :
a. Evaluasi formatif (Proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan
rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Evaluasi ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah

18
SOPA, yakni subjektif (data keluhan pasien), objektif (data hasil pemeriksaan),
analisis data (perbandingan data dengan teori), dan perencanaan.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses
keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir
pelayanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkai pelayanan
keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.Ada tiga kemungkinan
hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan keperawatan, yaitu :
1) Tujuan tercapai/masalah teratasi
2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian
3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi

2.2 Askep Kasus Gagal Jantung

A. Pathway Gagal Jantung

INFARK MIOKARD

Pengisian Hipertensi Malfungsi Kontraktilitas,


diastolik katup disfungsi,
meningkat ventrikel kiri
19
Nekrosis
sel otot
Penurunan Peningkatan Tekanan
jantung
isi sekuncup beban awal ventrikel kiri
Hipertrofi naik
ventrikel
Bahan
ventrikel
meningkat
GAGAL JANTUNG

Menurunnya curah jantung Kongesti


pulmonalis

Aktivasi RAA Hipertrofi ventrikel Perembesan cairan


alveoli
Peningkatan Peningkatan pengisian LVEP
reabsorsi Na+ DX : Gangguan
& H2O pertukaran gas
Aliran darah ke jantung
dan otak tidak adekuat
Edema paru
Ekskresi Na+
& H2O dalam
urin DX : Penurunan curah Pengembangan paru
jantung kurang optimal
DX :
Kelebihan Syok kardiogenik DX : Risiko
volume pola nafas
cairan tidak efektif
Kematian

B. Pengkajian

1) Identitas Pasien

Nama : Tn.Anton

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 62 Tahun

20
Status Perkawinan : Sudah Menikah

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Permata Sari No. 18, Surabaya

Nomor Register : 00.00.43.21

MRS/ Tanggal Pengkajian : 01 Desember 2020/03 Desember 2020

2) Keluhan Utama
Keluhan Utama Saat Pengkajian : Sesak nafas

3) Diagnosa Medis
CHF fc III + CKD Stage V + BP

4) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk melalui IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya
pada tanggal 01 Desember 2020 pukul 08.00 WIB, rujukan dari
RSU PHC Surabaya. Saat dilakukan pengkajian tentang riwayat
kesehatan, sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, semakin sesak saat beraktivitas, nyeri pada
dada sebelah kiri, durasi 20 menit, skala nyeri 5, tubuh terasa
lemah, edema pada ekstremitas bawah. Hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital :
TD : 140/70 mmHg
HR : 92 x/i
RR : 28 x/i
Suhu : 36,5˚C
Saat dilakukan pengkajian pada pada tanggal 03 Desember
2020 pukul 09.35 WIB pasien mengeluh sesak nafas, sesak di

21
rasakan meningkat saat beraktivitas, tubuh terasa lemah dan edema
pada ektremitas bawah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 90/80 mmHg
HR : 58 x/i
RR : 25 x/ i
Suhu : 36, 5˚C
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah di rawat di RS Husada Utama
Surabaya 11 tahun yang lalu karena penyakit stroke. Pasien
memiliki riwayat hipertensi sejak 13 tahun yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien. Tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti jantung,
hipertensi, DM, asma.

5) Hasil Observasi dan Pemeriksaan Fisik Pada Pasien Gagal Jantung

Observasi dan Pasien


Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Lemah
2. Kesadaran Compos mentis GCS 15, E4V5M6
3. Pemeriksaan TD : 90/80 mmHg, N : 58X/menit, R : 25 X/menit,
Tanda-Tanda Vital S : 36, 5˚ C
4. Kenyaanan/nyeri Tidak ada
5. Pemeriksaan Kepala : bentuk kepala normal, rambut sebagian
Fisik Kepala memutih, merata, kulit kepala bersih tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan dan lesi.
Mata : simetris kiri dan kanan, mata bersih,
palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil isokor kiri dan kanan.
Reflek cahaya positif, diameter simetris kiri dan
kanan dan tidak ada menggunakan alat bantu
penglihatan.

22
Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak ada kotoran, tidak
ada pembengkakan dan polip
Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
serumen, tidak ada laserasi, pendengaran masih
baik.
Mulut : Pemeriksaan pada mulut kurang bersih, ada
plak pada gigi, mukosa bibir kering, reflek
mengunyah dan menelan baik, bibir tidak simetris.
Wajah : Simetris, tidak ada lesi, tampak pucat.
6. Pemeriksaan Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,
Leher ada pembesaran vena jugularis.
7. Pemeriksaan Sistem pernapasan pada pemeriksaan paru- paru,
Thorak : Sistem inspeks : simetris kiri kanan
pernapasan palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
perkusi : terdengar sonor
auskultasi : bronkovesikuler
8. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular Pemeriksaan jantung,
Jantung : Sistem inspeksi : iktus tidak terlihat palpasi : iktus teraba
Kardiovaskular di RIC V
perkusi : pekak, batas jantung 1 jari di bawah
RICVI
auskultasi : regular, tidak ada bunyi tambahan.
9. Pemeriksaan TB : 169 cm dan BB : 64 kg. Selama di rumah sakit
Sistem Pencernaan pasien makan dengan diet DJ II 1800 kkal ML, 3x
dan Status Nutrisi sehari berupa nasi lunak, sayur dan lauk. Pasien
hanya menghabiskan setengah dari porsi makan.
Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Selama
sakit pasien minum 6 gelas sehari (1500cc).
Inspeksi : tidak asites, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba
perbesaran pada limpa dan hepar.
Perkusi : tympani

23
Auskultasi : bising usus 10x/menit.
10. Sistem Eliminasi Bersih, terpasang kateter. Saat sakit pasien buang
air kecil melalui slank kateter sebanyak 700 cc/hari,
warna kecoklatan. Pasien buang air besar 1x sehari
warna kecoklatan, konsistensi agak keras.
11. Sistem Terpasang infus pada ekstremitas atas kiri, akral
Muskuloskeletal dan dingin, kemerahan pada telapak tangan, CRT < 2
Integumen detik, edema pada ekstremitas bawah, pitting
edema derajat I kedalaman 3 mm dengan waktu
kembali 3 detik, akral dingin.
12. Istirahat dan Selama di rumah sakit pasien tidur siang 1-2
Tidur jam/hari dan tidur malam hanya 4-5 jam/ hari.
Pasien mengatakan tidur tidak nyenyak dan sering
terbangun di malam hari karena sesak nafas .
13. Aktivitas dan Pasien sebelum sakit bekerja sebagai pedagang.
Latihan Pasien kurang berolahraga karena kelumpuhan
pada kaki dan tangan sebelah kanan pasien. Saat
sakit pasien bedrest total di tempat tidur dan harus
dibantu oleh keluarga dan perawat.
14. Bekerja Pasien dahulunya bekerja sebagai pedagang, tetapi
karena pasien menderita stroke 11 tahun, pasien
tidak bisa bekerja seperti biasanya lagi.
15. Perilaku yang Pasien mengatakan memiliki kebiasaan merokok
Mempengaruhi sejak SMA. Pasien mengatakan sering
Kesehatan mengkonsumsi gorengan dan makanan bersantan.

6) Psikososial
a. Pengkajian Psikososial dan Spiritual Pada Pasien Gagal Jantung

Pengkajian Psikososial Pasien


Ekspresi Pasien Terhadap Pasien tampak gelisah, pasien selalu meminta
Penyakitnya untuk cepat pulang karena merasa tidak
nyaman di rumah sakit.
Reaksi Saat Berinteraksi Pasien koperatif
Pola Koping Baik
Konsep Diri -

24
Pengkajian Spiritual Pasien
Pasien melaksanakan sholat 5 waktu.

b. Pemeriksaan Penunjang Pada Pasien

Pemeriksaan Pasien
Penunjang
Laboratorium Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 03
Desember 2020 menunjukkan nilai Hemoglobin 11,9 g/dl
(N : 14- 16), Leukosit : 16.360/mm3 (N : 5.000-10.000),
Trombosit 90.000/mm3 (N : 150.000-400.000)
Hematokrit 36% (N : 40-48) Ph 7, 43 (N : 7,35-7,45)
PCO2 30 mmHg (N : 35-45mmHg)
PO2 : 140mmHg (N : 95- 10mmHg)
HCO3-19,9 mmol/L
GDS : 156 mg/dl (N : < 200)
Radiologi Foto Berdasarkan hasil rontgen thorax yang dilakukan pada
Thorak tanggal 02 Desember 2020 pasien mengalami
kardiomegali.
USG Jantung Tidak ada
EKG Jantung Tidak ada

c. Obat yang Diterima Pada Pasien

Obat Pasien
Program terapi pengobatan yang di dapatkan oleh Tn. Anton
yang
yaitu : pemberian O2 binasal 4 liter/i IVFD Eas Pfrimmer
Diterim
500cc/24 jam Ceftriaxone 1x2 gr, lasix 1x20 gr, Eritromicin
a
1x500 gr, Bicnat 3x1 mg, As.Folat 1x5 mg Candesartan 1x16
mg, Clopidogrel 1x75 mg.

C. Diagnosa Keperawatan

No Pasien
Hari/ Diagnosa Keperawatan
.

25
Tanggal
Ditemukan
1. 03 Desember Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraksi
2020 vertikel.
Data Subjektif : Pasien mengatakan tubuh terasa
lemah.
Data Objektif :
a. Warna kulit sedikit pucat
b. Akral teraba dingin
c. Tanda tanda vital
TD : 90/80 mmHg, N : 58X/menit
2. 03 Desember Gangguan pertukaran gas b.d edema paru.
2020 Data subjektif : Pasien mengatakan nafas terasa
sesak.
Data objektif : Pasien tampak sesak nafas.
RR: 25X/menit
Ronchi (-) Wheezing (-)
PCO2 : 30 mmol/L, PO2 :140 mmol/L, Ph : 7,43
3. 03 Desember Kelebihan volume cairan b.d retensi natrium dan air.
2020 Data subjektif : Pasien mengatakan kakinya
bengkak.
Data objektif : Terdapat edema pada ekstremitas
bawah pasien, derajat I kedalaman 3 mm, urin pasien
700 cc/hari,warna tampak kecoklatan.

D. Intervensi Keperawatan

Hari/ Dx.Kep NOC NIC


Tanggal
03 Penurunan Cardiac Pump Cardiac Care
D curah Effectiveness Aktivitas :
e jantung 1. Systolic blood 1. Evaluasi adanya nyeri
s b/d pressure dalam rentang dada (intensitas, lokasi,
e penurunan normal. durasi, frekuensi).

26
m kontraksi 2. Diastolic blood 2. Catat adanya disritmia
b ventrikel. pressure dalam rentang jantung.
e normal. 3. Catat adanya tanda dan
r 3. Tidak ada disritmia. gejala penurunan cardiac
2020 4. Tidak ada bunyi output.
jantung abnormal. 4. Monitor status
5. Tidak terjadi angina. kardiovaskuler.
6. Tidak ada edema 5. Monitorstatus pernafasan
perifer. yg menandakan Heart
7. Tidak ada edema Failure.
paru. 6. Monitor abdomen sebagai
8. Tidak dispnea saat indikator adanya penurunan
istirahat. fungsi.
9. Tidak terjadi 7. Monitor balance cairan.
hepatomegali. 8. Monitor adanya perubahan
10. Tidak sianosis. tekanan darah.
Circulation Status 9. Monitor respon pasien
1. Systolic blood terhadap efek pengobatan
pressure dalam rentang antiaritmia.
normal. 10. Atur periode latihan dan
2. Diastolic blood istirahat untuk menghindari
pressure dalam rentang kelelahan.
normal. 11. Monitor adanya dispnea,
3. Pulse pressure dalam ortopnea, dan takipnea.
rentang normal. 12. Anjurkan untuk
4. MAP dalam rentang menurunkan
normal. Stres Vital Sign Monitoring
5. AGD (PaO2 dan Aktivitas :
PaCO2 dalam rentang 1. Monitor TD, nadi, suhu
normal. dan RR.
6. Saturasi O2 dalam 2. Catat adanya fluktuasi
rentang normal. tekanan darah.

27
7. Tidak asites. 3. Monitor vital sign pasien
Vital signs saat berbaring, duduk,
1. Denyut jantung berdiri.
apikal dalam rentang 4. Auskultasi tekanan darah
normal. pada kedua lengan dan
2. Irama denyut jantung bandingkan.
dalam rentang normal. 5. Monitor TD, Nadi, RR
3. Denyut nadi radial sebelum, selama dan setelah
dalam rentang normal. aktivitas.
4. Tekanan Systole dan 6. Monitor kualitas nadi.
Diastole dalam rentang 7. Monitor adanya pulsus
normal. paradoksus.
8. Monitor jumlah dan irama
jantung.
9. Monitor bunyi jantung.
10. Monitor suara paru.
11. Monitor pola pernafasan
abnormal.
12. Monitor adanya sianosis
perifer.
13. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign.
03 Gangguan Respiratory Status : Airway Management
D pertukaran Gas Exchage Aktivitas :
e gas b/d Indikator : 1. Posisikan pasien untuk
s edema 1. PaO2 dan PCO2 memaksimalkan ventilasi.
e paru. dalam rentang normal. 2. Lakukan fisioterapi dada
m 2. Saturasi oksigen jika perlu.
b dalam rentang normal. 3. Auskultasi suara nafas,
e 3. pH arteri dalam catat adanya suara nafas
r rentang normal. tambahan.
2020 4. kesimbangan perfusi 4. Monitor resirasi dan status
ventilasi dalam rentang O2.

28
normal. Oxygen Therapy
5. tidak terjadi dispnea Aktivitas :
saat istirahat atau 1. Pertahankan kepatenan
sedang melakukan jalan nafas.
aktivitas. 2. Atur peralatan oksigen.
Respiratory Status : 3. Monitor aliran oksigen.
Ventilation 4. Pertahankan posisi pasien.
Indikator : 5. Observasi adanya tanda-
1. Respiratory rate tanda hipoventilasi.
dalam rentang normal. 6. Monitor adanya
2. Tidak ada retraksi kecemasan
dinding dada. Vital Sign Monitoring
3. Tidak mengalami Aktivitas :
dispnea saat istirahat. 1. Monitor TD, Nadi, Suhu,
4. Tidak ditemukan dan RR.
orthopnea. 2. Catat adanya flutuasi
5. Tidak ditemukan tekanan darah.
atelektasis. 3. Monitor kualitas nadi.
4. Monitor suara paru.
5. Monitor suara pernafasan.
6. Monitor suhu, warna, dan
kelembapan kulit.
03 kelebihan Electrolit And Fluid Management
D volume Acid/Base Balance Aktivitas :
e cairan b/d Indikator : 1. Pertahankan catatan intake
s retensi 1. Serum albumin, output yang akurat.
e natrium kreatinin, hematokrit, 2. Monitor hasil Hb yang
m dan air Blood Urea Nitrogen sesuai dengan retensi cairan
b (BUN), dalam rentang (BUN, Hematokrit,
e normal. Osmolaritas urine).
r 2. pH urine, urine 3. Monitor vital sign.
2020 sodium, urine creatinin, 4. Monitor indikasi retensi.
urine osmolarity, dalam 5. Kaji luas dan lokasi

29
rentang normal. edema.
3. tidak terjadi 6. Monitor status nutrisi.
kelemahan otot. 7. Kolaborasi dengan dokter
4. tidak terjadi jika tanda cairan berlebuhan
disritmia. muncul memburuk.
Fluid Balance Fluid Monitoring
Indikator : Aktivitas :
1. Tidak terjadi asites. 1. Tentukan riwayat jumlah
2. Ekstremitas tidak dan tipe intake cairan dan
edema. 3. Tidak terjadi eliminasi.
distensi vena jugularis. 2. Tentukan kemungkinan
Fluid Overload faktor risiko dari
Severity ketidakseimbangan cairan.
Indikator : 3. Monitor berat badan.
1. Edema tungkai tidak 4. Monitor TD, Nadi, RR.
terjadi. 5. Monitor tekanan darah
2. Tidak asites. orthostatik dan perubahan
3. Kongesti vena tidak irama jantung.
terjadi. 6. Monitor parameter
4. Tidak terjadi hemodinamik infasif.
peningkatan blood 7. Monitor tanda dan gejala
pressure. edema.
5. Penurunan
pengeluaran urine tidak
terjadi.
6. Tidak terjadi
perubahan warna urine.
7. Penurunan serum
sodium tidak terjadi.
8. Peningkatan serum
sodium tidak terjadi.

30
E. Implementasi

Waktu Pelaksanaan DX.Kep Tindakan Keperawatan


03 Desember 2020 Penurunan a. Mengkaji adanya nyeri dada.
curah b. Mencatat adanya bradikakardi, penurunan
jantung TD pada pasien.
b/d c. Memonitor status kardiovaskuler : irama
penurunan jantung, tekanan darah.
kontraksi d. Memonitor status pernafasan pasien.
ventrikel. e. memonitor balance cairan.
f. mengatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan.
g. memonitor adanya dispnea, kelelahan.
h. Menganjurkan untuk menurunkan stres.
i. Memonitor suhu dan sianosis perifer.
j. Memberikan obat sesuai order dokter
Clopidogril 1x 75 mg, candesartan 1x16
mg.
Gangguan a. mengauskultasi suara nafas, mencatat
pertukaran adanya suara tambahan seperti ronki.
gas b/d b. menganjurkan pasien nafas dalam.
edema c. mengatur posisi semi fowler untuk
paru. mengurangi dipsneu.
d. memonitor respirasi dan status O2.
e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan
usaha respirasi memonitor pola nafas :
takipneu
f. memberikan therapy O2 binasal 4 liter.
g. mengobservasi hasil pemeriksaan foto
thoraks.
h. mengauskultasi suara nafas.
i. mengobservasi aliran O2.
Kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
volume yang akurat.

31
cairan b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan
berhubung retensi cairan (BUN, Hematokrit,
an dengan Osmolaritas urine).
retensi c. memonitor vital sign, memonitor indikasi
natrium retensi.
dan air. d. mengkaji luas dan lokasi edema.
e. memonitor status nutrisi, diet DJ 1800
kkal ML.
f. pemberian inj lasix 1x 20 gram.
g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebihan muncul memburuk.
h. menentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
i. menentukan kemungkinan faktor risiko
dari ketidakseimbangan cairan.
j. memonitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung.
04 Desember 2020 Penurunan a. mengevaluasi adanya nyeri dada
curah (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi).
jantung b. mencatat adanya tanda dan gejala
b/d penurunan cardiac output.
penurunan c. memonitor status kardiovaskuler.
kontraksi d. memonitor status pernafasan yang
ventrikel. menandakan Heart Failure.
e. memonitor balance cairan.
f. memonitor adanya perubahan nadi dan
tekanan darah.
g. mengatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan.
h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan
takipnea.
i. menganjurkanuntuk menurunkan stres.
Gangguan a. memposisikan pasien semi fowler untuk

32
pertukaran memaksimalkan ventilasi.
gas b/d b. mengauskultasi suara nafas.
edema c. mencatat adanya suara nafas tambahan.
paru. d. memonitor respirasi dan status O2.
e. mempertahankan kepatenan jalan nafas.
f. mengatur peralatan oksigen dengan
pemberian 02 binasal 4 liter/i.
g. memonitor aliran oksigen.
h. mempertahankan posisi pasien.
i. mengobservasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi.
j. memonitor adanya kecemasan.
k. mengajarkan teknik nafas dalam untuk
memaksimalkan ventilasi.
Kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
volume yang akurat.
cairan b/d b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan
retensi retensi cairan (BUN, Hematokrit,
natrium Osmolaritas urine).
dan air. c. memonitor vital sign, memonitor indikasi
retensi.
d. mengkaji luas dan lokasi edema .
e. memonitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung.
f. memonitor status nutrisi pemberian inj
lasix 1x 20 gram.
g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebihan muncul memburuk.
h. menentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
i. menentukan kemungkinan faktor risiko
dari ketidakseimbangan cairan.
05 Desember 2020 Penurunan a. mengevaluasi adanya nyeri dada

33
curah (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi).
jantung b. mencatat adanya tanda dan gejala
b/d penurunan cardiac output.
penurunan c. memonitor status kardiovaskuler.
kontraksi d. memonitor status pernafasan yang
ventrikel. menandakan Heart Failure.
e. memonitor balance cairan.
f. memonitor adanya perubahan nadi dan
tekanan darah.
g. mengatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan.
h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan
takipnea.
i. menganjurkan untuk menurunkan stres.
Gangguan a. memposisikan pasien semi fowler untuk
pertukaran memaksimalkan ventilasi.
gas b/d b. mengauskultasi suara nafas.
edema c. mencatat adanya suara nafas tambahan. d.
paru. memonitor respirasi dan status O2.
e. mempertahankan kepatenanjalan nafas.
f. mengatur peralatan oksigen dengan
pemberian 02 binasal 4 liter/i.
g. memonitor aliran oksigen.
h. mempertahankan posisi pasien.
i. mengobservasi adanya tandatanda
hipoventilasi.
j. memonitor adanya kecemasan.
k. mengajarkan teknik nafas dalam untuk
memaksimalkan ventilasi.
Kelebihan a. intake output yang akurat.
volume b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan
cairan b/d retensi cairan (BUN, Hematokrit,
retensi Osmolaritas urine).

34
natrium c. memonitor vital sign, memonitor indikasi
dan air. retensi.
d. mengkaji luas dan lokasi edema.
e. memonitor status nutrisi.
f. pemberian inj lasix 1x 20 gram.
g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebihan muncul memburuk.
h. menentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
i. menentukan kemungkinan faktor risiko
dari ketidakseimbangan cairan.
j. memonitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung.
06 Desember 2020 Penurunan a. mengevaluasi adanya nyeri dada
curah (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi).
jantung b. mencatat adanya tanda dan gejala
b/d penurunan cardiac output.
penurunan c. memonitor status kardiovaskuler.
kontraksi d. memonitor status pernafasan yang
ventrikel. menandakan Heart Failure.
e. memonitor balance cairan.
f. memonitor adanya perubahan nadi dan
tekanan darah.
g. mengatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan.
h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan
takipnea.
i. menganjurkan untuk menurunkan stres.
Gangguan a. memposisikan pasien semi fowler untuk
pertukaran memaksimalkan ventilasi mengauskultasi
gas b/d suara nafas.
edema b. mencatat adanya suara nafas tambahan c.
paru. memonitor respirasi dan status O2.

35
d. mempertahankan kepatenan jalan nafas.
e. mengatur peralatan oksigen dengan
pemberian 02 binasal 4 liter/i.
f. memonitor aliran oksigen.
g. mempertahankan posisi pasien.
h. mengobservasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi.
i. memonitor adanya kecemasan.
j. mengajarkan teknik nafas dalam untuk
memaksimalkan ventilasi.
Kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
volume yang akurat.
cairan b/d b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan
retensi retensi cairan (BUN, Hematokrit,
natrium Osmolaritas urine.
dan air. c. memonitor vital sign, memonitor indikasi
retensi.
d. mengkaji luas dan lokasi edema.
e. memonitor status nutrisi.
f. pemberian ini lasix 1x 20 gram.
g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebihan muncul memburuk.
h. menentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
i. menentukan kemungkinan factor risiko
dari ketidakseimbangan cairan.
j. memonitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung.
07 Desember 2020 Penurunan a. mengevaluasi adanya nyeri dada
curah (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi).
jantung b. mencatat adanya tanda dan gejala
b/d penurunan cardiac output.
penurunan c. memonitor status kardiovaskuler.

36
kontraksi d. memonitor status pernafasan yang
ventrikel. menandakan Heart Failure.
e. memonitor balance cairan.
f. memonitor adanya perubahan nadi dan
tekanan darah.
g. mengatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan.
h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan
takipnea.
i. menganjurkanuntuk menurunkan stres.
Gangguan a. memposisikan pasien semi fowler untuk
pertukaran memaksimalkan ventilasi.
gas b/d b. mengauskultasi suara nafas mencatat
edema adanya suara nafas tambahan.
paru. c. memonitor respirasi dan status O2.
d. mempertahankan kepatenan jalan nafas.
e. mengatur peralatan oksigen dengan
pemberian 02 binasal 4 liter/i.
f. memonitor aliran oksigen h.
mempertahankan posisi pasien.
g. mengobservasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi.
h. memonitor adanya kecemasan.
i. mengajarkan teknik nafas dalam untuk
memaksimalkan ventilasi.
Kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
volume yang akurat.
cairan b/d b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan
retensi retensi cairan (BUN, Hematokrit,
natrium Osmolaritas urine).
dan air. c. memonitor vital sign, memonitor indikasi
retensi.
d. mengkaji luas dan lokasi edema.

37
e. memonitor status nutrisi.
f. pemberian ini lasix 1x 20 gram.
g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebihan muncul memburuk.
h. menentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
i. menentukan kemungkinan faktor risiko
dari ketidakseimbangan cairan.
j. memonitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung.
08 Desember 2020 Penurunan a. mengevaluasi adanya nyeri dada
curah (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi).
jantung b. mencatat adanya tanda dan gejala
b/d penurunan cardiac output.
penurunan c. memonitor status kardiovaskuler.
kontraksi d. memonitor status pernafasan yang
ventrikel. menandakan Heart Failure.
e. memonitor balance cairan.
f. memonitor adanya perubahan nadi dan
tekanan darah.
g. mengatur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan.
h. memonitor adanya dispnea, ortopnea, dan
takipnea.
i. menganjurkanuntuk menurunkan stres.
Gangguan a. memposisikan pasien semi fowler untuk
pertukaran memaksimalkan ventilasi.
gas b/d b. mengauskultasi suara nafas.
edema c. mencatat adanya suara nafas tambahan.
paru. d. memonitor respirasi dan status O2.
e. mempertahankan kepatenan jalan nafas.
f. mengatur peralatan oksigen dengan
pemberian 02 binasal 4 liter/i.

38
g. memonitor aliran oksigen.
h. mempertahankan posisi pasien.
i. mengobservasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi.
j. memonitor adanya kecemasan.
k. mengajarkan teknik nafas dalam untuk
memaksimalkan ventilasi.
kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
volume yang akurat.
cairan b/d b. memonitor hasil Hb yang sesuai dengan
retensi retensi cairan (BUN, Hematokrit,
natrium Osmolaritas urine).
dan air. c. memonitor vital sign, memonitor indikasi
retensi.
d. mengkaji luas dan lokasi edema.
e. memonitor status nutrisi.
f. pemberian ini lasix 1x 20 gram.
g. melakukan kolaborasi dengan dokter jika
tanda cairan berlebihan muncul memburuk.
h. menentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
i. menentukan kemungkinan faktor risiko
dari ketidakseimbangan cairan.
j. memonitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung.

F. Evaluasi

Hari Ke Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)


01 Desember 2020 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel tubuh masih terasa lemah
O : pasien tampak pucat,
akral teraba dingin, TD :

39
100/70, N: 60x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan
edema paru nafas masih terasa sesak
O : pasien tampak masih
sesak RR : 24 x/I, PCO2:
30 mmol/L
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air kaki masih bengkak dan
sulit digerakkan
O : edema pada kedua
tungkai bawah, urin 800
cc/hari, warna
kecoklatan. A : masalah
blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
02 Desember 2020 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel tubuh masih terasa lemah
O : pasien tampak pucat,
akral teraba dingin, TD :
100/70, N: 60x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan
edema paru nafas masih terasa sesak
O : pasien tampak masih
sesak RR : 24 x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air kaki masih bengkak dan

40
sulit digerakkan
O : edema pada kedua
tungkai bawah, urin 800
cc/hari, warna
kecoklatan. A : masalah
blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel tubuh masih terasa lemah
O : pasien tampak pucat,
akral teraba dingin, TD :
100/80, N: 62x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan
edema paru nafas masih terasa sesak
O : pasien tampak masih
sesak RR : 26 x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air kaki masih bengkak dan
sulit digerakkan
O : edema pada kedua
tungkai bawah, urin 900
cc/hari, warna
kecoklatan. A : masalah
blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
03 Desember 2020 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel tubuh masih terasa lemah
O : pasien tampak pucat,
akral teraba dingin, TD :

41
100/80, N: 61x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan
edema paru nafas masih terasa sesak
O : pasien tampak masih
sesak RR : 23 x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air kaki masih bengkak dan
sulit digerakkan
O : edema pada kedua
tungkai bawah, urin 800
cc/hari, warna
kekuningan. A : masalah
blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
04 Desember 2020 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel tubuh masih terasa lemah
O : pasien tampak pucat,
akral teraba dingin, TD :
110/70, N: 65x/i
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan
edema paru sesak mulai berkurang
O : pasien tampak tenang,
sesak tampak mulai
berkurang RR : 22 x/i
A : masalah teratasi
sebagian

42
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air bengkak pada kaki mulai
berkurang.
O : edema pada kedua
tungkai bawah mulai
berkurang , piting edema
>3 detik, urin 1000
cc/hari, warna
kekuningan .
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
05 Desember 2020 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel tubuh masih terasa lemah
O : pasien tampak pucat,
akral teraba dingin, TD :
110/70, N: 65x/i
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan
edema paru sesak mulai berkurang
O : pasien tampak tenang,
sesak tampak mulai
berkurang RR : 22 x/i
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air bengkak pada kaki mulai
berkurang.
O : edema pada kedua
tungkai bawah mulai

43
berkurang, urin 1000
cc/hari, warna
kekuningan A : masalah
blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
06 Desember 2020 Penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan
penurunan kontraksi ventrikel sudah mulai bertenaga
O : pasien sudah tampak
tidak pucat, akral teraba
hangat, TD :
110/80mmHg, N: 74x/i
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
kelebihan volume cairan b/d S : pasien mengatakan
retensi natrium dan air kaki sudah tidak bengkak
lagi
O :edema pada kaki
sudah tidak ada, urin
1500 cc/hari, warna
kekuningan. A : masalah
teratasi
P : intervensi dihentikan

BAB III
PENUTUP

44
3.1 Kesimpulan

Hasil pengkajian pada pasien yaitu pada tanggal 01 Desember 2020 pada
Pukul 08.00 WIB menunjukkan adanya tanda dan gejala yang dirasakan oleh
pasien gagal jantung yaitu sesak napas, badan terasa lemas serta tidur tidak
nyenyak dan sering terbangun. Selain itu pasien juga mengeluh sesak meningkat
saat beraktivitas, dan edema pada ektremitas bawah.

Pada penegakkan diagnose keperawatan pasien memiliki 3 diagnosa


keperawatan diantaranya penurunan curah jantung, gangguan pertukaran gas,
kelebihan volume cairan. Di dalam teori muncul 10 diagnosa keperawatan namun
pada review kasus hanya muncul 3 diagnosa keperawatan.

Hasil review yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh peneliti
baik intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi seperti monitor
TTV, monitor statur kardiovaskuler, moniotr balance cairan, menganjurkan untuk
menurunkan stress, mengatur posisi pasien, monitor tanda gejala edema,
pemberian terapi oksigen, dan lain lain.

Pelaksanaan (Implementasi) keperawatan dilakukan berdasarkan


perencanaan diagnosa keperawatan yang dibuat kepada pasien seperti mengakaji
adanya nyeri, memonitor status kardiovaskuler, memonitor TTV, memonitor
balance cairan, memberikan obat, dan lain lain. Dalam proses implementasi yang
dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan.

Hasil evaluasi akhir yang dilakukan oleh peneliti pada pasien


menunjukkan bahwa masalah yang dialami pasien gagal jantung ada yang hanya
teratasi sebagian, serta belum teratasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
ada pula yang sudah teratasi sepenuhnya.

3.2 Saran

45
 Bagi Rumah Sakit diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi penderita gagal jantung.
 Bagi perawat diharapkan terus meningkatkan kualitas dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung sehingga meminimalkan
masalah keperawatan setelah dilakukan intervensi dan sebagai bahan
evaluasi dalam perawatan pasien gagal jantung.
 Bagi keluarga pasien diharapkan keluarga pasien bisa berperan sebagai
supporting educartive system dalam program rehabilitatif pasien gagal
jantung dirumah. Keluarga pasien dapat memberikan dukungan dan
pertolongan dalam setiap aktifitas yang dilakukan pasien agar pasien dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.
 Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat terus meningkatkan
wawasan tentang asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung.

DAFTAR PUSTAKA

46
http://eprints.ums.ac.id/25856/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.undip.ac.id/43854/3/Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2.pdf
Http://Pustaka.Poltekkespdg.Ac.Id/Index.Php?P=ShowDetail&Id=5245&Keywo
ds=

http://bppsdmk. kemkes.go.id/ pusdiksdmk /wpcontent /uploads/2017/11


/praktika-dokumen keperawatan - dafis. pdf.

www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
jantung.pdf.

47

Anda mungkin juga menyukai