Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah HIV/AIDS ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PJOK yang berjudul Makalah HIV/AIDS ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah HIV/AIDS ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
HIV/AIDS ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah.................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.
B. Etilogi HIV/AIDS........................................................................................................................
BAB III
PENUTUPAN.
A.Kesimpulan..............................................................................................................................
B.Saran........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB.1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya
ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit
dihampir setiap negara didunia(pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996
diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta
orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak
Di Indonesia berdasarkan data-data yang bersumber dari Direktorat Jenderal P2M dan PLP
Departemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 orang
yang dilaporkan oleh 23 propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia pada dasar
nya bukanlah merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori
“Gunung Es“ dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu
WHO mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200
penderita HIV yang belum diketahui.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan
jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi
tidak saja mengenai penyakit (AIDS ),virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negatif berbagai bidang
seperti kesehatan, sosial, ekonomi,politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan
yang harus dihadapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang. Sampai saat ini obat dan vaksin
yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan.
Salah satu alternatif dalam upaya menanggulangi problematik jumlah penderita kan semua pihak yang
mengharuskan kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan transmisi yang memungkinkan dapat terserang
HIV.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASANAN
HIV adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem Kekebalan tubuh manusia.
Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut) Berbulu tegak dan tajam. Tubuh manusia
mempunyai sel-sel darah putih Yang berfungsi untuk melawan dan membunuh bibit-bibit atau kuman-
kuman Penyakit yang masuk ke dalam tubuh manusia. Dengan demikian sel-sel darah putih melindungi
seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut kekebalan tubuh manusia, yang merupakan daya tahan
tubuh seseorang.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan
merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang
peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah dan tidak lagi
mampu melawan kuman-kuman penyakit. Lambat-laun sel darah putih yang sehat akan sangat
berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya sangat mudah
terserang penyakit.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, berarti mengidap HIV di dalam tubuhnya, disebut "HIV+" atau
pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan
gejala apapun. Sehingga secara, fisik kelibatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun dia
mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dapat menularkan virus kepada orang lain.
Setelah periode 7 hingga 10 tahun, atau jika kekebalan tubuhnya sudah sangat melemah karena
berbagai infeksi lain, seorang pengidap HIV mulai menunjukkan gejala-gejala dan tanda-tanda
bermacam-macam penyakit yang muncul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada keadaan ini orang
tersebut disebut sebagai penderita AIDS.
2. Penyakit AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Syndrome yang bahasa Indonesia-nya
adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia
berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat.
Dalam hal ini, "diperoleh" mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang
menderita AIDS bukan karena keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena terjangkit atau terinfeksi
virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit
akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan fase terminal
(akhir) dari infeksi HIV.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler
tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik keganasan berakibat fatal.
Munculnya Syndrome ini erat hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya
tidaklah terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.
Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkankedalam 2 kategori yaitu :
1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderitaAIDS positif).
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis (penderitaAIDS negatif).
Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif yang dalam waktu 5-7tahun mendatang
diperkirakan 10-30% diantaranya menjadi penderita AIDS.Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh
lebih banyak dari pada penderita AIDS itu sendiri. Tetapi infeksi HIV itu dapat berkembang lebih lanjut
dan menyebabkan kelainan imunologis yang luas dan gejala klinik yang bervariasi. AIDS merupakan
penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai case fatality rate 100%dalam 5 tahun setelah
diagnosa AIDS ditegakkan, maka semua penderita akan meninggal.
B. ETIOLOGI HIV/AIDS
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun
1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat pada
tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama firus
dirubah menjadi HIV.
Muman Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli merupakan
partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus
ini terutama sel Lymfosit T,karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam
selLymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap hidup lama dalam
sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap
infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop).
Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian
RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis prosein.Bagian selubung terdiri
atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang
rentan. Karena bagian luar virus(lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus
sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan
dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya,tetapi telatif
resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat juga
ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringanotak.
C. Bahaya Penyakit HIV/AIDS
1. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular
dan mematikan. Virus tersebut merusak system Kekebalan tubuh manusia, dengan akibat
turunnya/hilangnya daya tahan Tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena
penyakit infeksi, Kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya Atau
obat untuk penyembuhannya.
2. Kematian. Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di Seluruh dunia terkena
infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan Adalah jumlah penderita 70% adalah
kalangan pemuda/usia produktif.
3. Serangan bagi anak muda. Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit Bahaya ini adalah
homoseksual, heteroseksual, promiskuitas (Perkawinan Lebih dari satu), penggunaan jarum
suntik pecandu narkotik dan free sex serta Orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral, etik,
dan agama (khususnya Para remaja/generasi muda usia 13-25 tahun).
4. Tidak bermoral. Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, Industrialisasi, dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah Menyebabkan perubahan-perubahan nilai
kehidupan yang cenderung. Mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai
hubungan Seksual antar individu.
5. Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi penularan virus AIDS Adalah remaja yang
meninggalkan rumah tanpa izin dan menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan
seksual aktif dan pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan/kesehatannya.
6. Bunuh Diri. Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan depresi yang
mendalam, semangat hidup rendah dan hilang kepercayaan diri. Permasalahan ini telah banyak
memakan korban jiwa, sebab dari mereka- mereka yang terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri
penyakit yang di deritanya dengan bunuh diri.
7. Gila. Orang yang Hilang kepercayaan diri, banyak dijauhi orang karena penyakit yang dideritanya
ini akan menimbulkan stress yang begitu berat, jika stress yang diderita terus dibiarkan maka
akan menyebabkan kegilaan alias tidak mempunyai kesadaran normal.
D. CARA PENULARAN HIV/AIDS
Secara umum ada 5 faktor yang perlu diperhatikan pada penularan suatu penyakit yaitu sumber
infeksi, vehikulum yang membawa agent, host yang rentan,tempat keluar kuman dan tempat masuk
kuman .
Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel Lymfosit T dan selotak sebagai organ
sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat
membawa virus HIV keluar tubuh dan menularkan kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh yang terbukti menularkan diantaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah
penderita.Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini cara penularan
HIV yang diketahui adalah melalui :
1. Transmisi Seksual
a. Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas homo seksual menderita
AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua golongan rusial. Cara hubungan seksual
anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi penularan HIV,
khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang
pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah
sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan secara anogenital
b. Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan heteroseksual pada
promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok umur seksual aktif baik pria
maupun wanita yang mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.
2. Transmisi Non Seksual
a. Transmisi Parenral
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik)yang telah
terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum
suntik yang tercemar secara bersama-sama.Disamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik
yang dipakai oleh petugaskesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara
transmisiparental ini kurang dari 1%.
b. Darah/Produk Darah
Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negarabarat sebelum tahun
1985. Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini dinegara barat sangat jarang, karena darah
donor telah diperiksa sebelumditransfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah
adalah lebihdari 90%.
3. Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko sebesar50%.
Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dansewaktumenyusui. Penularan melalui air
susu ibu termasuk penularandengan resikorendah.
Fase perkembangan perjalanan HIV di dalam tubuh manusia secara umum dibagi dalam empat (4) fase,
yaitu:
Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela
(Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan
pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat
anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode
jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal
yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah menjadi pengidap HIV
dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.
Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber
penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang
memungkinkan terjadinya penularan itu.
Pada inteksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya Gejala-gejala AIDS
berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun. Selama 7
sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS).
Pengidap HIV ini Tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala sakit apapun.
Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain.vSelanjutnya setelah
periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AlDS, dan orang tersebut disebut
penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda Sakit munculnya secara bertahap, bertambah
lama bertambah berat sampai Akhirnya penderita meninggal dunia.
Pada awal infeksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang diinfeksinya tetapi terlebih
dahulu mengalami replikasi (penggandaan), sehingga adakesempatan untuk berkembang dalam tubuh
penderita tersebut, yang lambat laun akanmenghabiskan atau merusak sampai jumlah tertentu dari sel
lymfosit T4. setelahbeberapa bulan sampai beberapa tahun kemudian, barulah pada penderita akan
terlihatgejala klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. Masa antara terinfeksinya HIVdengan
timbulnya gejala-gejala penyakit (masa inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebihdari 10 tahun, rata-rata 21
bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa.
Infeksi oleh virus HIV menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak yangmengakibatkan daya tahan tubuh
berkurang atau hilang, akibatnya mudah terkenapenyakit-penyakit lain seperti penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri,protozoa, dan jamur dan juga mudah terkena penyakit kanker seperti arkoma
kaposi.HIV mungkin juga secara langsung menginfeksi sel-sel syaraf, menyebabkan kerusakan
neurologis.
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi
sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnyaadalah bermula dari gejala-gejala umum yang
lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya dikemukakan
sebagaiberikut :
Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS belum ditemukan,
maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus meningkat ini adalah dengan upaya
pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat
terserang HIV.Pada dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak asal
mengetahui cara-cara penyebaran AIDS.Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka
panjang :
Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan
memeriksa darah donor.
Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta
peralatan canggih karena prevalensi HIVdi Indonesia masih rendah, maka
pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.
Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadidonor darah.
Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahikode etik, maka darah
yang dicurigai harus di buang.
Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secarabakusetiap kali
habis dipakai.
Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDSharus disterillisasikan
secara baku.
Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikankebiasaan penyuntikan
obat ke dalam badannya serta menghentikankebiasaan mengunakan jarum suntik
bersama..
Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable).
Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
4) Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu.
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada janinnya. Penularan
dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, padawaktu persalinan dan sesudah bayi di
lahirkan.Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauanagar ibu
yang terinfeksi HIV tidak hamil.
5) Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah karenahubungan seksual,
terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang menimpa orangIndonesia adalah mereka yang
pernah ke luar negeri dan mengadakan hubunganseksual dengan orang asing.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa resiko penularan dari suami pengidap HIVke istrinya adalah 22% dan istri
pengidap HIV ke suaminya adalah 8%. Namun adapenelitian lain yang berpendapat bahwa
resiko penularan suami ke istri atau istri kesuami dianggap sama. Kemungkinan penularan tidak
terganggu pada frekuensi hubungan seksual yang dilakukan suami istri. Mengingat masalah
seksual masihmerupakan barang tabu di Indonesia, karena norma-norma budaya dan agama
yangmasih kuat, sebetulnya masyarakat kita tidak perlu risau terhadap penyebaran virusAIDS.
Namun demikian kita tidak boleh lengah sebab negara kita merupakan negaraterbuka dan tahun
1991 adalah tahun melewati Indonesia.Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk
mencegahmerajalelanya AIDS adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan
kegiatanyang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat
dapatberperilaku seksual yang bertanggung jawab.Yang dimaksud dengan perilaku seksual yang
bertanggung jawab adalah :
Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan tidak
terinfeksi HIV (monogamy).
Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna susila.
Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari satumitra
seksual.
Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin.
Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
Tidak melakukan hubungan anogenital.
Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual.
PENUTUPAN
A.KESIMPULAN
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segeraditanggulangi. AIDS berkembang
secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia,termasuk Indonesia.Epidemi yang terjadi meliputi
penyakit (AIDS), virus (HIV) dan epidemireaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan,
sosial, ekonomi,politik, kebudayaan, dan demografi.Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi
AIDS belum ditemukan.Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam upaya pencegahan.
Upayapencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularanAIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dantransplasental, sehingga upaya
pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilakuseksual masyarakat (terutama yang memilikiki
resiko tinggi), menghindari infeksimelalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum
ibu hamil.Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.
B. SARAN
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam
memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulaidari kesadaran diri sendiri untuk selalu
menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Berita AIDS III No. 3/ 1994. Berita AIDS III No. 4/1994.Departemen Kesehatan RI”Petunjuk
Pengembangan Program Nasional Pemberantasan dan Pencegahan AIDS, Jakarta 1992.Syarifuddin
Djalil“Pelayanan Laboratorium Kesehatan Untuk Pemeriksaan SerologisAIDS”
AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan RI,Jakarta 1989.Majalah Suport No 9 /
I / September 1995. Majalah Suport No 23 / II / Desember 1996.Majalah Suport No 25 / III / Juni 1997.
Majalah Suport No 32 / IV / Juni 1998.Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No 6 /XX /
1992.Soemarsono“Patogenesis, Gejala klinis dan Pengobatan Infeksi HIV”AIDS; Petunjuk Untuk Petugas
Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 1989.Wibisono Bing“Epidemologi AIDS”