EKSTRAKURIKULER KSPAN
HIV/AIDS
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
2020/2021. Dengan ini saya juga berterimakasih kepada semua pihak yang turut
Tidak ada manusia yang sempurna. Dalam pembuatan makalah ini, saya
menyadari masih terdapat kesalahan dalam penulisannya, baik kata maupun tata
bahasa dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan
mendatang. Akhir dari kesempatan ini, semoga makalah sederhana ini dapat
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat
sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang
tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
menunda awal terjadinya AIDS.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu HIV/AIDS?
2. Apa saja hal yang dapat menularkan HIV/AIDS?
3. Apa saja hal yang tidak menularkan HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara mencegah penularan HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara mengetahui seseorang sudah tertular HIV?
6. Bagaimana proses terjadinya infeksi HIV?
7. Apa obat untuk HIV/AIDS?
8. Apa saja gejala dari HIV/AIDS?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian HIV/AIDS
Sering dikira sebagai satu kesatuan, HIV dan AIDS adalah dua kondisi
yang berbeda. Meski begitu, keduanya memang saling berhubungan.
Sederhananya, HIV adalah kondisi yang bisa menyebabkan penyakit AIDS.
HIV itu sendiri adalah singkatan dari jenis virus bernama H=Human
(manusia) I=Immunodeficiency (berkuangnya kekebalan) V=Virus (virus).
Jadi, HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.
HIV secara spesifik menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang
menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia untuk
melawan infeksi. Hilangnya sel CD4 akan melemahkan fungsi sistem imun
hingga sangat drastis. Akibatnya, terinfeksi HIV akan membuat tubuh
rentan mengalami berbagai penyakit infeksi dari bakteri, virus, jamur,
parasit, dan patogen merugikan lainnya.
Tubuh tidak bisa menyingkirkan keberadaan HIV sepenuhnya. Jadi, jika
terinfeksi HIV akan memilikinya seumur hidup. Infeksi HIV dalam jangka
panjang yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan tepat dapat
meningkatkan risiko mengalami AIDS.
AIDS atau A=Acquired (didapat) I=Immune (kekebalan tubuh)
D=Deficiency (kekurangan) S=Syndrome (gejala) adalah suatu kumpulan
gejala yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah sangat parah.
Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit kronis lain,
seperti kanker dan berbagai infeksi oportunis yang muncul seiring dengan
melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit ini
menyerang dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh
menurun sehingga kanker dan infeksi oportunistik inilah yang dapat
menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga
tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang mengidap
3
Sarkoma Kaposi (KS) mempunyai kesempatan hidup lebih lama
dibandingkan orang yang terkena infeksi oportunistik. Akan tetapi belum
ada seorang pun yang diketahui benar-benar sembuh dari AIDS. Seseorang
yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan
sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah
tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes darah.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka
telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini
termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat
tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau
masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit.
4
berkonsultasi dengan dokter jika Anda adalah penderita HIV yang tengah
hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.
4. Transfusi Darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi
darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya
penerapan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun
donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor
darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
5
berada dalam darah, cairan vagina, air mani dan ASI. Tanpa inangnya
(darah, cairan vagina, air mani dan ASI) virus akan mati kurang dari
semenit.
6. Batuk atau bersin
Virus HIV/AIDS itu terdapat di darah, cairan sperma, cairan vagina dan
air susu ibu. Jadi cairan yang keluar saat batuk atau bersin tidak dapat
menularkan virus HIV/AIDS.
7. Bertukar Pakaian
Ada anggapan jika HIV/AIDS dapat menular melalui keringat yaitu saat
bertukar pakaian dengan penderita. Namun itu tidak benar, karena virus
tidak bisa hidup di keringat. Jadi tidak masalah menggunakan baju atau
tidur di ranjang yang pernah dipakai penderita.
Atas dasar inilah maka pengidap HIV ataupun penderita AIDS tidak
perlu untuk dikucilkan, karena ia dapat hidup bersama di tengah-tengah
masyarakat. Akan lebih baik bila kita semua bisa bekerja sama.
6
2. Be Faithful
Artinya saling setia pada satu pasangan, dengan kata lain melakukan
hubungan seks dengan satu pasangan (suami/istri) atau tidak ganti-ganti
pasangan.
3. Condom
Artinya jika hubungan seks tersebut adalah seks yang berisiko kehamilan
atau penularan penyakit, maka pakailah kondom.
4. Don’t Inject/Drugs
Artinya tidak melakukan penyalahgunaan narkoba sama sekali terutama
yang disuntikkan, termasuk juga selalu menggunakan jarum steril untuk
tindik, tato dan akupuntur.
5. Education
Artinya selalu berusaha mencari/mendapatkan informasi yang benar
tentang bahaya dari HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, dan juga narkoba.
7
2. Terinfeksi HIV, tetapi tes dilakukan pada periode jendela. Saat ini tubuh
masih belum dapat membentuk antibodi, karena antibodi baru terbentuk
1-6 bulan setelah infeksi. Karena itu tes perlu diulang 3-6 bulan
berikutnya.
8
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan
kelenjar limfa diseluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll.
c. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya
tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
a. Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
b. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
2. 8 Gejala HIV/AIDS
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap
infeksi akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang
terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi
membentuk antibodi untuk melawan virus HIV.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah
infeksi terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV.
Hal ini karena gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta
9
dapat hilang dan kambuh kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah
virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih
mudah terjadi pada tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung
hingga beberapa minggu, yang meliputi:
1. Demam hingga menggigil.
2. Muncul ruam di kulit.
3. Muntah.
4. Nyeri pada sendi dan otot.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening.
6. Sakit kepala.
7. Sakit perut.
8. Sakit tenggorokan dan sariawan.
Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap
laten dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini,
virus HIV semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.
Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak
merasakan gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita
lainnya mengalami sejumlah gejala, seperti:
1. Berat badan turun.
2. Berkeringat di malam hari.
3. Demam.
4. Diare.
5. Mual dan muntah.
6. Herpes zoster.
7. Pembengkakan kelenjar getah bening.
8. Sakit kepala.
9. Tubuh terasa lemah.
10
Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV
semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap
ketiga, yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan
tubuh sudah rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah
terserang infeksi lain.
11
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV. Apabila terinfeksi HIV,
maka tubuh akan mencoba untuk melawan infeksi tersebut. Tubuh akan
membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus untuk melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi
tersebut. Apabila memiliki antibodi ini dalam tubuh, maka artinya telah
terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA.
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya
pun terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV/
AIDS ditularkan melalui hubungan seks bebas.
3. 2 Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati
memilih pasangan hidup, jangan sampai kita menikah dengan pasangan
yang mengicap HIV/AIDS, karena selain dapat menular kepada diri kita
sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga
harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan
transfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :
13