Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TREND ISU KEPERAWATAN JIWA

Dosen Pembimbing :

Tanti S S.kep,Ns,M.H.Kes

Kelompok 1

Dimelda Ayuni Putri KHGC 20046


Noviawati KHGC 20072
Nurul Aulia KHGC 20073
Hilna Elpi Rani KHGC 20051
Moh Rizky Maulana KHGC 20056
Muhammad Miftah Fauzi KHGC 20057
Reksa Mahardika KHGC 20076
Rizki Satari Widjaya KHGC20080

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

STIKes KARSA HUSADA GARUT

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan Rahmat- Nya sehingga Makalah Keperawatan Jiwa ini dapat selesai dengan
tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Dalam kesempatan ini, kami
juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Allah senantiasa membalas
dengan kebaikan yang berlipat ganda. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Garut, 10 Maret 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Kesehatan Jiwa........................................................................ 3

2.2 Ciri – Ciri ................................................................................................... 4

2.3 Pandangan perawat tentang kesehatan jiwa ........................................... 6

2.4 Trend dan Issue keperawatan Jiwa .......................................................... 7

2.5 Manfaat Keperawatan Jiwa .................................................................... 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 16

3.2 Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi masalah yang paling
mengancam di dunia. Setiap tahun korban akibat gangguan jiwa selalu meningkat.
Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin lama semakin berat. Gangguan
jiwa ini tidak hanya terjadi pada kalangan bawah tetapi juga kalangan pejabat dan
kalangan menengah ke atas. Pada saat ini penyakit gangguan jiwa tidak hanya dialami
oleh orang dewasa dan lansia tetapi juga oleh anak-anak dan remaja. Seseorang yang
terkena gangguan jiwa akan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan seperti
menggunakan obat-obatan terlarang dan melakukan bunuh diri.
Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah besar di beberapa Negara di dunia
seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Inggris dan lain-lainnya. Selain factor diatas
penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa juga disebabkan oleh perkembangan
otak ketika masih janin yang menyebabkan penyakit skizofrenia. Oleh karena itu saat
ini seluruh Negara di dunia berusaha meningkatkan kesehatan jiwa warga negaranya.
Begitu juga dengan Indonesia yang berusaha meningkatkan pelayanan pada
pasiennya dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan jiwa.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dan tema yang diangkat maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan tren?
2. Apakah yang dimaksud dengan isu?
3. Apakah yang dimaksud dengan tren dan isu keperawatan ?
4. Apa saaja contoh tren dan isu kesehatan jiwa di dunia?

C. Tujuan Penulisan

1
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang keperawatan jiwa,
bagaimana perang perawat dalam melaksanakan keperawatan jiwa dan bagaimana
manfaatnya kepada pasien dan perawat. Makalah ini juga disusun untuk memahami
tentang diagnose keperawatan jiwa yang sesuai dengan standar aturan keperawatan
yang berlaku dan memberikan bimbingan kepada pasien yang mengalami gangguan
jiwa.

D. Manfaat Penulisan
Bagi penulis, penyusunan makalah ini bermanfaat ganda, yaitu selain lebih
memahami perihal penyakit jiwa, penulis juga bisa mengasah dan mengembangkan
kemampuannya di bidang penulisan karya ilmiah. Sedangkan bagi pembaca seperti
instansi kesehatan terkait maupun masyarakat makalah ini dapat menjadi referensi
untuk meningkatkan pelayanan dan perawatan pada pasien yang mengidap penyakit
jiwa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tren Dan Isu Keperawatan Jiwa


1. Definisi Tren
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat 10 ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
2. Definisi Isu
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis. Isu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.
3. Definisi Tren dan Isu Keperawatan
Trend dan Isu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan
banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek
legal dan etis keperawatan. Tren atau isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-
masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah
tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada
keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
Tren dan isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang
sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan
jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.
4.Contoh trend dan isu kesehatan jiwa di dunia

3
Berikut ini beberapa contoh tren dan isu yang terjadi dalam keperawatan
jiwa :
1. Kesehatan Jiwa dimulai masa konsepsi
Di Indonesia banyak terjadi gangguan jiwa di mulai pada usia 19 tahun dan
jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan
pada saat ini menunjukkan bahwa jika berbicara masalah kesehatan jiwa harus
dimulai dari masa konsepsi bahkan sebelum pranikah. Banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan kesehatan fisik dan mental seseorang
ketika berada dalam kandungan di masa yang akan datang. Penelitian-
penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai
pada masa konsepsi. Berikut ini merupakan hasil dari penelitian :
a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,
getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental
dan emosional yg lebih baik.
b. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam
kandungan. Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi
sedang berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko
yang lebih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan
penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu
yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita
skizofrenia. Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan
neurokognitif, yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia
terjadi kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan.
Beberapa kelainan neurokognitif seperti berkurangnya kemampuan dalam
mempertahankan perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan,
working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada
penderita skizofrenia. Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat
sejak dalam kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh
lingkungan, misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak,
trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak
seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini

4
menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan
proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.
Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang
hebat terlahir dari seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah
dipelajari sejak dalam kandungan pada saat bayi belum lahir yang sudah
terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang teratur. Marc Lehrer,
seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari 3000 bayi
yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik, cahaya,
getaran dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan fisik,
mental dan emosi yang lebih baik. Kemudian Craig Ramey, meneliti bahwa
stimulasi dini, bonding and attachment pada bayi baru lahir dapat
meningkatkan inteligensi bayi antara 15-30%.
2. Tren peningkatan masalah kesehatan
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal
ini sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban
hidup yang semakin berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa bukan
hanya dari kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns, pegawai
swasta pejabat dan masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua itu terjadi
karena sebagian besar masyarakat menengah ke atas tidak mampu mengelola
stress dan juga bisa disebabkan oleh post powewr syndrome atau mutasi
jabatan. Pada saat sekarang ini penyakit gamgguan jiwa tidak lagi mengenal
strata social dan usia. Banyak orang kaya yang terkena gangguan jiwa karena
hartanya habis akibat bencana.
Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang
mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan,
gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Tipe
gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang
menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang
yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa
membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.

5
3. Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman
trauma yang umum di alami manusia dalam kejadian sehari-hari.
Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak
mengalami stress yang demikian. Mereka menjadi manusia yang invalid
dalam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjadi tidak produktif. Trauma
bukan semata-mata gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul
sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi
tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.
4. Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertamayang sering dijumpai
dalam pelayanan psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh diri, sikap dan
buah pikiran itu harus ditanggapi dengan serius, sampa dapat dibuktikan
sebaliknya. Pasien yang berisiko bunuh diri perlu diamati secara cermat. Alas
an seseorang bunuh dir adalah putus asa dengan masalah dia hadapi dan tidak
merasa tidak berdaya. Di dunia pun bunuh diri merupakan masalah psikologis
dunia yang sangat mengancam, angka kejadian terus meningkat dan sangat
mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000 penduduk Jepang 25 orang
diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara Austria,
Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki Jerman
dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24 menit
seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang
sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini
yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada
anak-anak dan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk Negara
yang sering diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang,
harakiri (menikam atau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan
untuk melindungi nama baik atasannya. Sebagai contoh, sekretaris pribadi
mantan Perdana Menteri Takeshita melakukan bunuh diri, ketika skandal suap
perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada tahun 1984.

6
Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga
kehormatan pimpinannya. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap
tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu
dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor
kecelakaan. Metode bunuh diri yang paling disukai adalah menggunakan
pistol, menggantung diri dan minum racun.
5. Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola
asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh
dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol
yang tinggi. Kehangatan adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat,
teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi,
belajar dan berkomunikasi. Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara
pada orang tuanya saat punya masalah. Orang tua menjadi teman dalam
ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya. Bagaimana anak
dilatih mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya. Kemandirian menjadi hal
yang sangat penting dalam kesehatan jiwa, karena akan memiliki self
confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anak bertanggung jawab
mengerjakan tugas-tugas di rumah sepert: mencuci, menyiram bunga dll.
6. Kasus AIDS & NAPZA
Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan merupakan
dampak dari pembangunan serta teknologi dari suatu negara yang semakin maju.
Hal terpenting yang mendukung merebaknya NAPZA di negara kita adalah
perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang oknum aparat hukum seringkali
menjadi backing, ditambah dengan keragu-raguan penentuan hukuman bagi
pengedar dan pemakai, sehingga dampaknya SDM Indonesia kalah dengan
Malaysia yang lebih bertindak tegas terhadap pengedar dan pemakai NAPZA.
Kondisi ini akan semakin menigkat untuk masa yang akan datang khususnya
dalam era globalisasi.

7
Dalam era globalisasi tersebut terdapat gerakan yang sangat besar yang
disebut dengan istilah “Gerakan Kafirisasi“. Bila beberapa dekade yang lalu kita
mengenal istilah zionisme, maka dengan ini sejalan dengan globalisasi kita
berhadapan dengan dengan ideologi kafirisasi yang disebut dengan Neozionisme,
sebuah ideologi yang ingin menciptakan tatanan dunia global yang sekuler dan
terlepas sama sekali dari ajaran agama yang mereka anggap sebagai kepalsuan,
racun, dan dogmatis fundamentalis. Gerakan konspirasi mereka telah membuat
carut marut dan tercabiknya wajah kaum beragama, utamanya umat muslim,
mereka menuduh umat islam sebagai fundamentalis, ekstrimis, dan tiran. Bahkan
Hungtington (Misionaris Yahudi) pernah mengatakan : “Musuh Barat terbesar
setelah Rusia hancur adalah Islam“. Salah satu program mereka adalah
menghancurkan islam melalui penghancuran generasi mudanya dengan cara
menebarkan narkotik dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Sekarang para imperalis
dan konspirasi Yahudi telah memanfaatkan energi yang tersimpan dalam generasi
negeri ini (1,3 juta orang pemuda) yang berusia 15-25 tahun melalui NAPZA
(Narkotik dan Zat Adikif lainnya) dan telah membunuh 30 orang perbulannya.
Masalah lainnya muncul seiring dengan merebaknya pemakaian NAPZA.
Menjelang tahun 2008 pertumbuhan HIV AIDS di dunia dapat mencapai 4 orang
permenit. Ini merupakan ancaman hilangnya kehidupan dan runtuhnya peradaban.
Dikhususkan kepada tim kesehatan harus merasa terpanggil menyelamatkan
generasi penerus bangsa dari cangkraman NAPZA (Narkotika, Alkohol,
psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Perawat merupakan komponen terbesar
dari seluruh tim kesehatan, maka upaya-upaya pengcegahan dan penatalaksanaan
keperawatan menjadi hal yang sangat penting karena perawat senantiasa berada
di sisi klien dalam rentang waktu yang lama di banding tim kesehatan lainnya.
Melalui forum presentasi orientasi keperawatan jiwa kami berusaha memaparkan
suatu topic dengan tema Asuhan Keperawatan pada Pengguna NAPZA.
7. Kasus ekonomi & kemiskinan
Kasus ekonomi dan kemiskinan juga memicu timbulnya penyakit
kejiwaan. Sejatinya, banyak manusia yang menginginkan hidup enak, mewah
serta berkecukupan, sementara tidak memperhatikan situasi kondisi

8
kehidupannya yang nyata. Akibatnya, tidak banyak manusia yang enggan
menerima kondisi tersebut, mereka cenderung frustasi dalam memikirkan hal
tersebut karena tidak menemukan pemecahan masalah yang benar. Pengangguran
telah menyebabkan rakyat indonesia semakin terpuruk. Daya beli lemah,
pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah teragitasi, kekebalan
menurun dan infrastruktur yg masih rendah menyebabkan banyak rakyat
mengalami gangguan jiwa. Masalah ekonomi paling dominan menjadi pencetus
gangguan jiwa di Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan
BBM selalu dsertai dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal
ini diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak terjangkau
dan penggusuran yang kerap terjadi.

B. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisas


Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan keperawatan adalah tersedianya
alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan. Tenaga kesehatan
(perawat “jiwa”) harus mempunyai standar global dalam memberikan pelayanan
kesehatan, jika tidak ingin ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa bukan lain
merupakan masalah klinis melainkan berorientasi pada kehidupan sosial. Konsep
kesehata jiwa bukan lagi tentang sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal
dalam perilaku dan kemampuan fungsi sosial.
Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yang didukung ditemukannya
obat psikotropika yang terbukti dapat mengontrol perilaku klien gangguan jiwa, peran
perawat tidak terbatas di Rumah Sakit, tetapi dituntut lebih sensitif terhadap
lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan preventif dan promotif.
Perubahan hospital based care menjadi community based care merupakan trend yang
signifikan dalam pengobatan gangguan jiwa. Perawat mental psikiatri harus
mengintegrasikan diri dalam community mental health, dengan tiga kunci utama :
a. Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta hubungan
perawat dengan profesi lain di komunitas.
b. Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisikan perannya

9
c. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan promosi
kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based care.
Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting, terutama keperawatan
mental psikiatri baik dalam jumlah maupun kualitas.

C. Isu Seputar Yankep Mental Psikiatri


1. Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat dipertanggungjawabkan
karena masih kurangnya hasil-hasil riset tentang keperawatan jiwa klinik.
2. Perawat psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikannya
yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui secara
internasional.
3. Pembedaan perang perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman sering
kali tidak jelas “position description” job responsibility dan system reward dalam
pelayanan.
4. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa
keperawatan.

D. Tren dan Isu Seputar Dimensi Spiritual Keperawatan Jiwa


Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi bersifat dikotomis
melainkan antara keduanya sudah terintegrasi (saling menunjang). Seperti yang
dikatakan oleh Albert Einstein, ilmuwan penemu atom, ilmu pengetahuan tanpa
agama bagaikan orang buta. Tetapi agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan orang
lumpuh. Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang
sehat banyak penelitian dilakukan diantaranya sebuah penelitian yang mengatakan
kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus
dan sebaliknya. Karl Jung telah menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang
menderita penyakit mental mengalami suatu kekosongan rohani. Terapinya terletak
pada siraman keimanan yang kuat.
Menurut Rando (1984) keyakinan agama dapat membantu menyokong pasien
dalam menghadapi krisi kehidupan termasu kematian. Dimensi spiritual merupakan
hal yang sangat penting diperhatikan dalam masyarakat Indonesia. Walaupun hal ini

10
sering kali terabaikan. Pengertian tentang pentingnya memahami kebutuhan spiritual
pasien yang dilandasi atas keyakinan beragama, nilai dan pengalaman kehidupan
pasien sering tidak menjadi focus tenaga kesehatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh
sulitnya menjelaskan secara ilmu aspek spiritual. Tiga kebutuhan spiritual menurut
Randi (1984) adalah mencari arti kehidupan, meninggal secara wajar dan kebutuhan
untuk ditemani pada saat sakratul maut.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa seseorang bisa terganggu karena masalah-masalah yang didapat
selama hidup. Dalam menjalankan kehidupan setiap orang akan mendapatkan
masalah. Sebagian besar manusia tidak mampu mengontrol emosi dan mengelola
stresnya, sehingga akan melakukan yang hal-hal yang tidak baik bagi dirinya.
Walaupun begitu ada sebagian orang yang bisa melaluinya dengan baik. Kesehatan
jiwa menjadi masalah besar di dunia dan dianggap sangat mengancam. Seseorag yang
mengalami gangguan jiwa akan melakukan beberapa hal, seperti menggunakan
NAPZA, melakukan bunuh diri dll. Setiap tahunnya kasus bunuh diri selalu
meningkat yang menyebabkan banyak orang yang meninggal. Pada saat sekarang ini
tren dan isu tentang keperawatan jiwa sangat berkembang. Gangguan jiwa bukan
hanya terjadi pada orang dewasa dan lansia saja tetapi juga terjadi pada anak-anak
dan remaja. Dan tidak hanya dialami oleh masyarakt kalangan bawah saja tetapi juga
kalangan menengah ke atas.

B. Saran
Banyaknya persoalan yang dihadapi selama hidup ini seperti ekonomi dan
kemiskinan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental. Orang yang
mengalami depresi atau stress akan berusaha menghilangkan stresnya dengan
menggunakan NAPZA dan ada yang melakukan bunuh diri. Untuk itu sebagai
seorang perawat kita harus bisa merawat pasien dengan gangguan jiwa dengan baik
agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Penigkatan pelayanan terhadap pasien
juga harus diperhatikan. Untuk mengurangi pasien penyakit jiwa bisa dilakukan
dengan dimensi spiritual, sehingga pasien harus lebih diperkenalkan dengan
agamanya dan memperkuat imannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, A.I, Sadock B.J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta. Widya
Medika.
Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I); Jakarta.
Buku Kedokteran ECG.
Shives, L.R. (1998). Basic Consept of Psychiatric-Mental Health Nursing (4); East
Washington Square. Lippincott.
Prasetyo, H. Nugroho, P. (2009). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Merawat
Pasien Jiwa pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Soedirman. 4 (1), 15-19.
Prihartini, Y. Hotnida, E. Peran Perawat dalam Program Terapi dan Pemberdayaan
Pasien dengan Dual Diagnosis. Bulletin Ilmiah Populer.35-42.
Novita, M.(2012). Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi
Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2011. Diakses pada tanggal 27 September 2012 dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31490
Anonim. Kesehatan Jiwa. Diakses pada tanggal 28 September 2012 dari
http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai