KEPERAWATAN ANAK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. Maya Denia
2. Yulia Windari
3. Mita Indah Sari
4. Riska Yuniarti
5. Windi Gusmayeni
6. Mutia Annisa
7. Rosen Ginting
8. Widya P
Dosen Pembimbing :
Ns. Yeni Eliyanti, S.Kep, M.Kep
Ns. Yulinda Ariyani, S.Kep, M.Kep
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan makalah dengan judul “patofisiologi masalah pada sistem imun dan
asuhan keperawatan pada anak dengan hiv/aids” yang menurut kami dapat memberikan mafaat
yang besar bagi kita untuk mengetahui bahaya dan penanganan penyakit ini.
Makalah Asuhan keperawatan ini disusun guna memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Terima kasih kepada Ns. Yeni Eliyanti, S.Kep, M.Kep
Dan Ns. Yulinda Ariyani, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing dan pihak yang telah
Melalui pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi maklah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
Dengan ini kami mempersembahkan askep ini dengan penuh rasa terimakasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah Asuhan Keperawatan ini sehingga dapat memberikan
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. DEFINISI......................................................................................................6
B. ETIOLOGI....................................................................................................7
C. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................7
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................8
E. WOC.............................................................................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................10
G. KOMPLIKASI............................................................................................10
H. PENATALAKSANAAN MEDIS...............................................................10
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF.................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS................................12
A. PENGKAJIAN............................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................19
C. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................20
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI........................................................24
BAB IV PENUTUP...............................................................................................28
A. KESIMPULAN...........................................................................................28
B. SARAN.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai macam penyakit menular diseluh dunia dikaitkan dengan kesehatan seksual
fisik atau emosional (Irianto, 2014). Kesehatan seksual bukan hanya epidemologi infeksi
yang didapat melalui hubungan seksual tetapi mengandung makna yang lebih luas salah
karena hampir disemua negara di dunia termasuk Indonesia terdapat penyakit ini 2
(Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data dari United Nations Programme on HIV/AIDS
terdapat 42,9 juta orang diseluruh dunia hidup dengan HIV dan 2,1 juta orang diantaranya
merupakan kasus HIV baru, serta 1,2 juta orang meninggal karena terkait AIDS (UNAIDS,
2016). Di Indonesia jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun
cenderung meningkat.
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia (Irianto,
2014). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Irianto,
2014). Menurut (Nursalam, 2013), HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family
penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama periode inkubasi yang panjang.
Seperti retrovirus yang lainnya, HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang
Menurut Nursalam (2013), gejala klinis pada stadium AIDS yaitu demam
berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis lebih dari tiga bulan, penurunan berat badan
lebih dari 10% dalam 3 bulan, TBC, batuk kronis lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
HIV/AIDS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
AIDS yang termasuk kelompok dari keluarga retrovirus. Seseorang yang terinfeksi HIV
akan mengalami infeksi seumur hidup. Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap
asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu panjang dan
tidak diketahui terinfeksi. Meski demikian, mereka telah dapat menulari orang lain. Jadi
HIV bukanlah nama penyakit, melainkan virus. Virus HIV ini hanya menyerang manusia
saja. Virus ini menyerang daya tahan tubuh (sistem kekebalan) manusia sehingga system
kekebalan manusia dapat menurun tajam bahkan hingga tidak berfungsi sama sekali. Orang
yang terinfeksi HIV, cepat atau lambat (sekitar 2 sampai 10 tahun) akan menderita AIDS
(Black &Hawks,2014)
tidak diturunkan, tetapi ditularkan dari satu ke orang lainnya. Immune adalah system daya
tahan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit. Deficiency artinya tidak cukup atau kurang,
dan Syndrome adalah kumpulan tanda dan gejala. Jadi AIDS adalah bentuk lanjut dari
infeksi HIV. Penyakit yang membuat orang tidak berdaya dan membuat kematian yang
akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirusyang biasanya menyerang organ-organ vital seperti
system kekebalan manusia, seperti CD4 (sejenis sel T), makrofag dan sel dendritic. HIV
merusak sel CD 4 secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4 dibutuhkan agar
sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4 hingga
jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per microliter (µL) darah, maka kekebalan di
tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV
akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan
akhirnya AIDS, yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4 dalam darah serta
adanya infeksi tertentu. Tanpa terapi retrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi
HIV menjadi AIDS ialah 9 (Sembilan) sampai 10 (sepuluh) tahun, dan rata-rata waktu hidup
D. ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV)
yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Menurut Manan (2011), penyebab etiologi pada HIV
a. Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui penularan HIV terjadi kalau
ada cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang
mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, penindik dan cukur) yang
tercemar HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusui oleh wanita
pengidap HIV.
b. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular.
c. ASI dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus tersebut.
d. Kemungkinan kecil HIV dapat ditemukan dari air liur, air mata, cairan otak, keringat
E. MANIFESTASI KLINIS
1) Gejala utama/mayor Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan, diare kronis lebih
dari satu bulan berulang ataupun terus menerus, penurunan berat badan lebih dari 10%
2) Gejala minor Bentuk kronis selama lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut dan
yang menetap diseluruh tubuh dan munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak-
F. PATOFISIOLOGI
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV.Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara
10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi HIV
menunjukkan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun
akan mendapat AIDS. Virus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut
limfosit.Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Didalam sel
virus berkembang biak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel
virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi dan menghancurkan
yang terdapat diselaput bagian luar.CD4 merupakan sebuah marker atau penanda yang
berada dipermukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang
memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong.Limfosit T
penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan
limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem kekebalan tubuh dalam melindungi
Hubungan seksual dengan pasangan yang Transfusi darah yang Tertusuk jarum bekas Ibu hamil
berganti-ganti, dengan yang terinfeksi HIV terinfeksi HIV penderita HIV menderita HIV
Terjadi perubahan pada struktural sel diatas akibat transkripsi RNA virus + DNA sel sehingga terbentuknya provirus
HIV/AIDS
PCP (Pneumonia
Pneumocystis) Meningitis Kriptococus
Ulkus Genital
Dermatitis Serebroika
Menginvasi
mukosa saluran
cerna Demam, Batuk Non
Perubahan Status
Produktif, Nafas Pendek
Mental, Kejang,
Ruam, Difus, Bersisik, Kaku Kuduk,
Peningkatan peristaltik Folikulitas, kulit kering, Kelemahan, Mual,
mengelupas eksema kehilangan nafsu
MK :
- Hipertermi makan, Vomitus,
- Bersihan Jalan Demam, Panas,
Nafas Pusing
Diare Psoriasi - Pola Nafas
s Tidak Efektif
Terapi trimetoprim
sulfame
Mk : MK : Resiko
MK :
- Perubahan - Resiko tinggi cedera
kerusakan - Ggn. Nutrisi < Keb.
Eliminasi (Bab) Integritas Ruam, Pruritus,
- Gangg Nutrisi < Tubuh
Kulit Papula, Makula Merah - Risiko tinggi
Keb. Tubuh Muda
- Resiko kekurangan volume
Kekurangan cairan
Volume Cairan - Intoleransi Aktivitas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
antibodi yang ada adalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih tua jika
terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar. Pemeriksaan ELISA mempunyai mempunyai
sensitifitas 93% sampai 98% dan spesifitasnya 98% sampai 99%. Tetapi hasil positif palsu
(negatif palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibatnya sangat serius. Oleh sebab itu,
pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika keduanya menunjukkan hasil positif,
dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu Western blot. Pemeriksaan
Western blot juga dilakukan dua kali. Pemeriksaan ini lebih sedikit memberikan hasil positif
palsu atau negatif palsu. Jika seseorang telah dipastikan sero positif terhadap HIV, maka
dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik untuk menilai keadaan penyakit, dan mulai
G. KOMPLIKASI
b. Kandidiasis esophagus
h. Ensefalitis toxoplasma.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Penanganan pasien HV/AIDS meliputi penanganan umum dengan istirahat yang cukup,
dukungan nutrisi, terapi psikososial dengan konseling serta penanganan khusus pada
pasien HIV/AIDS
nutrisi yang esensial bagi pasien HIV/AIDS. 2) Prinsip dasar penanganan pasien
HIV/AIDS dapat diatasi dengan pemberian obat ARV, tetapi obat ini hanya mengontrol
replikasi virus pada tubuh penderita serta memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga
Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan dokumentasi data (informasi) yang
sistematis dan bersinambungan. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual pasien (Kozier, Erb, Berman, & Snyder,
2010). Pada anak dengan defisit nutrisi dalam kategori fisiologis dengan subkategori nutrisi dan
cairan, perawat harus mengkaji data mayor dan minor yang tercantum dalam buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (2016). Keluhan utama dari defisit nutrisi seperti tidak nafsu
makan, mual atau muntah, makan hanya sedikit atau kurang dari porsi yang disediakan,
kelemahan fisik, penurunan berat badan, kesulitan menelan (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Teori pengkajian pada anak HIV/AIDS menurut (Rekawati, Nursalam, 2013) yaitu :
a. Identitas
1) Pengkajian identitas anak berisi tentang : nama, anak yang ke, tanggal lahir/umur, jenis
kelamin, dan agama.
Pengkajian identitas orang tua berisi tentang : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,agama, dan
alamat.
b. Alasan dirawat
1) Keluhan utama seperti perasaan tidak enak badan, lesu, pusing, nyeri kepala dan kurang
bersemangat, serta nafsu makan menurun (teutama pada saat masa inkubasi).
2) Riwayat penyakit
b) Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang bersifat menular dan menurun.
c. Riwayat anak
d. Riwayat imunisasi
Tabel 1
Tabel 2
Jadwal Imunisasi Vaksin
Lanjutan pada Usia
Batita Usia
18 bulan DPT/HB/Hib
24 bulan Campak
Tabel 3
Jadwal Vaksin
Imunisasi
Lanjutan pada
Usia Sekolah
Usia
1 SD DT, Campak
2 SD TD
3 SD TD
1) Bernafas : bagaimana suara nafas anak, ada tidaknya kesulitan bernafas yang dialami oleh
anak, serta keluhan lain yang dirasakan anak.
2) Pola nutrisi (makan dan minum) : tanyakan pada pasien atau keluarga berapa kali makan dan
minum dalam satu hari.
3) Eliminasi (BAB/BAK) : kaji pola BAB dan BAK pad anak. Pada BAB tinjau konsistensi,
warna, bau, dan ada atau tidaknya darah. Pada BAK tinjau volume, warna, bau.
4) Aktifitas : kaji permainan yang paling disukai pada anak, dan kapan waktu bermainnya.
6) Istirahat dan tidur : kaji pola tidur anak pada siang dan malam hari, dan berapa lama. Ada
tidaknya kesulitan tidur yang dialami oleh anak.
7) Kebersihan diri : kaji berapa kali anak mandi dalam 1 hari, ada membantu atau tidak.
Bagaiman dengn kebersihan kuku atau rambut.
8) Pengaturan suhu tubuh : Suhu anak diukur apakah normal, hipotermi ataukah mengalami
Hipertermia.
9) Rasa nyaman : kaji kondisi dan keadaan anak saat mengobrol dengan orang lain.
10) Rasa aman : kaji lingkungan tempat anak bermain, apakah sudah aman dari benda-benda
tajam dan berbahaya. Bagaimana pengawasan orang tua ketika anak sedang bermain.
11) Belajar (anak dan orang tua) : kaji pengetahuan orang tua dalam merawat dan mendidik
anak.
12) Prestasi : kaji bagaimana pencapaian dan kemampuan anak mengenai tingkah laku social,
gerak motoric harus, bahasa, dan perkembangan motoric kasar.
13) Hubungan sosial anak : kaji bagimana hubungan anak dengan orang tua, keluarga lain serta
teman-temannya. Siapakah orang yang paling dekat dengan anak.
14) Melaksanakan ibadah (kebiasaan, bantuan yang diperlukan terutama saat anak sakit) : apa
agama yang dianut dan bagaimana pelaksanaan ibadah yang dilakukan oleh anak.
f. Penyakit yang pernah diderita : kaji jenis penyakit, akut / kronis / menular / tidak, umur saat
sakit, lamanya, dan pertolongan.
g. Kesehatan lingkungan : kaji bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal anak mengenai
ketersediaan air bersih dan sanitasi/ventilasi rumah.
l. Pemeriksaan penunjang
1) Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal.
2) Biakan empedu basil salmonella thyphosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada
minggu pertama sakit. Selanjutnya, lebih sering ditemukan dalam urine dan faeces.
3) Pemeriksaan widal. Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yng diperlukan ialah titer
zat anti terhadap antigen O. titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan
yang progresif.
m. Hasil observasi
Tuliskan respon umum anak dengan keluarganya serta hal-hal baru yang diberikan
kepadanya, bentk interaksi kepada orang lain, cara anak mengungkapkan keinginannya,
serta kontradiksi prilaku yang mungkin ditunjukan anak.
Diagnosa Keperawatan
(SDKI, 2016)
SLKI :Termogulasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Menggigil 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3.Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Intervensi :
(kolaborasi )
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses Keterangan
Peristaltik 1 2 3 4 5 1. Memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
Intervensi :
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Porsi makan 1 2 3 4 5
yangdihabisk
an 1 2 3 4 5
Berat badan
1 2 3 4 5
Frekuensi
makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan
Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3.Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Membran 1 2 3 4 5
mukosa
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Keterangan
1. Menurun
2.Cukup Menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5.Meningkat
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
A g a m a : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Lubuklinggau
1. - - - -
Orang tua klien mengatakan bayinya mengalami diare Demam disertai mual muntah.
IV. Riwayat Kesehatan.
Diare dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Mula-mula intensitas BAB kurang, dan sejak 2 hari yang
lalu diare semakin parah diserta dengan demam, terdapat bercak-bercak terasa gatal pada kulit,
diare diikuti dengan batuk, sesak dan klien tidak mau menyusu. Dengan alasan tersebut orang tua
klien membawa klien ke RS untuk di periksa.
Imunisasi 2 kali
Golongan darah Ibu : lupa /golongan darah ayah : A
2) N a t a l
Tidak ada komplikasi selama persalinan ataupun setelah persalinan (sedikit perdarahan
daerah vagina).
3. Polio - -
4. Campak - -
a. Pertumbuhan Fisik
secara penuh
IX. Riwayat Nutrisi
c. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini :
Di Rumah tidak ada tangga yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, anak
bebas bermain di luar dengan teman-temannya
XI. Riwayat spiritual
1. Orang tua membawa anaknya ke RS karena khawatir dan cemas tentang keadaan anaknya
yang demam terus
2. Dokter menceritakan sebagaian kecil kondisi anaknya dan kelihatannya orang tua belum
mengerti hal ini dibuktikan dengan ekspresi wajah orang tua dan pertanyaan yang timbul
sekitar keadaan anaknya
3. Orang tua saat masuk di RS sangat merasa khwatir dengan keadaan anaknya dan selalu
menanyakan kondisi anaknya
4. Orang tua selalu menjaga anaknya bergantian antara ayah, ibu dan dan keluarga yang lain.
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat Inap
XIII. Aktivitas Sehari-hari
a. Nutrisi
b. Cairan
2. Frekwensi/waktu
e. Olahraga
Tidak dikaji
1. Mandi
- Cara
Setiap kali mandi
Dikerjakan oleh
orang tua Belum pernah
dilakukan
Tidak dikaji
h. Rekreasi
Tidak dikaji
Ekspresi wajah biasa kadang tersenyum dan cengeng bila diajak bermain.
Suhu : 38,5 º C
Nadi : 120x/m
Pernafasan : 28x / m
c. Antropometri
- Panjang badan : 50 cm
Kulit :
Pucat dan turgo kulit jelek dipenuhi dengan bercak-bercak dan gatal
I: Normal tidak ada kerontokan rambut, warna hitam dan tidak ada
Peradangan.
P: -
A: -
Mata / penglihatan :
Hidung :
Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak ada polip, dan fxungsi penciuman normal
Telinga :
Terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa, terjadi Peradangan dan perdarahan pada
gigi ,gangguan menelan(-), bibir dan mukosa mulut klien nampak kering dan bibir pecah-pecah
Leher: Terjadi peradangan pada eksofagus.
Dada :
P: Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, Tidak nampak adanya pembesaran hati
P: nada sonor
Abdomen :
P: Turgor jelek ,tidak ada massa, terdapat nyeri tekan pada bagian
kanan bawah
A: terdengar bunyi peningkatan peristaltic/ bising usus dan tidak ada krepitasi abdomen.
Ekstremitas : klien tidak mampu mengerakkan extremitas atas dan extremitas bawah tonus
otot lemah akibat tidak ada energi karena diare dan proses penyakit
A: -
3 3
D a d a :
Conjungtiva : Tidak anemia, bibir : pucat/cyanosis, arteri carotis : berisi reguler , tekanan
vena jugularis : tidak meninggi
Abdomen : distensi abdomen, peristaltic meningkat > 25x/mnt akibat adanya virus yang
menyerang usus
h. Sistem indra
3. Telinga
o Keadaan daun telinga : kanal auditorius kurang bersih akibat benyebaran penyakit
Bicara : -
Saat pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kelainan dari Nervus I – Nervus XII.
4. Fungsi motorik : Klien nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu oleh orang tua
5. Fungsi sensorik : suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi (terkesan terganggu)
2. Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif, klien malas
bergerak, aktifitas utama klien adalah berbaring di tempat tidur.
3. Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan baik
warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat 39 derajat celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium uretra eksterna merah dan gatal
Imunisasi lengkap
a. Perkembangan kognitif : Klien mampu bekerja sama dengan orang lain hal ini dibuktikan
dengan klien sering bermain bola bersama teman-temannya waktu sebelum sakit.
Infus RL 20 tts/m
Imunisasi disarankan untuk anak-anak dengan infeksi HIV, sebagai pengganti vaksin
poliovirus (OPV), anak-anak diberi vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV)
Keperawatan :
Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah
kemungkinan terjadi infeksi
Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada
Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu
azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA virus,
sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
Data Subjektif
Ibu klien mengatakan anaknya susah menelan akibat luka-luka pada mulutnya
Keluarga klien mengatakan anaknya sering buang air besar dan encer
Keluarga klien mengatakan sangat khawatir dengan kondisi anaknya, maka dari itu anaknya
di bawa ke RS.
Data Objektif
Klien selama di RS nampak batuk terus dan gelisah nampak sesak sesak
Klien nampak teraba panas dengan suhu 39 0C, Nadi : 120x/m, P : 28x /m dan TD :
95/60 mmHg
Nampak terlihat bercak-bercak dan klien selalu menangis menggaruk badannya yang gatal.
Klien nampak cengeng bila ingin disusui, berat badan klien turun dari 5 kg menjdi 4 kg.
Klien nampak selalu mengeluh ingin BAB dan diRS terhitung 4-5/hari
ANALISA DATA
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
inflamasi
Demam
↓
Hipertemi
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
Peningkatan peristaltik
Diare
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
Mual, muntah
↓
Defisit nutrisi
RENCANA KEPERAWATAN
2 Diare b.d inflamasi Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: manajemen diare 1.untuk mengetahui penyebab
gastrointestinal selama 3 X 24 jam diharapakan eliminasi Observasi diare yang dialami pasien
fekal diare dapat membaik. Dengan 1. Identifkasi penyebab diare 2.mengetahui frekuensi dan
kriteria hasil 2. Monitor jumlah pengeluaran diare outpu yang diakibatkan oleh
SLKI : Eliminasi fekal Teraupetik
diare
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 3.Berikan asupan cairan oral 3.agar cairan tubuh klien
(misal:oralit) tidak berkurang
Frekuensi 1 2 3 4 5 Edukasi 4.agar kebutuhan nutrisi klien
defekasi 4.Anjurkan makanan porsi kecil dan terpenuhi dan tidak berkurang
Konsistensi 1 2 3 4 5 sering secara bertahap
5.mengatasi atau mengobati
feses Kolaborasi
Peristaltik 1 2 3 4 5 diare yang dialami klien
5.Kolaborasi dengan timm medis dalam
usus pemberian terapi
Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
3. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: Manajemen Nutrisi 1. Menyeimbangkan nutrisi
peningkatan kebutuhan selama 3 X 24 jam diharapakan Observasi yangadekuat untuk memenuhi
metabolisme. kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. 1. Monitor asupan makanan kebutuhan tubuh
Dengan kriteria hasil 2. kaji riwayat intake makanan 2. memantau status nutrisi
SLKI : Status Nutrisi 3. monitor berat badan
pasien
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 Edukasi
3. memantau berat badan
4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit
Porsi makan 1 2 3 4 5 tapi sering pasien untuk menghindari
yg dihabiskan Kolaborasi terjadinya penurunan BB
Berat badan 1 2 3 4 5 5.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 4. Nutrisi pasien tetap terjaga
pemenuhan kabutuhan nutrisi pasien walaupun dengan sedikit
Frekuensi 1 2 3 4 5 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam energi
makan pemberian terapi. 5. Perlu bantuan dalam
Nafsu makan 1 2 3 4 5 perencanaan diet pasien
6. obat-obatan mampu
Keterangan
1. Memburuk
mengatasi mual, muntah, dan
2.Cukup memburuk menambah nafsu makan.
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
Porsi makan 1 2 3 4 5
yg dihabiskan
Berat badan 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus
Porsi makan 1 2 3 4 5
yg dihabiskan
Berat badan 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
P: Intervensi dihentikan
No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
2 Sabtu/07 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 4.Menjurkan ibu untuk meningkatkan S :-ibu klien mengatakan bab anaknya
2020 sudah normal
asupan nutrisi O:
- K/U membaik
- peristaltik usus 20x/m
A: Diare teratasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus
P: Intervensi dihentikan
No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
3. Sabtu /07 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 4.Menjurkan ibu untuk memberikan asi S :-ibu klien mengatakan anaknya
2020 kebutuhan sudah mau minum asi
metabolisme. O:
-K/U membaik
A: Defisit nutrisi teratasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Porsi makan 1 2 3 4 5
yg dihabiskan
Berat badan 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
P: Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam keperawatan tentu saja tidak terlepas dari proses keperawatan yang berkaitan
dengan asuhan keperawatan agar tanggung jawab perawat terlaksana dengan seksama.
Implementasi pada kasus HIV/AIDS harus dilakukan dan keberhasilan dari pengobatan
tergantung dari kerjasama antara keluarga dan perawat terutama pasien itu sendiri.
Terkadang kepercayaan diri pasien tersebut bisa menjadikan kesehatannya menurun secara
tiba akibat dia masih belum bisa menerima bahwa dia mendapatkan HIV positif. Hal
tersebut membuat pasien merasa down dan tidak memiliki gairah lagi menjalani hidup.
Disitu lah peran perawat dalam asuhan keperawatan, membangkitkan semangat hidup pasien
dengan meyakinkan pasien pasti bisa sembuh. Agar kesehatan pasien selalu meningkat dan
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah Keperawatan Anak ini diharapkan mahasiswa untuk lebih
bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang konsep penyakit dan bagaimana
perawatannya dalam Asuhan Keperawatan Anak dengan HIV/AIDS. Serta diharapkan dapat
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya serta dapat diaplikasikan pada kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC
Debora, O. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Selemba Medika.
Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: Alfabeta.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan berdasarkan diagnosa medis & NANDA.
Yogyakarta : Mediaction.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1 .Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriterian Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator Diagnostik
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Wijaya, A.S., & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.