Oleh :
Kelompok B
Leader : Pratama Wira Kusumah 213119025
Scriber 1 : Yuni Santiara 213119026
Scriber 2 : Emil Nur Widia 213119010
Nur Asyiah 213119022 Putri Herlina F 213119030
Melda 213119023 Novita Febryani HP 213119032
Adzani A 213119027 Zulva Nadia V 213119035
Iif Masrifah 213119028 Afiifah Inaayah 213119036
Keu keu A 213119029 Tia Almia 213119037
Syintang RM 213119038 Ilham Mulyono 213119039
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Anak I makalah laporan tutorial dengan “Diagnosa Medis SARS CoV- 2” ini tepat
pada waktunya.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penyusun hadapi dalam membuat
makalah ini, tetapi dengan kegigihan dan semangat dari berbagai pihak, penyusun
mampu menyelesaikannya dengan baik.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penyusun memohon maaf dan menerima
segala saran dan kritik yang bersifat membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Batasan Masalah
Step 1 : Klasifikasi Masalah
Step 2 : Identifikasi Masalah
Step 3 : Analisa Masalah
Step 4 : Hipotesa
Step 5 : Learning Issue
Step 6 : Belajar Mandiri
Step 7 : Sintesis
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi virus Covid – 19
2. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala pada virus Covid – 19
3. Mahasiswa mampu memahami penyebab virus Covid – 19
4. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dan keluarga pada anak
yang mengalami masalah psikososial akibat Covid – 19
5. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan sesuai kasus
D. Metode Penulisan
Metode yang diambil penulis pada makalah tutorial kali ini yaitu studi
pustaka juga ditambah pencarian jurnal dsb melalui sumber terpercaya seperti
google scholar, jurnal, academia.edu dan scribd.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario Kasus
Seorang anak laki – laki usia 14 tahun, 3 hari sebelum masuk RS mengalami
panas, kepala pusing, batuk berdahak, sesak nafas hilang timbul, terasa mual
ketika makan dan mengalami muntah sebanyak 2×. Hasil pengkajian di dapat
KU : lemah, TD : 110/70 mmHg, N : 110×/min, S : 38,5˚C, R : 28×/min,
SPO2 : 95%, ronchi (+). Klien mengeluh tidak nafsu makan, makan hanya
habis ½ porsi dan terasa mual. BB 37 kg, TB 150 cm. hasil pemeriksaan Lab,
Hb 12, 4 g/dL, lekosit 1,2 10ᵌ/µl, SGPT 83 U/L, SGOT 25 U/L, NS1 :
REAKTIF, rhongent thorax pa dengan kesan bronkhopnemonia bilateral
ringan dan hasil SWAB SARS CoV – 2 hasil positif CT 37. Klien mengatakan
merasa takut, dan cemas karena klien mengurus diri nya sendiri demi
menghindari kepaparan terhadap keluarganya, klien sangat bergantung pada
perawat jika sedang membutuhkan sesuatu. Klien juga rindu dengan
keluarganya, keluarga tidak boleh mendampingi klien. Terapi medis yang di
dapatkan klien IVFD Asering 90 cc/jam, Azitromycin 1×250 mg iv,
Paracetamol 3×250 mg po, Psidii syr 3×5 ml po, Zegavit 1×1 tab po, Vit. C
2×250 mg po, Vectrin syr 3×5 ml po, Ondancentron 2×4 mg iv, Oksigen 2 – 3
lpm by binasal canule.
B. Step 1 Klarifikasi Masalah
1. Bronkopnemonia? (Putri Herlina F)
Jawaban :
a. bronchopneumonia bronchial pneumonia, peradangan paru yang
berawal pada bronchiolus terminalis. Bronchiolus terminalis adalah
percabangan dari bronkus. (Syintang Rasi M)
b. Bronchopneumonia istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu
bentuk pneumonia di mana daerah konsolidasi terdistribusi luas di
sekitar bronkus dan bukan tercorak lobaris. (Iif Masrifah)
2. Binasal canule? (Mevia Ivani J)
Jawaban :
a. Binasal canul salah satu model terapi oksigen dengan meletakkan
selang dengan dua cabang pada masing-masing lubang hidung sebagai
alat bantu pernapasan. (Zulva Nadia V)
3. Ondancentron ? (Tia Almia)
Jawaban :
a. Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah yang bisa disebabkan oleh efek samping
kemoterapi, radioterapi, atau operasi. (Keu Keu Aditya)
4. IVFD Asering ? (Melda)
Jawaban :
a. Ivfd = tntrabenous fluid drops sedangkan aseringnya itu merupakan
larutan infus yg mengandung elektrolit dan berguna untuk
menyeimbanhkam ektrolit atau sebagai terapi pengganti cairan selama
dehidrasi (kehilangan cairan) secara akut. (Adzani Arifti)
b. Asering adalah larutan infus yang mengandung berbagai elektrolit.
Asering masuk ke dalam golongan larutan yang digunakan untuk
mempengaruhi keseimbangan elektrolit dan tersedia dalam bentuk
larutan injeksi intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah). (Tia
Almia)
5. Bilateral ringan? (Novita Febryani HP)
Jawaban :
a. Hidronefrosis / bilateral ringan adalah pembengkakan ginjal akibat
penumpukan urine, di mana urine tidak bisa mengalir dari ginjal ke
kandung kemih. (Melda)
6. Rhongent torax? (Linda Sari)
Jawaban :
a. rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian
dalam dada. (Afiifah Inaayah)
b. Melalui rontgen dada dapat melihat gambaran jantung, paru-paru,
saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa. (Mevia Ivani J)
7. SPOT & SGOT ? (Keu Keu Aditya)
Jawaban :
a. Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) adalah enzim yang
biasanya ditemukan pada organ hati (liver), jantung, ginjal, hingga
otak. Sementara itu, SGPT atau serum glutamic pyruvic transaminase
adalah enzim yang paling banyak dijumpai dalam liver.
Batas normal:
SGOT: 5-40 µ/L (mikro per liter)
SGPT: 7-56 µ/L (mikro per liter) (Nur Asyiah)
8. Obat Azitrimucyn ? (Adzani Arifti)
Jawaban :
a. Azitromisin adalah antibiotik yang digunakan untuk pengobatan
sejumlah infeksi seperti infeksi telinga tengah, radang tenggorokan,
radang paru-paru, diare pelancong, dan infeksi usus tertentu.
Azitromisin juga dapat digunakan untuk sejumlah infeksi menular
seksual, seperti infeksi klamidia dan gonore. (Ilham Mulyono)
Alergi
Sumbatan sekret
Brokopasme
3. DS : Penyakit Ansietas
Klien mengatakan ↓
merasa takut dan cemas Perubahan psikologis
↓
DO : Emosi negatif
- ↓
Krisis situsional
↓
Ansietas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas b.d spasme jalan nafas dd sputum berlebih
2) Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
3) Hipertermia b.d proses inflamasi penyakit dd suhu tubuh diatas
normal
4) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
5) Ansietas b.d krisis situasional
c. Intervensi
Diagnnosa
SLKI SIKI
Data Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Luaran Kode Intervensi Rasional
Data pendukung masalah Bersihan jalan nafas b.d spasme jalan nafas dd sputum berlebih :
- Klien D.0149 Bersihan L.01001 Setelah dilakukan tindakan 1.01006 Latihan Batuk Efektif
mengatakan jalan nafas keperawatan selama 1x24 Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran jika perlu
Data pendukung masalah Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
- Klien D.0005 Pola nafas L.01004 Setelah dilakukan tindakan 1.01011 Manajemen Jalan Napas
mengatakan tidak keperawatan selama 1x24 (1.01011)
sesak nafas efektif jam diharapkan pola nafas Observasi
hilang timbul dapat teratasi dengan 1. Monitor pola napas (mis.
- R : 28 x/min kriteria hasil : Frekuensi, kedalaman)
1. Tekanan ekspirasi 2. Monitor bunyi napas
(Meningkat) tambahan
2. Tekanan Inspirasi Terapeutik
(Meningkat) 1. Posisikan semi-Fowler
3. Dispnea (Menurun) atau Fowler
4. Frekuensi Napas 2. Berikan minuman hangat.
(Membaik) 3. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif.
Data pendukung masalah Hipertermia b.d proses inflamasi penyakit dd suhu tubuh diatas normal :
- Klien D.0130 Hipertermi L.14134 Setelah dilakukan tindakan 1.15506 Intervensi utama : - Meningkatkan
mengatakan a keperawatan selama 1x24 Manajemen Hipertermia informasi pasien
mengalami jam diharapkan Observasi mengenai
panas termoregulasi dapat manfaat
- S : 38,5°C teratasi dengan kriteria - Identifikasi penyebab mobilisasi
hasil : hipertermia (mis dehidrasi - Meningkatkan
1. Takikardi menurun terpapar lingkungan panas, informasi pasien
2. Takipneu menurun mengenai resiko
3. Suhu tubuh penggunaan inkubator) Monitor tidak melakukan
membaik suhu tubuh mobilisasi
Kemampuan - Monitor kadar elektralit - Untuk
Monitor haluaran urine memberikan
- Monitor komplikasi akibat informasi cara
hipertermia melakukan
mobilisasi
Terapeutik - Agar pasien lebih
mengerti tentang
- Sediakan lingkungan yang penjelasan
dingin - Mengetahui
- Longgarkan atau lepaskan respon pasien
pakaian terhadap
- Basahi dan kipasi permukaan mobilisasi
tubuh Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap han atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin padadahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Data pendukung masalah Ansietas b.d krisis situasional
- Klien D.0080 Ansietas L.09093 Setelah dilakukan tindakan 1.09314 Reduksi Ansietas
mengatakan keperawatan selama 3x24 Observasi
merasa takut jam diharapkan Tingkat - Identifikasi saat tingkat ansietas
dan cemas Ansietas dapat teratasi berubah (mis. kondisi, waktu,
dengan kriteria hasil : stresor)
1. Frekuensi - identifikasi kemampuan
pernapasan mengambil keputusan (verbal dan
menurun nonverbal)
2. Frekuensi nadi
menurun - Monitor tanda-tanda
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Hipertermia
S : Klien mengatakan mengalami panas
O : S : 38,5°C
A : Masalah belum tertasi
P : - Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh Berikan
cairan oral
- Ganti linen setiap han atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
I :-
E :-
R :-
Defisit Nutrisi
S : -Klien mengatakan merasa mual ketika
makan
Klien muntah sebanyak 2x
O : - Tampak lemas
- BB : 37 kg
- TB : 150 cm
A : Masalah belum tertasi
P : -Lakukan oral hygiene sebelum makan jika
perlu Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
-Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
-Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
I :-
E :-
R :-
Ansietas
S : Klien mengatakan merasa takut dan cemas
O:-
A : Masalah belum tertasi
P :- Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan Temani pasien
untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
dengarkan dengan penuh perhatian .
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan Tempatkan barang pribadi
yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
I :-
E :-
R :-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus Corona merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 60-140
nm(Meng dkk., 2020; Zhu dkk., 2020). Xu dkk. (2020) melakukan penelitian
untuk mengetahui agen penyebab terjadinya wabah di Wuhan dengan
memanfaatkan rangkaian genom 2019-nCoV, yang berhasil diisolasi dari
pasien yang terinfeksi di Wuhan. Rangkaian genom 2019-nCoV kemudian
dibandingkan dengan SARSCoV dan MERS-CoV. Hasilnya, beberapa
rangkaian genom 2019-nCoV yang diteliti nyaris identik satu sama lain dan
2019-nCoV berbagi rangkaian genom yang lebih homolog dengan SARS-
CoV dibanding dengan MERSCoV. Penelitian lebih lanjut oleh Xu dkk.
(2020) dilakukan untuk mengetahui asal dari 2019-nCoV dan hubungan
genetiknya dengan virus Corona lain dengan menggunakan analisis
filogenetik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 2019-nCoV termasuk
dalam genus betacoronavirus (Xu dkk., 2020).
B. Saran
1. Diharapkan nantinya perawat dapat mengkaji klien dan menangani pada
pasien covid – 19. Pada masa ini, jika tidak diperhatikan setiap tindakan
masalah psikososial akan mudah terjadi. Oleh karena itu diharapkan
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan
indikasi keluhan klien.
2. Untuk penulis, alangkah baiknya kita meningkatkan pengetahuan
mengenai perawatan pada klien dengan diagnose medis Covid – 19 ini.