Anda di halaman 1dari 12

Makalah

HIV/AIDS

Disusun Oleh :
NAMA : Widya katili
Stambuk : 502180006

UNIVERSITAS GORONTALO
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI ILMU GIZI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan nikmat
kepada kita semua, karena dengan nikmat itulah penulis dapat menyusun makalah ini
shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita semua yakni
nabi muhammad SAW beserta kelurganya, sahabatnya dan kita selaku umatnnya
Pada kesempatan ini penulis mencoba menyusun makalah yang berjudul
‘HIV/AIDS’ , terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini
DAFTAR ISI
CAVER.............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................
A. Latar belakang ............................................................................4
B. Rumusan masalah .......................................................................4
C. Tujuan masalah ..........................................................................4
BAB II TINJAUAN/ TEORI...........................................................
A. Pengertian HIV/AIDS ...............................................................5
B. Bilogi .........................................................................................6
C. Tanda dan gejala HIV/AIDS ......................................................7
D. Cara penularan ...........................................................................8
E. Cara mengetahui oprang terinfeksi ............................................9
F. Zat gizi dan HIV/AIDS ..............................................................10
G. Perbandingan jurnal nasinal dan internasional ..........................11
BAB III PENUTUP...........................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.AIDS singkatan dari Acquired Immune
Deficiency Syndrome. AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem
kekebalan tubuh.Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit
dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa
menjadi lebih berat daripada biasanya. Penyakit AIDS telah menjadi masalah
internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan
melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi tidak
saja mengenai penyakit (AIDS ), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negatif
berbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan
demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi baik oleh negara maju
maupun negara berkembang
Orang yang terkena HIV/AIDS sangat mudah tertular oleh berbagai macam
penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita yang menurun.HIV/AIDS bisa
menular ke orang lain melalui hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak
terlindungi (tanpa alat pengaman kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV,
jarum suntik, tindik, tato yang tidak steril yang dipakai bergantian, mendapat tranfusi
darah dari orang yang darahnya mengandung virus HIV positif dan ibu yang positif
HIV kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui ASI.
Sumber penularan yang utama HIV/AIDS pada ibu rumah tangga adalah dari
pasangannya sendiri atau suami. Berdasarkan data disebutkan bahwa heteroseksual
merupakan penyebab utama HIV/AIDS.Kementrian Kesehatan RI menyebutkan kasus
AIDS paling tinggi adalah pada kelompok heteroseksual yaitu sebesar .Suami yang
sering menggunakan jasa pekerja seks komersial besar untuk menularkan HIV/AIDS
pada istrinya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya HIV/AIDS ?
3. Apakah tanda dan gejala terjadinya HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
5. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS ?
6. Apa hubungan zat gizi dan HIV/AIDS?
7. Apa perbedaan jurnal indonesia dan internasional tentang penyakit HIV/AIDS ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui tentang HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui bagaimana penularan HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS
6. Untuk mengetahu hubungan zat gizi dan HIV/AIDS
7. Untuk mengetahui perbedaan jurnal nasional dan internasional tentang HIV/AIDS
BAB II
TINJAUAN/TEORI
A. Pengetian HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4, sehingga merusak
sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. HIV atau human
immunpdeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyababkan penyakit AIDS.
Virus yang merusak daya tahan tubuh dengan menyerang sistem kekebalan/imunitas
tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi tidak berdaya dalam melawan
infeksi. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin, (air
mani atau sperma/cairan vagina yang terinfeksi) dan air susu ibu yang sudah terinfeksi
HIV atau virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui
kontak seksual orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang
disebabkan oleh HIV tersebut yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk ke dalam
tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejala –gejala yang terlihat secara fisik
sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak terkena penyyakit namun, perlu
diwaspadai walaupun dari luar penderita HIV tampak normal-normal saja tetapi dia
dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai cara yang mungkin
juga tidak disadari oleh penderita itu.
AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) adalah dampak atau efek dari
perkembangan virus dalam tubuh mahluk hidup, virus HIV membutuhkan waktu
untuk menyebabkan sindrom AIDS mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS
yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah dan
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel
darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV. AIDS adalah sindrom menurunya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV orang yang mengidap AIDS amat mudah
tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh menurun
AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebut dengan retnoviruses yang
sering disebut dengan HIV. Seseorang yang terkena infeksi HIV/AIDS sistem
kekebalan tubuhnya menurun drastic. Virus AIDS menyerang sel darah putih
khususnya yang disebut bagian T-iymphocytes tanda pertama penderita HIV biasanya
akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh,
setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa
tahun secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan jantung.

B. Etiologi
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhmya tidak
semua yang terinfeksi virus HIV ini trjangkit penyakit AIDS menunjukan bahwa
faktor-faktor yang berperan disini penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi,
tingkat stress yang tinggi adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan
lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin peran diantaranya adlah
waktu. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus
memperlemah sistem kekebalan tubuh dengancara menyerang dan menghansurkan
kelompok-kelompok sel sel darah putih tertentu yaitu sel t\T-helper ini juga disebut
T4 memainkan sesuatu peran penting pada pencegahan infeksi, sel sel ini akan
berkembang cepat dengan memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh

C. Tanda dan gejala


Gejala AIDS adalah hasil dari kondisi umumnya tidak terjadi pada individu dengan
system kekebalan yang sehat. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, virus, fungi dan parasit yang dalam keadaan normal bisa dikendalikan
oleh elemen sistem

1. Demam
Demam ringan adalah gejala awal yang paling umum terjadi saat seseorang
terpapar virus HIV. Demam ringan ini seringkali disertai denga sakit
tenggorokan, kelelahan yang ekstrim, dan pembengkakan kelenjar getah
bening. Demam adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh sebagai akibat dari
masuknya virus HIV ke aliran darah dengan jumlah yang berlipat ganda
2. Nyeri otot
Nyeri otot dan persendian tak hanya dialami oleh orang-orang yang mengalami
gejala penyakit hepatitis dan siffilis tapi juga dirasakan seseorang yang telah
terpapar virus HIV. Gejala ini seringkali diabaikan hingga paparan virus HIV
benar-benar masuk tingkat yang menghawatirkan
3. Raum kulit
Raum kulit berupa bercak bercak kemerahan pada kulit atau benjolan
menyerupai jerawat dalam jumlah banyak yang tak sebuh sembuh. Gejala ini
tidak akan muncul jika paparan virus HIV telah mencapai pada tingkat yang
lebih parah
4. Mual muntah dan diare
Antara 30-60 persen pengidap HIV akan mengalami gejala singkat mual
muntah, dan serangan diare selain sebagai gejala HIV tahap lanjut, gejala-gejala
di atas juga bisa muncul sebagai efek samping dari terapi pengobatan
5. Berat badan turun drastis
Berat badan turun drastis merupakan tahap gejala lanjut bahwa tubuh telah
terinfeksi hiv berat badan turun drastis bisa terjadi akibat diare artau kurangnya
nutrisi tubuh akibat memuntahkan makanan

D. Cara penularan
AIDS bukan penyakit, karena aids tidak menular. Yang menular adalah HIV yaitu
virus yang menyebabkan tubuh mencapai masa AIDS. Virus ini terdapat dalam
larutan darah, cairan sperma dan cairan vagina sehingga dapat menular melalui
konrtak darah/cairran tersebut. HIV sangat mudah mati jika diluar tubuh manusia
akan sangat sensitif terhadap suhu 600C HIV sudah mati.
HIV AIDS berkembang sangat pesat dibenua afrika hampir sekitar 10% dari jumlah
populasi dunia terdapat disana, namun sayang sekali kira kira 60% dari jumlah
populasi mengidap aids begitu pula dengan indonesia mengapa penyakit ini menyebar
dengan begitu karena tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan menurun

E. Cara mengetahui seseorang terinfeksi


Untuk mengetahui seseorang tertular atau tidak dapa melakukan test HIV dan tes
HIV dapat dilakukan paling cepat 3 bulan setelah terinfeksi jika seseorang merasa
telah melakukan aktivitas yang berisiko HIV sebaiknya memeriksakan diri ke dokter
untuk dilakukan test penanganan dini dan tepat akan menyelamatkan penderita dari
keganasan virus ini. Jika hasil test HIV positif sebaiknya penderita melakuka
pemeriksaan CD4 dan viral load test, sel CD4 adalah jenis darah putih atau limfosit
sel tersebut adalah bagian yang penting dalam sistem kekebalan tubuh. Jumlah CD4
adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun tubuh
semakin rendah jumlahnya semakin besar kerusakan yang diakibatrkan HIV.
F. Zat gizi dan HIV
Seperti diketahui, infeksi HIV adalah infeksi yang menyerang sistem imun
sehingga meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit akibat infeksi
lainnya seperti infeksi saluran cerna, tuberkulosis, dan flu. Pada orang yang
mengalami infeksi, proses metabolismenya meningkat berkali-kali lipat sehingga
kebutuhan akan zat gizi juga bertambah. Bila kebutuhan ini tidak tercukupi melalui
makanan, maka metabolisme akan mengambil sumber dari tubuh orang tersebut
sehingga orang dengan infeksi HIV mengalami penurunan berat badan, atrofi otot,
hingga kelemahan. Keadaan defisiensi gizi membuat seseorang makin cepat masuk ke
tahapan AIDS. Baik upaya pencegahan dan perawatan jangka panjang bagi orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA) memerlukan gizi sebagai elemen penting. Pengaturan
gizi memberi dampak nyata dalam perjalanan penyakit infeksi HIV. Status yang
kurang gizi berat dan sedang pada ODHA memiliki korelasi terhadap peningkatan
resiko kematian sebanyak 2–6 kali lipat. Intervensi gizi yang spesifik terbukti
memperbaiki keadaan klinis dan status gizi ODHA. Pelayanan gizi pada ODHA
merupakan dukungan gizi pada kehidupan sehari-hari sebagai strategi penting untuk
meningkatkan kualitas hidup ODHA. Sebagian besar ODHA mengalami masalah gizi
seperti diare, mual dan perilaku berisiko menimbulkan masalah gizi berupa ketidak
mampuan dalam memilih makanan sehat. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang
terintegrasi agar ODHA dapat tercukupi kebutuhan gizinya. Khusus pada kasus HIV,
terdapat berbagai keluhan klinis yang memengaruhi asupan makanan. Misalnya,
kondisi sederhana seperti kandidiasis oral. Selain memberikan terapi klinis, pemilihan
intervensi gizi yang tepat akan membantu pemulihan pasien. Selain
memertimbangkan keluhan klinis, cara pemberian dan pemilihan makanan bagi pasien
juga perlu menyesuaikan dengan obat Antiretroviral (ARV) yang dikonsumsi pasien.
Hal lain yang tak kalah penting adalah kepatuhan pasien dalam mengikuti program
perawatan dan pengobatan HIV.

Seiring dengan perjalanan infeksi HIV, kebutuhan gizi ODHA juga terus berubah.
Berikut dipaparkan mengenai tahapan infeksi HIV dan kebutuhan gizi yang
diperlukan:

1. Tahap awal

Infeksi merusak sistem imun di tingkat selular. Limfosit CD4 mengalami


kerusakan yang progresif sehingga tubuh tidak mampu melawan Selain virus
HIV menginfeksi langsung sel-sel imun, sel yang sudah terinfeksi juga akan
menginfeksi sel-sel yang sehat, sehingga terjadi kerusakan sel berlipat ganda.
Sel-sel yang rusak berdampak membentuk radikal bebas dalam darah maupun
jaringan tubuh. Radikal bebas dalam jumlah tinggi meningkatkan metabolisme
dan bersifat merusak tubuh Kecepatan perkembangan infeksi HIV pada tahap
Awal, dapat diperlambat dengan suplemen zat-zat gizi dan parameter bahwa
terjadi perbaikan salah satunya dengan penambahan berat badan.

2. Tahap dua

Infeksi HIV berlangsung terus hingga berdampak pada asupan makanan,


daya cerna (digestion), daya serap (absorbtion), memengaruhi fungsi tubuh
(Body disfunction). Pada tahap III dan IV infeksi HIV akan terjadi kerusakan
dan mengakibatkan kegagalan metabolisme, sehingga suplementasi zat gizi
tidak mampu memperbaiki status gizi ODHA hingga menjadi seperti semula, ini
disebut sebagai sindroma balloon Gangguan gizi mengakibatkan keadaan
defisiensi zat gizi mikro yang terdiri dari vitamin. Mineral dan air. yang
mempengaruhi metabolisme tubuh yang terlihat lebih jelas pada tingkat
bioselular, dalam pembentukan enzim dan hormone tubuh. Gangguan zat gizi
makro yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, akan mempengaruhi
keadaan massa tubuh sehingga dapat memperburuk atau menurunnya status gizi
seseorang yang berdampak jelas dengan penurunan berat badan yang drastis
pada ODHA. Dengan terjadinya kegagalan metabolisme akan memberi dampak
makin cepat perjalanan infeksi HIV menjadi AIDS dan karena gizi yang
memburuk, akan terjadi kehilangan massa tubuh, wasting, dan atrofi otot
sehingga ODHA akan tampak sangat kurus (cachexia). Penatalaksanaan ODHA
mencakup pengobatan Antiretroviral (ARV) dan intervensi gizi. Obat ARV
berfungsi memperlambat kerusakan sistem kekebalan, mengurangi jumlah virus,
mencegah lajunya infeksi HIV dan memungkinkan pemulihan kekebalan tubuh.
Sementara perencanaan gizi yang benar dan olah raga teratur akan memberikan
dampak positif terhadap fungsi dan pembentukan imunitas tubuh ODHA. Pada
awal seseorang didiagnosis HIV positif, maka perlu dilakukan skrining gizi
sehingga didapat resiko masalah gizi yang dialami pasien. Faktor lain yang
perlu dikaji adalah kondisi medis, bentuk fisik serta situasi social pasien.
Pengkajian faktor medisnya melihat stadium HIV pada saat dinyatakan positif,
penyakit penyerta, infeksi oportunistik dan komplikasi metabolism. Penilaian
faktor fisik untuk menilai perubahan bentuk tubuh, gangguan pencernaan dan
antropometri (berat dan tinggi badan). Faktor sosial melihat lingkungan tempat
tinggal, kebiasaan makan yang tidak normal, kesehatan mental, faktor sumber
pendapatan, serta akses untuk mendapatkan makanan. Setelah mengetahui
masalah gizi pasien, maka dapat dibuat perencanaan gizi yang sesuai dengan
kebutuhannya. Kepada pasien dan keluarga dapat diberikan edukasi mengenai
gizi yang diperlukan oleh ODHA sehingga dapat diatur agar asupan gizinya
akan seimbang Gizi seimbang bukan berarti harus menggunakan bahan
makanan yang mahal, tetapi memanfaatkan bahan makanan yang terjangkau
dengan nilai gizi yang tinggi. ODHA yang sudah mendapat ARV dan intervensi
gizi, wajib dilakukan monitoring dan evaluasi. Tujuannya agar ODHA terpantau
kondisinya dan mecegah kemunduran terkait status HIV-nya.

Pada keadaan ODHA dengan status gizi yang buruk dengan kondisi fisik sangat
buruk baiknya dirujuk ke dokter spesialis gizi agar mendapat edukasi dan
anjuran yang tepat untuk status gizinya, sehingga monitoring dan evaluasi dapat
dilakukan dengan baik dan benar.

G. Perbedaan jurnal nasional dan internasional

Setelah saya membaca kedua jurnal maka terdapat perbedaan diantara jurnal
tersubut yaitu :

Internasional
1. Lebih sulit dipahami karena menggunakan bahasa internasional
2. Tidak terlalu detail dalam menjelaskan
3. Sub bab yang digunaka yaitu abstrak material, methode, discuusion , conclusion
4. Lebih banyak menggunakan gambar atau tabel

Nasional

1. Bahasanya mudah dimengerti karena menggunakan bahasa nasional


2. Lebih spesifik isi jurnalnua
3. Sub yang digunakan abstrak, pendahuuan, pembahasan, metode, tujuan,
kesimpulan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang se darah putih yang bernama CD4 sehingga merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang
seperti darah, cairan kelamin (air/mani sperma atau cairan vagina yang terinfeksi) dan
air susu ibu yang telah terinfeksi.

B. Saran

Sebagai mahasiswa kesehatan kita harus memberikan penyuluhan terutama kepada


remaja tentang HIVAIDS menghimbau agar tidak melakukan seks bebas sehingga
kesadaran individu terhadap bahaya seks diluar nikah yang dapat menyebabkan
penyakit menular seksual dan harus adanya peran orang tua dalam mengontrol
anaknya agar tidak melakukan pergaulan bebas.

Anda mungkin juga menyukai