Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS

DOSEN PENGAMPU :
Drg. LUCIA YAURI, M.MKes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

ANANDA RAMADHANI/ PO714261212001


ANDI ERVINA JUNIARSI / PO714261212002

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PROGRAM STUDI D-IV ALIH JENJANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

kesehatan dan rahmat-Nya, karena akhirnya makalah yang berjudul ”KONSEP

DASAR EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak secara langsung maupun tidak langsung makalah ini tidak dapat terwujud.

Dengan segala keterbatasan penulis dengan segala keterbatasan penulis

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

sempurnaannya makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya. Trimakasih

Makassar, 07 September 2021

Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................2

C. Tujuan ............................................................................................2

BAB II Pembahasan

A. Pengertian ......................................................................................3

B. Sejarah……………………..………………………......................6

C. Etiologi...........................................................................................8

D. Patofisiologi...................................................................................12

E. Manifestasi Klinik.........................................................................16

F. Epidemiologi.................................................................................18

BAB III Penutup


A. Kesimpulan .................................................................................20
B. Saran ...........................................................................................20

Daftar Pustaka..........................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang

menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebaran AIDS itu berlangsung secara

cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang

belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS,bahkan penyakit yang saat

ini belum bisa dicegah dengan vaksin.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal

dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu:

H = Human (manusia), I =Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V

= Virus.

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak

sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan

mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll.

Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut

AIDS.

Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum

akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan

pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang

dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis

kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini

1
baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap

AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit.

Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa

mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit

ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat

tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau

masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)

sampai timbulnya penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian HIV/AIDS?

2. Bagaimana sejarah HIV/AIDS?

3. Bagaimana etiologi HIV/AIDS?

4. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS?

5. Bagaimana manifestasi klinik HIV/AIDS?

6. Bagamana epidemiologi HIV/AIDS?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan memahami lebih spesifik

mengenai HIV/AIDS.

2. Tujuan Khusus Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh

dosen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS

A. Pengertian

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat

menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama

sel CD4, sehingga merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada

akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat

ringan sekalipun.

HIV atau Human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang

dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus yang merusak daya tahan tubuh

dengan menyerang sistem kekebalan/imunitas tubuh sehingga sistem

kekebalan tubuh menjadi tidak berdaya dalam melawan infeksi.

HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan

kelamin (air mani/ sperma atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air

susu ibu yang telah terinfeksi.

HIV suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada

orang lain melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV

akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebut, yaitu

AIDS. Virus HIV yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang tidak akan

menimbulkan gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya

terlihat normal seperti tidak sedang terkena penyakit. Namun, perlu

3
diwaspadai, walaupun dari luar penderita HIV tampak normal-normal saja,

tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai

cara yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah dampak atau

efek dari perkembangbiakan virus dalam tubuh makhluk hidup.Virus HIV

membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan

dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau

menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel

CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV.

AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan

oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai

macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.

AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan

gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah system

kekebalannya dirusak oleh virus HIV.Akibat kehilangan kekebalan tubuh,

penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit,

dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS

sering kali menderita keganasan, khususnya sarcoma Kaposi dan limfoma

yang hanya menyerang otak. Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk

dalam family lentivirus.Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan

RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali

selam periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV

menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang (klinik-laten), dan

4
utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV

menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya.Hal

tersebut terjadi dengan 5 menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk

mereplikasi diri.Dalam prose itu, virus tersebut menghancurkan CD4+dan

limfosit.

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah

silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada

pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang

merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag,

pol, danenv. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env

adalah kepanjangan dari envelope. Gen gag mengode protein inti. Gen pol

mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode

komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang

ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan

retroviruses yang sering disebut dengan HIV.Seseorang yang terkena atau

terinfeksi HIV AIDS sistem kekebalan tubuhnya akan menurun drastic.

Virus AIDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-

lymphocytes. Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami

demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh. Setelah

kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam

beberapa tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun

karena serangan demam yang berulang.

5
B. Sejarah HIV/AIDS

Pembahasan terkait asal-usul virus HIV merupakan pembahasan yang

panjang hingga saat ini. Pasalnya, kelompok-kelompok tertentu mulai

menaruh keterlibatan geo-politik di dalam isu ini. Tidak ada yang ingin

negaranya disalahkan karena telah menjadi tempat penyebaran pandemik

AIDS pertama. Namun, kini sejumlah peneliti telah menghasilkan laporan

tentang rekam jejak sejarah HIV AIDS.

1. Diduga Berasal dari Kongo

Sejarah kemunculan pandemik ini berkilas balik pada tahun 1920.

Pada tahun tersebut, diyakini bahwa penyebaran HIV muncul pertama

kalinya di Kinshasa, sebuah pusat dan kota terbesar Republik

Demokratik Kongo.

Sebenarnya, virus HIV mulanya terdapat pada hewan. Identifikasi

awal yang ditemukan identik dengan HIV adalah sebuah rangkaian virus

yang dimiliki simpanse. Virus ini disebut sebagai SIV atau Simian

Immunodeficiency Virus.

Virus itu menyebar dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup

lainnya melalui perburuan dan hubungan seksual antar hewan.

2. Dari Hewan ke Manusia

Selanjutnya, virus SIV menyebar ke manusia ketika perburuan

terjadi di Afrika. Simpanse yang memiliki virus mematikan ini dimakan

oleh pemburu atau cipratan darah/carian dari tubuh simpanse masuk ke

tubuh pemburu melalui luka.

6
Lalu mulailah terjadinya transmisi virus SIV pertama antara hewan

dan manusia.

3. Awal Penyebaran HIV

Setelah menghinggapi tubuh manusia, virus SIV berevolusi

menjadi HIV. Penyebarannya terjadi melalui para imigran dan

perdagangan manusia (sex trade).

Pada tahun 1960-an, virus HIV menyebar dari Afrika ke Haiti

dan orangorang Kepulauan Karibia. Penyebaran berikutnya terjadi

satu dekade setelahnya. Virus HIV berpindah dari Kepulauan Karibia

ke New York City pada sekitar 1970, lalu ke San Francisco. Akhirnya,

virus HIV pun menyebar ke dunia dari Amerika Serikat lewat

penerbangan internasional.

4. Tidak Langsung Disadari Eksistensinya

Meskipun demikian, mulanya penyakit HIV ini tidak dikenali

masyarakat dan tenaga medis. Memang, virus HIV telah menyebar di

Amerika Serikat pada tahun 1970-an, namun virus ini baru mulai

disadari pada awal 1980-an.

Soalnya, virus ini menyerang sistem imun. Sehingga bermacam

penyakit yang muncul diperkirakan sebagai akar masalahnya. Apalagi,

belum ada konsep penyakit AIDS kala itu.

Kasus pertama yang tercatat pada tahun 1981 oleh Centers for

Disease Control and Prevention (CDC) berpusat pada kondisi

kesehatan buruk yang dialami para pria homoseksual.

7
Para pria tersebut mengalami penurunan imunitas secara drastis

dan terkena pneumonia. Setelah itu, muncullah istilah penyakit

gangguan sistem imun yang diasosiasikan dengan GRID (gay-related

immune deficiency) dan gay plague. Penyakit ini erat kaitannya

dengan kaum homoseksual karena kebanyakan penderitanya adalah

homoseksual pada saat itu.

5. Digunakannya Istilah AIDS

Pada September 1982, barulah CDC menggunakan istilah AIDS

untuk pertama kalinya sebagai pendeskripsian penyakit yang

disebabkan oleh virus HIV. Sementara itu, dilaporkan bahwa sejumlah

kasus serupa AIDS terjadi di negara-negara Eropa pada akhir tahun

1982.

C. Etiologi

Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan

sepenuhnya. Tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit

penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di

sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang

tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat

kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya

adalah waktu. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus

menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan

menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel

8
Thelper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu

peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini

akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem

kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh

memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri

dan virus-virus yang berbahaya.

Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi,

sel Thelper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya

yang disebut sel T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem

kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya. Biasanya kita memiliki

lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah dari pada sel-sel T-suppressor,

dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandinganya

kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS,

perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah

sel-sel T-helper.

Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-

sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat

sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja.

Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga

perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini

mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara

menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang

menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik penghasil

9
virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel

T-helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang

bekerja seperti ini disebut retrovirus. HIV tidak hanya menyerang sistem

kekebalan tubuh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan

sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang

telah meninggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan

hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan peneliti

lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari

orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini

benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa

HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus

ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang

berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan

jaringan otak.

Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah

terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan

sistem saraf pusat. Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang

menyerang sel-sel Limfosit (sel T helper) yang berfungsi melindungi tubuh

terhadap terjadinya infeksi sehingga daya tahan tubuh penderita berkurang

dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit.

10
Agen

Agen infeksi HIV disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus. Virus

ini terdiri dari 2 subtipe, HIV-1 dan HIV-2.

HIV-1

HIV-1 merupakan jenis virus HIV yang paling umum ditemukan hampir di

seluruh belahan dunia, memiliki progresivitas yang tinggi, lebih cepat dalam

meningkatkan nilai viral-load, dan menurunkan tingkat CD4.

HIV-2

HIV-2 memiliki predominansi untuk ditemukan pada area Afrika Barat.

Subtipe ini tidak seagresif HIV-1 dan ketika ditemukan, umumnya memiliki

tingkatan CD4 yang lebih tinggi dibanding penderita infeksi HIV-1.

Host / Pejamu

Sesuai dengan namanya Human Immunodeficiency Virus, maka manusia

merupakan pejamu utama pada infeksi HIV. Walau demikian, manusia

bukan satu-satunya pejamu infeksi HIV. Diketahui bahwa infeksi ini

berawal dari salah satu spesies simpanse di Afrika.

Faktor Risiko

Terdapat berbagai perilaku dan tindakan yang dapat menyebabkan

peningkatan risiko terinfeksi HIV:

1. Melakukan hubungan seks yang tidak terproteksi.

2. Memiliki riwayat mengidap infeksi menular seksual, terutama jika

berulang.

11
3. Menggunakan jarum yang telah terkontaminasi HIV, secara bergantian

(seperti pada pengguna narkoba suntik, tindik, atau tato).

4. Bekerja pada lingkungan yang berisiko tertusuk jarum/infeksius

(pekerja/tenaga kesehatan).

5. Ibu HIV terhadap janin yang dikandungnya, atau pada bayinya.

D. Patofisiologi

Gejala AIDS adalah hasil dari kondisi umumnya tidak terjadi pada

individu dengan system kekebalan yang sehat. Kebanyakan kondisi ini

adalah 10 infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, fungi dan parasit yang

dalam keadaan normal bisa dikendalikan oleh elemen sistem.

1. Demam

Demam ringan adalah gejala awal yang paling umum terjadi saat

seseorang terpapar virus HIV. Demam ringan ini seringkali disertai

dengan sakit tenggorokan, kelelahan yang ekstrim, dan pembekakan

kelenjar getah bening.Demam adalah reaksi dari sistem kekebalan

tubuh sebagai akibat dari masuknya virus HIV ke aliran darah dengan

jumlah yang berlipat ganda.

2. Nyeri otot

Nyeri otot dan persendian tak hanya dialami oleh orang-orang yang

mengalami gejala penyakit hepatitis dan sifilis, tapi juga dirasakan

seseorang yang telah terpapar virus HIV. Gejala ini seringkali

12
diabaikan hingga paparan virus HIV benar-benar masuk ke tingkat

yang mengkhawatirkan.

3. Ruam kulit

Ruam bisa berupa bercak-bercak kemerahan pada kulit atau benjolan

menyerupai jerawat dalam jumlah banyak yang tak sembuh-sembuh.

Gejala ini akan muncul jika paparan virus HIV telah mencapai pada

tingkat yang lebih parah.

4. Mual muntah dan diare

Antara 30- 60 persen pengidap HIV akan mengalami gejala singkat

mual, muntah, dan serangan diare. Selain sebagai gejala HIV tahap

lanjut, gejala-gejala di atas juga bisa muncul sebagai efek samping

dari terapi pengobatan.

5. Berat Badan Turun Drastis

Berat badan turun drastis merupakan gejala tahap lanjut bahwa tubuh

telah terinfeksi HIV. Berat badan turun drastis bisa terjadi akibat diare

atau kurangnya nutrisi tubuh akibat sering memuntahkan makanan.

6. Batuk Kering

Biasanya batuk kering akan terjadi setelah satu tahun terjangkit virus

HIV, sekaligus menjadi tanda bahwa penyakit ini semakin memburuk.

Penggunaan obat batuk sekali pun tidak dapat meredakan batuk akibat

paparan virus HIV.

13
7. Perubahan pada Kuku

Tanda lain dari infeksi HIV adalah perubahan pada kuku seperti

penebalan, kuku melengkung, dan perubahan warna seperti kuku

menghitam atau muncul garis coklat vertikal atau horisontal

dipermukaan kuku. “Perubahan kuku ini dapat terjadi akibat infeksi

jamur seperti kandida. Mengingat penderita HIV mengalami

penurunan sistem kekebalan tubuh, maka jamur tersebut bisa sangat

mudah berkembang,” kata Horberg.

8. Infeksi Jamur pada Mulut

Infeksi jamur tak hanya menyerang permukaan kuku, tapi juga organ

lain seperti mulut. Jika jamur sudah menginfeksi mulut, maka

pengidap HIV akan sulit untuk mengunyah dan menelan makanan.

9. Kebingungan dan Sulit Konsentrasi

Masalah kognitif bisa menjadi tanda demensia terkait HIV. Selain

mengalami kebingungan dan sulit berkonsentrasi, demensia terkait

HIV juga dapat mempengaruhi memori dan masalah perilku seperti

mudah marah dan tersinggung. Gejala ini diiringi dengan menurunnya

keampuan motoris tubuh seperti menjadi ceroboh, menurunnya

kordinasi tubuh, dan bahkan hilangnya kemampuan untuk menulis.

10. Herpes Genital

Herpes genital yang terjadi pada penderita HIV umumnya tidak

memiliki gejala yang khas. Namun luka yang muncul cenderung lebih

besar dan lebih dalam. Penyakit ini lebih banyak menular melalui

14
hubungan kontak kulit dengan penderita, terutama saat berhubungan

seks. Umumnya gejalanya adalah timbul bintil-bintil di bagian luar

alat kelamin yang bentuknya memerah dan membengkak.

Gejala HIV/AIDS pada wanita

1. Gejala awal : 0-1 bulan

Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan

disebut sebagai infeksi HIV akut.sistem kekebalan tubuh, sebagai bagian

dari pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap HIV. Proses

tersebut terlihat dari antibodi yang disebut serokonversi. Gejala meliputi

demam, sakit kepala nyeri tubuh, sakit tenggorokan, kelenjar getah

bening, ruam kulit, masalah sistem pencernaan. Gejala-gejala ini

cenderung tidak diperhatikan atau disalah artikan sebagai penyakit lain

yang juga menunjukkan berbagai gejala yang sama. Tes HIV dilakukan

sebelum serokonversi tidak membantu dalam mendeteksi virus.Pada

beberapa wanita, serokonversi dapat terjadi dalam waktu satu bulan.

2. Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun

Setelah tingkat gejala di atas dapat diturunkan dengan obat-obatan,

penyakit ini masuk ke dalam fase asimptomatik.tidak ada gejala HIV

yang diperlihatkan oleh wanita setelah 1 tahun. Tahap tanpa gejala dapat

berlangsung selama sekitar 10 tahun. Dengan demikian, perempuan 13

positif HIV tidak menunjukkan gejala HIV selama sekitar 10 tahun

15
setelah terkena gejala seperti flu biasa. Tetapi meski demikian, virus

tetap ada dalam tubuh mereka, mereka tidak sadar secara terus-menerus

menularkan vrus kepada orang lain melalui hubungan badan tanpa

pengaman dan juga melalui transfusi darah atau melalui berbagi jarum

suntik. Jika seorang wanita hamil, anak-anak mereka ikut terkena

HIV/AIDS.Setelah 5-6 tahun, wanita yang mengidap HIV positif

mungkin terlihat pada penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan,

masalah sisem pencernaan, infeksi kulit, tetapi hal ini biasanya diabaikan

atau disalahartikan.

E. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita AIDS

umumnya sulit dibedakan karena bermula dari gejala klinis umum yang

didapati pada penderita penyakit lainnya. Secara umum dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Rasa lelah dan lesu.

2. Berat badan menurun secara drastis.

3. Demam yang sering dan berkeringat waktu malam.

4. Mencret dan kurang nafsu makan.

5. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut.

6. Pembengkakan leher dan lipatan paha.

7. Radang paru.

8. Kanker kulit.

16
Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS umumnya meliputi 3 hal

yaitu:

A. Manifestasi tumor

1. Sarkoma Kaposi

Kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Penyakit ini

sangat jarang menjadi sebab kematian primer.

2. Limfoma ganas

Timbul setelah terjadi Sarkoma Kaposi dan menyerang saraf serta

dapat bertahan kurang lebih 1 tahun.

B. Manifestasi oportunistik

1. Manifestasi pada Paru

a) Pneumoni pneumocystis (PCP)

Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS

merupakan infeksi paru PCP dengan gejala sesak nafas, batuk

kering, sakit bernafas dalam dan demam.

b) Cytomegalovirus (CMV)

Pada manusia 50% virus ini hidup sebagai komensal pada

paru-paru tetapi dapat menyebabkan pneumocystis. CMV

merupakan 30% penyebab kematian pada AIDS.

c) Mycobacterium avilum

Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan

sulit disembuhkan.

17
d) Mycobacterium tuberculosis

Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi milier dan

cepat menyebar ke organ lain di luar paru.

C. Manifestasi gastrointestinal

Tidak ada nafsu makan, diare kronis, penurunan berat badan >10% per

bulan.

D. Manifestasi neurologis

Sekitar 10% kasus AIDS menunjukkan manifestasi neurologis yang

biasanya timbul pada fase akhir penyakit. Kelainan saraf yang umum

adalah ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati, neuropati perifer.

F. Epidemiologi

Infeksi HIV (human immunodeficiency virus) secara epidemiologi

tersebar luas di seluruh dunia dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di

daerah subSaharan Afrika.

Global

Lebih dari 35 juta orang di seluruh dunia diketahui meninggal dunia

akibat HIV. Tahun 2015, 1.1 juta orang meninggal akibat berbagai kasus

terkait infeksi HIV. Ada sekitar 36.7 juta orang hidup dengan HIV, dengan

2.1 juta orang yang baru terdeteksi mengidap infeksi HIV di tahun 2015

secara global. Area subsaharan Afrika merupakan area dengan tingkat kasus

infeksi HIV tertinggi, yakni dengan 25.6 juta ODHA tahun 2015, area ini

juga memegang 2/3 populasi global dari infeksi HIV baru.

18
Indonesia

Di Indonesia, HIV/AIDS pertama kali ditemukan di provinsi Bali,

tahun 1987. HIV/AIDS telah menyebar hampir di seluruh Indonesia. Dalam

jangka 5 tahun (2009-2014), infeksi HIV paling banyak terjadi pada

kelompok usia produktif 25-49 tahun, dengan jumlah pria terinfeksi lebih

banyak dari perempuan. Berdasarkan faktor risiko infeksi HIV, penyakit ini

dominan ditemukan pada kaum heteroseksual, pengguna narkoba suntik,

kemudian diikuti oleh lelaki suka lelaki (LSL).

Sejak tahun 1987-2014, maka 10 propinsi dengan angka kejadian

HIV/AIDS tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat,

Bali, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, dan

Sulawesi Selatan.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat

menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama

sel CD4, sehingga merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada

akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat

ringan sekalipun. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah,

cairan kelamin ( air mani / sperma atau cairan vagina yang telah terinfeksi )

dan air susu ibu yang telah terinfeksi.

B. SARAN

Sebagai tenaga kesehatan kita harus membarikan penyuluhan terutama

kepada remaja tentang HIV/AIDS dan menghimbau agar tidak melakukan

seks bebas, sehingga kesadaran individu terhadap bahaya seks diluar nikah,

yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual dan harus adanya peran

orang tua dalam mengontrol anaknya agar tidak melakukan pergaulan

bebas.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Atmosukarto, 2016 https://media.neliti.com/media/publications/238463-


epidemiologi-aids-dan-strategi-pemberant-101b6136.pdf
2. Aids Indonesia, 2017 https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/49-
general/1603-sejarah-hiv-aids
3. Alodokter, 2018. https://www.alodokter.com/hiv-aids
4. Halodoc, 2020. https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids
5. Lubis. Ichsan Andi, 2019 https://www.tokopedia.com/blog/sejarah-hiv-aids-
hlt/
6. Noya, Allert. 2017 https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-
infeksi/hiv/etiologi#:~:text=Etiologi%20penyakit%20HIV%20diakibatkan
%20oleh%20human%20immunodeficiency%20virus%20dengan%20host
%20mayoritas%20manusia.&text=Agen%20infeksi%20HIV%20disebabkan
%20oleh,-1%20dan%20HIV-2.
7. Noya, Allert 2017 https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-
infeksi/hiv/epidemiologi
8. Rossella, M. 2013. http://eprints.undip.ac.id/44074/3/3_BAB_II_.pdf
9. Sriastiti, Ni Kadek, dkk. 2013
https://www.slideshare.net/robin2dompas/makalah-kel-4-hiv-aids.
10. WHO, 2016
https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/KAJIAN_EPIDOMIOLOGY_
HIV_INDONESIA_2016.pdf

21
22

Anda mungkin juga menyukai