Anda di halaman 1dari 21

Kegawatdaruratan

Sistem Pernafasan

NS.NUNU HARISON, M. KEP


STIKES BHAKTI HUSADA
BENGKULU
2020
Anatomi saluran pernapasan Atas

Anatomi saluran pernapasa bawah :


 trakea  bronkus  Alveoli  parenkim paru  Pleura
Pendahuluan
 Ventilasi adl proses mekanik yang membawa O2 ke paru, dan
membersihkan CO2 dari paru
 Oksigenasi adl proses difusi O2 ke dlm darah
 Perfusi adl aliran darah melalui paru (pertukaran O2 dan CO2 )
 Batang otak secara involunter mengatur pernapasan

Fisiologi Pernapasan
 Perfusi Paru
Syarat-syarat: Volume darah adekuat Kapiler paru utuh
Pompa jantung efisien Hemoglobin Karbondioksida

Oksigenasi

 Udara bebas - FiO2 21%


 Kurang lebih peningkatan 3% per liter
 Nasal cannula – max 5L (40%)
 Masker – 10L (55%)
 NRB mask – 15L (80%)
Patofisiologi
 Gangguan pada Ventilasi
 Saluran Pernapasan Atas & Bawah
 Obstruksi b.d trauma / proses infeksi

 Dinding Dada & Diafragma


 Trauma
Pneumotorak
Hemotorak
Flail chest
 Penyakit Neuromuskular
PENYEBAB GAGAL NAPAS
Kelainan diluar paru : Kelainan Instrinsik paru
1.Penekanan pusat pernapasan : 1.PPOK
a.Obat , sedatif &narkotik 2.Edema paru o/k kardiogenik,
b.Trauma infark cerebral non kardiogenik ARDS
c.Encepalitis 3.Emboli paru-paru

2. Kelainan neoromuskuler :
a.Trauma medula spinalis
cervikalis
b.GBS
c. Miastenia grafis

3. Kelainan pleura dan dinding


dada :
a.Cidera dada (praktur iga)
b.Pneumotoraks
c.Efusi pleura
d.Kifoskoliosis (paru-paru
abnormal)
Pemeriksaan Penunjang

 AGD

Hipoksemia
 Ringan : PaO2 < 80 mmHg
 Sedang : PaO2 < 60 mmHg

 Berat : PaO2 < 40 mmHg •

 Pemeriksaan rontgen dada

Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan


proses penyakit yang tidak diketahui
 Hemodinamik •

 EKG

Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan


jantung di sisi kanan Disritmia
Pengkajian Primer
 Airway Control
 Membebaskan jalan napas Prioritas utama pada Obstruksi airway yang
akut
 Obstruksi airway pasien tak sadar

Jatuhnya pangkal lidah ke arah posterior

 Peningkatan sekresi, Benda asing, lidah jatuh, massa, dsb


(tergantung etiologi)
 Airway Sounds
1. Airflow Compromise: Snoring, Stridor, Wheezing, Quiet dan
Gurgling.
2. Gas Exchange Compromise: Crackles dan Rhonchi

 Breathing:
 Distress pernapasan: pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
 Menggunakan otot aksesori pernapasan
 Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
 Circulation:
1. Evaluasi denyut nadi distal, kekuatan, dan irama.
2. Takikardia distres pernapasan. shock
3. Bradycardia kemungkinan darurat jantung. reaksi
obat atau keracunan.
4. Amati warna kulit, suhu, dan kondisi.
5. Carilah pendarahan yang mengancam jiwa dan
perlakukan dengan benar.
6. Pengangkutan O2 berkurang karena kekurangan
RBC.
7. Jika puls distal tidak teraba, tentukan denyut nadi
sentral.
 Disability :

 Sakit kepala, gangguan mental, gangguan motorik,

bicara kacau, agitasi, gelisah sampai penurunan


kesadaran
Pengkajian sekunder
 Lakukan pemeriksaan fisik
 Cek DCAP-BTLS
 Fokus pd usaha nafas, keadekuatan pernapasan
 Penggunaan otot asesoris/tambahan, cuping hidung,

pursed-lip, letargi, & takipnea adl tanda2 distress


 Periksa wrn kulit, sianosis adl tanda hipoksia
 Pantau status mental
 Tanda-tanda vital:

1. Dapatkan tanda vital awal. Ulangi setiap 5-15 menit.


2. Tanda vital harus mencakup TD dengan auskulasi,
denyut nadi dan kualitas, laju dan kualitas respirasi, dan
penilaian kulit untuk perfusi.
3. Tingkat kesadaran.
4. Pulse oksimeter untuk menentukan status perfusi.
Pola Napas Abnormal
 Pernapasan
Kussmaul:
Dalam, cepat / lambat, terengah2;
umumnya diabetic ketoacidosis.

 PernapasanCheyne-Stokes :
Progresif lebih dalam, pernapasan cepat
bergantian scr bertahap dgn dangkal,
nafas lebih lambat, indikasi cedera
batang otak.
Keadaan Darurat Pernafasan
A. Edema paru akut:
1. Gagal jantung kongestif (CHF) atau
keracunan inhalasi mgkn menyebabkan
edema paru.
2. Tempatkan pasien dalam posisi nyaman
(duduk-up).
3. Berikan aliran tinggi O2.
4. Berikan dukungan ventilasi dan suction
5. Udara positif terus dapat disediakan.
6. Transportasi cepat ke rumah sakit.
B. PPOK:
1. Pasien mungkin setengah sadar atau tidak sadar karena hipoksia.
2. Mungkin tampak mengalami gangguan pernafasan atau sianotik.

3. mungkin mengerutkan bibir dan mungkin menggunakan otot aksesori


untuk bernafas (bahu dan leher).
4. Bantu dengan inhaler yang diresepkan pasien. Dokumentasi waktu dan
efek dari setiap penggunaan.
5. Jaga agar tetap sadar dalam posisi duduk tegak.

6. Perlakukan dengan oksigen aliran penuh menggunakan masker non-


rebreathing..

C. Asma, demam, dan anafilaksis :


7. Tidak semua mengi berhubungan dengan asma ....

8. Jika pasien asma, beri inhaler / nebulizer.


9. Demam membutuhkan dukungan. Jika disertai gejala dingin, diperlukan
oksigen.
10. Anafilaksis adalah keadaan darurat yang sebenarnya yang mengharuskan
pengangkutan pasien ke rumah sakit.
11. Gunakan suntikan epinefrin jika pasien diberi resep.

12. Suntikkan epinefrin di paha pada sudut 90 °


DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d trauma dinding dada, iritasi pleura, prosedur invasif
2. Bersihan jalan nafs tidak efektif b.d penumpukan
sekret/hambatan jalan nafas
3. Pola nafas tidak efektif b.d nyeri, kolaps paru, kerusakan
muskuloskeletal, ketidakstabilan segmen dinding dada
4. Gangguan pertukaran gas b.d tidak efektif pola nafas,
tertahannya sekret, akumulasi darah di dalam ruang thoraks,
penurunan inspirasi, kontusio paru, syok
5. Gangguan perfusi jaringan (serebral, perifer, cardiopulmonal)
6. Defisit volume cairan b.d hemoragi, kerusakan pembuluh
darah besar
7. Penurunan cardiac output b.d hipovolemik syok, kompresi
jantung dan pembuluh darah besar, penurunan pengisian
jantung dan ejeksi jantung
Basic Mechanical Airways
2 2
1
3

Ukuran
Ukuran OPA
OPA dewasa
dewasa ::
 Besar
 Besar ukuran
ukuran :: 5
5
 Medium
 Medium ukuran
ukuran :: 4
4
 Small ukuran :
 Small ukuran : 3 3
6
7

Insersi oropharingeal sulit


Dewasa
 Large 8-9  Ukuran : wanita 7 - 8 mm (Orang
 Medium 7-8 Barat ),
 Small 6-7  Laki-laki 8 - 8,5 mm ( Orang Barat )
Sesuai dengan ID ( Internal Diameter )
 Saat sudah intubasi  tempat yg
tepat : 20-22 cm
Endotracheal intubasi

Pada pasien-pasien diatas secepatnya intubasi


Keuntungan:
 Perlindungan airway > adekuat airway lebih paten, risiko aspirasi
 Memungkinkan pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi
 Bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak terkontrol)

Indikasi pemasangan ETT:


 Henti jantung dan sedang dilakukan kompresi jantung luar
 Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak adekkuat ( walaupun o.s.
sadar )
 Melindungi airway ( koma, areflexia, henti jantung )
 Tidak dapat diventilasi dengan adekuat dengan cara-cara yang
konvensional pada pasien-pasien yang tidak sadar

Hindari intubasi bronchial Pada Paru-paru kanan saja

periksa suara nafas


Manajemen Penatalaksaan (P)
Golden Rules:
1. Jika Anda berpikir tentang memberi O2,
maka berikan!
2. Jika Anda tidak tahu apakah pasien bernafas
secara memadai, maka mereka tidak!
3. Jika Anda berpikir untuk membantu
pernapasan pasien, Anda mungkin
seharusnya!
4. Ketika seorang pasien berhenti berjuang, itu
tidak berarti bahwa mereka menjadi lebih
baik!
Manajemen Umum
1. Kelola ABC yang mengancam jiwa dan pastikan
pengiriman O2 aliran tinggi adalah masalah
utama.
2. Pasien bernafas dengan kurang dari 8 napas /
menit atau lebih dari 30 napas / menit
sebaiknya ventilasi dibantu dengan alat
bagmask.
3. Secara terus menerus menilai kesehatan
mental.
4. Transportasi dalam posisi nyaman.
5. Gunakan tindakan pencegahan

Anda mungkin juga menyukai