Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENYAKIT HIV/AIDS

Kelompok 2 :

 MIFTAHUL JANNAH N21020003


 PUTRI RISKY N21020004
 AHMAD RIZKI BAHKTIAR N21020005
 DEO PRATAMA N21020008
 JULIA SAFIRA N21020017
 SYARIFATUL LUTFIAH N21020031
 ENJELINA TANGKA’A N21020032
 AMIRA MUTIA NADHILA N21020034
 YULIA FITRI N21020035

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

i
KATA PENGATAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan kesehatan dan rahmatnya. Karna akhirnya makalah yang
berjudul penyakit menular ( HIV/AIDS) dapat terselesaikan pada waktunya.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai


pihak secara langsung mau pun tidak langsung makalah ini tidak dapat
terwujud. Dengan segala keterbatasan kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu kriktik dan saran yang
bersifat membagun sangat kami harapkan demi kesempurnaa makalah ini.
Agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacaan pada
umumnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................3

2. 1 Definisi HIV/AIDS...............................................................................................3
2. 2 Etiologi HIV/AIDS...............................................................................................3
2. 3 Manifestasi HIV/AIDS.........................................................................................4
2. 4 Patofisilogi HIV/AIDS.........................................................................................5
2. 5 Cara Penularan HIV/AIDS...................................................................................6
2. 6 Komplikasi HIV/AIDS.........................................................................................7
2. 7 Pemeriksaan Penunjang HIV/AIDS.....................................................................8

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................9

a. Diagnosa keperawatan...........................................................................................9
b. Intervensi keperawatan..........................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita semua mungkin sudah banyak mendengaer cerita - cerita yang


menyeramkan tentang HIV/AIDS,penyebaran HIV berlangsuang secara
cepat dan mungkin sekarang sudah ada di sekitar kita. Sampai sekarang
belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Bahwa penyakit yang
saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin Acquired Immune Deficiency
Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV yaitu : H = human (manusia) I = Immune
Deficiency (berkurang kekebalan), V = virus.

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak
sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan
mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, Diare, Sakit kulit dan
lain lain. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itu lah yang
di sebabkan AIDS.

Maka selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum


akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang sering ditemukan pada
penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langkah. Yang
dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP) dan sejenis
kankerkulit yang langkah yaitu kaposi’s corma (KS) biasanya penyakit ini
baru muncul dua sampe 3 tahun setelah penderita diagnosis mengidap
AIDS. Seorang mentala terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara
fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terkena penyakit HIV.

Oleh karna itu 90% dari penyidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka
tidak tertulah penyakit virus AIDS. Yaitu HIV karna masa inkubasi penyakit
ini termaksud itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular
dari satu orang ke orang lainnya. Masa inkubasi adalah priode atau masa

1
dari saat penyabab penyakit masuk kedalam tubuh (saat penularan) sampai
timbulnya penyakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
2. Penyebab terjadinya HIV/AIDS?
3. Apakah tanda dan gejajal terjadinya HIV/AIDS?
4. Patofisiologi dari HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
6. Komplikasi HIV/AIDS?
7. Pemeriksaan Penunjang pada penyakit HIV/AIDS?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih spesifik mengenai
HIV/AIDS
2. Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi HIV/AIDS
HIV(Human Immunodeficiency virus) adalah virus yang
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga merusak sistem kekebalan tubuh
manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun HIV adalah suatu
virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus yang merusak
daya tahan tubuh dengan menyerang sistem kekebalan atau
immunitas tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi tidak
berdaya dalam melawan infeksi HIV terdapat dalam cairan tubuh
seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau sperma atau
cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu terinfeksi AIDS
adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh
berbagai penyakit karna sistem kekebalan tubuh penderita telah
menurun.
Secara struktural morfologinya, bentuk HIV terdirih atas
silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar melebar
pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA AIDS disebabkan salah
satu kelompok virus yang disebaban dengan retroviruses yang sering
disebabkan HIV. Seseorang yang terkena atau terinfeksi HIV AIDS
sistem kekebalan tubuhnya akan menurun statis.
2. Etiologi HIV/AIDS
Penyebab timbulnnya penyakit AIDS belum dapat djelaskan
sepenuhnya. Tidak semua orang yang terinfeksi Virus HIV ini
terjangkit penyakit AIDS menunjukan bahwa ada faktor-faktor lain
yang berperan disini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang
gizi,tingkat stres yang tinggi dan adanya penyakit lainya terutama
penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor

3
yang mungkin berperan diantaranya adalah waktu. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus
memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan
menghancurkan kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-
helver.
Akibatnya penderita AIDS tidak hanya mempunyai sedikit
sel-sel penolong yaitu sel T-helver untuk mencegah infeksi, tetapi
juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong
yang sedang bekerja.
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
Gejala AIDS adalah hasil dari kondisi umunya tidak terjadi
pada individu dengan sistem kekebalan yang sehat. Kebanyakan
kondisi ini adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, fungsi
dan parasit yang dalam keadaan normal bisa dikembalikan oleh
elemen sistem yaitu:
1. Demam
2. Nyeri otot
3. Rumah sakit
4. Mual muntah dan Diare
5. Berat badan menurun darastis
6. Batuk kering
7. Perubahan pada kuku
8. Infeksi jamur pada mulut
9. Kebingungan dan sulit konsentrasi
10. Herpes genital
 Gejala HIV/AIDS pada wanita
a. Gejala awal : 0-1 bulan
Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan
disebut sebagai infeksi HIV akut. Sistem kekebalan tubuh, sebagai
bagian dari pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap
HIV. Proses tersebut terlihat dari antibodi yang disebut serokonpersi
gejala meliputi demam sakit kepala nyeri tubuh dan lain.

4
b. Gejala terakhir : 1-10 tahun
Setelah tingkat gejala diatas dapat diturunkan dengan obat-
obatan. Penyakit ini masuk kedalam fase asimpotomatik. Tidak ada
gejala HIV yang diperhatikan oleh wanita setelah satu tahun.
4. Patofisiologi

Patofisiologi HIV (human immunodeficiency virus) dimulai dari


transmisi virus ke dalam tubuh yang menyebabkan infeksi yang terjadi
dalam 3 fase : serokonversi, asimtomatik, dan acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).

1. Fase Serokonversi

Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi
viremia plasma dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari
setelah virus masuk melalui mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan
selama beberapa minggu, dengan gejala yang cukup ringan dan tidak
spesifik, umumnya berupa demam, flu-like syndrome, limfadenopati dan
ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan bertahan tanpa gejala
mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi penurunan nilai
CD4, dan peningkatan viral-load.
2. Fase Asimtomatik

Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terdeteksi melalui


pemeriksaan darah. Penderita infeksi HIV dapat hidup bebas gejala
hingga 5-10 tahun walau tanpa intervensi pengobatan. Pada fase ini,
replikasi virus terus berjalan, virulensi tinggi, viral load stabil tinggi,
serta terjadi penurunan CD4 secara konstan

3. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar
yang tinggi. CD4 dapat menurun hingga lebih rendah dari
200/µl.Infeksi oportunistik mulai muncul secara signifikan. Infeksi
oportunistik ini bersifat berat, meliputi dan mengganggu berbagai

5
fungsi organ dan sistem dalam tubuh. Menurunnya CD4
mempermudah infeksi dan perubahan seluler menjadi keganasan.
Infeksi oportunistik berupa:
a. Demam > 2 minggu
b. Tuberkulosis paru
c. Tuberkulosis ekstra paru
d. Sarkoma Kaposi
e. Herpes rekuren
f. Limfadenopati
g. Candidiasis orofaring
h. Wasting syndrome
5. Cara Penularan HIV/AIDS

AIDS bukan penyakit, karena AIDS tidak menular yang menular


adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan tubuh mencapai masa AIDS.
Virus ini terdapat dalam larutan darah, cairan sperma dan cairan virgina
sehingga dapat menular melalui kontak darah/ cairan tersebut. HIV sangat
mudah mati jika di luar tubuh manusia dan sangat sensitif terhadap suhu
pada 600C HIIV sudah mati.

HIV AIDS berkembang sangat pesat di benua afrika. Hampir sekitar


10% dari jumlah populasi dunia terdapat di sana. Namun sayang sekali kira
kira 60% dari jumlah populasi terhadap AIDS. Begitu pula dengan
Indonesia. Mengapa penyakit ini menyebar dengan begitu cepat? Karena
tingkat kesadaran masyarakat akan Kesehatan telah menurun.

Penyakit ini banyak di tularkan melalui hubungan seks, penguna alat


suntik, bawaan lahir karna tertular dari ibu kandungnya, transfuse darah, dan
lain lain. Beberapa factor yang mempengaruhi penularan HIV AIDS ini
adalah

1. Molaritas dewasa ini khususnya di Indonesia telah tersedia


banyak media baik media elektronik maupun media cetak
memuat banyak sekalian bargambar erotis dan bahkan fido yang

6
merangsang Hasrat seksual yang kurang patut. Dan memicu
banyaknya kasus pemerkosaan serta banyaknya kasus
perselingkuhan di berbagai tempat.
2. Ketidak taua Sebagian orang tidak sadar kalau mereka terinfeksi
HIV. Banyak yang tidak mau di periksa karna di anggap aib, jika
menginap penyakit intim.Dengan begitu, penyak itim tidak bisa
di hentikan penyebabnya
3. Kebudayaan di beberapa negri, kaum perempuan tidak dapat
bertanya pada pasangan mereka Riwayat skandalasmara.
4. Tidak memadainya fasilitas medis. Fasilitas medis yang sudah
terbatas bahkan lebih terbebani lagi akibat AIDS

Cara mengetahui seseorang telah terinteraksi HIV/AIDS

Untuk mengetahui seorang tertular atau tidak dapat melakukan tes


HIV dapat di lakukan paling cepat 3 bulan setelah terinfeksi. Jika seseorang
merasa telah melakukan aktivitas yang beresiko HIV, sebaiknya segera
memeriksakan diri kedokter untuk di lakukan test.

Jika hasil HIV positif, sebaiknya penderita melakukan pemeriksaan


CD4 dan viral load test. Sel CD4 adalah sel darah putih atau lemfosit. Sel
tersebut adalah bagian yang penting dari system kekebalan tubuh kita
pengecekan CD4 ini penting karena setelah terinfeksi HIV, jumlah sel CD4
semakin menurun. Ini tanda bahwa system kekebalan tubuh kitasemakin
rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh
sakit. Jumlah CD4 adalah jumlah ukuran kunci Kesehatan system kekebalan
tubuh atau sistem imun tubuh. Semakin rendah jumlahnya, semakin besar
kerusakan yang di akibatkan HIV. Jika penderita mempunyai jumlah CD4
di bawah200, atau presentase CD4 di bawah 14% maka di anggap AIDS
berdasarkan definisi Depkes.

6. Pencegahan Komplikasi HIV/AIDS


Komplikasi HIV dan AIDS bisa memicu terjadinya PCP.
Infeksi jamur ini bisa menyebabkan penyakit parah. Di Amerika

7
Serikat, PCP masih menjadi penyebab pneumonia paling umum pada
orang yang terinfeksi HIV. Kandidiasis adalah komplikasi HIV yang
terbilang umum.
7. Pemeriksaan penujang virus HIV/AIDS

Pemeriksaan penunjang untuk HIV berupa pemeriksaan baseline,
antigen P24, sel CD4, dan viral load. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mempelajari kondisi penderita yang baru saja terdeteksi mengidap HIV dan
melihat apakah memiliki koinfeksi dari beberapa infeksi berikut:
Tuberkulosis. Hepatitis (terutama B dan C)

8
BAB III

PENUTUP

A. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko Defisit Nutrisi yaitu beresiko mengalami asupan nutrisi


tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
2. Keletihan yaitu penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang
tidak pulih degan istirahat .
3. Risiko hipovolemia yaitu mengalami penurunan volume cairan
intravaskuler,interstisial dan / intraseluler.
4. Pola seksual tidak efektif yaitu kekwatiran individu melakukan
hubungan seksual yang beresiko menyebabkan perubahan
kesehatan
B. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan kriteria hasil keperawatan Rencana tindakan keperawatan

1. Risiko Defisit Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi


Nutrisi yaitu keperawatan Risiko Defisit Nutrisi buku SIKI hlmn 497 dan 200
beresiko mengalami (Status nutrisi) Observasi
asupan nutrisi tidak Membaik dengan kriteria hasil : a. Mengidetifikasi status
cukup untuk 1. Porsi makan yang dihabiskan nutrisi
memenuhi ( meningkat ) b. Idetifikasi alergi dan
kebutuhan 2. Makanan/minuman sesuai intoleleransi makanan
metabolisme dengan tujuan kesehatan c. Idetifikasi makanan yang
( meningkat ) disukai
3. Nyeri abdomen ( menurun ) d. Idetifikasi kebutuhan
4. Berat badan ( membaik ) kalori dan jenis nutrient
5. Napsu makan ( membaik ) e. Idetifikasi perlunya
penggunaan selang
(Buku SLKI hlmn 179 dan 121) nasogastrik
f. Memonitori asupan
makanan

9
g. Memonitori berat badan
h. Monitori hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
a. Melakukan oral hygiene
sebelum makan
b. Fasilitasis menetukan
pedoman diet
( mis,primada makanan)
c. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
disesuaikan
d. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konsitipasi
e. Memberikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
f. Memberikan suplemen
makanan
g. Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
a. Mengajurkan diet yang di
programkan
b. Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
a. Mengkalaborasikan
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori

10
dan jenis nutrient yang
dibutukan
b. Kaloborasih pemberian
medikasi sebelum makan (
mis pereda nyeri
antlemetik)
2. Keletihan yaitu Setelah dilakukan intervensi Edukasi aktifitas /istrahat
penurunan keperawatan Keletihan Buku SIKI hlmn 473 dan 50
kapasitas kerja fisik (Tingkat keletihan ) Observasi
dan mental yang Dengan ekspetasi menurun dengan a. Mengidetifikasih kesiapan
tidak pulih dengan kriteria hasil : dan kemampuan menerima
istrahat informasi
1. Verbalisasi kepulihan energy Terapeutik
( meningkat ) a. Menyediakan materi dan
2. Verbalisasi lelah lesu ( media pengaturan aktifitas
menurun ) dan istarhat
3. Selerah makan ( membaik ) b. Memberikan kesempatan
4. Pola istarahat ( membaik ) kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
(Buku SLKI hlmn 165 dan 141) c. Jadwalkan penberian
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
Edukasi
a. Menjelaskan pentingnya
melakukan aktifitas fisik
/olaraga secara rutin
b. Ajurkan terlibat dalam
aktifitas
kelompok,aktifitas
bermain, atau aktifitas
lainya
c. Ajurkan menyusun jadwal

11
aktifitas dan istrahat
d. Mengajarkan cara
mengidentifikasih
kebutuhan istrahat
(misalnya kelelahan,sesak
napas saat aktifitas)
e. Ajarkan cara
mengidetifikasi target dan
jenis aktifitas sesuai
kemampuan

3. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipovolomia


yaitu mengalami keperawatan Risiko hipovolemia Buku SIKI hlmn 504 dan 184
penurunan volume (STATUS CAIRAN) Observasi
cairan Dengan ekspetasi membaik dengan a. periksa tanda dan
intravaskuler,interst kriteria hasil : gejala hipovelemia
isial dan 1. Kekuatan nadi (meningkat) (mis, frekuensi nadi
/intraseluler 2. Berat badan menurun meningkat,nadi teraba
3. Frekuensi nadi membaik lemah,tekanan darah
4. Status mental membaik menurun, tekanan nadi
menympit,turgor kulit
(Buku SLKI hlmn 183 dan 107) menurun, membrane
mukosa kering, volume
urin menurun,
hematrokit meningkat,
haus, lemah)
b. monitor intake dan
ourput cairan
Terapeutik
a. hitung kebutuhan cairan
b. berikan posisi modifiend
trendelenbung

12
c. berikan asupan cairan oral
Edukasi
a. anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
b. anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
a. kolobarasi pemberian
cairan IV isotonis ( mis,
NaCI,RL)
b. kolobarasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis,
glukosa 2,5
% ,NaCI,0,4%)
c. kolobarasi pemberian
cairan koloid ( mis,
albumin,plamanate)
d. kolobarasi pemberian
produk darah
4. Pola seksual tidak Setelah dilakukan intervensi Edukasi seksualitas buku SIKI
efektif yaitu keperawatan Pola seksual tidak Hlmn 494 dan 108
kekwatiran indifidu efektif Observasi
melakukan (Idetitas seksual) a. Mengidetifikasi kesiapan
hubungan seksual Dengan ekspetasi membaik kriteria dan kemapuan menerima
yang beresiko hasil : informasi
menyebabkan 1. Menunjukan pendirian Terapeutik
perubahan seksual yang jelas a. Sediakan materi dan media
kesehatan (meningkat) pendidikan kesehatan
2. Mencari dukungan social b. Jadwalkan pendidikan
( meningkat) kesehatan seksual

13
kesepakatan
(Buku SLKI hlmn 177 dan 32) c. Berikan kesehatan untuk
bertanya
d. Fasilitasi kesadaran
keluarga terhadap anak
dan remaja serta pengaru
media
Edukasi
a. Menjelaskan anatomi dan
fisologi system reproduksi
laki-laki dan perempuan
b. Jelaskan perkembangan
seksualitas sepajang siklus
kehidupan
c. Menjelaskan
perkembangan emosi masa
anak dan remaja
d. Jelaskan pengaruh tekanan
kelompok dan social
terhadap aktifitas seksual
e. Jelaskan konsekuensi
negative mengasuh anak
pada usia dini ( mis,
kemiskina, kehilangan
karir dan pendidikan)
f. Jelaskan risiko tertular
penyakit menular seksual
dan AIDS akibat seks
bebas
g. Ajurkan orang tua menjadi
educator seksualitas bagi
anak-anaknya

14
15

Anda mungkin juga menyukai