Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha kuasa. Atas limpahan rahmat dan
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif.
Kelompok yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
Mengetahui,
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...............................................................................................................
2.1.1 Definisi......................................................................................................
2.1.2 Etiologi......................................................................................................
2.1.3 Klasifikasi..................................................................................................
2.1.5 Patofisiologi...............................................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
gejala infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
dalam (membaran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal,
dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal,
anal, ataupun oral), transfuse darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara
ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat
Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV
dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kematian. Angka ini tidak mengherankan
Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan
Bagaimana konsep teori HIV AIDS dan asuhan keperawatan pada pasien
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara
infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang
kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan
2.1.2 Etiologi
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
disebut HIV.
2.1.3 Klasifikasi
kheilitis angularis.
sinusitis bakterialis
III 1. Berat badan menurun < 10% Pada umunya
4. Kandidiasis orofaringeal
pneumonia, piomiositis
IV 1. HIV wasting syndrome Pada umumnya
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya
gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami
3) Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting
normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh
cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai
macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang
'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak
teratur (abnormal).
2.1.5 Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel
bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi
dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian
sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat
double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai
sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang
membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen.
Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4
helper. Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari
sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang
dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-
Ketika sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan
yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh
dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker
- ELISA
- Western blot
- Kultur HIV
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
2.1.8 Penatalaksanaan
dan edukasi.
a) Pengobatan
1) Obat Retrovirus
5. Zidovudine (AZT)
tid, dan dosis diturunkan menjadi 100mg po tid bila ada tanda-
tanda toksik.
AZT, atau bisa sebagai kombinasi dengan AZT bila ternyata ada
atau fansidar.
pada seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering
b) Rehabilitasi
berisiko.
c) Edukasi
Narkotik, dsb.
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat
obatan
c. Keadaan Umum
Pucat, kelaparan
d. Gejala Subjektif
e. Psikososial
f. Status Mental
g. HEENT
h. Neurologis
Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku
i. Muskoloskletal
j. Kardiovaskular
k. Pernapasan
l. GI
m. Gu
n. Integument
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau orang Pasien dan keluarga mau dan memerlukan
infeksi (kontak ditransmisikan, tim penting lainnya metode mencegah informasikan ini
pasien) kesehatan transmisi HIV dan kuman patogen
lainnya.
berhubungan memperhatikan universal
2. Gunakan darah dan cairan
dengan infeksi precautions dengan tubuh precaution bial merawat
HIV, adanya kriteriaa kontak pasien
infeksi dan tim kesehatan tidak pasien. Gunakan masker bila Mencegah transimisi infeksi HIV ke orang
nonopportunisitik terpapar HIV, tidak perlu. lain
yang dapat terinfeksi patogen lain
ditransmisikan. seperti TBC.
Intolerans Pasien berpartisipasi 1. Monitor respon fisiologis Respon bervariasi dari hari ke hari
aktivitas dalam kegiatan, dengan terhadap aktivitas
berhubungan kriteria bebas dyspnea
2. Berikan bantuan perawatan
dengan dan takikardi selama Mengurangi kebutuhan energi
yang pasien sendiri tidak mampu
kelemahan, aktivitas.
pertukaran
oksigen, 3. Jadwalkan perawatan pasien Ekstra istirahat perlu jika karena
malnutrisi, sehingga tidak mengganggu meningkatkan kebutuhan metabolik
kelelahan. isitirahat.
Perubahan nutrisi Pasien mempunyai 1. Monitor kemampuan Intake menurun dihubungkan dengan nyeri
kurang dari intake kalori dan protein mengunyah dan menelan. tenggorokan dan mulut
kebutuhan tubuh yang adekuat untuk 2. Monitor BB, intake dan ouput Menentukan data dasar
3. Atur antiemetik sesuai order
berhubungan memenuhi kebutuhan Mengurangi muntah
4. Rencanakan diet dengan
dengan intake metaboliknya dengan pasien dan orang penting lainnya. Meyakinkan bahwa makanan sesuai dengan
yang kurang, kriteria mual dan muntah keinginan pasien
meningkatnya dikontrol, pasien makan
kebutuhan TKTP, serum albumin
metabolic, dan dan protein dalam batas
menurunnya n ormal, BB mendekati
absorbsi zat gizi. seperti sebelum sakit.
Diare Pasien merasa nyaman 1. Kaji konsistensi dan frekuensi Mendeteksi adanya darah dalam feses
berhubungan dan mengnontrol diare, feses dan adanya darah.
dengan infeksi GI komplikasi minimal Hipermotiliti mumnya dengan diare
2. Auskultasi bunyi usus
dengan kriteria perut
lunak, tidak tegang, feses 3. Atur agen antimotilitas dan Mengurangi motilitas usus, yang pelan,
lunak dan warna normal, psilium (Metamucil) sesuai order emperburuk perforasi pada intestinal
kram perut hilang,
4. Berikan ointment A dan D, Untuk menghilangkan distensi
vaselin atau zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau orang 1. Kaji koping keluarga terhadap Memulai suatu hubungan dalam bekerja
koping keluarga penting lain sakit pasein dan perawatannya secara konstruktif dengan keluarga.
berhubungan mempertahankan suport Mereka tak menyadari bahwa mereka
2. Biarkan keluarga
dengan cemas sistem dan adaptasi berbicara secara bebas
mengungkapkana perasaan secara
tentang keadaan terhadap perubahan akan verbal
yang orang kebutuhannya dengan Menghilangkan kecemasan tentang
dicintai. kriteria pasien dan 3. Ajarkan kepada keluaraga transmisi melalui kontak sederhana.
keluarga berinteraksi tentang penyakit dan transmisinya.
dengan cara yang
konstruktif
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya: Airlangga.
Rampengan dan Laurentz. 1995. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan
kedua. EGC: Jakarta.