HIV/AIDS
Pengertian, Pengobatan dan Mekanisme kerja obat yang digunakan untuk
Guru Pembimbing:
Meity Pantow S.Pd
DISUSUN OLEH :
Glenvander W.H Awon
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Tuhan atas hikmat dan rahmat dan juga
lindungannya. Akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Makalah ini saya susun untuk melengkapi tugas Biologi. Selain itu saya
menyusun makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang
VIRUS HIV AIDS. Mungkin makalah yang saya buat ini belum sempurna
karna saya juga masih dalam
belajar, oleh karena itu saya menerima kritik dan saran anda supaya makalah
selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam makalah ini kami membahas
tentang penyakit berbahaya, HIV AIDS.
Demikianlah makalah yang saya susun dan jika ada tulisan atau
prerkataan yang kurang berkenan atau kurang sopan saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermafaat bagi
pembaca.
Penyusun ,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Pengertian ...................................................................................... 2
B. Etiologi ........................................................................................... 3
BABIII: PENUTUP............................................................................................. 23
A. Kesimpulan..................................................................................... 23
B. Saran............................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 24
iii
BAB I
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini
adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk
memproduksi kembali dirinya. Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal
adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki–laki dari
Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi
(Djausi, 2001).
Permasalahan HIV dan AIDS bukan saja menjadi masalah nasional akan tetapi
sudah menjadi masalah global karena lebih dari 40 juta jiwa manusia di dunia hidup
dengan HIV Estimasi jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 640.433
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan virus HIV/AIDS?
2. Apa perkembangan obat terbaru HIV/AIDS?
1
3. Bagaimana cara meningkatkan CD4?
4. Bagaimana cara penanggulangan komplikasi penyakit HIV/AIDS?
5. Meningkatkan status gizi penderita HIV/AIDS?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma
penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh manusia (Wartono, 1999).
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh ( Syahlan, 1997).
Infeksi pada kehamilan adalah penyebab morbiditas ibu dan neonatal yang
sudah diketahui. Banyak kasus dapat dicegah, dan dalam makalah ini akan dibahas
mengenai penyakit infeksi yang sering ditemukan yang dapat terjadi dalam
kehamilan (Kuswayan, 2009).
B. Etiologi
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam
hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
Cara penularan HIV:
1. Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah
terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat
dicegah.
2. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana
darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang
tidak steril.
3. Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan
seseorang yang telah terinfeksi.
4. Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa
kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.
Penularan secara perinatal
1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang
dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada
saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga
virus dari ibu dapat menular pada bayi.
3. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewktu berada dalam kandungan
atau juga melalui ASI
4. Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
Kelompok resiko tinggi:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3 Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi (Ida, 2010).
1. Tahap dini, fase akut , ditandai oleh viremia transien, masuk ke dalam jaringan
limfoid, terjadi penurunan sementara dari CD4+ sel T diikuti serokonversi dan
pengaturan replikasi virus dengan dihasilkannya CD8+ sel T antivirus. Secara
klinis merupakan penyakit akut yang sembuh sendiri dengan nyeri tenggorok,
mialgia non-spesifik, dan meningitis aseptik. Keseimbangan klinis dan jumlah
CD4+ sel T menjadi normal terjadi dalam waktu 6-12 minggu.
2. Tahap menengah, fase kronik, berupa keadaan laten secara klinis dengan
replikasi. virus yang rendah khususnya di jaringan limfoid dan hitungan CD4+
secara perlahan menurun. Penderita dapat mengalami pembesaran kelenjar
limfe yang luas tanpa gejala yang jelas. Tahap ini dapat mencapai beberapa
tahun. Pada akhir tahap ini terjadi demam, kemerahan kulit, kelelahan, dan
viremia. Tahap kronik dapat berakhir antara 7-10 tahun.
D. Patofisiologi
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan
dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus
dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah
menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut
reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia,
yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut
mulai menghasilkan virus–virus HI.
Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus
yang baru. Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas
dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah
proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan
tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan
penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut
dari orang ke orang.
Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–
sel yang terinfeksi dan mengantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut
mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya.
Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200
sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya
terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi–
infeksi oportunistik.
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
dimasukkan sebagai template RNA dari HIV oleh enzim reverse transcriptase
sehingga terbentuk DNA komplementer yang berbeda dari DNA HIV. DNA
yang berbeda inilah yang menyebabkan penghentian proses transkripsi dan
pencegahan terhadap proses elongasi. Pada jenis Tenofovir, zat aktif sudah
dalam bentuk nukleotida, sehingga tidak perlu dilakukan fosforilasi. Contoh
obat yang termasuk golongan ini adalah Zidovudine, Zalcitabine, Didanosine,
Stavudin, Lamivudin, Abacavir dan Tenofovir (Schooley, 2004).
a) Zidovudin
Mekanisme kerja: Target zidovudin adalah enzim reverse
transcriptase (RT) HIV. Zidovudin bekerja dengan cara menghambat
enzim reverse transcriptasevirus, setelah gugus azidotimidin (AZT) pada
zidovudin mengalami fosforilasi. Gugus AZT 5’monofosfat akan
10
c) Zalsitabin
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus.
f) Emtrisitabin
12
- Indikasi: infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya
seperti zidovudin dan lamivudin.
- Dosis: per oral 600 mg per hari (2 tablet 300 mg)
- Efek samping: mual, muntah, diare, reaksi hipersensitif (demam,
malaise, ruam), dan gangguan gastrointestinal.
13
- Efek samping: Ruam, peningkatan tes fungsi hati, juga pernah terjadi
neutropenia.
c) Efaviren
Bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non-substrat HIV-1 RT.
- Resisten terhadap efavirens
- Spekterum aktivitas: HIV tipe 1
- Indikasi: infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya,
terutama NRTI dan NtRTI.
- Dosis: per oral 600 mg per hari (sekali sehari tablet 600 mg)
sebaiknya sebelum tidur untuk mengurangi efek samping SSPnya.
- Efek samping: sakit kepala, pusing, mimpi buruk, sulit berkonsntrasi
dan ruam.
14
15
16
Berikut adalah pola hidup sehat yang sederhana namun sangat efektif
meningkatkan jumlah cd4 dalam tubuh kita:
17
18