Anda di halaman 1dari 26

KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga
Berencana yang diampu oleh Annisa Rahmidini, S. ST., M. Keb.

disusun oleh
Neneng Pindi 0200180012
Selvi Megalia Putri 0200180022
Siti Susanti 0200180017
Wina Audina 0200180014

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Kependudukan di Kabupaten

Pangandaran” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu oleh

Annisa Rahmidini, S. ST., M. Keb.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari

berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena

itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Annisa Rahmidini, S. ST., M. Keb., selaku dosen Pengampu mata kuliah

Pelayanan Keluarga Berencana.

2. Semua teman-teman anggota kelompok

3. Semua pihak yang membantu.

Kami menyadari bahwa makalah ini bukanlah karya yang sempurna, karena

masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam sistematika penulisan, isi, dan

teknik penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan arahan

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 3 Maret 2020

 Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Makalah ............................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kependudukan .............................................................. 4

B. Kuantitas dan Kualitas Penduduk ................................................... 4

C. Populasi Penduduk berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ............ 5

D. Masalah Kependudukan .................................................................. 6

E. Sumber Data Kependudukan ........................................................... 8

F. Dinamika Penduduk ......................................................................... 8

G. Laju Pertumbuhan Penduduk .......................................................... 9

H. Faktor Demografi ............................................................................ 9

I. Ukuran Ukuran Dasar Demografi ..................................................... 14

J. Rumor dan Mitos yang Mempengaruhi Penggunaan Alat

Kontrasepsi .......................................................................................... 16

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... 21

B. Saran ................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang

terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin

tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal

sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap

proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.

Indonesia merupakan negara yang sedang membangun dengan

mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan jumlah

penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif

tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan

hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam

pembangunan.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan

dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan

komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi,

ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan

membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat

mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan

ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya.

Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan

beragam masalah dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang

iii
kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk

dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk.

Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta

menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat

melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan

demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan

kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kependudukan ?

2. Apa itu kuantitas dan kualitas penduduk ?

3. Apa itu populasi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin ?

4. Apa saja masalah-masalah kependudukan di kabupaten Pangandaran ?

5. Bagaimanakah sumber data kependudukan dan dinamika penduduk di

kabupaten Pangandaran ?

6. Bagaimanakah laju pertumbuhan penduduk dan faktor/variabel demografi

di kabupaten Pangandaran?

7. Bagaimanakah ukuran-ukuran dasar demografi di kabupaten Pangandaran?

8. Apa saja rumor dan mitos yang mempengaruhi penggunaan alat

kontrasepsi di kabupaten Pangandaran ?

iv
C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian kependudukan

2. Untuk mengetahui kuantitas dan kualitas penduduk

3. Untuk mengetahui populasi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

4. Untuk mengetahui masalah-masalah kependudukan di kabupaten

Pangandaran

5. Untuk mengetahui sumber data kependudukan dan dinamika penduduk di

kabupaten Pangandaran

6. Untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk dan faktor/variabel

demografi di kabupaten Pangandaran

7. Untuk mengetahui ukuran-ukuran dasar demografi di kabupaten

Pangandaran

8. Untuk mengetahui rumor dan mitos yang mempengaruhi penggunaan alat

kontrasepsi di kabupaten Pangandaran

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kependudukan

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Kependudukan

adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin,

agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas

dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,

dan budaya.

B. Kuantitas dan Kualitas Penduduk

Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan

nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,

produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai

ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan

sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan

dan hidup layak.

Kuantitas penduduk adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

jumlah penduduk. Jumlah penduduk Pangandaran pada tahun 2018

berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 tercatat sebanyak

397.187 jiwa.

vi
C.

D. Populasi Penduduk berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Populasi adalah sekelompok individu dengan karakteristik serupa

(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan untuk

mereproduksi antara mereka sendiri.

Tabel Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis


Kelamin, 2019

Bila dilihat komposisi penduduk menurut jenis kelamin penduduk laki-

laki dan perempuan, secara nasional rasio jenis kelamin penduduk

Pangandaran pada tahun 2018 sebesar 99,22. Ini berarti bahwa dari setiap 100

penduduk perempuan ada sebanyak 99 penduduk laki-laki. Dengan kata lain,

jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Pangandaran lebih banyak

daripada jumlah penduduk laki-laki. Dari 27 Kabupaten/Kota di Provinsi

vii
Jawa Barat, terdapat 6 Kabupaten/Kota yang memiliki rasio jenis kelamin di

bawah 100, Kabupaten Pangandaran salah satunya.

E. Masalah Kependudukan

Kabupaten Pangandaran yang merupakan daerah pemekaran sejak 2012

memiliki banyak tantangan dan pekerjaan rumah, salah satunya berkaitan

dengan sumber daya manusia. Sebagai daerah otonom baru, kesiapan sumber

daya manusia merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.

Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari keahlian/keterampilan

serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya yang dapat digambarkan dari tingkat

pendidikan yang ditamatkannya. Seseorang yang menamatkan pendidikannya

hingga jenjang pendidikana yang tinggi dapat mempunyai pengetahuan yang

luas serta keterampilan/keahlian yang tinggi. Dengan semakin meningkatnya

keterampilan/keahlian akan semakin mudah mendapatkan kesempatan untuk

bekerja. Indikator tingkat pendidikan yang ditamatkan juga dapat digunakan

untuk mengetahui keberhasilan program wajib belajar 9 tahun yang

dicanangkan pemerintah.

Pada tahun 2018, penduduk usia 15 tahun ke atas yang menamatkan

sekolah pada jenjang pendidikan SMP ke atas di Pangandaran mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penduduk berumur

15 tahun ke atas yang menamatkan jenjang pendidikan SMP ke atas tahun

2017 mencapai 44,36 persen, sedangkan pada tahun 2018 mencapai 41,12

persen. Penurunan persentase penduduk yang tamat SMP ke atas disebabkan

penurunan persentase yang drastis terjadi untuk penduduk dengan ijazah yang

viii
ditamatkannya pada tingkat SMA/SMK/MA/SMLB/Paket C, serta

DIV/S1/S2/S3.

Tabel Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/


Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Pangandaran, 2017 dan 2018

Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yang telah ditamatkan,

secara umum persentase penduduk yang tidak mempunyai ijazah pendidikan

mengalami sedikit peningkatan dari 8,38 persen pada tahun 2017 menjadi

8,80 persen pada tahun 2018. Hal ini harus menjadi perhatian, khusunya bagi

pemerintah dan umumnya kepada seluruh masyarakat dimana perlu adanya

himbauan kepada masyarakat bahwa pendidikan sangat penting sehingga

masyarakat aktif berpartisipasi dalam pendidikan. Diharapkan kesadaran

masyarakat ini terus meningkat sehingga mampu menurunkan jumlah

masyarakat yang tidak bersekolah. Dengan kata lain, masyarakat yang

menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting akan mampu meningkatkan

kualitas sumber daya manusia.

Pada Tabel di atas, tercatat bahwa pada tahun 2018, tingkat pendidikan

laki-laki SMP ke atas mencapai 44,07 persen, sedangkan penduduk

ix
perempuan hanya sebesar 38,26 persen. Dengan kata lain, penduduk laki-laki

dengan tingkat pendidikan SD ke bawah (termasuk belum tamat SD dan

tidak/belum bersekolah) lebih rendah daripada perempuan (51,63 persen

berbanding 57,14 persen).

Jika kita telaah secara garis besar dapat kita lihat bahwa semakin rendah

tingkat pendidikan, persentase perempuan selalu lebih tinggi dari laki-laki,

tetapi mulai SMP ke atas persentase laki-laki menjadi lebih tinggi

dibandingkan perempuan. Hal ini merupakan warisan era masa lalu yang

berkaitan dengan kultur budaya kita yang lebih mengedepankan laki-laki

dibandingkan perempuan. Tentu saja ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita

semua untuk terus mengkampanyekan pentingnya pendidikan baik laki-laki

maupun perempuan.

F. Sumber Data Kependudukan

Sumber data inkesra Kabupaten Pangandaran Tahun 2019 adalah hasil

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Angkatan Kerja

Nasional (Sakernas) Tahun 2016-2018. Sumber data tersebut bersifat primer,

karena dikumpulkan secara langsung dan diolah oleh BPS.

G. Dinamika Penduduk

Dinamika penduduk adalah perkembangan jumlah penduduk suatu

negara atau wilayah. Jumlah penduduk Pangandaran pada tahun 2018

berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 tercatat sebanyak

397.187 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mengalami kenaikan sekitar 2.089

jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2017 yang mencapai

x
395.098 jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah penduduk

Pangandaran saat ini mengalami peningkatan sekitar 4,66 persen dari jumlah

penduduk pada waktu pelaksanaan Sensus Penduduk tahun 2010 yang sebesar

379.518 jiwa. Dengan kata lain, selama kurun waktu empat tahun terakhir

jumlah penduduk Pangandaran telah mengalami pertambahan penduduk

sebesar 17.669 jiwa.

H. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan

persentase pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Laju

pertumbuhan penduduk Pangandaran pada tahun 2018 tercatat sebesar 0,53

persen. Pada tiga tahun terakhir, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten

terus mengalami perlambatan. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan penduduk

di Kabupaten Pangandaran sebesar 0,60 persen, mengalami perlambatan

menjadi 0,58 persen (2017) dan terus mengalami perlambatan pada tahun

2018. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam hal

pengendalian pertumbuhan penduduk berhasil.

Tabel Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin di


Kabupaten Pangandaran, 2014-2018

I. Faktor Demografi

xi
Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh

3 (tiga) faktor yaitu :

 Kelahiran (natalitas)

 Kematian (mortalitas)

 Migrasi (perpindahan)

Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kelahiran (fertilitas)

Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk

tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi,

pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta

pembangunan ekonomi.

Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :

a. Kawin usia muda

b. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”

c. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah

d. Anak merupakan penentu status social

e. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :


a. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)

b. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan

c. Semakin banyak wanita karir.

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :


a. Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk

xii
b. Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk

c. Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

2. Kematian (mortalitas)

Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar (crude

death rate) dan tingkat kematian khusus (age specific death rate).

Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang

yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun

tersebut.

Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh

beberapa factor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di

Indonesia, adalah sebagai berikut :

Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :

a. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

b. Fasilitas kesehatan yang belum memadai

c. Keadaan gizi penduduk yang rendah

d. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir

e. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :


a. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan

b. Fasilitas kesehatan yang memadai

c. Meningkatnya keadaan gizi penduduk

d. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan

Penggolongan angka kematian kasar :

xiii
a. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk

b. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk

c. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

3. Migrasi Penduduk

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas

penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.

Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya

turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas

penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut

migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke

tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan

tujuan untuk menetap.

Jenis-jenis Migrasi:

a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke

negara lainnya.

1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara

lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi

disebut imigran

2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara

lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant

3. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara

asalnya

b. Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam

satu Negara.

xiv
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan

menetap.

2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat

penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah

republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di

Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal

dengan nama kolonisasi.

3. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan

tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan

daerah yang terkena pembangunan proyek

4. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang

dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri

5. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah

yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama.

6. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan

dibiayai oleh pemerintah

7. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan

tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi

yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk

yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang,

bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional

maupun internasional.

xv
J. Ukuran Ukuran Dasar Demografi

Jenis-jenis ukuran dalam ilmu demografi dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

1. Bilangan

Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah absolut/mutak

suatu penduduk atau suatu kejadian/peristiwa demografi yang terjadi di

daerah tertentu dalam suatu periode tertentu. Contohnya, jumlah penduduk

Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.641.326 orang.

2. Rate/Angka

Rate/ angka adalah jumlah kejadian/peristiwa demografi dalam suatu

penduduk dalam periode tertentu (biasanya 1 tahun) dibagi penduduk at

risk selama periode tersebut. Penduduk at risk adalah jumlah penduduk

yang menanggung resiko (yang mengalami akibat langsung) peristiwa

demografi tersebut.Rate sering diekspresikan per 100 atau per 1000

penduduk, agar lebih muda dimengerti artinya.

Rate ada 2 macam, yaitu angka kasar dan angka spesifik.

 Angka kasar (Crude Rate) adalah angka yang dipakai untuk

menghitung peristiwa demografi penduduk total, termasuk yang tidak

menanggung resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya:

CBR (Crude Birth Rate) pada tahun 2013 di Provinsi XYZ adalah 25,

artinya pada tahun 2013 ada 25 kelahiran di Provinsi XYZ tiap 1000

penduduk.

 Angka Spesifik (Specified Rate) adalah angka yang dipakai hanya

untuk menghitung peristiwa demografi penduduk yang menanggung

xvi
resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya: ASFR 20-24

(Age Specified Fertility Rate usia 20-24 tahun) pada tahun 2013 di

Provinsi XYZ adalah 0,015, artinya pada tahun 2013 ada 15 kelahiran

di provinsi XYZ tiap 1000 wanita subur usia 20-24 tahun.

3. Ratio/ Rasio

Ukuran perbandingan satu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau

perbandingan antara dua bilangan, misalnya satu subgrup penduduk

dengan subgrup penduduk lainnya. Contoh: Sex Ratio adalah jumlah laki-

laki per 100 perempuan. Sex Ratio di provinsi XYZ pada tahun 2013

adalah 105, artinya pada tahun 2o13 ada 100 orang perempuan, ada 105

orang laki-laki.

4. Proporsi/Persentase

Ukuran perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya

merupakan bagian dari penyebut atau jumlah satu subgrup penduduk

dibagi dengan jumlah seluruh penduduk. Bila proporsi ini dinyatakan

dalam per 100 (persen), maka proporsi pun berganti nama menjadi

persentase. Oleh karena itu, proporsi/persentase penduduk analoginya

mirip dengan Crude Rate yang telah dibahas sebelumnya.

5. Konstanta/Bilangan Konstan

Bilangan tetap -biasanya 100, 1000 atau 100.000- dimana rate , ratio,

atau proporsi dapat dikalikan untuk menggambarkan ukuran-ukuran dalam

suatu bentuk yang mudah dimengerti. Dalam rumus, bilangan konstan

biasanya ditulis sebagai “k“.

xvii
6. Kohor, Prevalensi, dan Insidence

 Kohor adalah sekelompok penduduk yang mempunyai pengalaman

waktu yang sama dari suatu peristiwa demografi tertentu. Yang paling

sering digunakan adalah kohor kelahiran. Contoh: Kohor kelahiran

menggambarkan penduduk di suatu daerah yang lahir pada tahun yang

sama.

 Tingkat Prevalensi Kontrasepsi adalah jumlah perempuan usia

reproduksi yang menggunakan kontrasepsi per 100 perempuan usia

reproduksi.

 Insidence Rate biasanya ukuran rate yang digunakan untuk analisis

morbiditas (kesakitan/penyakit). Contoh: Insidence Rate penyakit

TBC di Kenya pada tahun 1996 adalah 97 per 100.000 penduduk,

artinya pada tahun 1996 ada 97 orang menderita TBC tiap 100.000

penduduk Kenya.

K. Rumor dan Mitos Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Kontrasepsi

Pada tahun 2017 kepersertaan KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) yang meliputi Tubektomi/MOW, Vasektomi/MOP, IUD dan

Susuk KB/Implan di Kabupaten Pangandaran relatif masih rendah yaitu baru

mencapai 14,89 persen. Adapun sisanya yaitu sebesar 84,68 persen

menggunakan metode Non MKJP (Suntikan, Susuk KB/Implan, Pil, Kondom

Pria/Karet KB, Intravag/Kondom Wanita/Diafragma).

xviii
1. PANGANDARAN MASIH KEKURANGAN TPD

Pemerintah Daerah Pangandaran berencana akan menganggarkan

untuk pengangkatan Tim Penggerak Desa (TPD) yang didanai dari APBD

Kabupaten. Menurut Sekretaris Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan

Perempuan Perlindungan Anak (DKBP3A), Tonton, TPD Pangandaran

saat ini berjumlah sebanyak 54 orang. “Jumlah 54 orang tersebut belum

berbanding lurus dengan jumlah Desa yang ada di Kabupaten Pangandaran

yang mana jumlahnya sebanyak 93 Desa,” kata Tonton.

TPD, jelas Tonton, merupakan petugas penyuluh KB non PNS yang

didanai dari APBD Provinsi Jawa Barat. Supaya program dan kegiatan KB

di Pangandaran bisa berjalan maksimal, maka perlu penambahan TPD

yang ditugaskan di setiap Desa. Dari 54 TPD Pangandaran yang ada, kata

Tonton, cukup terbantu dengan adanya 4 orang penyuluh KB yang

berstatus PNS. “Harapan kami, pada pembahasan anggaran APBD

Kabupaten mendatang penambahan TPD yang didanai dari APBD

Kabupaten dapat terwujud,” pungkas Tonton.

Sementara itu, salah satu Penyuluh KB Kecamatan Cijulang, Galih

Faizal Adam, mengatakan, Bidang KB di Kabupaten Pangandaran telah

menorehkan sejumlah prestasi. Seperti halnya pada tahun 2018

Pangandaran berhasil meraih juara ke-1 kepesertaan metode kontrasepsi

jangka panjang tingkat Provinsi Jawa Barat. Selain prestasi yang pernah

diraih, lanjut Galih, Pangandaran juga telah melaksanakan MOU 3 Plus 1

yang mana program di dalamnya meliputi kampung KB, kepesertaan ber-

xix
KB dan penggalian potensi Desa serta launching Laksar Juara Majukan

Desa. “Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh 1.350 penyuluh KB dan 2000

tenaga penggerak desa se-Jawa Barat. Program inti dari kegiatan di atas di

antaranya merealisasikan statting melalui 1000 Hari Pertama Kehidupan

(HPK) dalam bentuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. Kegiatan

tersebut sebagai aplikasi mengkalaborasikan antata visi dari Gubernur

Jawa Barat tentang juara lahir batin melalui kolaborasi dan inovasi,”

terangnya. (Enceng2/Koran HR)

2. BAKTI SOSIAL PLAYANAN KB DI PANGANDARAN DISERBU

EMAK-EMAK

Bakti Sosial Pelayanan KB MKJP, IUD dan implant di Puskesmas

Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, diserbu ratusan ibu-

ibu. Kegiatan yang dilaksanakan Kamis (21/03/2019), itu digagas oleh

BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Dinas P3AKB Provinsi Jawa Barat,

serta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

Kepala Bidang Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan

Keluarga Dinas KBP3A Kabupaten Pangandaran, Dudung Sopandi

mengungkapkan, bakti sosial itu dalam rangka peningkatan peserta

Keluarga Berencana (KB) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

baik akseptor baru, atau ganti cara dari alat kontrasepsi non MKJP seperti

suntik, pil maupun kondom ke MKJP. "Meski dengan anggaran APBD

Kabupaten Pangandaran yang belum sesuai harapan, namun kegiatan bakti

sosial pelayanan KB MKJP, IUD dan implant itu terlaksana dengan hasil

xx
yang memuaskan, dan telah sesuai dengan arahan bapak Bupati,” ucapnya

kepada HR Online.

Sementara dalam bakti sosial pelayanan KB MKJP itu dari target

akseptor 100 orang, namun berhasil melayani sebanyak 167 orang.

Menurutnya, dengan antusias tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat

sangat mendukung program pemerintah tentang keluarga

berencana.“Semoga kedepan kegiatan seperti ini dapat terselenggara

kembali dengan lebih baik lagi,” pungkasnya. (ceng/R5/HR-Online)

3. PERSONEL MOTEKAR KB di PANGANDARAN BELUM MERATA

Kesadaran pria untuk menjadi peserta KB di Kabupaten tergolong

rendah. Hal itu dilatarbelakangi belum meratanya tugas motivator

ketahanan keluarga (Motekar) KB tingkat desa. Saat ini, personel motekar

di Kabupaten Pangandaran hanya ada 14 orang dari 93 Desa se-Kabupaten

Pangandaran. Ruang geraknya pun baru sampai di tingkat kecamatan.

Kepala Bidang Keluarga Berencana di Dinas Keluarga Berencana

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A) Dudung

mengatakan, ada 2 jenis KB untuk pria, yang terkait dengan operasi medis

pria (MOP) dan kondom (KND). “Hasil evaluasi kami, jika peserta KB

ingin meningkat, harus sampai di tingkat desa,” kata Dudung.

Dudung ditambahkan, berdasarkan data yang dikeluarkan, peserta

KB pria jenis MOP sebanyak 212 orang, sedangkan peserta KB pria jenis

KND diberikan 1080 orang. "Kepesertaan KB pria memang ada

xxi
ketentuannya, di disetujui sudah ada 3 anak dan diambil 35 tahun," tambah

Dudung.

Selain itu, peserta KB mendapat sumbangan lebih, karena mendapat

uang jatah hidup Rp150 ribu selama satu minggu sebagai bantuan nafkah

keluarga selama masa pemulihan setelah operasi. Sementara Sekretaris

Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak (KBP3A) Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, dari

10 Kecamatan se-Kabupaten Pangandaran, peserta KB pria jenis MOP

terbanyak dicari di Kecamatan Langkaplancar. “Peserta KB pria MOP di

Kecamatan Langkaplancar menerima 135 orang, sedangkan KND

menerima 49 orang,” kata Tonton. Untuk menambah, untuk peringkat

kedua, peserta KB pria MOP di Kecamatan Mangunjaya berjumlah 57

orang, sedangkan pengguna KB jenis KND disediakan 105 orang.

xxii
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kependudukan di Kabupaten Pangandaran dapat dikatakan stabil

karena laju pertumbuhan penduduknya mengalami perlambatan dalam tiga

tahun terakhir. Selain itu komposisi penduduk di Kabupaten Pangandaran

yang memiliki tipe piramida ekspansif menggambarkan bahwa pemerintah

Kabupaten Pangandaran berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan

penduduk yang stabil dimana jumlah penduduk muda lebih besar daripada

penduduk usia tua dan tingkat mortalitas pada usia lansia yang masih

terbilang tinggi.

B. Saran

Perlunya pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan yang

diharapkan akan mampu menjadikan sumber daya manusia memiliki

kecakapan hidup sehingga mendorong tegaknya pembangunan.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

Ari. 2014. Dinamika Kependudukan. [online]. Tersedia:


https://genbagus.blohspot.com/2014/09/dinamika-krpendudukan.html?m=1 [3
maret 2020]
Enceng. 2019. Pangandaran Masih Kekurangan TPD. [online]. Tersedia :
https://www.harapanrakyat.com/2019/05/pangandaran-masih-kekurangan-
tpd/amp/ [3 maret 2020]
Enceng. 2019. Bakti Sosial Pelayanan KB di Pangandaran Diserbu Emak-Emak .
[online]. Tersedia : https://www.harapanrakyat.com/2019/03/bakti-sosial-
pelayanan-kb-di-pangandaran-diserbu-emak-emak/amp/ [3 maret 2020]
Smf. 2019. Personel Motekar KB di Pangandaran Belum Merata. [online].
Tersedia : https://ruber.id/personel-moterkar-kb-di-pangandaran-belum-
merata/amp/ [3 maret 2020]
Pray. 2013. Ukuran Dalam Demografi. [online]. Tersedia :
https://praynadeak.wordpress.com/2013/02/03/ukuran-dasar-demografi/ [3
maret 2020]
Mustikasari, Riska. 2019. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Pangandaran 2019. Ciamis : BPS Kabupaten Ciamis

xxiv
Neneng Pindi 0200180012 (72)
Selvi Megalia Putri 0200180022 (70)
Siti Susanti 0200180017 (92)
Wina Audina 0200180014 (87)

Neneng Pindi
Selvi Megalia Putri  cara mempresentasikan tabel kurang tepat
Siti Susanti  tim menjawab
Wina Audina

xxv

Anda mungkin juga menyukai