Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

PATOFISIOLOGI MASALAH PADA SISTEM IMUN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. Maya Denia
2. Yulia Windari
3. Mita Indah Sari
4. Riska Yuniarti
5. Windi Gusmayeni
6. Mutia Annisa
7. Rosen Ginting
8. Widya P

Dosen Pembimbing :
Ns. Yeni Eliyanti, S.Kep, M.Kep
Ns. Yulinda Ariyani, S.Kep, M.Kep

STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan

limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Berikut ini

penulis mempersembahkan makalah dengan judul “patofisiologi masalah pada sistem imun dan

asuhan keperawatan pada anak dengan hiv/aids” yang menurut kami dapat memberikan mafaat

yang besar bagi kita untuk mengetahui bahaya dan penanganan penyakit ini.

Makalah Asuhan keperawatan ini disusun guna memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah

Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Terima kasih kepada Ns. Yeni Eliyanti, S.Kep, M.Kep

Dan Ns. Yulinda Ariyani, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing dan pihak yang telah

membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Melalui pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman

bila mana isi maklah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau

menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan askep ini dengan penuh rasa terimakasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah Asuhan Keperawatan ini sehingga dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau, 13 November 2020

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. DEFINISI......................................................................................................6
B. ETIOLOGI....................................................................................................7
C. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................7
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................8
E. WOC.............................................................................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................10
G. KOMPLIKASI............................................................................................10
H. PENATALAKSANAAN MEDIS...............................................................10
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF.................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS................................12
A. PENGKAJIAN............................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................19
C. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................20
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI........................................................24
BAB IV PENUTUP...............................................................................................28
A. KESIMPULAN...........................................................................................28
B. SARAN.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai macam penyakit menular diseluh dunia dikaitkan dengan kesehatan seksual

yang buruk. Kesehatan seksual merupakan kebebasan untuk menikmati dan

mengekspresikan seksualitas tanpa memiliki ketakutan terhadap eksploitas, tekanan, luka

fisik atau emosional (Irianto, 2014). Kesehatan seksual bukan hanya epidemologi infeksi

yang didapat melalui hubungan seksual tetapi mengandung makna yang lebih luas salah

satunya tentang infeksi HIV/AIDS (Bhetsy, 2015).

HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia saat ini,

karena hampir disemua negara di dunia termasuk Indonesia terdapat penyakit ini 2

(Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data dari United Nations Programme on HIV/AIDS

terdapat 42,9 juta orang diseluruh dunia hidup dengan HIV dan 2,1 juta orang diantaranya

merupakan kasus HIV baru, serta 1,2 juta orang meninggal karena terkait AIDS (UNAIDS,

2016). Di Indonesia jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun

cenderung meningkat.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang atau

menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia (Irianto,

2014). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit

yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Irianto,

2014). Menurut (Nursalam, 2013), HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family

lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dengan DNA

penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama periode inkubasi yang panjang.
Seperti retrovirus yang lainnya, HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang

panjang, dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS.

Menurut Nursalam (2013), gejala klinis pada stadium AIDS yaitu demam

berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis lebih dari tiga bulan, penurunan berat badan

lebih dari 10% dalam 3 bulan, TBC, batuk kronis lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut

dan tenggorokan disebabkan jamur candida albicans.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian HIV/AIDS?

2. Apa Etiologi HIV/AIDS?

3. Apa Patofisiologi HIV/AIDS?

4. Apa Manifestasi Klinis HIV/AIDS?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang HIV/AIDS?

6. Bagaimana Penatalaksanaan HIV/AIDS?

7. Bagaimana Manajemen Kasus Asuhan Keperawatan pada pasien HIV/AIDS?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian HIV/AIDS.

2. Mengetahui Etiologi HIV/AIDS.

3. Mengetahui Patofisiologi Ktarak.

4. Mengetahui Manifestasi Klinis HIV/AIDS.

5. Mengetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDS.

6. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan HIV/AIDS

7. Mengetahui bagaimana Manajemen Kasus Asuhan Keperawatan pada pasien

HIV/AIDS.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit

AIDS yang termasuk kelompok dari keluarga retrovirus. Seseorang yang terinfeksi HIV

akan mengalami infeksi seumur hidup. Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap

asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu panjang dan

tidak diketahui terinfeksi. Meski demikian, mereka telah dapat menulari orang lain. Jadi

HIV bukanlah nama penyakit, melainkan virus. Virus HIV ini hanya menyerang manusia

saja. Virus ini menyerang daya tahan tubuh (sistem kekebalan) manusia sehingga system

kekebalan manusia dapat menurun tajam bahkan hingga tidak berfungsi sama sekali. Orang

yang terinfeksi HIV, cepat atau lambat (sekitar 2 sampai 10 tahun) akan menderita AIDS

(Black &Hawks,2014)

AIDS adalah singkatan dari Acquired Imunodeficiency Syndrome. Aquired artinya

tidak diturunkan, tetapi ditularkan dari satu ke orang lainnya. Immune adalah system daya

tahan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit. Deficiency artinya tidak cukup atau kurang,

dan Syndrome adalah kumpulan tanda dan gejala. Jadi AIDS adalah bentuk lanjut dari

infeksi HIV. Penyakit yang membuat orang tidak berdaya dan membuat kematian yang

disebabkan oleh HIV.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan bentuk terparah atas

akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirusyang biasanya menyerang organ-organ vital seperti

system kekebalan manusia, seperti CD4 (sejenis sel T), makrofag dan sel dendritic. HIV

merusak sel CD 4 secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4 dibutuhkan agar
sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4 hingga

jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per microliter (µL) darah, maka kekebalan di

tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV

akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan

akhirnya AIDS, yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4 dalam darah serta

adanya infeksi tertentu. Tanpa terapi retrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi

HIV menjadi AIDS ialah 9 (Sembilan) sampai 10 (sepuluh) tahun, dan rata-rata waktu hidup

setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.

D. ETIOLOGI

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV)

yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya

afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Menurut Manan (2011), penyebab etiologi pada HIV

adalah sebagai berikut:

a. Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui penularan HIV terjadi kalau

ada cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang

mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, penindik dan cukur) yang

tercemar HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusui oleh wanita

pengidap HIV.

b. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular.

c. ASI dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus tersebut.

d. Kemungkinan kecil HIV dapat ditemukan dari air liur, air mata, cairan otak, keringat

dan air susu ibu.

Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah:


1) Lelaki homoseksual atau biseks.

2) Orang yang ketagihan obat intravena

3) Partner seks dari penderita AIDS

4) Penerima darah atau produk darah (transfusi)

5) Bayi dari ibu/bapak terinfeksi

E. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Nursalam (2013), gejala klinis AIDS yaitu :

1) Gejala utama/mayor Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan, diare kronis lebih

dari satu bulan berulang ataupun terus menerus, penurunan berat badan lebih dari 10%

dalam tiga bulan dan TBC.

2) Gejala minor Bentuk kronis selama lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut dan

tenggorokan disebabkan jamur Candida Albicans, pembengkakan kelenjar getah bening

yang menetap diseluruh tubuh dan munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak-

bercak gatal diseluruh tubuh.

F. PATOFISIOLOGI

Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV.Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara

10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi HIV

menunjukkan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun

akan mendapat AIDS. Virus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut

limfosit.Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Didalam sel

virus berkembang biak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel

virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi dan menghancurkan

limfosit lainnya (Sylvia,2005).


Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut CD4,

yang terdapat diselaput bagian luar.CD4 merupakan sebuah marker atau penanda yang

berada dipermukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang

memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong.Limfosit T

penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan

(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang kesemuanya membantu

menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.Infeksi HIV 19 menyebabkan hancurnya

limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem kekebalan tubuh dalam melindungi

dirinya terhadap infeksi dan kanker.


E. Woc HIV/ AIDS

Hubungan seksual dengan pasangan yang Transfusi darah yang Tertusuk jarum bekas Ibu hamil
berganti-ganti, dengan yang terinfeksi HIV terinfeksi HIV penderita HIV menderita HIV

Virus masuk dalam tubuh lewat luka berdarah

Sperma terinfeksi masuk kedalam


tubuh pasangan lewat membran
Virus Masuk Dalam Peredaran Darah Dan Invasi Sel Target Hospes
mukosa vagina, anus yang lecet atau
luka

T helper / CD4+ Makrofag Sel B

Terjadi perubahan pada struktural sel diatas akibat transkripsi RNA virus + DNA sel sehingga terbentuknya provirus

Sel penjamu (T helper, limfosit B, makrofag) mengalami kelumpuhan

Menurunnya sistem kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Sistem GIT Integumen Sistem Reproduksi Sistem respirasi Sistem neurologi

Virus HIV + kuman Herpes zoster + Candidiasis Mucobakterium TB Kriptococus


salmonela, Herper simpleks
clostridium, candida

PCP (Pneumonia
Pneumocystis) Meningitis Kriptococus
Ulkus Genital
Dermatitis Serebroika
Menginvasi
mukosa saluran
cerna Demam, Batuk Non
Perubahan Status
Produktif, Nafas Pendek
Mental, Kejang,
Ruam, Difus, Bersisik, Kaku Kuduk,
Peningkatan peristaltik Folikulitas, kulit kering, Kelemahan, Mual,
mengelupas eksema kehilangan nafsu
MK :
- Hipertermi makan, Vomitus,
- Bersihan Jalan Demam, Panas,
Nafas Pusing
Diare Psoriasi - Pola Nafas
s Tidak Efektif
Terapi trimetoprim
sulfame

Mk : MK : Resiko
MK :
- Perubahan - Resiko tinggi cedera
kerusakan - Ggn. Nutrisi < Keb.
Eliminasi (Bab) Integritas Ruam, Pruritus,
- Gangg Nutrisi < Tubuh
Kulit Papula, Makula Merah - Risiko tinggi
Keb. Tubuh Muda
- Resiko kekurangan volume
Kekurangan cairan
Volume Cairan - Intoleransi Aktivitas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap

HIV. Pertama adalah ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), bereaksi terhadap

antibodi yang ada adalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih tua jika

terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar. Pemeriksaan ELISA mempunyai mempunyai

sensitifitas 93% sampai 98% dan spesifitasnya 98% sampai 99%. Tetapi hasil positif palsu

(negatif palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibatnya sangat serius. Oleh sebab itu,

pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika keduanya menunjukkan hasil positif,

dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu Western blot. Pemeriksaan

Western blot juga dilakukan dua kali. Pemeriksaan ini lebih sedikit memberikan hasil positif

palsu atau negatif palsu. Jika seseorang telah dipastikan sero positif terhadap HIV, maka

dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik untuk menilai keadaan penyakit, dan mulai

dilakukan usaha untuk mengendalikan infeksi.

G. KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi pada pasien HIV/AIDS adalah :

a. Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru-paru

b. Kandidiasis esophagus

c. Kriptokokosis ekstra paru

d. Kriptosporidiosis intestinal kronis (>1 bulan)

e. Renitis CMV (gangguan penglihatan)

f. Herpes simplek, ulkus kronik (> 1 bulan)

g. Mycobacterium tuberculasis di paru atau ekstra paru

h. Ensefalitis toxoplasma.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Penanganan pasien HV/AIDS meliputi penanganan umum dengan istirahat yang cukup,

dukungan nutrisi, terapi psikososial dengan konseling serta penanganan khusus pada

pasien HIV/AIDS

b. Penanganan khusus terdiri dari :

1) Penanganan pada wasting syndrom mencakup penanganan penyebab yang mendasari

infeksi oportunistik sistemik maupun gastrointestinal. Diet seimbang merupakan terapi

nutrisi yang esensial bagi pasien HIV/AIDS. 2) Prinsip dasar penanganan pasien

HIV/AIDS adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat AIDS,

memperbaiki/meningkatkan kualitas hidup pasien, mempertahankan serta memulihkan

sistem kekebalan tubuh pasien, menekan dan menghambat pembelahan virus.

HIV/AIDS dapat diatasi dengan pemberian obat ARV, tetapi obat ini hanya mengontrol

replikasi virus pada tubuh penderita serta memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga

infeksi HIV tidak menjadi lebih parah (Saydam, 2012).

H. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan dokumentasi data (informasi) yang
sistematis dan bersinambungan. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual pasien (Kozier, Erb, Berman, & Snyder,
2010). Pada anak dengan defisit nutrisi dalam kategori fisiologis dengan subkategori nutrisi dan
cairan, perawat harus mengkaji data mayor dan minor yang tercantum dalam buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (2016). Keluhan utama dari defisit nutrisi seperti tidak nafsu
makan, mual atau muntah, makan hanya sedikit atau kurang dari porsi yang disediakan,
kelemahan fisik, penurunan berat badan, kesulitan menelan (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Teori pengkajian pada anak HIV/AIDS menurut (Rekawati, Nursalam, 2013) yaitu :
a. Identitas

1) Pengkajian identitas anak berisi tentang : nama, anak yang ke, tanggal lahir/umur, jenis
kelamin, dan agama.

Pengkajian identitas orang tua berisi tentang : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,agama, dan
alamat.

b. Alasan dirawat

1) Keluhan utama seperti perasaan tidak enak badan, lesu, pusing, nyeri kepala dan kurang
bersemangat, serta nafsu makan menurun (teutama pada saat masa inkubasi).

2) Riwayat penyakit

a) Apakah anak pernah mengalami sakit sebelumnya.

b) Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang bersifat menular dan menurun.

c. Riwayat anak

1) Perawatan anak dalam masa kandungan.

2) Perawatan pada waktu kelahiran.

d. Riwayat imunisasi

Tabel 1

Jadwal Pemberian Vaksin


Imunisasi Dasar Usia
0 – 7 hari Hep B 0 (HB 0)

1 bulan BCG, Polio 1

2 bulan DPT, HB, Hib 1, Polio 2

3 bulan DPT, HB, Hib 2, Polio 3


4 bulan DPT, HB, Hib 3, Polio 4,
IPV
9 bulan
Campak

Tabel 2
Jadwal Imunisasi Vaksin
Lanjutan pada Usia
Batita Usia
18 bulan DPT/HB/Hib
24 bulan Campak

Tabel 3

Jadwal Vaksin
Imunisasi
Lanjutan pada
Usia Sekolah
Usia
1 SD DT, Campak
2 SD TD
3 SD TD

Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual dalam kehidupan sehari-hari

1) Bernafas : bagaimana suara nafas anak, ada tidaknya kesulitan bernafas yang dialami oleh
anak, serta keluhan lain yang dirasakan anak.

2) Pola nutrisi (makan dan minum) : tanyakan pada pasien atau keluarga berapa kali makan dan
minum dalam satu hari.
3) Eliminasi (BAB/BAK) : kaji pola BAB dan BAK pad anak. Pada BAB tinjau konsistensi,
warna, bau, dan ada atau tidaknya darah. Pada BAK tinjau volume, warna, bau.

4) Aktifitas : kaji permainan yang paling disukai pada anak, dan kapan waktu bermainnya.

5) Rekreasi : kemana dan kapan biasanya anak diajak berekreasi.

6) Istirahat dan tidur : kaji pola tidur anak pada siang dan malam hari, dan berapa lama. Ada
tidaknya kesulitan tidur yang dialami oleh anak.

7) Kebersihan diri : kaji berapa kali anak mandi dalam 1 hari, ada membantu atau tidak.
Bagaiman dengn kebersihan kuku atau rambut.

8) Pengaturan suhu tubuh : Suhu anak diukur apakah normal, hipotermi ataukah mengalami
Hipertermia.

9) Rasa nyaman : kaji kondisi dan keadaan anak saat mengobrol dengan orang lain.

10) Rasa aman : kaji lingkungan tempat anak bermain, apakah sudah aman dari benda-benda
tajam dan berbahaya. Bagaimana pengawasan orang tua ketika anak sedang bermain.

11) Belajar (anak dan orang tua) : kaji pengetahuan orang tua dalam merawat dan mendidik
anak.

12) Prestasi : kaji bagaimana pencapaian dan kemampuan anak mengenai tingkah laku social,
gerak motoric harus, bahasa, dan perkembangan motoric kasar.

13) Hubungan sosial anak : kaji bagimana hubungan anak dengan orang tua, keluarga lain serta
teman-temannya. Siapakah orang yang paling dekat dengan anak.

14) Melaksanakan ibadah (kebiasaan, bantuan yang diperlukan terutama saat anak sakit) : apa
agama yang dianut dan bagaimana pelaksanaan ibadah yang dilakukan oleh anak.
f. Penyakit yang pernah diderita : kaji jenis penyakit, akut / kronis / menular / tidak, umur saat
sakit, lamanya, dan pertolongan.

g. Kesehatan lingkungan : kaji bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal anak mengenai
ketersediaan air bersih dan sanitasi/ventilasi rumah.

h. Pertumbuhan dan perkembangan (0-6 tahun)


Mengkaji keadaan perkembangan anak usia 1 bulan – 72 bulan, dapat dilakukan dengan
menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), untuk menilai dalam 4
sektor perkembangan pada anak yang meliputi : motoric kasar, motoric halus, bicara /
bahasa dan sosialisasi / kemandirian (kementerian kesehetan RI, 2016). Interprestasi hasil
KPSP dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah ‘Ya’, yaitu dengan cara :
1) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
2) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan.
3) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, perkembangan meragukan.
i. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum yang meliputi suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah, warna kulit,
tonus otot, turgor kulit, udema.
2) Pemeriksaan head to toe
a) Mulut, terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecahpecah.
Lidah tertutup selaput kotor yang biasanya berwarna putih, sementara ujung tepi lidah
berwarna kemerahan.
b) Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisanya terjadi konstipasi, atau
diare dan bahkan bisa saja normal, kulit teraba hangat dan kemerahan.
k. Antropometri (ukuran pertumbuhan) .
Pengukuran antopometri meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada,
dan lingkar lengan.

l. Pemeriksaan penunjang
1) Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal.
2) Biakan empedu basil salmonella thyphosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada
minggu pertama sakit. Selanjutnya, lebih sering ditemukan dalam urine dan faeces.
3) Pemeriksaan widal. Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yng diperlukan ialah titer
zat anti terhadap antigen O. titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan
yang progresif.
m. Hasil observasi
Tuliskan respon umum anak dengan keluarganya serta hal-hal baru yang diberikan
kepadanya, bentk interaksi kepada orang lain, cara anak mengungkapkan keinginannya,
serta kontradiksi prilaku yang mungkin ditunjukan anak.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

1. Hipertermi b/d proses penyakit


2. Diare b/d inflamasi gastrointestinal.
3. Defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolisme.

4. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.

(SDKI, 2016)

1. Hipertemi b/d proses penyakit

Setelah dilakukan pengkajian 3X 24 jam diharapkan hipertermia dapat menurun Dengan


Kriteria Hasil :

SLKI :Termogulasi

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Menggigil 1 2 3 4 5

Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Keterangan :

1. Meningkat
2. Cukup meningkat

3.Sedang

4. Cukup menurun

5. Menurun

Intervensi :

1. 1dentifikasi peyebab hipertermi

2. Monitor suhu tubuh(teraupetik)

3. Menganjurkan untuk melonggarkan atau melepaskan pakaian klien

4. Berikan cairan oral

5. Lakukan teknik non farmakologis (mis:kompres hangat )

(kolaborasi )

6. kolaborasi dalam pemberian antipiretik

2. Diare b.d inflamasi gastrointestinal

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapakan eliminasi

fekal diare dapat membaik. Dengan kriteria hasil

SLKI : Eliminasi fekal

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5

defekasi

Konsistensi 1 2 3 4 5

feses Keterangan

Peristaltik 1 2 3 4 5 1. Memburuk

usus 2.Cukup memburuk

3. Sedang
4. Cukup Membaik

5.Membaik

Intervensi :

1. Identifkasi penyebab diare

2. Monitor jumlah pengeluaran diare Teraupetik

3.Berikan asupan cairan oral (misal:oralit)Edukasi

4.Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap Kolaborasi

5.Kolaborasi dengan timm medis dalam pemberian terapi

3. Defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolisme.

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapakan kebutuhan nutrisi

dapat terpenuhi. Dengan kriteria hasil

SLKI : Status Nutrisi

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Porsi makan 1 2 3 4 5

yangdihabisk

an 1 2 3 4 5

Berat badan

1 2 3 4 5

Frekuensi

makan 1 2 3 4 5

Nafsu makan

Keterangan

1. Memburuk
2.Cukup memburuk

3.Sedang

4. Cukup Membaik

5.Membaik

4. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapakan kebutuhan cairan

dapat terpenuhi. Dengan kriteria hasil

SLKI : Status Cairan

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Turgor kulit 1 2 3 4 5

Membran 1 2 3 4 5

mukosa

Suhu tubuh 1 2 3 4 5

Intake cairan 1 2 3 4 5

Keterangan

1. Menurun

2.Cukup Menurun

3. Sedang

4. Cukup Meningkat

5.Meningkat
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN HIV-AIDS

3.1  PENGKAJIAN 

I.   Identitas Klien :

Nama/nama panggilan : An. A.

Tempat tanggal lahir/usia      : Lubuklinggau, 26 Juni 2020/  6 bulan 8 hari

Jenis Kelamin                          : Laki-laki

A g a m a                                 : Islam

Pendidikan                              :-

Alamat                                     : Lubuklinggau

Tanggal masuk                        : 16 November 2020

Tanggal pengkajian                 : 17 November 2020

Diagnosa Medik                      : HIV-AIDS

II.   Identitas Orang Tua

1.             Ayah

a.       N  a  m  a  : Tn. T.L.

b.      U  m  u  r            : 27 tahun

c.       Pendidikan : SMA

d.      Pekerjaan            : Buruh Pabrik

e.      A g a m a             : Islam

f.        A l a m a t           : Lubuklinggau


2.              Ibu

a.       N  a  m  a           : Ny. R

b.      U s i a                    : 25 tahun

c.       Pendidikan            : SMP

d.      Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga

e.      A g a m a               : Islam

f.        A l a m a t            : Lubuklinggau

3.          Identitas Saudara Kandung

No. N  a  m  a Usia Hubungan Status Kesehatan

1. - - - -

III.   Keluhan Utama

Orang tua klien mengatakan bayinya mengalami diare Demam disertai mual muntah.

IV.   Riwayat Kesehatan.

1.   Riwayat Kesehatan Sekarang

Diare dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Mula-mula intensitas BAB kurang, dan sejak 2 hari yang
lalu diare semakin parah diserta dengan demam, terdapat bercak-bercak terasa gatal pada kulit,
diare diikuti dengan batuk, sesak dan klien tidak mau menyusu. Dengan alasan tersebut orang tua
klien membawa klien ke RS untuk di periksa.

2.      Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak 0-5 tahun)

1)       Prenatal Care

  Pemeriksaan kehamilan  3 kali

  Keluhan selama hamil  Ngidam, kadang-kadang demam dan lemas

  Riwayat terkena sinar  tidak ada

  Kenaikan berat badan selama kehamilan 2 kg

  Imunisasi 2 kali
  Golongan darah  Ibu : lupa /golongan darah ayah : A

2)       N a t a l

  Tempat melahirkan di Puskesmas oleh bidan

  Lama dan jenis persalinan  : Spontan/normal

  Penolong persalinan  Dokter Kebidanan

  Tidak ada  komplikasi selama persalinan ataupun setelah persalinan (sedikit perdarahan
daerah vagina).

3)       Post Natal

  Kondisi Bayi : BB lahir 2 kg, PB 45 cm

  Pada saat lahir kondisi anak baik

  (untuk semua usia)

  Penyakit  yang pernah dialami  demam setelah imunisasi

  Kecelakaan yang pernah dialami: tidak ada

  Imunisasi belum lengkap

  Alergi belum nampak

  Perkembangan anak  dibanding saudara-saudara  : Anak pertama

VI.  Riwayat Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga    : Ibu klien positif  HIV

VII. Riwayat Imunisasi

Waktu Reaksi setelah


No. Jenis Imunisasi Pemberian pemberian

1. BCG 1 bulan Demam

2. DPT Lupa Demam

3. Polio - -

4. Campak - -

5. Hepatitis lupa lupa


VIII.  Riwayat Tumbuh Kembang

a.   Pertumbuhan Fisik

1.   Berat Badan  : BB lahir 2 kg, BB masuk RS : 5 kg.

2.   Tinggi Badan : PB lahir 45 cm, PB masuk RS : 50 Cm

3.   Waktu tumbuh gigi pertama : belum

b.   Perkembangan tiap tahap

Usia anak saat :

1.      Berguling             : 5 bulan

2.      Duduk                : belum

3.      Merangkak           : belum

4.      Berdiri                   : belum

5.      Berjalan                : belum

6.      Senyum kepada orang lain pertama kali : lupa

7.      Bicara pertama  kali          : belum

8.      Berpakaian tanpa bantuan : masih di bantu ibunya

secara penuh

IX.   Riwayat Nutrisi

a.       Pemberian ASI

1.      Pertama kali di susui : satu jam setelah lahir

2.      Cara Pemberian         : Setiap Kali menangis dan tanpa menangis

3.      Lama Pemberin         : 15-20 manit

4.      Diberikan sampai usia : sampai saat ini


b.      Pemberian Susu Formula : SGM

Tidak pernah diberikan susu formula hanya ASI

c.       Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia  sampai nutrisi saat ini :

U s  i   a Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1.      0  - saat ini  Asi Masih berlangsung saat ini

X. Riwayat Psiko Sosial

  Anak tinggal di rumah sendiri

  Lingkungan berada di tepi kota

  Rumah  tidak ada fasilitas lengkap

  Di Rumah tidak ada tangga yang  berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, anak
bebas bermain di luar dengan teman-temannya

  Hubungan antar anggota kelurga  baik

  Pengasuh anak adalah  orang tua

XI.  Riwayat spiritual

1.      Anggota Keluarga tidak taat melaksanakan ibadah

2.      Kegiatan keagamaan : jarang mengikuti kegiatan keagamaan

XII. Reaksi Hospitalisasi

a.       Pengalaman Keluarga tentang Sakit dan rawat inap

1.      Orang tua membawa anaknya ke RS karena khawatir dan cemas tentang keadaan anaknya
yang demam terus

2.      Dokter menceritakan  sebagaian kecil kondisi anaknya  dan kelihatannya orang tua  belum
mengerti  hal ini dibuktikan dengan  ekspresi wajah orang tua  dan pertanyaan  yang timbul
sekitar keadaan anaknya

3.      Orang tua saat masuk di RS sangat merasa khwatir dengan keadaan anaknya dan selalu
menanyakan kondisi anaknya

4.      Orang tua selalu menjaga anaknya  bergantian antara ayah, ibu dan dan keluarga yang lain.
b.      Pemahaman anak tentang sakit dan rawat Inap

1.     Anak belum mampu berbicara

XIII.  Aktivitas Sehari-hari

a.       Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat  sakit

1.      Keinginan Menyusu Baik Kurang

2.      Frekwensi Menyusui 7 kali Tidak pernah

b.      Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1.      Jenis minuman ASI Tidak ada

2.      Frekwensi minum Setiap kali haus Sering

3.      Kebutuhan cairan Tidak diketahui Tergantung

4.      Cara pemberian ASI Infuse

c.       Eliminasi  (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1.      Tempat pembuangan Kain sarung Popok

2.      Frekwensi/waktu

BAK= sering BAB BAK = sering,


=  2 x sehari BAB = 4-6x
3.      Konsistensi sehari d.     
Sering encer Istirahat/Tidur
4.      Kesulitan Encer
Tidak ada Kondisi Seb
5.      Obat pencahar Tidak ada
Tidak pernah 1.      Jam tidur
digunakan
-          Siang 12.0
-          Malam  Jam 20.00- 06.00 Jam 21.00-7.30

2.      Pola tidur Tidur dilaksanakan Tidur


pada siang dan dilaksanakan
malam hari pada siang dan
3.      Kebiasaan sebelum malam hari
Menyusu
tidur Menyusu
4.      Kesulitan tidur
Gelisah
Sering terbangun
karena popoknya
basah oleh feses.

e.  Olahraga

Tidak dikaji

f.       Personal Hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1.      Mandi

-          Cara Dikerjakan oleh Tidak  pernah


orang tua mandi hanya dilap
badan
-          frekwensi 1 x sehari/melap
2 x sehari badan
-          alat mandi
Sabun Pake air hangat
2.      Cuci rambut
Kadang-kadang belum pernah
-          frekwensi
Tidak menentu dilakukan
-          Cara
Dikerjakan oleh
3.      Gunting kuku orang tua
-          frekwensi

Setiap kali kuku belum pernah


-          Cara terlihat panjang
4. Gosok gigi Di kerjakan oleh dilakukan
orang tua
-          Frekwensi

-          Cara
Setiap kali mandi

Dikerjakan oleh
orang tua Belum pernah
dilakukan

g.      Aktifitas/mobilitas fisik

Tidak dikaji

h.      Rekreasi

Tidak dikaji

3.2  Pemeriksaan Fisik

a.       Keadaan umum klien : Lemah, gelisah dan batuk sesak

  Ekspresi wajah biasa kadang tersenyum dan cengeng bila diajak bermain.

  Berpakaian bersih karena selalu dijaga oleh ibunya.

b.      Tanda-tanda vital:

  Suhu             : 38,5 º  C

  Nadi              : 120x/m

  Pernafasan     : 28x / m

  TD                 : 95/60 mmHg

c.       Antropometri

  - Panjang badan            : 50 cm

  - Berat badan                          : 5 kg


  - Lingkaran lengan atas           : tidak dikaji

  - lingkaran kepala                    : tidak dikaji

  - lingkaran dada                      : tidak di kaji

  - Lingkaran perut                    : tidak dikaji

  - Skin fold                               : tidak dikaji

d.      Head To Toe

  Kulit  :

Pucat dan turgo kulit jelek dipenuhi dengan bercak-bercak dan gatal

  Kepal dan leher :

I: Normal tidak ada kerontokan rambut, warna hitam dan tidak ada

Peradangan.

P: Normal, tidak ada benjolan dikepala

P: -

A: -

  Kuku :  Jari tabuh

  Mata / penglihatan :

Sklera pucat dan nampak kelopak mata cekung

  Hidung     :

Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi,  tidak ada polip, dan fxungsi penciuman normal

  Telinga      :

Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan

  Mulut dan gigi

Terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa, terjadi Peradangan dan perdarahan  pada
gigi ,gangguan menelan(-), bibir dan mukosa mulut klien nampak kering dan bibir pecah-pecah
  Leher:       Terjadi peradangan pada eksofagus.

  Dada :

I : Dada terlihat normal, Tidak ada kelainan gerakan dada

P: Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, Tidak nampak adanya pembesaran hati

P: nada sonor

A: Tidak terdengar adanya bunyi nafas tambahan

Tidak ada retraksi dinding dada (+).

  Abdomen :

I : Nampak normal, simetris kiri kanan

P: Turgor jelek ,tidak ada massa, terdapat nyeri tekan pada bagian

kanan bawah

P : Bunyi timpany (+). Kembung (-)

A: terdengar bunyi peningkatan  peristaltic/ bising usus dan tidak ada krepitasi abdomen.

  Perineum dan genitalia    

Pada alat genital terdapat bintik-bintik radang

  Ekstremitas : klien tidak mampu mengerakkan extremitas atas dan extremitas bawah tonus
otot lemah akibat tidak ada energi karena diare dan proses penyakit

I: Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala / tanda oedema. Jumlah

jari lengkap.terdapat keterbatasan gerak ekstremitas bawah

P: Akral hangat, terdapat keterbatasan gerak ekstremitas atas.

P: reflek tendon kurang

A: -

3 3

e.       Sistem Pernafasan

  Hidung      : Simetris, pernafasan cuping hidung : ada, secret : ada


  Leher         : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe di sub mandibula.

  D a d a      :

o   Bentuk dada : Normal

o   Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal :  1 : 1

o   Gerakan dada  : simetris, tidak terdapat retraksi

o   Suara nafas tambahan : ronki

o   Tidak ada clubbling finger

f.       Sistem kardiovaskuler :

  Conjungtiva : Tidak anemia, bibir : pucat/cyanosis, arteri carotis : berisi reguler , tekanan
vena jugularis : tidak meninggi

  Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran

  Suara jantung : Tidak ada bunyi abnormal

  Capillary refilling time > 2 detik

g.      Sistem pencernaan:

  Mulut : terjadi peradangan pada mukosa mulut

   Abdomen : distensi abdomen, peristaltic meningkat > 25x/mnt akibat adanya virus yang
menyerang usus

  Gaster  : nafsu makan menurun,  mules, mual muntah, minum normal,

  Anus : terdapat bintik dan meradang gatal

h. Sistem indra

1.            Mata : agak  cekung

2.            Hidung : Penciuman kurang baik,

3.            Telinga

o    Keadaan daun telinga : kanal auditorius  kurang bersih akibat benyebaran penyakit

o    Fungsi pendengaran kesan baik

i.        Sistem Saraf


2.             Fungsi serebral:

  Status mental : Orientasi masih tergantung orang tua

  Bicara : -

  Kesadaran : Eyes (membuka mata spontan) = 4, motorik (bergerak mengikuti perintah) = 6,


verbal (bicara normal) = 5

3.             Fungsi kranial :

Saat pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kelainan dari Nervus I – Nervus XII.

4.             Fungsi motorik : Klien nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu oleh   orang tua

5.             Fungsi sensorik : suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi (terkesan terganggu)

6.             Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan  kesan normal

7.             Refleks : bisip, trisep,  patela dan babinski terkesan normal.

j.        Sistem Muskulo Skeletal

1.            Kepala : Betuk kurang baik, sedikit nyeri

2.            Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif, klien malas
bergerak,  aktifitas utama klien adalah berbaring di tempat tidur.

3.            Lutut :  tidak bengkak, tidak kaku,  gerakan aktif, kemampuan jalan baik

4.            Tangan  tidak bengkak,  gerakan dan ROM aktif

k.      Sistem  integumen

   warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor menurun > 2 dt,

   suhu meningkat 39 derajat celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

l.        Sistem endokrin

   Kelenjar tiroid  tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran

   Suhu tubuh tidak tetap, keringat  normal,

   Tidak ada riwayat diabetes

m.    Sistem Perkemihan


  Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam), frekuensi berkurang.

  Tidak ditemukan odema

  Tidak ditemukan adanya nokturia, disuria , dan kencing batu

n.      Sistem Reproduksi

Alat genetalia termasuk glans penis  dan orificium  uretra eksterna  merah dan gatal

o.      Sistem Imun

  Klien tidak ada riwayat alergi

  Imunisasi lengkap

  Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada

  Riwayat transfusi darah tidak ada

XIV.   Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

1.      6 tahun ke atas

a.       Perkembangan kognitif  : Klien mampu bekerja sama dengan orang lain hal ini dibuktikan
dengan klien sering bermain bola bersama teman-temannya waktu sebelum sakit.

b.      Perkembangan motorik : klien mampu menggunakan sepeda dengan sendirinya

XV.  Terapi Saat ini  :

  Infus RL 20 tts/m

  Imunisasi disarankan untuk anak-anak dengan infeksi HIV, sebagai pengganti vaksin
poliovirus (OPV), anak-anak diberi vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV)

Keperawatan :

  Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah
kemungkinan terjadi infeksi

  Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada

  Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu
azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA virus,
sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV

  Mengatasi dampak psikososial


  Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan prosedur
yang dilakukan oleh tenaga medis

  Hasil Laboratorium tanggal 28 Maret 2011:  Tidak dikaji

XVI.    Klasifikasi Data

Data Subjektif

  Keluarga klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan sesak

  Keluarga klien mangatakan anaknya demam terus-menerus

  Keluarga klien mengatakan muncul bercak-bercak di tubuh anaknya

  Keluarga klien mengatakan, klien tidak mau makan/malas makan

  Ibu klien mengatakan anaknya susah menelan akibat luka-luka pada mulutnya

  Keluarga klien mengatakan anaknya sering buang air besar dan encer

  Keluarga klien mengatakan sangat khawatir dengan kondisi anaknya, maka dari itu anaknya
di bawa ke RS.

Data Objektif

  Klien selama di RS nampak batuk terus dan gelisah nampak sesak sesak

  Klien nampak teraba panas dengan suhu 39 0C,  Nadi       : 120x/m, P : 28x /m dan TD :
95/60 mmHg

  Nampak terlihat bercak-bercak dan klien selalu menangis menggaruk badannya yang gatal.

  Klien nampak cengeng bila ingin disusui, berat badan klien turun dari 5 kg menjdi 4 kg.

  Klien nampak selalu mengeluh ingin BAB dan diRS terhitung 4-5/hari

  Kulit klien nampak kering, nampak cekung pada mata

  Keluarga klien nampak gelisah dan selalu menanyakan kondisi anaknya.

ANALISA DATA

No                      Data            Etiologi      Masalah


1.  Ds : Ibu Klien mengatakan tubuh Virus Masuk Dalam
Peredaran Darah Dan Hipertermi
anaknya terasa panas
 Do : Keadaan umum pasien Invasi Sel Target Hospes
tampak lemah, ↓
tampak banyak keringat
akral teraba hangat T helper / CD4+, makrofag,
sel B
T : 40ºC

Terjadi perubahan pada


struktural sel diatas akibat
transkripsi RNA virus +
DNA sel sehingga
terbentuknya provirus

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

inflamasi

Sintesa dan pelepasan zat


mempengaruhi termoregulasi

Demam

Hipertemi

2.  Ds : ibu Klien mengatakan Virus Masuk Dalam


Peredaran Darah Dan Diare
bahwa anaknya diare sudah satu
Invasi Sel Target Hospes
minggu
 Do : BAB cair dengan frekuensi ↓
5 kali sehari konsistensi cair, T helper / CD4+, makrofag,
berwarna kuning, sel B

bibir tampak kering, ↓


bising usus 30x/menit.
Terjadi perubahan pada
struktural sel diatas akibat
transkripsi RNA virus +
DNA sel sehingga
terbentuknya provirus

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

Menginvasi mukosa saluran


cerna

Peningkatan peristaltik

Diare

3.  Ds : ibu klien mengatakan Virus Masuk Dalam


Peredaran Darah Dan Defisit nutrisi
anaknya muntah dan tidak mau
Invasi Sel Target Hospes
minum ASI
 Do : BB Menurun,tampak kurus, ↓
dan rewel T helper / CD4+, makrofag,
sel B

Terjadi perubahan pada


struktural sel diatas akibat
transkripsi RNA virus +
DNA sel sehingga
terbentuknya provirus

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

Menginvasi mukosa saluran


cerna

Mual, muntah

Nafsu makan menurun

Defisit nutrisi
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1 Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan pengkajian 3X 24 jam Siki : manajemen hipertermi 1.untuk mengetahui penyebab
penyakit diharapkan hipertermia dapat menurun (observasi) peningkatan suhu
Dengan Kriteria Hasil : 1. 1dentifikasi peyebab hipertermi 2.untuk mengetahui
SLKI :Termogulasi 2. Monitor suhu tubuh peningkatan dan penurunan
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 (teraupetik) suhu tubuh
Menggigil 1 2 3 4 5 3. Menganjurkan untuk 3.mengeluarkan suhu tubuh
Takikardi 1 2 3 4 5 melonggarkan atau melepaskan dengan evaporasi
Suhu tubuh 1 2 3 4 5 pakaian klien berkisaran 22% dari
Keterangan : 4. Berikan cairan oral pengeluaran suhu tubuh
Tabel atas 5. Lakukan teknik non farmakologis 4.mengeluarkan panas
1. Meningkat (mis:kompres hangat ) sebabkan banyak
2. Cukup meningkat (kolaborasi ) kehilangan cairan
3.Sedang
4. Cukup menurun 6. kolaborasi dalam pemberian 5.agar dapat merelaksasikan
5. Menurun antipiretik suhu tubuh
6.antipiretik mengatasi
Tabel bawah
kenaikan suhu tubuh
1.Memburuk
2.Cukup memburuk
3.Sedang
4.Cukup membaik
5.Membaik

2 Diare b.d inflamasi Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: manajemen diare 1.untuk mengetahui penyebab
gastrointestinal selama 3 X 24 jam diharapakan eliminasi Observasi diare yang dialami pasien
fekal diare dapat membaik. Dengan 1. Identifkasi penyebab diare 2.mengetahui frekuensi dan
kriteria hasil 2. Monitor jumlah pengeluaran diare outpu yang diakibatkan oleh
SLKI : Eliminasi fekal Teraupetik
diare
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 3.Berikan asupan cairan oral 3.agar cairan tubuh klien
(misal:oralit) tidak berkurang
Frekuensi 1 2 3 4 5 Edukasi 4.agar kebutuhan nutrisi klien
defekasi 4.Anjurkan makanan porsi kecil dan terpenuhi dan tidak berkurang
Konsistensi 1 2 3 4 5 sering secara bertahap
5.mengatasi atau mengobati
feses Kolaborasi
Peristaltik 1 2 3 4 5 diare yang dialami klien
5.Kolaborasi dengan timm medis dalam
usus pemberian terapi

Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik

3. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: Manajemen Nutrisi 1. Menyeimbangkan nutrisi
peningkatan kebutuhan selama 3 X 24 jam diharapakan Observasi yangadekuat untuk memenuhi
metabolisme. kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. 1. Monitor asupan makanan kebutuhan tubuh
Dengan kriteria hasil 2. kaji riwayat intake makanan 2. memantau status nutrisi
SLKI : Status Nutrisi 3. monitor berat badan
pasien
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 Edukasi
3. memantau berat badan
4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit
Porsi makan 1 2 3 4 5 tapi sering pasien untuk menghindari
yg dihabiskan Kolaborasi terjadinya penurunan BB
Berat badan 1 2 3 4 5 5.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 4. Nutrisi pasien tetap terjaga
pemenuhan kabutuhan nutrisi pasien walaupun dengan sedikit
Frekuensi 1 2 3 4 5 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam energi
makan pemberian terapi. 5. Perlu bantuan dalam
Nafsu makan 1 2 3 4 5 perencanaan diet pasien
6. obat-obatan mampu
Keterangan
1. Memburuk
mengatasi mual, muntah, dan
2.Cukup memburuk menambah nafsu makan.
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
1. Kamis/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
17 November proses penyakit 1. Mengdentifikasi peyebab hipertermi Ds : Ibu Klien mengatakan tubuh
2020 2. Memonitor suhu tubuh anaknya terasa panas
T : 40 C Do : Keadaan umum pasien tampak
lemah,
3. Menganjurkan untuk melonggarkan
tampak banyak keringat
atau melepaskan pakaian klien akral teraba hangat
4. Memberikan cairan oral T : 40ºC
Air putih 2-3 gelas perhari -T= 400C P = 100x/m
5. Melakukan teknik non farmakologis. -Mukosa bibir kering
A:Hipertermi belum teratasi
Melakukan kompres hangat pada
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
pasien 3x
6. Berkolaborasi dalam pemberian Menggigil 1 2 3 4 5
antipiretik Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

P: Intervensi dilanjutkan 1, 4, 5,6


No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
l
2. Kamis /17 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 1. Mengdentifkasi penyebab diare Ds : ibu Klien mengatakan bahwa
2020 anaknya diare sudah satu
Adanya inflamasi pada gastrointestinal minggu
2. Memonitor jumlah pengeluaran diare Do : BAB cair dengan frekuensi 5
kali sehari konsistensi cair,
Frekuensi 3x sehari berwarna kuning, bibir tampak
3.Memberikan asupan cairan oral kering, bising usus 30x/menit
A: Diare belum teratasi
Banyak minum air putih (2-3 gelas Kriteria hasil 1 2 3 4 5
sehari) dan diberi cairan oralit
Frekuensi 1 2 3 4 5
4.Berkolaborasi dengan tim medis dalam defekasi
pemberian terapi Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus

P: Intervensi dilanjutkan :2,3,4,


No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
l
3. Kamis /17 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 1. Memonitor asupan nutrisi Ds : ibu klien mengatakan anaknya
2020 kebutuhan muntah dan tidak mau minum
2. Mengkaji riwayat intake nutrisi ASI
metabolisme.
3.Menimbang BB pasien : 6 kg Do : BB Menurun,tampak kurus,
dan rewel
4.Menjurkanibu untuk memberikan asi A: Defisit nutrisi belum teratasi
5. Berkolaborasi dengan tim medis Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Porsi makan 1 2 3 4 5
yg dihabiskan
Berat badan 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5

P: Intervensi dilanjutkan :1,2,3,4,5,


No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
1 Jum’at/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
18 November proses penyakit 2. Memonitor suhu tubuh S:-ibu klien mengatakan panas badan
2020 T : 38.7.0 C
0 anaknya sedikit berkurang
4.Memberikan cairan oral O:
-K/U membaik
Air putih 2-3 gelas perhari
-T= 37.80C P = 100x/m
5.Melakukan teknik non farmakologis. -Mukosa bibir kering
Melakukan kompres hangat pada A:Hipertermi teratasi sebagian
pasien 3x Kriteria hasil 1 2 3 4 5
6.Berkolaborasi dalam pemberian
Menggigil 1 2 3 4 5
antipiretik Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

P: Intervensi dilanjutkan 2, 4, 5,6


No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
l
2. Jum’at/18 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 3.Memberikan asupan cairan oral S :-ibu klien mengatakan anaknya
2020 BABnya sudah berkurang 3x sehari
Banyak minum air putih (2-3 gelas O:
- K/U tampak membaik
sehari)
-defekasi 3x sehari
4.Berkolaborasi dengan tim medis dalam - peristaltik usus 30x/m
A: Diare teratasi sebagian
pemberian terapi Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus

P: Intervensi dilanjutkan :3,4,


No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
3 Jumat /06 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 3.Menimbang BB pasien : 6 kg S :-ibu klien mengatakan anaknya
2020 kebutuhan sudah mau minum asi
4.Menjurkan ibu memberikan asi O:
metabolisme.
- BB 6 kg
5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam
-K/U membaik
pemberian terapi A: Defisit nutrisi teratasi sebagian
Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Porsi makan 1 2 3 4 5
yg dihabiskan
Berat badan 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5

P: Intervensi dilanjutkan :3,4,5,


No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
1 Sabtu/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
07 November proses penyakit 2.Memonitor suhu tubuh S:-ibu klien mengatakan badannya
2020 T : 37.20C anaknya sudah tidak panas lagi
4.Memberikan cairan oral O:
-K/U baik
Air putih 2-3 gelas perhari
-T= 37 0C P = 80x/m
5.Melakukan teknik non farmakologis. A:Hipertermi teratasi
Melakukan kompres hangat pada Kriteria hasil 1 2 3 4 5
pasien 3x
Menggigil 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

P: Intervensi dihentikan
No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
2 Sabtu/07 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 4.Menjurkan ibu untuk meningkatkan S :-ibu klien mengatakan bab anaknya
2020 sudah normal
asupan nutrisi O:
- K/U membaik
- peristaltik usus 20x/m
A: Diare teratasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus

P: Intervensi dihentikan
No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
3. Sabtu /07 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 4.Menjurkan ibu untuk memberikan asi S :-ibu klien mengatakan anaknya
2020 kebutuhan sudah mau minum asi
metabolisme. O:
-K/U membaik
A: Defisit nutrisi teratasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Porsi makan 1 2 3 4 5
yg dihabiskan
Berat badan 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5

P: Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dalam keperawatan tentu saja tidak terlepas dari proses keperawatan yang berkaitan

dengan asuhan keperawatan agar tanggung jawab perawat terlaksana dengan seksama.

Implementasi pada kasus HIV/AIDS harus dilakukan dan keberhasilan dari pengobatan

tergantung dari kerjasama antara keluarga dan perawat terutama pasien itu sendiri.

Terkadang kepercayaan diri pasien tersebut bisa menjadikan kesehatannya menurun secara

tiba akibat dia masih belum bisa menerima bahwa dia mendapatkan HIV positif. Hal

tersebut membuat pasien merasa down dan tidak memiliki gairah lagi menjalani hidup.

Disitu lah peran perawat dalam asuhan keperawatan, membangkitkan semangat hidup pasien

dengan meyakinkan pasien pasti bisa sembuh. Agar kesehatan pasien selalu meningkat dan

diutamakan untuk kesembuhan.

B. SARAN

Dengan dibuatnya makalah Keperawatan Anak ini diharapkan mahasiswa untuk lebih

bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang konsep penyakit dan bagaimana

perawatannya dalam Asuhan Keperawatan Anak dengan HIV/AIDS. Serta diharapkan dapat

bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya serta dapat diaplikasikan pada kehidupan

sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Bhetsy, A. (2015). Kesehatan Seksual. Jakarta: Bumi Medika.

Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC

Debora, O. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Selemba Medika.

Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: Alfabeta.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan berdasarkan diagnosa medis & NANDA.
Yogyakarta : Mediaction.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1 .Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriterian Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator Diagnostik
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Wijaya, A.S., & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai