JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................3
A. Kajian Teori
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................4
A. Jenis Penelitian...............................................................................................4
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengobatan Penyakit AIDS............................................................................5
B. Tes HIV..........................................................................................................5
C. Aktivitas Pembelajaran Menganalisasi Bahaya, Penularan dan
Pencegahan Penyakit HIV/AIDS..................................................................5
BAB V PENUTUP....................................................................................................6
A. Kesimpulan....................................................................................................6
B. Saran...............................................................................................................6
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................7
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AIDS adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
dari virus HIV (Diatmi and Diah, 2014). Orang yang telah di diagnosa terinfeksi positif oleh
virus HIV dan AIDS maka orang tersebut disebut dengan ODHA (Orang Dengan
HIV/AIDS) (Diatmi dan Diah, 2014).
Perkembangan HIV/AIDS pertama kali dikenal pada tahun 1981, namun kasus HIV/AIDS
secara retrospektif telah muncul selama tahun 1970-an di Amerika Serikat dan di beberapa
bagian di dunia seperti Haiti, afrika, dan eropa. (Dinas Kesehatan, 2014). UNAIDS (2017)
menunjukkan terjadi peningkatan jumlah orang yang menderita HIV dari 36,1 millyar di
tahun 2015 menjadi 36,7 millyar di tahun 2016. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang memiliki tingkat prevalensi HIV/AIDS yang cukup tinggi. Kasus
HIV/AIDS pertama kali ditemukan di provinsi Bali pada tahun 1987. Kasus HIV/AIDS telah
menyebar di 407 dari 507 kabupaten/kota (80%) di seluruh provinsi di Indonesia hingga saat
ini (Ditjen P2P, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
3
BAB IV
PEMBAHASAN
- Pencegahan HIV/AIDS :
1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
2. Tidak berganti ganti pasangan
3. mensterilisasi jarum suntik
4. memastikan pendonor darah bersih dari HIV
5. Menghindarkan diri dari obat obatan terlarang
4
4
B. Tes HIV
Tes HIV adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk menunjukkan jika seseorang
terinfeksi HIV atau tidak. HIV (human immunodeficiency virus) sendiri adalah
virus yang menyerang dan menghancurkan sel-sel dalam sistem kekebalan
tubuh. Sel-sel ini yang diserang ini berguna untuk melindungi tubuh dari kuman
penyebab penyakit, seperti bakteri dan virus. Jika seseorang kehilangan terlalu
banyak sel kekebalan, tubuh akan lebih sulit untuk melawan infeksi dan penyakit
lainnya.
Setiap orang disarankan untuk melakukan tes HIV paling tidak setahun sekali,
sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin. Terutama pada seseorang yang
berisiko tinggi alami penyakit ini. Pada pria gay dan biseksual yang aktif secara
seksual, pemeriksaannya disarankan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali.
Seseorang yang berusia di atas 64 tahun dan memiliki risiko terhadap gangguan
ini, tes ini juga direkomendasikan.
- Tes Antibodi
Tes ini berguna untuk mencari antibodi HIV dalam darah atau air liur. Sistem
kekebalan menghasilkan antibodi saat terpapar bakteri atau virus, seperti HIV.
Tes antibodi HIV dapat menentukan apakah seseorang terserang HIV dari 3-12
minggu setelah infeksi. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh mungkin
membutuhkan waktu beberapa minggu atau lebih lama untuk membuat antibodi
terhadap HIV. Kamu mungkin dapat melakukan tes antibodi HIV dalam lingkup
privat, seperti di rumah.
4
- Tes Antibodi/Antigen pada Darah
Tes ini mencari antibodi dan antigen HIV dalam darah. Antigen adalah bagian
dari virus yang memicu respon imun di dalam tubuh. Jika telah terpapar HIV,
antigen akan muncul dalam darah sebelum antibodi diproduksi. Tes ini biasanya
dapat menemukan HIV dalam waktu 2-6 minggu setelah infeksi. Tes
antibodi/antigen HIV adalah salah satu jenis tes HIV yang paling umum
dilakukan. HIV Viral Load Tes ini mengukur jumlah virus HIV dalam darah.
Metode ini dapat menemukan HIV lebih cepat daripada tes antibodi dan
antibodi/antigen, tetapi sangat mahal. Fungsinya digunakan untuk memantau
infeksi HIV yang terjadi di dalam tubuh.
Bagaimana Prosedur Tes HIV?
Ahli medis akan mengambil sampel darah dari vena di lengan dengan jarum
kecil. Setelah itu, darah dalam jumlah tertentu diambil dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Pengambilan darah ini mungkin membutuhkan waktu 5 menit.
Kamu perlu mengambil sampel air liur dari mulut atau setetes darah dari ujung
jari. Instruksi penggunaan alat pemeriksaan akan diberikan terkait cara
mendapatkan sampel, pengemasan, hingga pengiriman ke laboratorium. Untuk
tes air liur, kamu akan menggunakan metode swab dari mulut. Untuk tes darah,
alat khusus untuk menusuk jari dan pengambilan sampel darah diberikan.
Apa Saja Hasil Tes HIV?
Jika hasilnya negatif, itu bisa berarti jika kamu tidak mengidap HIV. Hasil
negatif juga dapat berarti jika seseorang mengidap HIV, tetapi terlalu dini untuk
mengetahuinya. Diperlukan beberapa minggu agar antibodi dan antigen HIV
muncul di tubuh. Jika hasilnya negatif, penyedia layanan kesehatan dapat
memesan tes HIV tambahan di kemudian hari apabila dibutuhkan.
Jika hasilnya positif, kamu akan mendapatkan tes lanjutan untuk memastikan
diagnosis. Jika kedua tes positif, itu berarti kamu mengidap HIV.
Meskipun tidak ada obat untuk HIV, penyakit ini dapat dikendalikan secara
efektif dengan obat-obatan. Obat yang digunakan untuk mengobati HIV disebut
terapi antiretroviral (ART). Pengobatan ini dapat secara signifikan mengurangi
jumlah HIV dalam darah.
4
Seseorang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan ART sebelum
penyakitnya menjadi terlalu parah, ia tetap dapat hidup lama dan sehat. Untuk
seseorang yang hidup dengan HIV, penting untuk mengunjungi penyedia
layanan kesehatan secara teratur.
Tes HIV tersedia di banyak rumah sakit, klinik medis, dan pusat kesehatan
masyarakat. Direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan melalui penyedia
layanan kesehatan profesional, meski tersedia alat tes mandiri. Pada tes mandiri,
seseorang tetap perlu memberikan sampel darah dan air liur ke laboratorium
untuk pengujian.
A. Kesimpulan
Pada bab ini kelompok kami menyimpulkan bahwa HIV/AIDS menjadi masalah
serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau persoalan
pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berdasarkan sifat
dan efeknya, sangatlah unik HIV/AIDS sifatnya yang sangat mematikan sehingga
menimbulkan rasa malu dan pengucilan dari masyarakat yang kemudian akan
mengiring pada bentuk-bentuk pembungkaman, penolakan, stigma, dan diskriminasi
pada hampir semua sendi kehidupan.
Hampir semua orang yang diduga terinfeksi AIDS tidak memiliki akses terhadap tes
HIV, inilah yang membuat usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan menjadi
sangat rumit. Program pencegahan penyebaran HIV/AIDS harus segera
dilaksanakan, tak terkecuali area Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah
Tahanan
B. Saran
Remaja Indonesia harus tumbuh secara positif dan kontruktif, serta sebisa
mungkin dijauhkan dari telibat kenakalan remaja. Inialah tantangan riil yang kita
hadapi sebagai guru dan orang tua. Sudah sedemikian lama fenomena maraknya
kenakalan remaja ini dibiarkan begitu saja, seolah hanya di tangani dengan asal-
asalan. Pemerintahan sebagai pemengang utama kebijakan juga dapat
menjalankan perannya, yaitu membuat undang undang pendidikan, undang
undang teknologi komunikasi (yang mengatur tayangan yang layak di akses di
internet, televisi, dan media massa), serta membangun aparat
kepolisian yang kuat.
6
DAFTAR PUSAKA
https://ringkasanku.com/bahaya-penularan-dan-pencegahan-penyakit-hiv/
https://www.halodoc.com/kesehatan/tes-hiv