Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HIV/AIDS
Dosen Pengampu : Andi Liliandriani, S.Kep.,Ns.,M,Kes.

Kelompok III

Nama : Samsusilawarni (2020409017)


: Nur Bayani(2020409013)
: Kristivera(2020409023)
: Irma(2020409021)
: Erna(2020409019)
: Sriyuni(2020409015)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVESITAS AL - ASYARIAH MANDAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “HIV/AIDS” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah “HIV/AIDS” disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Andi Liliandriani,
S. Kep., Ns., M, Kes. sebagai dosen pada mata kuliah “Dasar Kesehatan
Reproduksi dan KIA” dikampus. Selain itu kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang apa itu “HIV/AIDS”.
Kami mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Andi
Liliandriani, S. Kep., Ns., M, Kes. selaku dosen mata kuliah “Dasar Kesehatan
Reproduksi dan KIA”, tugas yang telah diberikan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Akhirnya Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Polewali, 17 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Perumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Teori..........................................................................................................6
B. Penyakit AIDS...........................................................................................6
C. Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS................................6
D. Penanggulangan Virus HIV/AIDS............................................................7
E. Cara Penularan HIV / AIDS......................................................................8
F. Pencegahan Penularan HIV/AIDS.............................................................9
G. Hal-hal yang tidak menularkan HIV.......................................................11
H. Kelompok yang Rawan Terhadap VIRUS AIDS...................................17
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit merupakan dampak dari perkembangan berbagai macam virus


yang menyebar pada setiap tubuh manusia, seperti halnya penyakit aids yang
sudah tidak asing lagi di telinga kita, sebab sudah banyak korban yang tertular
penyakit aids. Penyakit aids ini sangat berbahaya sekali, bahkan angka kematian
semakin meningkat dikarenakan tertularnya penyakit aids yang mematikan, semua
itu terjadi disebabkan sudah maraknya pergaulan sex bebas.

Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang


mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki. Seseorang yang
telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan
orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah tertular HIV atau tidak
hanya bisa diketahui melalui tes darah. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS
tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa
inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini
sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode
atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit. Belum lagi pada era globalisasi sekarang ini, banyak
orang dewasa yang sering bertukar-tukar pasangan senggama, penyalahgunaan
narkoba dan hal-hal lain yang mengakibatkan penyakit ini menjamur di
masyarakat. Dengan demikian penulis tertarik mengambil judul “Virus
HIV/AIDS”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan sebagai berikut:
a. Pengertian Virus HIV
b. Penyakit AIDS
c. Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS
d. Penanggulangan Virus HIV/AIDS
e. Cara Penularan HIV AIDS
f. Pencegahan HIV/AIDS
g. Apa saja hal-hal yang tidak menularkan HIV?
h. Kelompok yang Rawan Terhadap VIRUS AIDS

C. Tujuan
a. Agar Kita Mengetahui Pengertian Virus HIV
b. Agar Kita Mengetahui Penyakit AIDS
c. Agar Kita Mengetahui Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS
d. Agar Kita Mengetahui Penanggulangan Virus HIV/AIDS
e. Agar Kita Mengetahui Cara Penularan HIV AIDS
f. Agar Kita Mengetahui Pencegahan HIV/AIDS
g. Agar Kita Mengetahui hal-hal yang tidak menularkan HIV
h. Agar Kita Mengetahui Kelompok yang Rawan Terhadap VIRUS AIDS
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat


menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel
CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat


berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak
memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek
biasa.

B. Penyakit AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang


merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh
makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom
AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh
melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini
tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari
Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
C. Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS

Darah Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka,
terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb -Cairan
Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria Contoh : Laki-laki berhubungan badan
tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb. -Cairan Vagina pada
Perempuan Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-
meminjam alat bantu seks, oral seks, dll. - Air Susu Ibu / ASI Contoh : Bayi
minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain
sebagainya. Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita
HIV+ : - Air liur / air ludah / saliva - Feses / kotoran / tokai / bab / tinja - Air mata
- Air keringat - Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine.

D. Penanggulangan Virus HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan


berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya sistem kekebalan tubuh
karena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Walaupun sudah ada
penanganan untuk AIDS dan HIV, obatnya belum diketahui. Kita bisa cegah
HIV/AIDS adalah sebuah slogan yang disodorkan Komunitas SMAN 109 Jakarta
"CIX-ers" mengajak seluruh masyarakat untuk peduli atas
Pencegahan/Penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebut!

Mungkin tidak semua orang dapat peduli bentuk materi (uang, sumbangan
untuk yayasan, atau sejenisnya), melalui sosialisasi informasi penting berupa
penularan, pencegahan, dan kondisi rawan tentang AIDS mungkin bisa
bermanfaat bagi masyarakat.

AIDS adalah akronim dalam bahasa Inggris dari Acquired


Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
merupakan kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya
sistem kekebalan tubuh karena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus
(HIV).
Walaupun sudah ada penanganan untuk AIDS dan HIV, obatnya belum diketahui.
Berbagai faktor yang mempengaruhi adalah kesehatan, fungsi kekebalan, layanan
kesehatan, dan infeksi lain. Pita Merah (Red Ribbon) seperti ini adalah simbol
solidaritas untuk orang yang positif HIV dan terkena AIDS, dan tanggal 1
Desember telah ditetapkan sebagai Hari AIDS Internasional. (Dari Wikipedia
Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

E. Cara Penularan HIV / AIDS

Untuk masuk ke dalam tubuh manusia, HIV harus masuk langsung ke dalam
aliran darah orang yang bersangkutan. Sedangkan di luar tubuh manusia HIV
sangat cepat mati. HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila
darah yang mengandung HIV tersebut dalam keadaan belum mengering. Dalam
media darah kering HIV akan cepat mati.

Penularan HIV terjadi jika ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, yaitu:

• Cairan Kelamin, melalui hubungan seksual


• Darah melalui penggunaan jarum suntik yang telah
tercemar HIV diantara pengguna narkoba, dan benda tajam tercemar lainnya

• ASI dari ibu pengidap HIV atau penderita AIDS ke bayinya

Penularan HIV ke dalam tubuh dapat melalui aliran darah, melalui luka,
pembuluh darah maupun lewat membran mukosa (selaput lendir). Media
penularannya adalah darah, cairan sperma, dan cairan vagina. Beberapa kegiatan
yang dapat menularkan HIV yaitu:

 Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
 Penggunaan jarum suntik, tindik, tato yang dapat menimbulkan luka yang
tidak disterilkan secara bersama-sama dan sebelumnya telah dipakai oleh
orang yang terinfeksi HIV.
 Melalui transfusi darah yang tercemar HIV. Ibu hamil yang tercemar HIV
pada anak yang dikandungnya.

HIV tidak dapat menular lewat kontak sosial seperti makan-minum bersama,
bersalaman, menggunakan WC umum bersama penderita HIV/AIDS, berenang
dengan penderita HIV. Berciuman dengan penderita HIV juga tidak akan menular
kalau tidak ada luka seperti sariawan.

Kami mendukung usahamu untuk tetap berteman dan menolong


sahabatmu yang menderita AIDS, memberikan semangat kepadanya untuk tetap
berobat dan menjalani kehidupan dengan normal. Ada sedikit saran dari kami
karena kebersihan itu penting untuk kesehatan, maka kami sarankan supaya hal-
hal yang bersifat pribadi sebaiknya dipakai masing-masing, misalnya handuk.

F. Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencegah dan
menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Namun bagi Anda yang menderita infeksi
HIV, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu
mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.

Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh,


sehingga penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup
lebih sehat, dan mampu memperkecil risiko dalam menularkan HIV kepada
pasangan.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah mencegah penularan HIV sejak
awal. Bagaimana caranya? Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda
lakukan:

1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks, Jika Anda tidak mengetahui
status HIV pasangan Anda, gunakanlah kondom setiap kali Anda melakukan
hubungan seks vaginal, anal maupun oral. Untuk wanita, bisa menggunakan
kondom wanita.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko, Seks anal adalah aktivitas seks yang
memiliki risiko tertinggi dalam penularan HIV. Pelaku maupun penerima seks
anal sama-sama berisiko untuk tertular HIV, hanya saja penerima seks anal
berisiko lebih tinggi. Karena itu, disarankan untuk melakukan hubungan seks
yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah penularan HIV.

3. Hindari penggunaan jarum bekas, Hindari penggunaan jarum bekas saat


menyuntikkan obat. Penularan HIV melalui tato dan tindik juga berisiko
terjadi jika memakai jarum tato yang tidak disterilisasi dengan baik atau
menggunakan tinta tato yang terkontaminasi. Sebelum melakukan tato atau
tindik, pastikan jarum masih steril.

4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP), PrEP merupakan metode


pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi mereka yang
berisiko tinggi tertular HIV, yaitu:

 Yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual

 Yang memiliki pasangan dengan HIV positif

 Pengguna jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka
yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman

Pemahaman dan stigma yang salah mengenai penularan HIV merupakan salah
satu kendala dalam penanggulangan penyakit ini. Untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut dan pemeriksaan dini terkait HIV, Anda bisa berkonsultasi dengan
dokter melalui VCT.

1. Pencegahan penularan lewat hubungan seksual

A = abstinence = puasa, yaitu tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah.


Hubungan seks hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.

B = be faithful = setia pada pasangan, bagi yang telah menikah hanya


melakukan hubungan seks dengan pasangannya (suami atau istri-nya sendiri).
Tidak melakukan hubungan seks diluar nikah
C = using condom = menggunakan kondom, yaitu bagi pasangan suami –istri
yang salah satunya sudah terinfeksi HIV agar tidak menularkan kepada
pasangannya

2. Pencegahan penularan melalui darah


3. D = drugs = tidak menggunakan narkoba, karena saat sakaw tidak ada
pengguna narkoba yang sadar akan kesterilan jarum suntik, apalagi ada
rasa kekompakan untuk memakai jarum suntik yang sama

E = equipment =

 Mewaspadai semua alat tajam yang dapat melukai kulit, sepertijarum


akupuntur, tindik, tato, pisau cukur, agar semuanya steril dari HIV
sebelum digunakan, atau pakai alat baru.
 Mewaspadai darah yang diperlukan untuk transfusi, pastikan steril dari
HIV.

4. Pencegahan penularan dari ibu ke bayi

• Intervensi berupa pemberian ARV (mulai usia kehamilan 36 minggu

• Persalinan secara bedah (caesar)

• Memberi susu formula sebagai ganti ASI (sebab mengandung HIV)

Pengobatan HIV dan AIDS

Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan


berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah
banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

G. Hal-hal yang tidak menularkan HIV

Banyak orang mengira jika HIV/AIDS bisa ditularkan melalui air liur serta
menghirup udara yang sama dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Padahal
kenyataannya, HIV/AIDS tidak bisa ditularkan melalui dua hal tersebut. Perlu
diingat, jika HIV/AIDS hanya bisa menular melalui air mani, Air Susu Ibu (ASI)
serta darah. Selain tidak bisa ditularkan melalui air liur dan menghirup udara yang
sama, masih ada banyak hal lain yang tidak bisa menularkan HIV/AIDS.
1. Air liur. Virus HIV tidak bisa ditularkan melalui air liur karena persentase
virusnya sangat kecil dan sangat lemah untuk ditularkan pada orang lain.
2. Gigitan serangga penghisap darah, seperti nyamuk. Virus HIV tidak bisa
ditularkan melalui gigitan nyamuk, karena nyamuk tidak memasukkan
darah ke orang yang digigit berikutnya.

3. Mengonsumsi makanan yang kurang matang.

4. Virus HIV tidak bisa ditularkan dari binatang.

5. Peralatan yang sudah disterilkan di dokter gigi tidak bisa menularkan


HIV/AIDS.

6. Menggunakan atau menyentuh barang yang sebelumnya sudah pernah


dipegang atau digunakan oleh ODHA.

7. Virus HIV tidak bisa ditularkan melalui berpelukan dan berjabat tangan.

8. Menghirup udara yang sama dengan ODHA tidak dapat menularkan


HIV/AIDS.

a. Bersenggolan atau menyentuh

b. Berjabat tangan

c. Melalui bersin atau batuk

d. Berenang bersama-sama

e. Menggunakan WC / toilet yang sama

f. Tinggal serumah

g. Menggunakan piring dan alat makan yang sama

h. Gigitan nyamuk /serangga yang sama


PROSES YANG TERJADI SEJAK TERINFEKSI HIV SAMPAI MASUK KE
KONDISI AIDS

1. Stadium 1 – Periode Jendela,


• Dimulai sejak aat pertama terinfeksi

• Tidak ada tanda-tanda khusus, hanya seperti gejala flu yang dalam beberapa
hari/minggu hilang dengan sendirinya

• Jika dilakukan tes darah untuk HIV (Tes HIV) hasilnya negatif, namun orang
tsb sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain

• Lamanya periode jendela 1 – 6 bulan

2. Stadium 2 – HIV Positif Asimtomatik (Tanpa Gejala)

• HIV telah berkembangbiak, hasil tes darah untuk HIV dinyatakan positif
• Orang tsb masih merasa sehat dan terlihat sehat, sama seperti orang sehat
lainnya. Stadium ini berlangsng selama 5 – 10 tahun

3. Stadium 3 – Muncul Gejala

• Sistem kekebalan tubuh telah menurun


• Mulai muncul gejala meliputi Diare kronis yang tidak jelas penyebabnya,
pembesaran kelenjar limfe (kelenjar getah bening) secara tetap dan merata,
tidak hanya muncul di satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan. Flu
terus menerus.

4. Stadium 4 – Masuk ke kondisi AIDS

• Sistem kekebalan tubuh rusak paarah, tubuh menjadi lemah terhadap serangan
penyakit apapun
• Ditandai dengan adanya bermacam-macam penyakit, meliputi Toksoplasmosis
pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan, pernafasan, paru-paru dan
berbagai kanker
Apakah seorang pengidap HIV dapat dikenali secara kasat mata?

• TIDAK, seseorag dengan HIV yang belum masuk dalam kondisi AIDS tidak
dapat dikenali hanya dengan melihat saja.
• Pengidap HIV yang belum masuk dalam kondisi AIDS akan terlihat normal
sama seperti orang sehat lainnya

Apakah pengidap HIV dan Penderita AIDS dapat disembuhkan?

• TIDAK, sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat menghilangkan


HIV dari dalam tubuh manusia
• Obat yang ada hanya dapat menghambat perkebangbiakan virus (HIV) tetapi
tidak dapat menghilangkan HIV sama sekali dari dalam tubuh, obat tersebut
dinamakan ARV (antiretroviral)

Bagaimana mengetahui status HIV kita?

• Dengan melakukan Tes HIV atau tes darah untuk HIV


• Tes HIV ini termasuk bagian dari VCT (Voluntary Counseling and Testing)
atau KTS - Konseling dan Tes HIV Sukarela yang terdapat di hampir semua
RS Daerah

Hubungan Perilaku Seks pada Remaja Usia 15– 24 tahun dengan Beberapa Faktor
Karakteristik Lingkungan Sosial.

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan secara signifi kan antara faktor
umur, dan tempat tinggal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa masa remaja adalah
merupakan masa peralihan baik secara fi sik, psikis maupun sosial dari masa
kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini adalah perpaduan antara
perkembangan usia psikologis dan usia biologis sehingga sangat dipengaruhi
multifaktor yang terjadi di berbagai bidang dalam masyarakat bertambahnya
kasus penyakit menular seksual terutama HIVAIDS, kematian ibu muda yang
masih sangat tinggi, merebaknya praktek aborsi karena kehamilan yang tidak
diinginkan dan kecenderungan remaja masa kini untuk melakukan hubungan
seksual sebelum nikah.
Masalah ini tidak dapat didekati hanya dari aspek klinis oleh para ahli
kedokteran. Inti persoalan sesungguhnya terletak pada konteks sosial yang sangat
kompleks karena kesehatan reproduksi politik, sosial dan ekonomi dan
berhubungan erat dengan nilai, etika, agama dan kebudayaan. Untuk itu
diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk menghadapi masalah perilaku seksual
remaja yang berisiko ini. (Abdul Jalil Amri Arma, tahun 2008 Universitas
Sumatera Utara Pengaruh Perubahan Sosial terhadap Perilaku Seks Remaja (189–
197).
Hubungan seks pranikah tidak hanya belum diterima oleh masyarakat
tetapi juga menimbulkan masalah lain. Kehamilan di luar nikah adalah salah satu
masalah yang muncul akibat hubungan seks sebelum nikah. Kehamilan ini tidak
saja menimbulkan masalah sosial, tetapi juga masalah kesehatan bagi yang
bersangkutan, terutama bila yang mengalaminya adalah remaja yang masihmuda
usia. Kehamilan pada usia muda ditinjau dari segi kesehatan mengandung risiko
tinggi, baik ketika masa kehamilan maupun saat melahirkan. Risiko tinggi yang
dimaksud bukan hanya risiko sakit pada yang mengandung dan dikandung, tetapi
juga risiko kematian.
Uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifi kan antara perilaku
seks tidak aman dengan pendidikan, remaja yang berpendidikan rendah
mempunyai kecenderungan berperilaku seks tidak aman dibandingkan remaja
yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa secara psikologis,
perilaku seks sebelum nikah juga membawa pelakunya mengalami berbagai
perubahan. Studi Billy dkk. (1988), misalnya, menunjukkan bahwa para pelaku
hubungan seks sebelum menikah mengalami semacam penurunan aspirasi. Lebih
lanjut lagi aspirasi ini menyebabkan menurunnya motivasi untuk belajar. Oleh
karenanya tidak mengherankan bahwa banyak di antara mereka kemudian
mengalami penurunan dalam prestasi akademik. Tentu saja masih ada beberapa
efek psikologis lain lagi.
Meningkatkan strategi sosialisasi dan penyuluhan pada kelompok remaja
usia 15–24 tahun. Terutama Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual
tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi
ciuman, kontak oralgenital, dan pemakaian “mainan seksual”, seperti vibrator.
Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai
“seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensia.
Hubungan seks dalam konteks hubungan monogami di mana kedua individu
bebas dari IMS juga dianggap “aman”.
Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman.
Sayangnya, sifi lis, herpes dan beberapa penyakit lain dapat menular lewat
aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual
juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap
IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV
dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes,
trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan
HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.
Peran orang tua sebagai orang terdekat dan seseorang yang lebih banyak
frekuensi untuk bertemu dalam keluarga sangat diperlukan untuk membekali diri
pengetahuan tentang upaya pencegahan HIVAIDS pada keluarganya sejak usia
dini. Para orang tua juga perlu dibekali bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dengan putra-putrinya terutama menjelang usia remaja.
Diperlukan pengembangan pemberdayaan masyarakat dengan
peningkatan pengetahuan tentang upaya pencegahan HIV-AIDS pada kelompok
masyarakat, kader kesehatan reproduksi baik melalui para ibu PKK, karang
taruna, tokoh agama dan budayawan setempat agar meraka dapat berperan serta
sebagai fi gure dalam memberikan keteladanan, sikap, afektif serta paternalistik
yang dapat menjadicontoh para remaja agar berperilaku seks yang aman dan sehat
untuk upaya pencegahan IMS, HIV-AIDS. Peran serta aktif masyarakat sebagai
kader-kader kesehatan reproduksi dalam upaya pencegahan penularan HIV-AIDS
dalam melakukan target cakupan supervisi, dan monitoring dalam berbagai
kegiatan penyuluhan pada kelompok risiko HIV-AIDS. Risiko dapat dihitung
berdasarkan = hazard x kerentanan/competency, atau dapat pula memakai
pendekatan Risiko = lingkungan hidup x impact. Diharapkan dengan mengurangi
faktor kerentanan dan meningkatkan kompetensi masyarakat dapat memperkecil
risiko penularan.

H. Kelompok yang Rawan Terhadap VIRUS AIDS


Pada bulan September 2005, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI melaporkan
8.251 kasus HIV/AIDS, di mana di 32 propinsi, 4.065 merupakan kasus HIV dan
di 31 propinsi, 4.186 merupakan kasus AIDS. Dari kasus yang dilaporkan ini,
persentase tertinggi (59,04%) ditemukan pada kelompok usia 20-29 tahun.
Sedangkan kelompok usia di bawah 14 tahun persentasenya adalah 2,12 %. Dari
kasus AIDS yang dilaporkan ini, penyalahgunaan narkoba suntik sebesar 59,9%,
hubungan seks dengan lawan jenis 47,8 %, lain-lain 7,7 %. Laju kasus AIDS
nasional per 100.000 penduduk adalah 2,08. (UNICEF)

Laporan Departemen Kesehatan RI tersebut menunjukan bahwa orang-


orang yang rawan terhadap AIDS yang terbesar adalah mereka yang terlibat
dengan NARKOBA SUNTIK dan HUBUNGAN SEX.

Kita bisa cegah HIV/AIDS. Satu negara yang berhasil mencegah AIDS adalah
Uganda. Apa kuncinya? Kenapa Uganda berhasil? Ada beberapa hal yang menjadi
kunci keberhasilan Uganda ini. Pertama adalah pengetahuan masyarakat terhadap
AIDS/HIV, tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat desa. Ini
merupakan hasil penyuluhan pemerintah dengan bantuan masyarakat itu sendiri.
Data menunjukkan bahwa 82% wanita Uganda mengenal AIDS/HIV. Kunci
keberhasilan yang kedua adalah pengetahuan masyarakat tentang siapa yang
tengah mengidap AIDS/HIV. Diketahuinya seseorang mengidap AIDS bukan
berarti orang tersebut akan didiskriminasikan. Namun tidak lebih dari peringatan
terhadap orang-orang di sekitarnya. Hal ini tentunya menuntut jiwa membuka diri
dari ODHA sendiri, serta jaringan komunitas masyarakat yang akan melindungi
ODHA dari diskriminasi lingkungannya.

Melalui pendidikan dan penyuluhan, Uganda telah berhasil menekan


jumlah ODHA secara drastis. Melalui upaya ini, kita memberikan pengetahuan
tentang AIDS/HIV, bahayanya, kondisi terapi dan vaksinasi saat ini, serta cara
penanggulangannya. Untuk memperingati warganya akan bahaya AIDS/HIV,
pemerintah Uganda mengeluarkan slogan dan peringatan yang berbunyi AIDS
was fatal and required an immediate population response based on zero grazingî.
ìZero grazingî artinya tidak seperti ternak liar.

Memang harus disadari bahwa cara penanggulangan AIDS/HIV yang


efektif saat ini adalah pencegahan. Ini bisa kita lakukan karena kita telah
mengetahui mekanisme penyebaran virus HIV ini. Faktor yang utama adalah
hubungan seks. Sehingga jika kita ingin bebas dari ancaman AIDS/HIV,
janganlah melakukan hubungan seks selain isteri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa AIDS (Acquired


Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai gejala dan infeksi
sebagai akibat dari hilangnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi dari Human
Immunodeficiency Virus (HIV).

AIDS adalah akronim dalam bahasa Inggris dari Acquired


Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
merupakan kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya
sistem kekebalan tubuh karena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus
(HIV).

Penularan HIV ke dalam tubuh dapat melalui aliran darah, melalui luka,
pembuluh darah maupun lewat membran mukosa (selaput lendir). Media
penularannya adalah darah, cairan sperma, dan cairan vagina. Beberapa kegiatan
yang dapat menularkan HIV yaitu: Hubungan seksual yang tidak aman, Melalui
transfusi darah yang tercemar HIV, Penggunaan jarum suntik, tindik, tato yang
dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dan
sebelumnya telah dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jalil Amri Arma, 2008. Universitas Sumatera Utara Pengaruh


Perubahan Sosial terhadap Perilaku Seks Remaja (189–197). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 4 Oktober 2011: 346–357
Kementerian Kesehatan Indonesia. Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (2019). Laporan Perkembangan HIV-AIDS & Penyakit
Menular Seksual (IMS) Triwulan 4 Tahun 2019.
Lenny Octavianty, Atika Rahayu, Dian Rosadi, Fauzie Rahman. KEMAS:
Jurnal Kesehatan Masyarakat 11 (1), 53-58, 2015.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (2021). Kesehatan A sampai Z. HIV
dan AIDS
Pemerintah Negara Bagian Victoria, Better Health Channel Australia
(2019). HIV dan Pria - Seks Aman.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (2020). HIV. Keamanan
Darah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (2019). HIV.
Youwel Kambu, Agung Waluyo, Kuntarti Kuntarti Jurnal Kesehatan
Indonesia 19 (3), 200-207, (Placeholder1)2016
Klinik Mayo (2020). Penyakit & Kondisi. HIV/AIDS. Ellis, R.R. WebMD
(2020). Jenis dan Strain HIV.
Pietrangelo, Ann. Jalur Kesehatan (2021). Panduan Komprehensif untuk
HIV dan AIDS.

Anda mungkin juga menyukai