HIV/AIDS
Dosen Pembimbing
Winda Nurmayani, Ners., MPH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang ini untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Reproduksi.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Winda Nurmayani,.Ners,.MPH selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Reproduksi
2. Rekan kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
penyusunan makalah yang akan datang.
Penyusun
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi................................................................................................4
2.2 Klasifikasi............................................................................................4
2.3 Etiologi................................................................................................4
2.5 Patofisiologi.........................................................................................5
2.7 Penatalaksanaan...................................................................................7
2.8 Komplikasi...........................................................................................8
1. Pengkajian...........................................................................................11
3. Pengkajian Gordon..............................................................................15
4. Diagnosa Keperawatan........................................................................16
5. Intervensi Keperawatan.........................................................................17
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan hiv/aids
b. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara deteksi dini hiv/aids
c. Untuk mendorong pembaca agar senantiasa menyebarluaskan pengetahuan
tentang penularan hiv/aids ke bayi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh
Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat
pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional
pada tahun 1986 nama firus dirubah menjadi HIV.
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada
penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan, batuk- batuk, sariawan dan nyeri
menelan, badan menjadi kurus sekali, diare, sesak napas, pembesaran kelenjar
getah bening, kesadaran menurun, penurunan ketajaman penglihatan, bercak ungu
kehitaman di kulit. Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-
hati, karena dapat merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di
Indonesia, misalnya gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis
paru. Bila terdapat beberapa gejala bersama-sama pada seseorang dan ia
mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang mudah tertular AIDS, maka
dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2
minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun
simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari,
penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy,
pertambahan kognitif, dan lesi oral. Dan disaat fase infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama
penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling
umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang
disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis,
cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
2.5 Patofisiologi
Kondisi ini dipengaruhi oleh sosial dan ekonomi wanita yang masih rendah,
dan isteri sangat percaya bahwa suaminya setia, dan lagi pula masalah seksual
masih dianggap tabu untuk dibicarakan.
Virus HIV tergolong retrovirus, yang merupakan standar RNA, tunggal
terbungkus. Bila memasuki tubuh, virus akan melekat pada reseptor CD4 sel
terinfeksi. Kemudian virus mempergunakan enzimreverse transcriptase, yang
mampu membentuk DNA ganda. Standar DNA ganda ini mampu masuk sirkulasi
sel menuju intinya dan bersatu dengan DNA inti sel yang asli. DNA virus dapat
membentuk RNA yang terinfeksi dan RNA yang akan membawa tanda (berita)
sehingga dapat membentuk protein.
Pertumbuhan virus HIV terbatas pada limfosit, monosit, makrofag, dan
sumber pembentuk sum-sum tulang tertentu. Secara intraseluler, virus dapat
memecah diri sehingga setelah selnya hancur dapat dikeluarkan virus HIV baru
yang akan menyerang sel lainnya. Bentuk virus HIV selalu berubah- ubah, sesuai
dengan sel yang diserangnya sehingga sulit untuk membuat antibody atau antigen
agar mampu membuat vaksinnya. Oleh karena itu, obatnya masih sulit untuk dibuat
sampai saat ini.
Penularan HIV bisa terjadi karena beberapa hal berikut:
a. Berganti-ganti pasangan sex
b. Tranfusi darah
c. Suntikan
d. Darah ibu
e. ASI
f. Plasenta
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Tes-tes saat ini tidak membedakan antara antibody ibu/bayi, dan bayi dapat
menunjukkan tes negatif pada usia 9 sampai 15 bulan. Penelitian mencoba
mengembangkan prosedur siap pakai yang tidak mahal untuk membedakan respons
antibody bayi dan ibu.
2.7 Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi, apabila terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) maka terapinya yaitu:
Pengendalian infeksi oportunistik
2.8 Komplikasi
1. Oral
Lesi Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,
dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral ditandai
oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak diobati,
kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esophagus dan lambung. Tanda dan gejala
yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit di balik
sternum (nyeri retrosternal).
2. Neurologik
ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS
(ADC; AIDS dementia complex).
Pernafasan
TBC
Gastrointestinal
Sensorik
Waktu penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil (5-10%),
melahirkan (10-20%) dan saat menyusui (5-20%) (Kementrian Kesehatan republic
Indonesia, 2015).
Adapun faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak
yaitu:
a. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi
selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara
b. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir, periode
pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi
c. Faktor obstetric antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah
dini dan tindakan episiotomy (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2015).
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas klien :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit nomor register dan diagnosa medik
b. Keluhan utama :
Keluhan utama ibu hami HIV/AIDS adalah Keluhan yang sehubungan dengan
kehamilannya, ibu juga mengeluh berbagai masalah sesuai dengan stadium yaitu :
1. Stadium Klinis 1
a. Asimtomatis
b. Limpa denopati persistent generalisata
c. Penampilan atau aktivitas fisik skala 1: asimtomatis,
aktivitas normal.
2. Stadium Klinis 2
3. Stadium klinis 3
4. Stadium klinis 4
c. Cryptococcosis ekstrapulmoner
h. Mikobakteriosis atypical
j. TB, ekstrapulmoner
k. Limfoma maligna
l. Sarcoma Kaposi
m. Ensefalopati HIV
c. Riwayat obstreti
1. Riwayat menstruasi
Fluor albus : banyak, gatal, berbau, warna hijau. Pada ibu dengan HIV mudah
terkena infeksi jamur yang bila mengenai organ genetal bisa menyebabkan
keputihan.
2. Riwayat obstetric lalu
Keluhan pada trimester I,II atau III pada ibu hamil dengan HIV seperti keluhan
ibu hamil normal terkadang dijumpai keluhan berdasarkan stadium HIV /
AIDS.
Trimester I : chloasma gravidarum, mual dan muntah (akan hilang pada
kehamilan 12-14 minggu ) sering kencing, pusing, ngidam, obstipasi.
Trimester II : body image dan nafsu makan bertambah
Trimester III : sering kencing, obstipasi, sesak nafas (bila tidur terlentang) sakit
punggung, edema, varises
4. Riwayat perkawinan
Hamil dengan HIV biasanya ibu atau suami menikah lebih dari satu kali atau
mempunyai banyak pasangan
5. Riwayat kesehatan ibu
Pada ibu dengan HIV biasnya penyakit yang diderita beragam, antara lain :
demam, faringitis, limfadenopati, artalgia, myalgia, letargi, malaise, nyeri
kepala, mual, muntah, diare, anoreksia, penurunan berat badan, dapat juga
menimbulkan kelainan saraf seperti meningitis, ensefaliitis neuropati perifer dan
mielopati. Gejala-gejala dermatologi yaitu ruam makropapulereritematosa dan
ulkus makokutan
6. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit HIV dapat diturunkan oleh orang tua ataupun ditularkan oleh suami
penderita
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: ibu hamil dengan HIV/AIDS tidak ada perbedaan tekanan
darah dengan ibu normal, Normalnya tekanan darah adalah 100/60-140/90
mmHg.
Nadi: ibu hamil dengan HIV tidak ada perbedaan jumlah nandi dengan ibu
hamil normal.
Pemeriksaan suhu: suhu pada ibu hamil dengan HIV pada fase akut dan
fase laten akan mengalami demam.
a. Pemeriksaan mulut:
Ada tarikan dinding dada. Ada ronchi dan wheezing sebagai indikasi
kelainan organ pernafasan. Apabila sudah terjadi TB pulmonar dan
PCP(Pneumocystis Carinii Pneumonia) manifestasi dari HIV/AIDS. Pada
pasien HIV mulai stadium 1 terdapat limpadenopati (pembengkakan kelenjar
limfe) (Nasronudin, 2007).
Pemeriksaan Abdomen
Terdapat luka bekas SC apabila ibu persalinan yang lalu mengidap HIV
mencegah penularan ibu ke bayi. Pembesaran uterus terkadang tidak sesuai
dengan umur kehamilan. Hal tersebut dikarenakan adanya infeksi HIV
menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin.
Pemeriksaan kulit
Genetalia
Vulva dan vagina pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna,
tidak berbau, tidak gatal). Pada ibu hamil dengan HIV memungkinkan
adanya infeksi candida yang menyebabkan flour albus (Nasronudin, 2007).
3. Pengkajian Gordon
Pada pasien HIV pola makan harus dijaga untuk menghindari terjadinya
infeksi oportinistik. Wanita dewasa memerlukan 2.500 kalori/hari, jumlah
tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300 kalori/hari
dengan komposisi menu seimbang. Pada pasien HIV yang mengalami
ulserasi mukosa oral terjadi gangguan pemenuhan nutrisi karena
ketidaknyamanan/sakit saat makan
c. Pola Eliminasi
Pada stadium HIV lanjut (stadium III dan IV ) ibu dapat mengalamidiare
akut
d. Pola Aktivitas Latihan Fisik
Pada stadium lanjut HIV ibu membutuhkan istirahat selalu berada ditempat
tidur >50%/hari dalam bulan terakhir
Pola Kognitif Perseptual
Biasanya terjadi perubhan status mental dengan rentang antara kacau mental
sampai dimensie, lupa, konsentrasi buruk, kesadaran menurun, apatis,
retardasi pesikomotor/ respon melambat. Timbul refleks tidak
normal, menurunnya kekuatan otot, gaya berjalan ataksia. Termor pada
motorik kasar/ halus, menurunnya motorik fokalis, hemiparase, kejang
hemoragi retina dan eksudat(renitis CMV)
f. Pola Konsep diri dan persepsi diri
Seberapa sering aktivitas sex yang dilakukan ibu dari suami sebelum dan
selama kehamilan. Mungki ditemukan adanya penurunan aktivitas seksual
utamanya pada mereka yang sudah dikarenakan kondom dapat mencegah
penularan HIV
i. Pola Toleransi stress koping
Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan
spiritual klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji
apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien.
4. Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan:
PENUTUP
KESIMPULAN
Bari Saifuddin, Abdul. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Materal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
EGC.
Nursalam dan dwi,Ninuk. 2008. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi