BAB I
PENDAHULUAN
berdasarkan tahun pelaporan. Tahun 2010 yang mengidap HIV sebesar 21,591
jiwa sedangkan yang AIDS sebesar 6,907 jiwa, yang meninggal sebesar 1,296
jiwa. Tahun 2011 yang mengidap HIV sebesar 21,031 jiwa sedangkan yang
1
2
AIDS sebesar 7,312 jiwa, yang meninggal sebesar 1,139 jiwa. Tahun 2012
yang mengidap HIV sebesar 21,511 jiwa sedangkan yang AIDS sebesar 8,747
jiwa, yang meninggal sebesar 1,489 jiwa. Tahun 2013 yang mengidap HIV
sebesar 29,037 jiwa sedangakan yang AIDS sebesar 6,266 jiwa, yang
meninggal sebesar 726 jiwa. Tahun 2014 yang mengidap HIV sebesar 22,869
jiwa sedangkan yang AIDS sebesar 1,876, yang meninggal sebesar 211 jiwa.
Di provinsi Nusa Tenggara Timur jumlah penderita HIV sebesar 1,751 dan
merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama karena orang yang mengalami
depresi produktivitasnya akan menurun dan berakibat buruk bagi diri sendiri
dan orang lain (Hawari,2011) . Depresi paling sering ditemukan pada Orang
kurangnya rasa harga diri atau harga diri rendah. Sebagian besar kasus ODHA
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
3
diri ,merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Keliath,1998). Harga diri sendiri seseorang diperoleh oleh diri sendiri dan
orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih
masalah yang membuat perasaan tertekan atau stres agar tidak membawa
dan mengkoreksi kekurangan pada diri dan mencari solusi secara bersama-
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. Y.B Dan Ny. M.K
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Jiwa
Pada Tn. Y.B Dan Ny. M.K Yang Mengalami HIV/AIDS dengan Harga Diri
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. Y.B Dan Ny. M.K
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
Rendah) .
Rendah )
5
Rendah) .
Diri Rendah) .
Rendah) .
Diri Rendah) .
4. Bagi Keluarga
5. Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang
disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut
vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah
ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
2.1.3 Patofisiologi
akan terjadi fusi membrane HIV dengan sel induk. Inti HIV
induk HIV akan membentuk DNA HIV dari HIV melalui enzim
dengan DNA sel induk. DNA virus yang dianggap oleh tubuh
sebagai DNA sel induk, akan membentuk RNA denagn fasilitas sel
kriptokokal .
2.1.5 Penatalaksanaan
infeksi.
darah.
2.2.1 Pengertian
berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa
(Depkes RI,2000).
2014) .
2.2.2 Etiologi
rendah kronik
lemah.
14
2.2.3.2 Menurut Yosep (2010) tanda dan gejala harga diri rendah
adalah
2.2.3.3 Menurut Keliath tanda dan gejala harga diri rendah adalah
Tanda dan gejala yang dapat muncul pada klien harga diri
Depersonalisasi positif
2.2.5 Penatalaksanaan
2.2.5.1 Psikoterapi
bersama.
16
(Nanda II,2015) .
2.3.1 Pengkajian
koping klien .
frustasi .
interpersonal .
20
individu
21
masyarakat.
Iskandar,2012) .
(Carpenito,1996) .
Isolasi Sosial
Effect
Core Problem
Causa
No PASIEN KELUARGA
SP1P SP1K
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek Mendiskusikan
positif yang dimiliki klien. masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat klien di
2 rumah.
Membantu klien menilai kemampuan
Menjelaskan
klien yang masih dapat digunakan.
pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah
yang dialami klien
beserta proses
3 Membantu klien memeilih atau terjadinya
menetapkan kegiatan yang akan dilatih Menjelaskan cara-cara
4 sesuai dengan kemampuan klien. merawat klien dengan
Melatih klien sesuai dengan kemampuan harga diri rendah
yang dipilih Mendemonstrasikan
23
Orientasi
yang pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
24
masih dapat T lakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih
Kerja
”T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apalagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rmah tangga yang biasa T lakukan?
seterusnya. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T
miliki!”
rumah sakit? (Misalnya ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus
sekali ada tiga kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini!”
“sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah
sakit ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaiman kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. Mari kita
“Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur mari pindahkan dulu bantal
dan selimutnay. Bagus! Sekarang kita angkat sepreinya dan kasurnya kita
balik. Nah, sekarang kita pasang lagi sepreinya kita mulai dari arah atas,
ya bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan lalu sebelah pinggir
“T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
“Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda dikertas dftar kegiatan,
Terminasi
dilakukan dirumah sakit ini. Saah satunya, merapikan tempat tidur, yang
sudah T praktikkan dengan baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat juga
pada jadwal ahrian. T mau berapa jam sehari merapikan tempat tidur,
bagus, dus kali, yaitu pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat, jam empat
sore.”
“ Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur? Ya bagu,cuci piring... kalau begitu kita akan latihan mencuci
piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai
jumpa ya!”
SP2 pasien : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
Orientasi
dab bantu kembali) sekrang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih
Kerja
mengalir dari keran ini. Oh ya, jangan lupa sediakan tempat sampah
perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
bersih sampai tidak ada busa sabun sedikit pun di piring tersebut. Setelah
itu, T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah
dilap tangannya.
Terminasi
sehari-hari.”
“T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga
tempat tidu dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar
gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga
cara merawat.
Orientasi
“bagaimana kalau pagi ini kita bercakap cakap tentang cara merawat T?
Berapa lama ? bagaimana kalau kita tiga puluh menit? Baik, mari duduk
diruangan wawancara!”
Kerja
“ya memang,benar sekali pak/Bu,T itu memang terlihat tidak percaya diri
adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu
terus menerus seperti itu,T dapat mengalami masalah yang yang lebih
berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang laindan memilih
mengurung diri.”
“sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
“setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi maalah serius, kita
Merapikan tempat tidur dan cuci piring. T juga telah dibuatkan jadwal
Selain itu, jika T sudah tidak lagi dirawat dirumah sakit, Bapak/Ibutetap
kepada T. Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
mencuci piring!”
Terminasi
“Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali
demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
“Pukul berapa Bapak/Ibu datang? Baik akan saya tunggu. Sampai jumpa!”
Orientasi
“Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapak/Ibu seperti yang kita
Kerja
“Selamat pagi T. Bagaimana perasaan T hari ini? Hari ini saya datang
bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang
pertemuan sebelumya.)
Terminasi
pada T.”
31
Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan
Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu! Karena hari ini T sudah boleh pulang, kita akan
Kerja
orang lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K di puskesmas
selama di rumah.”
Terminasi
“Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan
sebelum obat habis atau ada gejala yang terlihat. Silakan selesaikan
administrasinya!”
berbeda dengan rencana. Hal itu terjadi karena perawat belum terbiasa
yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal itu sangat
membahayakan klien dan perawat jika tindakan berakibat fatal, dan juga
dan dibutuhkan oleh klien saat ini (here and now). Perawat juga menilai
Perawat juga menilai kembali apakah tindakan aman bagi klien. Setelah
dengan klien yang isinya menjelaskan a yang akan dikerjakan dan peran
33
2.6 Evaluasi
Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan
klien pada saat tindakan dilakukan, atau menanyakan kembali apa yang
telah diajarkan atau memberi umpan balik sesuai dengan hasil observasi.
Ketiga, (A) Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau
ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula
analisis pada respon klien yang terdiri dari tindak lanjut klien , dan tindak
tidak berubah, rencana dimodifikasi jika masalah tetap dan semua tindakan,
baru dan bertolak belakang dengan masalah yang ada; diagnosis lama juga
dibatalkan, rencana atau diagnosis sesuai jika tujuan sudah tercapai dan
baru.
2006: 17) .
35
BAB III
METODE PENULISAN
yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan
aktivitas atau individu. Studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.Y.B dan N.y M.K Yang Mengalami
Mesak Atambua.
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. Y.B dan Ny.M.K Yang Mengalami
3.3 Partisipan
penelitian adalah klien dan atau keluarganya. Subyek yang digunakan adalah 2
klien (2 kasus) dengan harga diri rendah dan HIV/AIDS . Pada penelitian ini
35
36
keluarga. Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian ini selama kurang
selama perawatan.
pasien, perawat dan Keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
37
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
1. Pengumpulan Data.
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
BAB IV
4.1 Hasil
tetangga .
4.1.2 Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN 1
Informan :Klien
IDENTITAS KLIEN 2
Umur : 40 tahun
Informan : Klien
41
dimasa lalu .
sebelumnya .
Klien 1
Klien 2
ayahnya .
III. Fisik
18x/menit
bahwa dia merasa malu pada diri sendiri, dan lingkungan sekitar,
Klien 2 : Ny.M.K
20x/menit,
IV. Psikososial
Genogram :
Genogram Keluarga 1
40 tahun
Genogram Keluarga 1
40 tahun
Keterangan :
:Perempuan : Meninggal
Usia : Pasien
44
sekarang.
1. Konsep Diri
tubuhnya.
b. Identitas
anak .
perempuan
c. Peran
rumah tangga .
45
tangga .
d. Ideal Diri
yang ia derita .
e. Harga Diri
dimata orang lain, klien merasa putus asa dan tidak adanya
2. Hubungan Sosial
untuk dirinya
46
dimasyarakat
sekitar
3. Spiritual
sering ke gereja
ibadah dikelompok .
4. Status Mental
1. Penampilan
Klien 1 dan Klien 2 saat dikaji memakai baju bersih dan klien
tampak rapi.
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik
4. Alam Perasaan
Kecemasan
5. Afek
7. Persepsi
8. Proses Pikir
mengalami sakit
9. Isi Pikir
Pada gangguan isi pikir klien 1 dan klien 2 tidak pernah bicara
yang aneh.
11. Memori
apa yang terjadi dimasa lalu, saat belum sakit dan sesudah
sakit.
Jawabannya 5.
didahulukan.
penyakit yang dia derita adalah cobaan dari Tuhan dan pada
dengan pasrah .
sendiri.
c. Kemampuan
kesehatan.
6. MEKANISME KOPING
dan kondisi ekonomi sangat cukup untuk kebutuhan sehari hari .Klien
Haliwen .
1. Klien 1
- Isolasi sosial
2. Klien 2
- Isolasi sosial
DO:
Tidak ada nafsu makan
Eskpresi wajah tidak berseri
Klien tampak panik
Klien tampak berkeringat
54
No PASIEN KELUARGA
SP1P SP1K
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif Mendiskusikan masalah
yang dimiliki klien. yang dirasakan keluarga
dalam merawat klien di
rumah.
SP2P SP3K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. Membuat perencanaan
pulang bersama keluarga
2 Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dan membuat jadwal
dengan kemampuan klien. aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge
3 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal planning)
kegiatan harian
Menjelaskan follow up
klien setelah pulang.
55
Orientasi
yang pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat T lakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih
Kerja
”T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apalagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rmah tangga yang biasa T lakukan?
seterusnya. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T
miliki!”
rumah sakit? (Misalnya ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus
sekali ada tiga kegiatsan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini!”
56
“sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah
sakit ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaiman kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. Mari kita
“Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur mari pindahkan dulu bantal
dan selimutnay. Bagus! Sekarang kita angkat sepreinya dan kasurnya kita
balik. Nah, sekarang kita pasang lagi sepreinya kita mulai dari arah atas,
ya bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan lalu sebelah pinggir
“T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
“Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda dikertas dftar kegiatan,
Terminasi
dilakukan dirumah sakit ini. Saah satunya, merapikan tempat tidur, yang
sudah T praktikkan dengan baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat juga
pada jadwal ahrian. T mau berapa jam sehari merapikan tempat tidur,
57
bagus, dus kali, yaitu pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat, jam empat
sore.”
“ Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur? Ya bagu,cuci piring... kalau begitu kita akan latihan mencuci
piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai
jumpa ya!”
SP2 pasien : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
Orientasi
dab bantu kembali) sekrang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih
Kerja
mengalir dari keran ini. Oh ya, jangan lupa sediakan tempat sampah
perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
bersih sampai tidak ada busa sabun sedikit pun di piring tersebut. Setelah
itu, T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah
dilap tangannya.
Terminasi
sehari-hari.”
“T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga
tempat tidu dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar
gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga
cara merawat.
Orientasi
“bagaimana kalau pagi ini kita bercakap cakap tentang cara merawat T?
Berapa lama ? bagaimana kalau kita tiga puluh menit? Baik, mari duduk
diruangan wawancara!”
Kerja
“ya memang,benar sekali pak/Bu,T itu memang terlihat tidak percaya diri
adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu
terus menerus seperti itu,T dapat mengalami masalah yang yang lebih
berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang laindan memilih
mengurung diri.”
60
“sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
“setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi maalah serius, kita
Merapikan tempat tidur dan cuci piring. T juga telah dibuatkan jadwal
Selain itu, jika T sudah tidak lagi dirawat dirumah sakit, Bapak/Ibutetap
kepada T. Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
mencuci piring!”
Terminasi
“Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali
demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
“Pukul berapa Bapak/Ibu datang? Baik akan saya tunggu. Sampai jumpa!”
Orientasi
“Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapak/Ibu seperti yang kita
Kerja
“Selamat pagi T. Bagaimana perasaan T hari ini? Hari ini saya datang
bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang
pertemuan sebelumya.)
Terminasi
pada T.”
Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan
Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu! Karena hari ini T sudah boleh pulang, kita akan
Kerja
orang lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K di puskesmas
selama di rumah.”
Terminasi
“Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan
sebelum obat habis atau ada gejala yang terlihat. Silakan selesaikan
administrasinya!”
Klien 2 Selamat pagi! Bagaimana keadaan S ; selamat pagi juga ibu, saya
27/02/2016 ibu MK hari ini? Bagaimana kalau kabar baik bu. Ia ibu, saya
kita bercakap-cakap tentang biasa dirumah hanya biasa
65
4.2. PEMBAHASAN
Diri Rendah. Dalam pembahasan ini akan dbahas analisa teori tentang
HIV/AIDS dan Harga Diri Rendah dan proses keperawatan tentang Tn.Y.B
dan Ny.M.K.
retrovirdae. Dan Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri
IV.2.1 Pengkajian
lingkungan (Keliat,2005)
yang di temukan pada klien harga diri rendah adalah gangguan alam
Ny.M.K. tanda dan gejala yang muncul adalah klien merasa malu
merasa putus asa, dan merasa dirinya tidak berharga dimata orang
atau aktual yang sesuai respon yang muncul pada klien (Keliat,2005)
4.2.3. Perencanaan
(Keliat, 2015).
68
sama sekali oleh karena tidak ada anggota klien yang mampu
mempraktikkan ke klien.
4.2.1. Implementasi
4.2.5. Evaluasi
4.2.6. Dokumentasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
yang muncul adalah harga diri rendah hal ini karena klien
kurang rasa percaya diri, malu bertemu orang lain, rasa percaya diri
diri rendah.
5.1.3. Perencanaan
5.1.4. Implementasi
5.1.5. Evaluasi
dipertahankan.
5.1.6. Dokumentasi
5.2 Saran
2. Bagi Institusi
3. Penulis
Rendah.
74
4. Klien
rutin.
75
DAFTAR PUSTAKA
6. Jakarta : EGC
Aditama.
Iyus, yosep & Titin Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance
Keliat, Budi Anna. 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. EGC:
Jakarta.
Keliat, Budi Anna. 2005. Proses Keperawatan Jiwa Edisi 2. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional
Keliat, Budi Anna., Panjaitan, Ria Utami & D., Novy Helena C. 2005. Proses
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Noer, S. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1.(Edisi Ketiga). Jakarta :
Ratna, Yati Afiyanti & Wely Vitriawan. 2007. Journal Studi Fenomenologi