Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN TUTORIAL KEPERAWATAN ANAK I

“DIAGNOSA MEDIS SARS CoV-2”


Dosen Koordinator : Ibu Rini Mulyati S.Kep., Ners., M.Kep
Dosen Pembimbing : Ibu Rini Mulyati S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh :
Kelompok B
Leader : Pratama Wira Kusumah 213119025
Scriber 1 : Yuni Santiara 213119026
Scriber 2 : Emil Nur Widia 213119010
Nur Asyiah 213119022 Putri Herlina F 213119030
Melda 213119023 Novita Febryani HP 213119032
Adzani A 213119027 Zulva Nadia V 213119035
Iif Masrifah 213119028 Afiifah Inaayah 213119036
Keu keu A 213119029 Tia Almia 213119037
Syintang RM 213119038 Ilham Mulyono 213119039

ILMU KEPERAWATAN S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Anak I makalah laporan tutorial dengan “Diagnosa Medis SARS CoV- 2” ini tepat
pada waktunya.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penyusun hadapi dalam membuat
makalah ini, tetapi dengan kegigihan dan semangat dari berbagai pihak, penyusun
mampu menyelesaikannya dengan baik.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penyusun memohon maaf dan menerima
segala saran dan kritik yang bersifat membangun.

Cimahi, 11 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus
baru, ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit).
Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-
nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus
yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa
jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus
2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di
Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global
diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-2020. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020
sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari
2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020.
Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia,
hingga hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk
Indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun
dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai
penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan
social distancing (Supriatna, 2020).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam
keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun
2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun
angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini
kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak
dibanding SARS. COVID19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan
cepat ke beberapa negara dibanding SARS (Tim Kerja Kementerian Dalam
Negeri, 2020).
Hidroklorokuin merupakan derivate/turunan klorokuin obat ini
mencegah dan menangani penyakit malaria yang menyebar melalui gigitan
nyamuk dan membawa parasite, Hidroklorokuin juga telah terbukti
menghambat infeksi SARS-CoV-2 di In-vitro, sebuah studi acak dari China
juga menemukan pasien itu dirawat dengan Hidroklorokuin dibandingkan
dengan kontrol meningkatkan temuan pencitraan paru dan memiliki waktu
yang lebih singkat untuk pemulihan klinis. Selain itu, mereka menunjukkan
bahwa Hidroklorokuin efektif dalam menghapus viral load pada pasien
dengan COVID-19 hanya dalam tiga hingga enam hari. Mekanisme obat ini
menyebabkan toksisitas pada parasit akibat akumulasi heme bebas yang
bersifat toksik, memblokade masuknya virus dengan menghambat glikosilasi
reseptor inang dan mengubah pH endosom, serta menghambat aktivitas
lisosom dan autofagi dan menciptakan lingkungan asam untuk menghambat
replikasi berbagai macam virus (Anonim, 2020).

B. Batasan Masalah
Step 1 : Klasifikasi Masalah
Step 2 : Identifikasi Masalah
Step 3 : Analisa Masalah
Step 4 : Hipotesa
Step 5 : Learning Issue
Step 6 : Belajar Mandiri
Step 7 : Sintesis
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi virus Covid – 19
2. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala pada virus Covid – 19
3. Mahasiswa mampu memahami penyebab virus Covid – 19
4. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dan keluarga pada anak
yang mengalami masalah psikososial akibat Covid – 19
5. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan sesuai kasus

D. Metode Penulisan
Metode yang diambil penulis pada makalah tutorial kali ini yaitu studi
pustaka juga ditambah pencarian jurnal dsb melalui sumber terpercaya seperti
google scholar, jurnal, academia.edu dan scribd.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Skenario Kasus
Seorang anak laki – laki usia 14 tahun, 3 hari sebelum masuk RS mengalami
panas, kepala pusing, batuk berdahak, sesak nafas hilang timbul, terasa mual
ketika makan dan mengalami muntah sebanyak 2×. Hasil pengkajian di dapat
KU : lemah, TD : 110/70 mmHg, N : 110×/min, S : 38,5˚C, R : 28×/min,
SPO2 : 95%, ronchi (+). Klien mengeluh tidak nafsu makan, makan hanya
habis ½ porsi dan terasa mual. BB 37 kg, TB 150 cm. hasil pemeriksaan Lab,
Hb 12, 4 g/dL, lekosit 1,2 10ᵌ/µl, SGPT 83 U/L, SGOT 25 U/L, NS1 :
REAKTIF, rhongent thorax pa dengan kesan bronkhopnemonia bilateral
ringan dan hasil SWAB SARS CoV – 2 hasil positif CT 37. Klien mengatakan
merasa takut, dan cemas karena klien mengurus diri nya sendiri demi
menghindari kepaparan terhadap keluarganya, klien sangat bergantung pada
perawat jika sedang membutuhkan sesuatu. Klien juga rindu dengan
keluarganya, keluarga tidak boleh mendampingi klien. Terapi medis yang di
dapatkan klien IVFD Asering 90 cc/jam, Azitromycin 1×250 mg iv,
Paracetamol 3×250 mg po, Psidii syr 3×5 ml po, Zegavit 1×1 tab po, Vit. C
2×250 mg po, Vectrin syr 3×5 ml po, Ondancentron 2×4 mg iv, Oksigen 2 – 3
lpm by binasal canule.
B. Step 1 Klarifikasi Masalah
1. Bronkopnemonia? (Putri Herlina F)
Jawaban :
a. bronchopneumonia bronchial pneumonia, peradangan paru yang
berawal pada bronchiolus terminalis. Bronchiolus terminalis adalah
percabangan dari bronkus. (Syintang Rasi M)
b. Bronchopneumonia istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu
bentuk pneumonia di mana daerah konsolidasi terdistribusi luas di
sekitar bronkus dan bukan tercorak lobaris. (Iif Masrifah)
2. Binasal canule? (Mevia Ivani J)
Jawaban :
a. Binasal canul salah satu model terapi oksigen dengan meletakkan
selang dengan dua cabang pada masing-masing lubang hidung sebagai
alat bantu pernapasan. (Zulva Nadia V)
3. Ondancentron ? (Tia Almia)
Jawaban :
a. Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta
mengobati mual dan muntah yang bisa disebabkan oleh efek samping
kemoterapi, radioterapi, atau operasi. (Keu Keu Aditya)
4. IVFD Asering ? (Melda)
Jawaban :
a. Ivfd = tntrabenous fluid drops sedangkan aseringnya itu merupakan
larutan infus yg mengandung elektrolit dan berguna untuk
menyeimbanhkam ektrolit atau sebagai terapi pengganti cairan selama
dehidrasi (kehilangan cairan) secara akut. (Adzani Arifti)
b. Asering adalah larutan infus yang mengandung berbagai elektrolit.
Asering masuk ke dalam golongan larutan yang digunakan untuk
mempengaruhi keseimbangan elektrolit dan tersedia dalam bentuk
larutan injeksi intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah). (Tia
Almia)
5. Bilateral ringan? (Novita Febryani HP)
Jawaban :
a. Hidronefrosis / bilateral ringan adalah pembengkakan ginjal akibat
penumpukan urine, di mana urine tidak bisa mengalir dari ginjal ke
kandung kemih. (Melda)
6. Rhongent torax? (Linda Sari)
Jawaban :
a. rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian
dalam dada. (Afiifah Inaayah)
b. Melalui rontgen dada dapat melihat gambaran jantung, paru-paru,
saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa. (Mevia Ivani J)
7. SPOT & SGOT ? (Keu Keu Aditya)
Jawaban :
a. Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) adalah enzim yang
biasanya ditemukan pada organ hati (liver), jantung, ginjal, hingga
otak. Sementara itu, SGPT atau serum glutamic pyruvic transaminase
adalah enzim yang paling banyak dijumpai dalam liver.
Batas normal:
SGOT: 5-40 µ/L (mikro per liter)
SGPT: 7-56 µ/L (mikro per liter) (Nur Asyiah)
8. Obat Azitrimucyn ? (Adzani Arifti)
Jawaban :
a. Azitromisin adalah antibiotik yang digunakan untuk pengobatan
sejumlah infeksi seperti infeksi telinga tengah, radang tenggorokan,
radang paru-paru, diare pelancong, dan infeksi usus tertentu.
Azitromisin juga dapat digunakan untuk sejumlah infeksi menular
seksual, seperti infeksi klamidia dan gonore. (Ilham Mulyono)

C. Step 2 Identifikasi Masalah


1. Apakah nilai Hb dan leukosit pada kasus tsb mempengaruhi adanya
demam/panas pada klien? (Iif Masrifah)
2. Apakah diagnose pada kasus tersebut ? (Keu Keu Aditya)
3. Apa yang menyebabkan klien mengalami sesak nafas hilang timbul ?
(Linda Sari)
4. Apa yang menyebabkan nilai SGPT pada kasus tersebut tinggi/tidak
normal? (Nur Asyiah)
5. Apa saja masalah keperawatan yang akan muncul berdasarkan kasus
tersebut ? (Zulva Nadia V)
6. Apa yang menyebabkan hasil SWAB SARS CoV-2 hasil positif ct 37 ?
(Tia Almia )
7. Apa penyebab diagnosa tsb ? ( Mevia Ivani J)
8. Apa yang menyebabkan mual muntah pada pasien tersebut? (Novita
Febryani HP)
9. Apa yang menyebabkan pasien cemas ? (Melda)
10. Bagaimana cara perawat untuk dapat membantu pasien mengatasi
perasaan takut dan cemas? (Adzani Arifti)
11. Mengapa suhu tubuh pasien bisa meningkat? (Afiifah Inaayah)
D. Step 3 Analisa Masalah
1. Tidak, karena demam atau panas anak laki laki ini disebabkan oleh infeksi
virus berdasarkan hasil pemeriksanaan lab diketahui NS1 : Reaktif.
Berdasarkan urutan per hari nya, di hari pertama gejala ringan mulai
muncul. Pasien pada Covid – 19 ini biasanya akan mengalami demam
disertai batuk namun, pada sebagian kecil mungkin mengalami diare atau
mual pada 1 – 2 sebelumnya yang bisa menjadi tanda infeksi yang lebih
parah. Para ahli juga tidak mematok berapa angka suhu demam yang
dialami, alasannya setiap orang bisa memiliki suhu demam yang berbeda –
beda dari patokan suhu tubuh normal pada umum nya. Salah satu gejala
demam yang paling umum adalah suhu tubuh naik di sore dan menjelang
petang. Itu adalah cara umum virus menghasilkan demam.
(Ilham Mulyono)
2. Covid-19 karena hasil SWAB SARS CoV-2 positif CT 37. Selain itu,
langkah awal dalam penegakan diagnosa Covid – 19 adalah anamnesa
serta menilai resiko epidemiologi dan riwayat kontak pasien. Pemeriksaan
reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT – PCR) dari specimen
usap nasofaring merupakan baku emas diagnosis Covid – 19.
(Putri Herlina F)
3. Karena pada kasus tsb klien memiliki nilai nadi yaitu 110x/ m sedangkan
nilai normalnya itu 60-100x/m untuk anak usia remaja ( usia klien 14
tahun) dan RR pada klien itu 28x/m sedangkan untuk nilai RR yang
normal pada anak itu 12-18x/m. Hasil dari di atas juga mempengaruhi
karena Nadi dan RR itu masuk ke dalam respirasi pernapasan. Dan juga
pada hasil pemeriksaan adanya ronchi(+) dan adanya bronkhopnemonia
bilateral ringan. Selain itu juga sesak napas umumnya muncul sebagai
tanda penyakit mencapai tahap serius. Bahkan, bisa muncul tanpa di iringi
dengan batuk. Para ahli mengatakan saat dada terasa seperi di ikat atau
mulai merasa kesulitan untuk bernapas, ini adalah tanda harus bertindak
cepat.
(Iif Masrifah)
4. Kadar SGPT tinggi dalam darah bisa karena belum lama ini
mengkonsumsi obat tertentu yang mengganggu fungsi hati, misalnya obat
golongan statin, aspirin, maupun obat tidur. Sementara itu ada beberapa
hal yang bisa membuat kadar SGPT tinggi atau naik diantara nya
mengkonsumsi alcohol, mengalami hepatitis B dan C, sirosis, penyakit
celiac, gangguan fungsi tiroid dan kelebihan zat besi dalam tubuh. Untuk
pemeriksaan SGPT dibutuhkan ketika sakit kuning, warna urine gelap,
mual dan muntah juga nyeri di bagian perut, tepatnya pada letak organ
hati.
(Adzani Arifti)
5. Masalah keperawatan yang muncul :
a. Ansietas
b. Defisit nutrisi
c. Pola nafas tidak efektif
d. Disfungsi motilitas gastrointestinal
e. Ketidakberdayaan
6. Karena tanda dan gejala klien menunjukkan klien mengalami batuk
berdahak,dan sesak nafas yang hilang timbul. Tes SWAB atau usap
dengan Polymerase Chain Recation (PCR) menajdi metode yang saat ini
dinilai paling akurat dalam mendeteksi infeksi virus corona tetapi
terkadang pemeriksaan berbeda meski uji SWAB di dalam waktu yang
berdekatan. Sementara itu untuk menyatakan negative Covid
dipersyaratkan pemeriksaan PCR 2 kali dengan hasil negative 2 kali
berturut – turut.
(Mevia Ivani J)
7. Penyebab Virus Corona (COVID-19). Infeksi virus Corona atau COVID-
19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi
sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan
tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona
awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui
bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Kebanyakan
virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya yaitu :
a. Percikan air liur pengidap
b. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi
c. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang
terkena percikan air liur pengidap virus corona
d. Tinja atau feses
(Emil Nur Widia)
8. Karena proses infeksi sehingga menyebabkan pasien mual juga di sertai
demam yg tinggi. Sementara itu Covid – 19 juga dapat menyebabkan
gejala gastrointestinal ringan termasuk kehilangan nafsu makan, mual,
muntah dan diare, gejala ini mungkin hanya berlangsung satu hari,
beberapa orang dengan Covid – 19 mengalami diare dan mual sebelum
mengalami demam dan gejala pernapasan.
(Emil Nur Widia)
9. Karena hasil SWAB sars cov-2 klien dinyakatakan positif. Lalu klien
mengurus dirinya sendiri demi menghindari kepaparan terhadap
keluarganya, klien sangat bergantung pada perawat jika sedang
membutuhkan sesuatu. Selain itu pasien dengan Covid – 19 ini juga
disertai kebingungan pada orang tua terutama mereka yang mengalami
infeksi parah. Selain itu cemas berlebih juga dapat menyebabkan efek
samping diantaranya kurang tidur, kesulitan untuk focus, sering lupa,
meningkatkan iritabilitas dan mudah marah,
(Zulva Nadia Veneza)
10. Cara perawat mengatasi rasa takut dan cemas pada pasien :
a. Terapi prilaku kognitif
Adalah salah satu jenis psikoterapi yang mengombinasikan terapi perilaku
dan terapi kognitif. Kedua terapi tersebut bertujuan mengubah pola piker
dan respons pasien dari negative menjadi positif, pola piker seseorang
terhadap sesuatu dapat memengaruhi emosi dan prilakunya.
b. Penggunaan obat-obatan
Beberapa jenis obat yang biasanya diberikan untuk menangani gangguan
kecemasan diantaranya :
1. Antidepresan
Golongan selective serotine reuptake inhibitor (SSRI) digunakan
untuk meningkatkan serotine di otak sedangkan serotonin and
noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI) digunakan utnuk
meningkatkan serotonin dan noradrenaline di otak.
2. Pregabalin
3. Benzodiazepine
Merupakan golongan obat penenang ini diberikan kepada penderita
gangguan kecemasan umum yang parah.
c. Mengajarkan tarik nafas dalam dan relaksasi.
(Syintang Rasi Maliki)
11. Karena adanya virus dalam tubuhnya. Berkembangnya mikroorganisme
sebagai respons peradangan tubuh terhadap serangan asing, seperti SARS
cov. Demam umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam
melawan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit penyebab penyakit.
(Zulva Nadia V dan Adzani Arifti)
E. Step 4 Hipotesa

Laki – Laki usia 14 tahun

Batuk berdahak, sesak nafas hilang timbul

Alergi

1. Interaksi igE dan antigen pada sel mast


2. Meningkatnya produksi kapiler
3. Meningkatnya permeabilitas mukus
4. Kontraksi otot polos

Sumbatan sekret
Brokopasme

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Atur posisi semi fowler


Ajarkan cara batuk efektif
Bantu klien latihan nafas dalam
Lakukan fisioterapi dada dg teknik postural drainase, perkusi dan fibrasi
dada
Kolaborasi pemberian bronkolidator
F. Step 5 Learning Issue
1. Mahasiswa mampu memahami definisi virus Covid – 19
2. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala pada virus Covid – 19
3. Mahasiswa mampu memahami penyebab virus Covid – 19
4. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dan keluarga pada anak
yang mengalami masalah psikososial akibat Covid – 19
5. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan sesuai kasus

G. Step 6 Belajar Mandiri

Hari, tanggal dan


Keterangan
waktu
Jum’at, 09-04/2021 - Pelaksanaan TUTORIAL Step 1-5
Waktu 13:00 – 16:00 - Pengumpulan Materi
- Hadir semua
H. Step 6 Sintesis
1. Definisi Virus Covid – 19
Virus Corona merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 60-140
nm(Meng dkk., 2020; Zhu dkk., 2020). Xu dkk. (2020) melakukan
penelitian untuk mengetahui agen penyebab terjadinya wabah di Wuhan
dengan memanfaatkan rangkaian genom 2019-nCoV, yang berhasil
diisolasi dari pasien yang terinfeksi di Wuhan. Rangkaian genom 2019-
nCoV kemudian dibandingkan dengan SARSCoV dan MERS-CoV.
Hasilnya, beberapa rangkaian genom 2019-nCoV yang diteliti nyaris
identik satu sama lain dan 2019-nCoV berbagi rangkaian genom yang
lebih homolog dengan SARS-CoV dibanding dengan MERSCoV.
Penelitian lebih lanjut oleh Xu dkk. (2020) dilakukan untuk mengetahui
asal dari 2019-nCoV dan hubungan genetiknya dengan virus Corona lain
dengan menggunakan analisis filogenetik. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa 2019-nCoV termasuk dalam genus betacoronavirus
(Xu dkk., 2020).
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara
hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari
unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
2. Tanda dan Gejala Virus Covid – 19
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Spektrum klinis Covid-19 beragam, mulai dari asimptomatik, gejala
sangat ringan, hingga kondisi klinis yang dikarakteristikkan dengan
kegagalan respirasi akut yang mengharuskan penggunaan ventilasi
mekanik dan support di Intensive Care Unit (ICU). Ditemukan beberapa
kesamaan manifestasi klinis antara infeksi SARS-CoV-2 dan infeksi
betacoronavirus sebelumnya, yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV.
Beberapa kesamaan tersebut diantaranya demam, batuk kering, gambaran
opasifikasi ground-glass pada foto toraks (Gennaro dkk., 2020; Huang
dkk., 2020). Gejala klinis umum yang terjadi pada pasien Covid-19,
diantaranya yaitu demam, batuk kering, dispnea, fatigue, nyeri otot, dan
sakit kepala (Lapostolle dkk., 2020; Lingeswaran dkk., 2020). Manifestasi
neurologis pada pasien Covid-19 harus senantiasa dipertimbangkan.
Meskipun manifestasi neurologis tersebut merupakan presentasi awal.
Virus Corona dapat masuk pada sel yang mengekspresikan ACE2, yang
juga diekspresikan oleh sel neuron dan sel glial(Farley & Zuberi, 2020;
Vollono dkk., 2020).
3. Penyebab Virus Covid – 19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus,
yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian
besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome  (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular
dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 batuk atau bersin
b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu
setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita
COVID-19
c. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan
lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu
hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang
daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi
menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh
karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak
dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
4. Peran Perawat dan Keluarga Pada Anak Yang Mengalami Masalah
Psikososial Akibat Covid – 19
a. Peran Perawat Pada Anak Yang Mengalami Masalah Psikososial
Akibat Covid – 19
Membantu kembali klien dalam memperoleh control dalam hidupnya,
mengatur pengobatan, menilai dan memantau keadaan mental klien,
serta menilai dan mengurangi faktor resiko yang mungkin dihadapi
klien
b. Peran Keluarga Pada Anak Yang Mengalami Masalah Psikososial
Akibat Covid – 19
Selalu hadir atau selalu ada saat anak memerlukan sesuatu namun
tetap memerhatikan protocol kesehatan dan jaga jarak, jangan terlihat
murung atau menunjukkan sedih di depan anak karena akan
menambah beban pikiran pada anak, tetap men support atau
menyemangati kegiatan anak selagi itu positif.
5. Asuhan Keperawatan Terkait dg Kasus
a. Pengkajian
1)Biodata
a) Identitas Pasien
Nama : An. X
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : SARS Cov-2
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan merasa takut dan cemas karena klien
mengurus dirinya sendiri demi menghindari kepaparan
terhadap keluarganya, klien sangat bergantung pada perawat
jika sedang membutuhkan sesuatu. Klien juga rindu dengan
keluarga, keluarganya tidak boleh mendampingi klien.
3) Riwayat kesehatan lalu
hari sebelum masuk RS mengalami panas, kepala pusing,
batuk berdahak, sesak nafas hilang timbul, terasa mual ketika
makan dan mengalami muntah sebanyak 2×.
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : lemah,
b) TD : 110/70 mmHg
c) N : 110×/min,
d) S : 38,5˚C,
e) R : 28×/min,
f) SPO2 : 95%,
g) ronchi (+)..
5) Permeriksaan Penunjang
a) Hb 12, 4 g/dL,
b) Leukosit 1,2 10ᵌ/µl,
c) SGPT 83 U/L,
d) SGOT 25 U/L,
e) NS1 : REAKTIF,
f) rhongent thorax pa dengan kesan bronkhopnemonia bilateral
ringan
g) SWAB SARS CoV – 2 hasil positif CT 37.
6) Pengobatan
a) IVFD Asering 90 cc/jam,
b) Azitromycin 1×250 mg iv,
c) Paracetamol 3×250 mg po,
d) Psidii syr 3×5 ml po,
e) Zegavit 1×1 tab po,
f) Vit. C 2×250 mg po,
g) Vectrin syr 3×5 ml po,
h) Ondancentron 2×4 mg iv,
i) Oksigen 2 – 3 lpm by binasal canule.
7) Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. DS : Respon inflamasi Bersihan jalan nafas
- Klien ↓ tidak efektif
mengatakan Hipersekresi mukus
batuk ↓
Penumpukan sputum
berdahak

DO :
Merangsang refleks
- ronchi (+)
batuk

Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif
2. DS : Inflamasi virus Pola nafas tidak efektif
- Klien ↓
mengatakan Spasme bronkus
sesak nafas ↓
hilang timbul Obstruksi bronkiolus
DO : ↓
- R : 28 x/min Udara terperangkap
dalam alveolus

Sesak nafas

Pola nafas tidak efektif
3. DS : Infeksi bakteri virus dan Hipertermia
- Klien parasit
mengatakan ↓
mengalami Reaksi inflamasi
panas ↓
DO : Proses demam
- S : 38,5°C ↓
hipertermi

4. DS : Mual muntah Defisit nutrisi


- Klien mengatakan ↓
merasa mual Tidak Nafsu makan
ketika makan ↓
- Klien muntah Makanan masuk tidak
sebanyak 2x adekuat

DO : Deficit nutrisi
- Tampak lemas
- BB : 37 kg
- TB : 150 cm

3. DS : Penyakit Ansietas
Klien mengatakan ↓
merasa takut dan cemas Perubahan psikologis

DO : Emosi negatif
- ↓
Krisis situsional

Ansietas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas b.d spasme jalan nafas dd sputum berlebih
2) Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
3) Hipertermia b.d proses inflamasi penyakit dd suhu tubuh diatas
normal
4) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
5) Ansietas b.d krisis situasional
c. Intervensi
Diagnnosa
SLKI SIKI
Data Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Luaran Kode Intervensi Rasional
Data pendukung masalah Bersihan jalan nafas b.d spasme jalan nafas dd sputum berlebih :
- Klien D.0149 Bersihan L.01001 Setelah dilakukan tindakan 1.01006 Latihan Batuk Efektif
mengatakan jalan nafas keperawatan selama 1x24 Observasi

batuk jam diharapkan bersihan - Identifikasi kemampuan batuk


jalan napas dapat teratasi
berdahak
dengan kriteria hasil : - Monitor adanya retensi sputum
- ronchi (+)
1. Produksi sputum Monitor tanda dan gejala infeksi
menurun saluran napas -

- Monitor input dan output cairan


(mis. jumlah dan karakteristik)

Terapeutik

- Atur Posisi semi-Fowler atau


Fowler
- Pasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien

- Buang sekret pada tempat


sputum

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur


batuk efektif

- Anjurkan tarik nafas dalam


melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detk kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8
detik Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam hingga 3 kali -
Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran jika perlu
Data pendukung masalah Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
- Klien D.0005 Pola nafas L.01004 Setelah dilakukan tindakan 1.01011 Manajemen Jalan Napas
mengatakan tidak keperawatan selama 1x24 (1.01011)
sesak nafas efektif jam diharapkan pola nafas Observasi
hilang timbul dapat teratasi dengan 1. Monitor pola napas (mis.
- R : 28 x/min kriteria hasil : Frekuensi, kedalaman)
1. Tekanan ekspirasi 2. Monitor bunyi napas
(Meningkat) tambahan
2. Tekanan Inspirasi Terapeutik
(Meningkat) 1. Posisikan semi-Fowler
3. Dispnea (Menurun) atau Fowler
4. Frekuensi Napas 2. Berikan minuman hangat.
(Membaik) 3. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif.

Data pendukung masalah Hipertermia b.d proses inflamasi penyakit dd suhu tubuh diatas normal :
- Klien D.0130 Hipertermi L.14134 Setelah dilakukan tindakan 1.15506 Intervensi utama : - Meningkatkan
mengatakan a keperawatan selama 1x24 Manajemen Hipertermia informasi pasien
mengalami jam diharapkan Observasi mengenai
panas termoregulasi dapat manfaat
- S : 38,5°C teratasi dengan kriteria - Identifikasi penyebab mobilisasi
hasil : hipertermia (mis dehidrasi - Meningkatkan
1. Takikardi menurun terpapar lingkungan panas, informasi pasien
2. Takipneu menurun mengenai resiko
3. Suhu tubuh penggunaan inkubator) Monitor tidak melakukan
membaik suhu tubuh mobilisasi
Kemampuan - Monitor kadar elektralit - Untuk
Monitor haluaran urine memberikan
- Monitor komplikasi akibat informasi cara
hipertermia melakukan
mobilisasi
Terapeutik - Agar pasien lebih
mengerti tentang
- Sediakan lingkungan yang penjelasan
dingin - Mengetahui
- Longgarkan atau lepaskan respon pasien
pakaian terhadap
- Basahi dan kipasi permukaan mobilisasi
tubuh Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap han atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
- Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin padadahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan dan


elektrolit intravena, jika perlu
Data pendukung masalah Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
- Klien D.0019 Deficit L.03030 Setelah dilakukan tindakan 1.03119 Manajemen Nutrisi -
mengatakan nutrisi keperawatan selama 2x24 Observasi
merasa mual jam diharapkan Status
ketika Nutrisi dapat teratasi - Identifikasi status nutrisi
makan dengan kriteria hasil : Identifikasi alergi dan
- Klien 1. Berat badan intoteransi
muntah membaik - Identifikasi makanan disukai
sebanyak 2x 2. Nafsu makan - Identifikasi kebutuhan kalori
- Tampak membaik dan makanan jenis nutrien
lemas Identifikasi perlunya
- BB : 37 kg penggunaan selang
- TB : 150 cm nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik

- Lakukan oral hygiene sebelum


makan jika perlu Fasilitasi
menentukan pedoman diet
(mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan
jika perlu Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika


mampu Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Data pendukung masalah Ansietas b.d krisis situasional
- Klien D.0080 Ansietas L.09093 Setelah dilakukan tindakan 1.09314 Reduksi Ansietas
mengatakan keperawatan selama 3x24 Observasi
merasa takut jam diharapkan Tingkat - Identifikasi saat tingkat ansietas
dan cemas Ansietas dapat teratasi berubah (mis. kondisi, waktu,
dengan kriteria hasil : stresor)
1. Frekuensi - identifikasi kemampuan
pernapasan mengambil keputusan (verbal dan
menurun nonverbal)
2. Frekuensi nadi
menurun - Monitor tanda-tanda

Terapeutik

- Ciptakan suasana terapeutik


untuk menumbuhkan
kepercayaan Temani pasien
untuk mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas dengarkan dengan
penuh perhatian .
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang

Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat


antlansietas, jika perlu
IMPLEMENTASI EVALUASI
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
S : klien mengatakan batuk berdahak
O : ronchi +
A : Masalah belum teratasi
P : - Atur Posisi semi-Fowler atau Fowler
- Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
- Buang sekret pada tempat sputum
I:-
E:-
R:-

Pola nafas tidak efektif


S : Klien mengatakan sesak nafas hilang timbul
O : RR 28 x/menit
A : Masalah belum tertasi
P : -Posisikan semi-Fowler atau Fowler
-Berikan minuman hangat.
-Berikan oksigen, jika perlu
I :-
E :-
R :-

Hipertermia
S : Klien mengatakan mengalami panas
O : S : 38,5°C
A : Masalah belum tertasi
P : - Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh Berikan
cairan oral
- Ganti linen setiap han atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
I :-
E :-
R :-

Defisit Nutrisi
S : -Klien mengatakan merasa mual ketika
makan
Klien muntah sebanyak 2x
O : - Tampak lemas
- BB : 37 kg
- TB : 150 cm
A : Masalah belum tertasi
P : -Lakukan oral hygiene sebelum makan jika
perlu Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
-Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
-Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
I :-
E :-
R :-

Ansietas
S : Klien mengatakan merasa takut dan cemas
O:-
A : Masalah belum tertasi
P :- Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan Temani pasien
untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
dengarkan dengan penuh perhatian .
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan Tempatkan barang pribadi
yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan

I :-
E :-
R :-

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus Corona merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 60-140
nm(Meng dkk., 2020; Zhu dkk., 2020). Xu dkk. (2020) melakukan penelitian
untuk mengetahui agen penyebab terjadinya wabah di Wuhan dengan
memanfaatkan rangkaian genom 2019-nCoV, yang berhasil diisolasi dari
pasien yang terinfeksi di Wuhan. Rangkaian genom 2019-nCoV kemudian
dibandingkan dengan SARSCoV dan MERS-CoV. Hasilnya, beberapa
rangkaian genom 2019-nCoV yang diteliti nyaris identik satu sama lain dan
2019-nCoV berbagi rangkaian genom yang lebih homolog dengan SARS-
CoV dibanding dengan MERSCoV. Penelitian lebih lanjut oleh Xu dkk.
(2020) dilakukan untuk mengetahui asal dari 2019-nCoV dan hubungan
genetiknya dengan virus Corona lain dengan menggunakan analisis
filogenetik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 2019-nCoV termasuk
dalam genus betacoronavirus (Xu dkk., 2020).

B. Saran
1. Diharapkan nantinya perawat dapat mengkaji klien dan menangani pada
pasien covid – 19. Pada masa ini, jika tidak diperhatikan setiap tindakan
masalah psikososial akan mudah terjadi. Oleh karena itu diharapkan
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan
indikasi keluhan klien.
2. Untuk penulis, alangkah baiknya kita meningkatkan pengetahuan
mengenai perawatan pada klien dengan diagnose medis Covid – 19 ini.

Anda mungkin juga menyukai