FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas kehendak-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan saya dalam memilih judul ini adalah untuk
mengetahui segala sesuatau yang berhubungan dengan HIV / AIDS. Makalah ni saya buat
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah IMUNOLOGI.
Semoga dapat memberikan manfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan tentang HIV / AIDS. Sehingga kita semua dapat terhindar dari penyakit berbahaya
tersebut. Sekian makalah ini saya buat jika ada kesalahan kata atau materi yang kurang saya
minta maaf karena tidak ada yang sempurna didunia ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian HIV/AIDS................................................................................................................5
2.2 Sejarah Ditemukannya HIV/AIDS.............................................................................................6
2.3 Patofisiologi HIV/AIDS............................................................................................................7
2.4 Penyebab Terinfeksi HIV/AIDS................................................................................................8
2.5 Penularan HIV/AIDS.................................................................................................................10
2.6 Gejala – Gejala HIV/AIDS......................................................................................................10
2.7 Respon Imun Terhadap Tubuh Yang Terinfeksi HIV/AIDS....................................................11
2.8 Pencegahan HIV/AIDS............................................................................................................15
2.9 Terapi Farmakologi Dan Non Farmakologi.............................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
2
BAB I PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah HIV/AIDS itu ?
1.2.2 Bagaimana sejarah singkat ditemukannya HIV/AIDS ?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari HIV/AIDS ?
1.2.4 Apa yang menyebabkan seseorang terinfeksi HIV/AIDS ?
1.2.5 Bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?
1.2.6 Apa gejala-gejala orang yang menderita HIV/AIDS ?
1.2.7 Bagaimana respon imun terhadap tubuh yang terinfeksi HIV/AIDS ?
1.2.8 Bagaimana cara pencegahan agar tidak tertular HIV/AIDS ?
1.2.9 Apa terapi farmakologi dan non farmakologinya ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS
1.3.2 Untuk mengetahui sejarah ditemukannya HIV/AIDS
1.3.3 Untuk memahami patofisiologi dari HIV/AIDS
1.3.4 Untuk memahami apa penyebab seseorang terinfeksi
1.3.5 Untuk memahami cara penularannya
1.3.6 Untuk mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan
1.3.7 Untuk memahami respon imun terhadap tubuh yang telah terinfeksi
HIV/AIDS
1.3.8 Untuk memahami cara pencegahan agar tidak tertular HIV/AIDS
1.3.9 Untuk mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologinya
4
BAB II PEMBAHASAN
5
yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa
penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode
atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai
timbulnya penyakit.
6
penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah
umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.
7
2.4 Penyebab Terinfeksi HIV/AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Tidak semua
orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan gejala. Ada
beberapa faktor-faktor lain yang berperan di sini diantaranya penggunaan alkohol dan obat
bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang
ditularkan lewat alat kelamin. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus
menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan
kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-
helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi.
Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian
system kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi
antibody yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang
berbahaya. Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-
helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-
suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan
8
serangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-
sel T-suppressor.
Dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira
2:1. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-
suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya,penderita AIDS tidak hanya
mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi
juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja. Selain
mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga perlu tahu bahwa tidak
seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini
menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang
menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang
dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper yang lain. Proses ini
akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti ini disebut retrovirus. Bila HIV telah
membunuh sel T-CD4+ (T-helper ) hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200
per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah
kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis,
kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS, yang diidentifikasi dengan
memeriksa jumlah sel T-CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
9
rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan
hidup.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa virus ini juga merusak otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak
pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan
hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan,peneliti lain telah
berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak
menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat risau.
Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan,
semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau
penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan
jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi
virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.
Penularan secara seksual: HIV dapat ditularkan melalui seks penetrative yang tidak
terlindungi.
Penularan melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian
Penularan dari ibu ke anak: HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan,
pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya, terdapat 15-30% risiko
penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran.
Penularan melalui transfusi darah: kemungkinan risiko terjangkit HIV
melalui transfusi darah dan produkproduk darah yang terkontaminasi ternyata lebih
tinggi (lebih dari 90%). Kendati demikian, penerapan standar keamanan darah
menjamin penyediaan darah dan produkproduk darah yang aman, memadai dan
berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan transfusi.
10
Kendati infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah
menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satusatunya cara untuk menentukan apakah
HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV. Gejala – gejala lainnya yaitu :
1. Sakit tenggorokan,
2. Demam,
3. Kelelahan,
4. Penurunan berat badan,
5. Myalgia,
6. Gangguan pernapasan,
7. Diare,
8. Mual muntah, dll
11
Gambar 1. Anatomi Virus HIV
Kelanjutan dari pengenalan antigen virus yang dipresentasikan oleh molekul MHC
kelas I, sel T CD8+ berubah menjadi sel CTL yang membunuh sel yang mempresentasikan
antigen virus. Kerja CTL dilakukan dengan cara induksi apoptosis dengan melepaskan
molekul sitotoksik perforin dan granzyme A/B atau dengan mengaktifkan jalur fast-ligand.
Respon CTL yang terdeteksi selama terjadiya infeksi kebanyakan hilang saat peyakit
mencapai fase akhir. Respon CTL menghambat replikasi virus dan berperan penting dalam
kontrol awal infeksi HIV dan mengendalikan setpoint virus.
Sifat kualitatif respon sel T CD8+ oleh setiap individu ditentukan oleh tipe MHC yang
dimilikinya. Secara umum respon terfokus pada minggu pertama hingga sebulan setelah
infeksi, dan kemudian meluas selama fase asymptomatic, dan akhirnya menurun. Pada
sejumlah individu mampu mengenali berbagai macam epitop. Epitop-epitop tersebut terdapat
pada sebagian besar protein yang diekspresikan oleh virus. Tidak semua CD8+ CTL memiliki
keefektifan yang sama. Pada individu terinfeksi HIV khususnya yang memiliki kadar virus
12
yang tinggi, CD8+ CTL tidak didominasi oleh sel memori tetapi oleh sel efektor
yang memiliki kemampuan replikasi terbatas.
CD8 anti viral factor (CAF) non sitotoksik adalah mekanisme lain dari Sel T CD8+
untuk mengendalikan replikasi virus pada sel CD4+ yang terinfeksi. Hasilnya bukan berupa
matinya sel CD4+. Chemokin β MIP-1α, MIP-1β dan RANTES yang ligand alaminya
adalah reseptor CCR5, membentuk komponen CAF. Komponen tersebut menghambat
masuknya virus, dengan mengganggu pengikatan gp120 ke HIV-coreceptor CCR5. Terdapat
juga komponen lain dari CAF yang berperan setelah virus masuk, yaitu dengan cara
menghambat transkripsi virus. Aktifitas CAF tertinggi terjadi pada saat awal proses penyakit.
Sel T CD4+
Pada infeksi virus selain HIV, bersamaan dengan Sel T CD8+, pengenalan peptida
antigenik virus mengaktifkan respon Sel T helper (Th) CD4+, mendorong ekspresi berbagai
macam sitokin termasuk IL-2, IFN-y dan tumor necrosis factor (TNF)-β) yang
mengkoordinasi respon multiseluler yang dimediasi sel untuk menghadapi masuknya virus.
Pada kasus infeksi HIV Sel T CD4+ distimulasi dengan cara yang sama. Sel T CD4+ spesifik
terhadap HIV terdeteksi di awal munculnya penyakit. Virus HIV lebih mudah menginfeksi
sel yang teraktifasi karena sel teraktivasi mengekspresikan co-receptor CCR5 pada level
tinggi. HIV juga lebih mudah bereplikasi pada sel yang sedang memperbanyak diri.
Sel T CD4+ sering terinfeksi pada tahap awal penyakit dan kemudian sukar untuk
dideteksi. Antigen spesifik Sel T CD4+ terdeteksi pada level rendah pada tahap infeksi
berikutnya, kecuali pada subpopulasi individu yang mampu mengendalikan infeksi secara
alami (long-term non-progressor). Sebagian besar Sel T CD4+ spesifik terhadap HIV mampu
memproduksi IFN-y tetapi bukan IL-2. Tanpa adanya bantuan CD4 membuat respon sel T
CD8+ dan respon antibodi netralisasi melemah, terutama respon terhadap varian baru
virus. Pada tahap berikutnya CD4 kehilangan kemampuan untuk merespon patogen lain,
sehingga bila terjadi infeksi oleh patogen lain tubuh tidak akan memberikan respon imun
yang memadai.
13
Antibodi
Envelope HIV adalah target utama respon imun humoral, antibodi netralisasi
mentargetkan epitop protein envelope. Virus mengembangkan berbagai macam mekanisme
untuk menghindari efek antibodi netralisasi. Beberapa epitop netralisasi bersifat cryptic,
tersembunyi di dalam struktur protein molekul dan terekspos hanya sementara pada saat
perubahan konformasional glikoprotein selama masuknya virus ke dalam sel atau
persentuhan dengan antibodi netralisasi sekunder.
Antibodi harus memiliki afinitas yang kuat dan cepat sehingga dapat berkompetisi
dengan ligand alaminya.Virus juga bisa melindungi epitop netralisasi utama dengan protein
glikan yang membentuk tameng yang memiliki habatan sterik terhadap interaksi anti-gp120.
Cara penghindaran lain adalah sifat glikoprotein yang mudah bermutasi yang membuat virus
terhindar dari antibodi netralisasi (translated by undil).
14
2.8 Pencegahan HIV/AIDS
Bagi yang belum terinfeksi, sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah
atau mengobati HIV/AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk melakukan
pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya. Disini disarankan beberapa tindakan-
tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV AIDS
diantaranya :
Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV AIDS dan
bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegahan.
Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarang
orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu
mengetahui status HIV AIDS patner seks sangatlah penting.
Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV AIDS
adalah melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang yang memiliki
status HIV positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU ( injection
drug user ).
Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan
kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV AIDS melalui
seks.
Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National
Institutesof Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki
resiko 53 % lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi.
Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko
tinggi,sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali.
Berpantang seks, menghindari perilaku seks bebas dan tetap setia pada pasangan/tidak
berganti-ganti pasangan, atau melakukan seks secara “aman”.
Apabila kita akan menjalani transfusi darah, pastikan bahwa darah dan alat-alatnya
steril dan telah melalui tes HIV dan standar keamanan darah.
Katakan TIDAK pada narkoba, apapun bentuknya.
15
2.9 Terapi Farmakologi Dan Non Farmakologi
2.9.1 Terapi Farmakologi
Integrase Inhibitor
NRTIs
NNRTIs
Protease Inhibitor
Entry Inhibitor – Fusion Inhibitor
Co – reseptor Inhibitor
16
2.9.2 Terapi Non Farmakologi
17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HIV ( Human Immuno deficiency Virus ) adalah virus yang menyerang dan merusak sel
kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang
berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ).
AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa saja. Virus HIV dikenal
secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu
sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Sedangkan, AIDS
pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981. HIV secara terus menerus memperlemah
sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok
sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper ( disebut juga T4 atau T-CD4+ ).
HIV hidup dicairan tubuh seperti darah, semen dan cairan dari orang yang terinfeksi
HIV. HIV tidak terdapat dalam urine, faeces, muntahan. HIV tidak dapat menembus kulit
utuh. Virus HIV tidak menular melalui keringat, air liur , makanan, flu/influenza,
berpelukan, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala
infeksi sistemik seperti demam,berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan
kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.
Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Namun ada beberapa
pengobatan yang disarankan, seperti terapi antivirus, penanganan eksperimental dan saran,
serta pengobatan alternative. Bagi anda yang belum terjangkit virus mematikan ini sangat
diharapkan untuk melakukan pencegahan sedini mungkin, seperti memahami bahaya
HIV/AIDS dan ajarkan pada orang lain, jauhi seks bebas, gunakan jarum suntik yang steril,
lakukan tes HIV minimal 1x setahun, serta selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
3.2 Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati dalam bergaul. Jauhi
seks bebas dan berhati-hati dalam memilih pasangan hidup, jangan sampai kita menikah
18
dengan pasangan yang mengidap HIV/AIDS, karena selain dapat menular kepada diri kita
sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga harus berhati-hati
dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tranfusi darah dengan darah yang sudah
terpapar HIV. Selain itu, jangan lupa berdoa dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar
selalu dilindungi dari hal-hal yang tidak kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/44074/3/3_BAB_II_.pdf
https://kemlu.go.id/download/L1NoYXJlZCUyMERvY3VtZW50cy9UQUJMT0lEL3
RhYmxvaWQlMjBCcm9zdXIlMjBBSURTLnBkZg==
http://duniashinichi.blogspot.com/2013/01/respon-imun-terhadap-infeksi-virus-
hiv.html
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/makalah-hiv-aids.html
https://ayups87.wordpress.com/2012/06/16/makalah-pengaruh-hivaids-terhadap-
sistem-kekebalan-tubuh-manusia/
https://prezi.com/uxudk0pulzwo/hivaids/
http://husnhy.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-hivaids.html
19