Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah HIV/AIDS ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PJOK yang berjudul Makalah HIV/AIDS ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah HIV/AIDS ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
HIV/AIDS ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah.........................................................................................................

B.Rumusan Masalah.................................................................................................................

C.Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN.

A. Pengertian Virus HIV/AIDS....................................................................................................

B. Etilogi HIV/AIDS........................................................................................................................

C. Bahaya Penyakit HIV/AIDS………........................................................................................

D. Cara Penularan HIV/AIDS.......................................................................................................

E. Perjalanan Virus HIV/AIDS dalam tubuh manusia......................................................

F. Tanda dan Gejala HIV/AIDS......................................................................................................

G. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS

BAB III

PENUTUPAN.

A.Kesimpulan..............................................................................................................................

B.Saran........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB.1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu syndrome/kumpulan.


gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan
tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-
penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik.

Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya
ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit
dihampir setiap negara didunia(pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996
diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta
orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak

Di Indonesia berdasarkan data-data yang bersumber dari Direktorat Jenderal P2M dan PLP
Departemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 orang
yang dilaporkan oleh 23 propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia pada dasar
nya bukanlah merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori
“Gunung Es“ dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu
WHO mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200
penderita HIV yang belum diketahui.

Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan
jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi
tidak saja mengenai penyakit (AIDS ),virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negatif berbagai bidang
seperti kesehatan, sosial, ekonomi,politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan
yang harus dihadapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang. Sampai saat ini obat dan vaksin
yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan.
Salah satu alternatif dalam upaya menanggulangi problematik jumlah penderita kan semua pihak yang
mengharuskan kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan transmisi yang memungkinkan dapat terserang
HIV.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah HIV/AIDS itu?


2. Apakah Etiologi HiV/AIDS Itu?
3. Bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkait?
4. Apakah tanda dan gejala HIV/AIDS itu?
5. Bagaimanakah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS itu.


2. Menjelaskan Etiologi HIV/AIDS.
3. Menjelaskan penularan HIV/AIDS
4. Menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS.
5. Cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
BAB II

PEMBAHASANAN

A. Pengertian Penyakit HIV/AIDS

1. Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)

HIV adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem Kekebalan tubuh manusia.
Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut) Berbulu tegak dan tajam. Tubuh manusia
mempunyai sel-sel darah putih Yang berfungsi untuk melawan dan membunuh bibit-bibit atau kuman-
kuman Penyakit yang masuk ke dalam tubuh manusia. Dengan demikian sel-sel darah putih melindungi
seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut kekebalan tubuh manusia, yang merupakan daya tahan
tubuh seseorang.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan
merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang
peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah dan tidak lagi
mampu melawan kuman-kuman penyakit. Lambat-laun sel darah putih yang sehat akan sangat
berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya sangat mudah
terserang penyakit.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, berarti mengidap HIV di dalam tubuhnya, disebut "HIV+" atau
pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan
gejala apapun. Sehingga secara, fisik kelibatan tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun dia
mempunyai potensi sebagai sumber penularan, artinya dapat menularkan virus kepada orang lain.
Setelah periode 7 hingga 10 tahun, atau jika kekebalan tubuhnya sudah sangat melemah karena
berbagai infeksi lain, seorang pengidap HIV mulai menunjukkan gejala-gejala dan tanda-tanda
bermacam-macam penyakit yang muncul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada keadaan ini orang
tersebut disebut sebagai penderita AIDS.

2. Penyakit AIDS

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Syndrome yang bahasa Indonesia-nya
adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia
berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat.
Dalam hal ini, "diperoleh" mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang
menderita AIDS bukan karena keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena terjangkit atau terinfeksi
virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit
akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan fase terminal
(akhir) dari infeksi HIV.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler
tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik keganasan berakibat fatal.
Munculnya Syndrome ini erat hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya
tidaklah terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.

Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkankedalam 2 kategori yaitu :

1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderitaAIDS positif).
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis (penderitaAIDS negatif).

Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif yang dalam waktu 5-7tahun mendatang
diperkirakan 10-30% diantaranya menjadi penderita AIDS.Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh
lebih banyak dari pada penderita AIDS itu sendiri. Tetapi infeksi HIV itu dapat berkembang lebih lanjut
dan menyebabkan kelainan imunologis yang luas dan gejala klinik yang bervariasi. AIDS merupakan
penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai case fatality rate 100%dalam 5 tahun setelah
diagnosa AIDS ditegakkan, maka semua penderita akan meninggal.
B. ETIOLOGI HIV/AIDS

Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun
1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat pada
tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama firus
dirubah menjadi HIV.

Muman Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli merupakan
partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus
ini terutama sel Lymfosit T,karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam
selLymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap hidup lama dalam
sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap
infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.

Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop).
Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian

RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis prosein.Bagian selubung terdiri
atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang
rentan. Karena bagian luar virus(lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus
sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan
dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya,tetapi telatif
resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.

Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat juga
ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringanotak.
C. Bahaya Penyakit HIV/AIDS

Bahaya Besar Penyakit HIV/AIDS, yaitu:

1. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular
dan mematikan. Virus tersebut merusak system Kekebalan tubuh manusia, dengan akibat
turunnya/hilangnya daya tahan Tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena
penyakit infeksi, Kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya Atau
obat untuk penyembuhannya.
2. Kematian. Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di Seluruh dunia terkena
infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan Adalah jumlah penderita 70% adalah
kalangan pemuda/usia produktif.
3. Serangan bagi anak muda. Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit Bahaya ini adalah
homoseksual, heteroseksual, promiskuitas (Perkawinan Lebih dari satu), penggunaan jarum
suntik pecandu narkotik dan free sex serta Orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral, etik,
dan agama (khususnya Para remaja/generasi muda usia 13-25 tahun).
4. Tidak bermoral. Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, Industrialisasi, dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah Menyebabkan perubahan-perubahan nilai
kehidupan yang cenderung. Mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai
hubungan Seksual antar individu.
5. Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi penularan virus AIDS Adalah remaja yang
meninggalkan rumah tanpa izin dan menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan
seksual aktif dan pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan/kesehatannya.
6. Bunuh Diri. Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan depresi yang
mendalam, semangat hidup rendah dan hilang kepercayaan diri. Permasalahan ini telah banyak
memakan korban jiwa, sebab dari mereka- mereka yang terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri
penyakit yang di deritanya dengan bunuh diri.
7. Gila. Orang yang Hilang kepercayaan diri, banyak dijauhi orang karena penyakit yang dideritanya
ini akan menimbulkan stress yang begitu berat, jika stress yang diderita terus dibiarkan maka
akan menyebabkan kegilaan alias tidak mempunyai kesadaran normal.
D. CARA PENULARAN HIV/AIDS

Secara umum ada 5 faktor yang perlu diperhatikan pada penularan suatu penyakit yaitu sumber
infeksi, vehikulum yang membawa agent, host yang rentan,tempat keluar kuman dan tempat masuk
kuman .

Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel Lymfosit T dan selotak sebagai organ
sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat
membawa virus HIV keluar tubuh dan menularkan kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh yang terbukti menularkan diantaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah
penderita.Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini cara penularan
HIV yang diketahui adalah melalui :

1. Transmisi Seksual

Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual merupakan


penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan iniberhubungan dengan semen dan cairan
vagina atau serik. Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan seksnya.
Resikopenularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis
hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositive untuk zat anti terhadap
HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukanpada pasangan tidak tetap. Orang yang sering
berhubungan seksual dengan bergantipasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko tinggi
terinfeksi virus HIV.

a. Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas homo seksual menderita
AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua golongan rusial. Cara hubungan seksual
anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi penularan HIV,
khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang
pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah
sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan secara anogenital
b. Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan heteroseksual pada
promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok umur seksual aktif baik pria
maupun wanita yang mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.
2. Transmisi Non Seksual
a. Transmisi Parenral
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik)yang telah
terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum
suntik yang tercemar secara bersama-sama.Disamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik
yang dipakai oleh petugaskesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara
transmisiparental ini kurang dari 1%.

b. Darah/Produk Darah
Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negarabarat sebelum tahun
1985. Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini dinegara barat sangat jarang, karena darah
donor telah diperiksa sebelumditransfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah
adalah lebihdari 90%.
3. Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko sebesar50%.
Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dansewaktumenyusui. Penularan melalui air
susu ibu termasuk penularandengan resikorendah.

E. Perjalanan Virus HIV/AIDS Dalam tubuh manusia

Fase perkembangan perjalanan HIV di dalam tubuh manusia secara umum dibagi dalam empat (4) fase,
yaitu:

a) Fase Window Period (Periode Jendela)


Pada fase ini seseorang yang telah terinfeksi HIV sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun.
Beberapa kejadian yang bisa dialami seorang pengidap HIV pada fase ini antara lain adalah
beberapa gejala flu (pusing, lemas, agak demam, lain lain). Hal ini biasanya terjadi antara 2-4
minggu setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada fase periode jendela ini di dalam darah pengidap
HIV belum terbentuk antibodi HIV sehingga apabila darahnya di tes dengan jenis tes yang cara
kerjanya adalah mencari antibodi HIV maka hasil tes akan negatif. Fase periode jendela ini bisa
berlangsung selama sekitar 3 bulan sampai 6 bulan dari saat terinfeksi HIV.

Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela
(Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan
pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat
anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode
jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal
yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah menjadi pengidap HIV
dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.
Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber
penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang
memungkinkan terjadinya penularan itu.
Pada inteksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya Gejala-gejala AIDS
berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun. Selama 7
sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS).
Pengidap HIV ini Tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala sakit apapun.
Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain.vSelanjutnya setelah
periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AlDS, dan orang tersebut disebut
penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda Sakit munculnya secara bertahap, bertambah
lama bertambah berat sampai Akhirnya penderita meninggal dunia.

b) Fase Asimptomatik atau Tanpa Gejala


Pada fase ini seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala sarma sekali. Perlahan-lahan
jumlah CD4 dalam darah menurun karena diserang oleh HIV. Kadang ada keluhan berkaitan
dengan pembengkakan di kelenjar getah bening Tempat dimana sel darah putih diproduksi.

c) Fase Simptomatik atau Bergejala


Pada tase ini seseorang yang mengidap HIV akan mengalami gejala-gejala Ringan, namun tidak
mengancam nyawanya, seperti: demam yang bertahan Lebih dari sebulan, menurunnya berat
badan lebih dari 10 %, diare selama Sebulan (konsisten atau terputus-putus), berkeringat di
malam hari, batuk Lebih dari sebulan dan gejala kelelaban yang berkepanjangan (fatigue). Sering
Kali gejala-gejala dermatitis mulai muncul pada kulit, infeksi pada mulut Dimana lidah sering
terlihat dilapisi oleh lapisan putih, herpes, dan lainnya.
Kehadiran satu atau lebih tanda-tanda terakhir ini menunjukkan seseorang Sudah berpindah
dari tahap infeksi HIV menuju AIDS. Bila hitungan CD4 Turun drastis di bawah 200 sel/mm3
maka pada umumnya gejala menjadi kian Parah sehingga membutuhkan perawatan yang lebih
intensif.
d) Fase AIDS
Pada fase ini seorang pengidap HIV telah menunjukkan gejala-gejala AIDS. Ini Menyangkut
tanda-tanda yang khas AIDS, yaitu adanya infeksi oportunistik (penyakit yang muncul karena
kekebalan tubuh manusia sudah sangat lemah) Seperti: Pneumocytis Carinii (PCP) atau radang
paru-paru, Candidiasis atau Jamur, Sarkoma Kaposis atau kanker kulit, Tuberkulosis (TB), berat
badan Menürun drastis, diare tanpa henti, dan penyakit lainnya yang berakibat fatal. Gangguan
syaraf juga sering dilaporkan, diantaranya: hilangnya ketajaman Daya ingat, timbulnya gejala
gangguan mental (dementia), dan perubahan Perilaku secara progresif. Disfungsi kognitif sering
terjadi, dengan tanda Awal diantaranya adalah tremor (gemetar tubuh) serta kelambanan
bergerak Hilangnya kemampuan melihat dan paraplegia (kelumpuhan kaki) juga bisa Timbul di
fase ini.

F. TANDA DAN GEJALA HIV/AIDS

Pada awal infeksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang diinfeksinya tetapi terlebih
dahulu mengalami replikasi (penggandaan), sehingga adakesempatan untuk berkembang dalam tubuh
penderita tersebut, yang lambat laun akanmenghabiskan atau merusak sampai jumlah tertentu dari sel
lymfosit T4. setelahbeberapa bulan sampai beberapa tahun kemudian, barulah pada penderita akan
terlihatgejala klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. Masa antara terinfeksinya HIVdengan
timbulnya gejala-gejala penyakit (masa inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebihdari 10 tahun, rata-rata 21
bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa.

Infeksi oleh virus HIV menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak yangmengakibatkan daya tahan tubuh
berkurang atau hilang, akibatnya mudah terkenapenyakit-penyakit lain seperti penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri,protozoa, dan jamur dan juga mudah terkena penyakit kanker seperti arkoma
kaposi.HIV mungkin juga secara langsung menginfeksi sel-sel syaraf, menyebabkan kerusakan
neurologis.

Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi
sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnyaadalah bermula dari gejala-gejala umum yang
lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya dikemukakan
sebagaiberikut :

1) Rasa lelah dan lesu


2) Berat badan menurun secara drastis
3) Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
4) Mencret dan kurang nafsu makan
5) Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
6) Pembengkakan leher dan lipatan paha
7) Radang paru-paru
8) Kanker kulit

G. UPAYA PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN HIV/AIDS.

Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS belum ditemukan,
maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus meningkat ini adalah dengan upaya
pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat
terserang HIV.Pada dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak asal
mengetahui cara-cara penyebaran AIDS.Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka
panjang :

1) Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek


Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan KIE, memberikaninformasi kepada
kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus AIDS(HIV), sehingga dapat diketahui
langkah-langkah pencegahannya. Ada 3 pola penyebaran virus HIV :1. Melalui hubungan
seksual2. Melaui darah 93. Melaui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya
2) Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbuktiberperan dalam penularan
AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah. HIVdapat menyebar melalui hubungan seksual pria
ke wanita, dari wanita kepria dan dari pria ke pria. Setelah mengetahui cara penyebaran HIV
melauihubungan seksual maka upaya pencegahan adalah dengan cara :
1. Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif,namun tidak
mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhanbiologis
2. Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yangsetia dan tidak
terinfeksi HIV (homogami) Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
3. Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular AIDS.
4. Tidak melakukan hubungan anogenital.
5. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksualdengan kelompok
resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
3) Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS.Penularan AIDS melalui darah
terjadi dengan :
 Transfusi darah yang mengandung HIV.
 Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekaspakai orang yang
mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
 Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yangmengidap virus HIV.

Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah adalah :

 Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan
memeriksa darah donor.
Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta
peralatan canggih karena prevalensi HIVdi Indonesia masih rendah, maka
pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.
 Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadidonor darah.
Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahikode etik, maka darah
yang dicurigai harus di buang.
 Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secarabakusetiap kali
habis dipakai.
 Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDSharus disterillisasikan
secara baku.
 Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikankebiasaan penyuntikan
obat ke dalam badannya serta menghentikankebiasaan mengunakan jarum suntik
bersama..
 Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable).
 Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
4) Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu.
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada janinnya. Penularan
dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, padawaktu persalinan dan sesudah bayi di
lahirkan.Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauanagar ibu
yang terinfeksi HIV tidak hamil.
5) Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah karenahubungan seksual,
terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang menimpa orangIndonesia adalah mereka yang
pernah ke luar negeri dan mengadakan hubunganseksual dengan orang asing.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa resiko penularan dari suami pengidap HIVke istrinya adalah 22% dan istri
pengidap HIV ke suaminya adalah 8%. Namun adapenelitian lain yang berpendapat bahwa
resiko penularan suami ke istri atau istri kesuami dianggap sama. Kemungkinan penularan tidak
terganggu pada frekuensi hubungan seksual yang dilakukan suami istri. Mengingat masalah
seksual masihmerupakan barang tabu di Indonesia, karena norma-norma budaya dan agama
yangmasih kuat, sebetulnya masyarakat kita tidak perlu risau terhadap penyebaran virusAIDS.
Namun demikian kita tidak boleh lengah sebab negara kita merupakan negaraterbuka dan tahun
1991 adalah tahun melewati Indonesia.Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk
mencegahmerajalelanya AIDS adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan
kegiatanyang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat
dapatberperilaku seksual yang bertanggung jawab.Yang dimaksud dengan perilaku seksual yang
bertanggung jawab adalah :
 Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
 Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan tidak
terinfeksi HIV (monogamy).
 Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna susila.
 Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari satumitra
seksual.
 Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin.
 Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
 Tidak melakukan hubungan anogenital.
 Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual.

Kegiatan tersebut dapat berupa dialog antara tokoh-tokoh agama,penyebarluasan


informasi tentang AIDS dengan bahasa agama, melalui penyuluhan-penyuluhan tentang
AIDS dan lain-lain yang bertujuan untuk mempertebal iman sertanorma-norma agama
menuju perilaku seksual yang bertanggung jawab.Dengan perilaku seksual yang
bertanggung jawab diharapkan mampu mencegahpenyebaran penyakit AIDS di
Indonesia.
BAB III

PENUTUPAN

A.KESIMPULAN

AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segeraditanggulangi. AIDS berkembang
secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia,termasuk Indonesia.Epidemi yang terjadi meliputi
penyakit (AIDS), virus (HIV) dan epidemireaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan,
sosial, ekonomi,politik, kebudayaan, dan demografi.Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi
AIDS belum ditemukan.Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam upaya pencegahan.
Upayapencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularanAIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dantransplasental, sehingga upaya
pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilakuseksual masyarakat (terutama yang memilikiki
resiko tinggi), menghindari infeksimelalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum
ibu hamil.Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.

B. SARAN

Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam
memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulaidari kesadaran diri sendiri untuk selalu
menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Berita AIDS III No. 3/ 1994. Berita AIDS III No. 4/1994.Departemen Kesehatan RI”Petunjuk
Pengembangan Program Nasional Pemberantasan dan Pencegahan AIDS, Jakarta 1992.Syarifuddin
Djalil“Pelayanan Laboratorium Kesehatan Untuk Pemeriksaan SerologisAIDS”

AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan RI,Jakarta 1989.Majalah Suport No 9 /
I / September 1995. Majalah Suport No 23 / II / Desember 1996.Majalah Suport No 25 / III / Juni 1997.
Majalah Suport No 32 / IV / Juni 1998.Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No 6 /XX /
1992.Soemarsono“Patogenesis, Gejala klinis dan Pengobatan Infeksi HIV”AIDS; Petunjuk Untuk Petugas
Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 1989.Wibisono Bing“Epidemologi AIDS”

AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan RI Jakarta1989.

Anda mungkin juga menyukai