Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKSTRAKURIKULER KSPAN
HIV/AIDS

DISUSUN OLEH :

Nama : Ni Komang Trianita Juliani


No : 20
Kelas : X PBKM

SMK NEGERI 2 DENPASAR


Tahun Ajaran 2020 / 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah yang

berjudul “HIV/AIDS” dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat

sebagai tugas Ekstrakurikuler KSPAN SMK Negeri 2 Denpasar Tahun Ajaran

2020/2021. Dengan ini saya juga berterimakasih kepada semua pihak yang turut

berperan serta dalam upaya penyusunan makalah ini.

Tidak ada manusia yang sempurna. Dalam pembuatan makalah ini, saya

menyadari masih terdapat kesalahan dalam penulisannya, baik kata maupun tata

bahasa dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan

membangun selalu saya harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan di masa

mendatang. Akhir dari kesempatan ini, semoga makalah sederhana ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 25 September 2020

Ni Komang Trianita Juliani

ii
DAFTAR ISI

COVER JUDUL ................................................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Pengertian HIV/AIDS ...........................................................................3
2.2 Hal Yang Menularkan HIV/AIDS ........................................................4
2.3 Hal Yang Tidak Menularkan HIV/AIDS ..............................................5
2.4 Cara Mencegah Penularan HIV/AIDS ..................................................6
2.5 Cara Mengetahui Seseorang Sudah Tertular HIV.................................7
2.6 Tahapan Infeksi HIV..............................................................................8
2.7 Obat untuk HIV/AIDS ..........................................................................9
2.8 Gejala HIV/AIDS...................................................................................9
BAB III PENUTUP ........................................................................................12
3.1 Kesimpulan .........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi.
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sangat berakibat pada
penderitanya. AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum


akhirnya mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu
terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi
HIV. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa
mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit
ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat
tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau
masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit. Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di
seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif
terus dilaksanakan.

HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat
sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang
tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
menunda awal terjadinya AIDS.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu HIV/AIDS?
2. Apa saja hal yang dapat menularkan HIV/AIDS?
3. Apa saja hal yang tidak menularkan HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara mencegah penularan HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara mengetahui seseorang sudah tertular HIV?
6. Bagaimana proses terjadinya infeksi HIV?
7. Apa obat untuk HIV/AIDS?
8. Apa saja gejala dari HIV/AIDS?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa itu HIV/AIDS.
2. Mengetahui hal apa saja yang menularkan HIV/AIDS.
3. Mengetahui hal apa saja yang tidak menularkan HIV/AIDS.
4. Mengetahui bagaimana cara mencegah penularan HIV/AIDS.
5. Mengetahui bagaimana seseorang sudah tertular HIV.
6. Mengetahui bagaimana proses terjadinya infeksi HIV.
7. Mengetahui obat untuk HIV/AIDS.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian HIV/AIDS
Sering dikira sebagai satu kesatuan, HIV dan AIDS adalah dua kondisi
yang berbeda. Meski begitu, keduanya memang saling berhubungan.
Sederhananya, HIV adalah kondisi yang bisa menyebabkan penyakit AIDS.
HIV itu sendiri adalah singkatan dari jenis virus bernama H=Human
(manusia) I=Immunodeficiency (berkuangnya kekebalan) V=Virus (virus).
Jadi, HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.
HIV secara spesifik menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang
menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia untuk
melawan infeksi. Hilangnya sel CD4 akan melemahkan fungsi sistem imun
hingga sangat drastis. Akibatnya, terinfeksi HIV akan membuat tubuh
rentan mengalami berbagai penyakit infeksi dari bakteri, virus, jamur,
parasit, dan patogen merugikan lainnya.
Tubuh tidak bisa menyingkirkan keberadaan HIV sepenuhnya. Jadi, jika
terinfeksi HIV akan memilikinya seumur hidup. Infeksi HIV dalam jangka
panjang yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan tepat dapat
meningkatkan risiko mengalami AIDS.
AIDS atau A=Acquired (didapat) I=Immune (kekebalan tubuh)
D=Deficiency (kekurangan) S=Syndrome (gejala) adalah suatu kumpulan
gejala yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah sangat parah.
Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit kronis lain,
seperti kanker dan berbagai infeksi oportunis yang muncul seiring dengan
melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit ini
menyerang dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh
menurun sehingga kanker dan infeksi oportunistik inilah yang dapat
menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga
tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang mengidap

3
Sarkoma Kaposi (KS) mempunyai kesempatan hidup lebih lama
dibandingkan orang yang terkena infeksi oportunistik. Akan tetapi belum
ada seorang pun yang diketahui benar-benar sembuh dari AIDS. Seseorang
yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan
sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah
tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes darah.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka
telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini
termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat
tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau
masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit.

2. 2 Hal Yang Menularkan HIV/AIDS


Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk
darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV.
Siapapun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV,
termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui:
1. Hubungan Seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom,
baik itu melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang
yang suka berganti-ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk
terkena HIV.
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah
orang yang terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau
menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang berisiko sangat
tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui
berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk

4
berkonsultasi dengan dokter jika Anda adalah penderita HIV yang tengah
hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.
4. Transfusi Darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi
darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya
penerapan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun
donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor
darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

2. 3 Hal Yang Tidak Menularkan HIV/AIDS


HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak social biasa seperti:
1. Bersentuhan kulit
Berbagai penelitian membuktikan HIV/AIDS tidak menular melalui
sentuhan kulit. Jadi aman jika bersalaman, berpelukan, atau bersentuhan
kulit dengan penderita.
2. Makan dengan alat makan yang sama
HIV/AIDS tidak menular melalui penggunaan alat makan (piring, gelas,
sendok) secara bergantian dengan ODHA.
3. Berenang bersama di kolam renang
Berenang tidak menularkan HIV/AIDS. Ini karena air kolam renang
bukan tempat hidup virus. Apalagi biasanya air kolam renang
mengandung kaporit yang dapat mematikan kuman dan virus
4. Melalui gigitan nyamuk
HIV memang ditularkan melalui darah, namun sampai detik ini tidak ada
bukti medis yang dapat menunjukkan bahwa gigitan nyamuk bisa jadi
perantara penyebaran virus HIV. Selain itu, umur virus HIV dalam
serangga juga tidak akan bertahan lama. Apalagi nyamuk juga tidak
mengalirkan darah milik orang lain ke ‘mangsa’ selanjutnya.
5. Berciuman dengan penderita
HIV/AIDS tidak menular jika berciuman dengan penderita. Ini karena
virus yang mungkin ada di air liur jumlahnya sedikit dan tidak cukup
kuat untuk ditularkan ke orang lain. Virus HIV/AIDS paling banyak

5
berada dalam darah, cairan vagina, air mani dan ASI. Tanpa inangnya
(darah, cairan vagina, air mani dan ASI) virus akan mati kurang dari
semenit.
6. Batuk atau bersin
Virus HIV/AIDS itu terdapat di darah, cairan sperma, cairan vagina dan
air susu ibu. Jadi cairan yang keluar saat batuk atau bersin tidak dapat
menularkan virus HIV/AIDS.
7. Bertukar Pakaian
Ada anggapan jika HIV/AIDS dapat menular melalui keringat yaitu saat
bertukar pakaian dengan penderita. Namun itu tidak benar, karena virus
tidak bisa hidup di keringat. Jadi tidak masalah menggunakan baju atau
tidur di ranjang yang pernah dipakai penderita.

Atas dasar inilah maka pengidap HIV ataupun penderita AIDS tidak
perlu untuk dikucilkan, karena ia dapat hidup bersama di tengah-tengah
masyarakat. Akan lebih baik bila kita semua bisa bekerja sama.

2. 4 Cara Mencegah Penularan HIV/AIDS


Setiap orang perlu memahami HIV dan AIDS serta berusaha
menghindarkan diri dari hal-hal yang beresiko tertular HIV. Konsep
ABCDE pencegahan HIV/AIDS perlu dipahami dengan baik sebagai
pedoman pencegahannya, yaitu:
1. Abstinence
Artinya tidak berhubungan seksual sama sekali sebelum waktunya atau
tidak melakukan hubungan seksual diluar pernikahan. Banyak kegiatan
positif lain yang bisa dilakukan daripada sekedar pacaran dan berfantasi
seksual. Banyaklah bergaul dengan komunitas atau organisasi yang bisa
menyalurkan bakat dan kemampuan diri. Bisa organisasi resmi yang
dimiliki institusi pendidikan maupun organisasi kemasyarakatan, baik
organisasi sosial maupun keagamaan.

6
2. Be Faithful
Artinya saling setia pada satu pasangan, dengan kata lain melakukan
hubungan seks dengan satu pasangan (suami/istri) atau tidak ganti-ganti
pasangan.
3. Condom
Artinya jika hubungan seks tersebut adalah seks yang berisiko kehamilan
atau penularan penyakit, maka pakailah kondom.
4. Don’t Inject/Drugs
Artinya tidak melakukan penyalahgunaan narkoba sama sekali terutama
yang disuntikkan, termasuk juga selalu menggunakan jarum steril untuk
tindik, tato dan akupuntur.
5. Education
Artinya selalu berusaha mencari/mendapatkan informasi yang benar
tentang bahaya dari HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, dan juga narkoba.

2. 5 Cara Mengetahui Seseorang Sudah Tertular HIV


Tes HIV dilakukan melalui tes darah yang khusus. Untuk melakukan tes
ini, seseorang sebaiknya melakukan konseling sukarela yang disebut VCT
(Voluntary Counseling and Testing). Selanjutnya baru dilakukan tes darah.
Tes darah ada dua cara yaitu dengan langsung memeriksa virusnya (tes
antigen menggunakan alat yang disebut PCR atau Poly Chain Reaction) dan
satu lagi dengan memeriksa ada tidaknya antibody HIV (tes serologis).
Karena PCR masih tergolong mahal, maka di Indonesia cara yang lazim
dipakai adalah dengan cara kedua, yaitu pemeriksaan antibody HIV, dengan
menggunakan metode Tes Elisa.
Hasil tes positif (+) berarti telah mempunyai antibodi terhadap HIV.
Artinya diduga telah terinfksi HIV, yang perlu dikonfirmasi dengan tes
konfirmasi. Hasil positif tes konfirmasi ini baru berarti sudah terinfeksi
HIV. Hasil tes Elisa yang positif, harus dipastikan dengan Tes Western Blot
untuk konfirmasi. Bila negatif, untuk memastikan tes diulang lagi 3-6 bulan.
Hasil tes negatif (-) dapat berarti :
1. Tidak terinfeksi HIV

7
2. Terinfeksi HIV, tetapi tes dilakukan pada periode jendela. Saat ini tubuh
masih belum dapat membentuk antibodi, karena antibodi baru terbentuk
1-6 bulan setelah infeksi. Karena itu tes perlu diulang 3-6 bulan
berikutnya.

2. 6 Tahapan Infeksi HIV


Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa
literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira
4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak-
anak rata-rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul
gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
a. HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap
HIV dalam darah.
b. Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa
sehat.
c. Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini.
d. Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6
bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
a. HIV berkembang biak dalam tubuh.
b. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan
merasa sehat.
c. Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah
terbentuk antibody terhadap HIV.
d. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya
tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun, di negara berkembang lebih
pendek).
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
a. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.

8
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan
kelenjar limfa diseluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll.
c. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya
tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
a. Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
b. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

2. 7 Obat untuk HIV/AIDS


Saat ini sudah ada obat untuk pengidap HIV, akan tetapi obat yang ada
saat ini tidak dapat menghilangkan secara total HIV dari dalam tubuh
pengidapnya, hanya menahan lajunya perkembangan virus. Beberapa obat
yan dikonsumsi adalah obat Anti Retroviral (ARV), obat untuk infeksi
oportunistik dan obat profilaksis (pencegahan) untuk infeksi oportunistik.
1. ARV adalah obat yang digunakan untuk menghambat penggandaan virus.
Obat-obatan yang termasuk ARV yaitu AZT, DDI, dll.
2. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit atau infeksi oportunistik yang muncul. Jadi tergantung jenis
infeksi oportunistiknya.
3. Obat profilaksis infeksi oportunistik adalah obat untuk mencegah muncul
dan berkembangnya jenis infeksi oportunistik yang sering terjadi pada
pengidap AIDS seperti profilaksis untuk TBC dan jamur penyebab
infeksi paru-paru.

2. 8 Gejala HIV/AIDS
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap
infeksi akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang
terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi
membentuk antibodi untuk melawan virus HIV.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah
infeksi terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV.
Hal ini karena gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta

9
dapat hilang dan kambuh kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah
virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih
mudah terjadi pada tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung
hingga beberapa minggu, yang meliputi:
1. Demam hingga menggigil.
2. Muncul ruam di kulit.
3. Muntah.
4. Nyeri pada sendi dan otot.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening.
6. Sakit kepala.
7. Sakit perut.
8. Sakit tenggorokan dan sariawan.

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap
laten dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini,
virus HIV semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.

Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak
merasakan gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita
lainnya mengalami sejumlah gejala, seperti:
1. Berat badan turun.
2. Berkeringat di malam hari.
3. Demam.
4. Diare.
5. Mual dan muntah.
6. Herpes zoster.
7. Pembengkakan kelenjar getah bening.
8. Sakit kepala.
9. Tubuh terasa lemah.

10
Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV
semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap
ketiga, yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan
tubuh sudah rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah
terserang infeksi lain.

Adapun gejala AIDS meliputi:


1. Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.
2. Berkeringat di malam hari.
3. Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
4. Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang. Keluhan ini kemungkinan
menandakan adanya sarkoma Kaposi.
5. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
6. Diare kronis.
7. Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.
8. Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.
9. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
10. Mudah marah dan depresi.
11. Ruam atau bintik di kulit.
12. Sesak napas.
13. Tubuh selalu terasa lemah.

11
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV. Apabila terinfeksi HIV,
maka tubuh akan mencoba untuk melawan infeksi tersebut. Tubuh akan
membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus untuk melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi
tersebut. Apabila memiliki antibodi ini dalam tubuh, maka artinya telah
terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA.
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya
pun terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV/
AIDS ditularkan melalui hubungan seks bebas.

3. 2 Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati
memilih pasangan hidup, jangan sampai kita menikah dengan pasangan
yang mengicap HIV/AIDS, karena selain dapat menular kepada diri kita
sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga
harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan
transfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet :

Andini, Widya Citra. 2020. HIV dan AIDS.


https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/hiv-aids/#gref (Diakses pada tanggal 20
September 2020)

Alodokter. 2020. Cara Penularan HIV yang penting diketahui.


https://www.alodokter.com/ini-cara-penularan-hiv-yang-penting-diketahui
(Diakses pada tanggal 20 September 2020)

Homecare. 2019. Fakta HIV dan AIDS yang benar.


https://medium.com/@homecare24.blog/jangan-salah-ini-20-fakta-hiv-aids-yang-
benar-191dd8fde29d (Diakses pada tanggal 20 September 2020)

Stophivafkmundip. 2014. Cegah HIV AIDS dengan ABCDE.


https://stophivafkmundip.wordpress.com/2014/04/26/cegah-hiv-aids-dengan-
abcde/ (Diakses pada tanggal 20 September 2020)

Alodokter. 2018. Gejala HIV dan AIDS.


https://www.alodokter.com/hiv-aids/gejala (Diakses pada tanggal 20 September
2020)

Unknwon. 2016. Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS.


http://vao07.blogspot.com/2016/07/makalah-penularan-dan-pencegahan-
hivaids.html (Diakses pada tanggal 20 September 2020)

13

Anda mungkin juga menyukai