KELOMPOK 1 :
1. Andi Firni
2. Gilang Arjun Pranata
3. M. Raihan Nulhakim
4. Nadia Mudrica
5. Noraziamah
6. Rivaldo Novrizal
7. Salsabila Azzahra
8. Sri Oktavia Ramadhani
9. Wardatul Ramadani
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul "Manfaat Aktivitas Fisik Secara Teratur" dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan.Oleh kerena itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………….……………………..i
DAFTAR ISI……………………………………..…………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………….………..1
1.1. Latar Belakang………………………………………….…1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………2
1.3. Tujuan……………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….3
2.1Menganalisis Bahaya, Penularan dan Pencegahan Penyakit
HIV/AIDS……..……………………………………………….3
BAB III PENUTUP………………………………………………….7
3.1. Kesimpulan………………………………………………..7
3.2. Saran………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menyebutkan, jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 118.787
orang (Kementrian Kesehatan 2013). Provinsi Jawa Timur, kementrian
kesehatan menunjukkan 15.273 kasus. Dari data yang diperoleh peneliti dari
Dinkes Magetan di dapatkan, data terbanyak penderita HIV di kecamatan
Maospati sebanyak 37 penderita HIV. Di desa Gulun Kecamatan Maospati
Kabupaten Magetan terdapat 1 penderita HIV. Data tersebut di dapatkan dari
petugas puskesmas maospati.Pemerikasaan dini terhadap HIV/AIDS perlu
dilakukan karena HIV/AIDS belum ditemukan obatnya, dan cara penularannya
pun sangat cepat dan bersifat asimtomatik. Memulai menjalani VCT tidaklah
perlu merasa takut karena konseling dalam VCT dijamin kerahasiaannya karena
tes ini dilakukan dengan berdialog dengan petugas kesehatan langsung. Maka
dari itu, hendaknya masyarakat mengetahui hal-hal apa saja yang harus
dilakukan untuk deteksi dini penyakit HIV/AIDS agar terhindar dari HIV/AIDS.
1.3 Tujuan
1) Meningkatkan pengetahuan mengenai HIV/AIDS
2) Mengetahui apa saja yang harus dihindarkan agar tidak terjangkit HIV/AIDS
3) Mengetahui bahayanya HIV/AIDS
2
BAB II
PEMBAHASAN
Arif Syaefudin/detikcom
3
kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya sangat mudah
terserang penyakit.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, berarti mengidap HIV di dalam tubuhnya,
disebut “HIV+” (baca: HIV positif) atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi
HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan gejala apapun. Sehingga
secara fisik kelihatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun dia
mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dapat menularkan virus kepada
orang lain. Setelah periode 7 hingga 10 tahun, atau jika kekebalan tubuhnya sudah
sangat melemah karena berbagai infeksi lain, seorang pengidap HIV mulai
menunjukkan gejala-gejala dan tanda-tanda bermacam-macam penyakit yang
muncul karena rendahnya daya tahan
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir
dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah
hilang sepenuhnya. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh
penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu
diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan
nyamuk, atau sentuhan fisik. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain,
virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada
metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat
perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari
50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering
terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual,
pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks. Sementara itu, jumlah
penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019, tercatat ada lebih
dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.
Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia
terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil
menurunkan angka kematian akibat AIDS.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:
● Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan
pengaman
4
● Menggunakan jarum suntik bersama-sama
● Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia
tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup
Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-
cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu
setelahnya.
2. Penyakit AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Syndrome yang bahasa Indonesia-nya adalah Sindroma, merupakan
kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia
berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan Acquired
berarti diperoleh atau didapat. Dalam hal ini, “diperoleh” mempunyai
pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang menderita
AIDS bukan karena keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena
terjangkit atau terinfeksi virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS
dapat diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS
merupakan fase terminal (akhir) dari infeksi HIV.
Telah disebutkan bahwa seorang pengidap HIV daya tahan tubuhnya
terganggu sehingga mudah terserang penyakit, bahkan serangan sesuatu
penyakit yang untuk orang lain dapat digolongkan sebagai penyakit
ringan, bagi seorang pengidap HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut
dapat menjadi berat, bahkan dapat menimbulkan kematian. Misalnya
penyakit influensa, pada orang sehat penyakit ini, akan sembuh dengan
sendirinya dalam waktu kurang lebih satu minggu, meskipun tidak
diobati sama sekali asalkan penderita makan, tidur dan istirahat yang
cukup. Pada pengidap HIV dan penderita AIDS, penyakit influensa ini
akan menetap lebih lama bahkan semakin parah pada waktu tertentu.
Seorang penderita AIDS dapat meninggal oleh penyakit infeksi lain yang
menyerang dirinya akibat kekebalan tubuhnya yang terganggu (disebut
infeksi oportunistik).
AIDS adalah fase HIV yang paling parah, dimana kekebalan tubuh tidak bisa
melawan infeksi, bakteri, dan kanker. Jumlah sel CD4 dalam tubuh penderita AIDS
menurun hingga 200 sel/mm3, sedangkan jumlah CD4 pada tubuh dengan kondisi
sehat dan normal adalah kisaran 500-1.600 sel/mm3. Jika tidak diobati, maka harapan
hidupnya hanya 3 tahun sejak penderita dinyatakan positif AIDS,
5
karena virus menyerang imunitas dengan sangat cepat. Meskipun HIV adalah virus
yang dapat menyebabkan infeksi, tetapi AIDS adalah kondisi yang dapat terjadi akibat
infeksi virus tersebut. Seseorang yang tertular HIV dan terus dibiarkan tanpa
mendapatkan pengobatan segera dapat berkembang, sehingga memasuki kondisi
AIDS. Maka dari itu, diagnosis dini sangat penting untuk dilakukan. AIDS dapat
berkembang ketika virus tersebut telah menyebabkan kerusakan yang serius pada
sistem kekebalan. Hal ini adalah kondisi kompleks dengan gejala yang berbeda-beda
pada setiap orang. Seseorang dapat mengidap HIV tanpa mengembangkan AIDS,
tetapi tidak mungkin mengalami AIDS tanpa terkena HIV lebih dulu.
Banyak orang yang menganggap jika HIV dan AIDS adalah jenis penyakit yang
sama. Faktanya, diagnosis dari kedua penyakit ini berbeda, tetapi dapat berjalan
seiringan. Maksudnya adalah HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kondisi
yang disebut dengan AIDS, yang kerap disebut sebagai HIV stadium 3. Gangguan ini
dapat menyebabkan masalah pada sistem imunitas seseorang
6
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS
adalah kondisi akibat serangan virus HIV. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
virus yang menyerang dan menghancurkan imunitas tubuh manusia, khususnya pada sel
darah putih yang disebut sebagai sel CD4. Jadi, HIV akan melemahkan tubuh manusia
terhadap infeksi oportunistik (opportunistic infection), seperti pneumonia, salmonella,
kandidiasis, toxoplasma, and tuberkulosis (TB). Selain itu, virus ini juga merusak
perlindungan sel kanker. Serangan virus HIV yang serius menyebabkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). AIDS bisa disebut juga sebagai HIV stadium 3 dengan
kondisi dan gejala yang komplek
3.2. SARAN
Sebaiknya tenaga medis harus membarikan penyuluhan terutama kepada remaja tentang
HIV/ADIS an menghimbau agar tidak melakukan seks bebas, sehingga kesadaran individu
terhadap bahaya seks diluar nikah, yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual dan
harus adanya peran orang tua dalam mengontrol anaknya agar tidak melakukan pergaulan
bebas. Penyakit menular merupakan penyakit yang harus diwaspadai. Pasalnya, beberapadari
penyakit menular dapat ditularkan melalui udara, dan pada umumnya, penyakitmenulardapat
menyebabkan kematian.Olehkarena itu,kitaharusmenjaga kesehatan tubuh dengan
mengonsumsi vitamin C guna membangun daya tahan tubuh, menjaga kebersihan diri dan
linkungan, memakan makanan yang sehat dan bergzi, dan olahraga yang teratur.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3716887/miris-pria-pengidap-hiv-di-rembang-
ditolak-keluarganya
https://www.alodokter.com/hiv-aids
https://m.antaranews.com/amp/berita/682774/98-orang-di-palu-meninggal-akibat-hiv-aids