Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI GLOBAL DAN LOKAL KECEDERUNGAN


HIV & AIDS

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Andi Suswani, S.Kep,Ns,M.Kes
KELOMPOK 1

LAYLY REZKY AMALIAH ASNUR


AMRA LESTARI
IRDAWATI
TRISNAWATI

S1 KONVERSI
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Epidemiologi global dan lokal kecendrungan
HIV AIDS”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas
Mata Kuliah.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada Dosen dan Keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bulukumba, 7 Juni 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………..................................................................i


Daftar Isi ………………………………………............................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………….......................................................................
B. Tujuan dan saran………….............................................................................. .......
C.Permasalahan ......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi………………………........................................................................................
B. Faktor Angent ( penyebab) …………….........................................................................
C. Faktor Host ( Pejamu ……………………………..................................................
D. Faktor Environment ( Lingkungan .............................................................................
a) Masa Inkubasi
b) Transmisi
E. Pengobata...............................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Kritik dan Saran.............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:sindrom) yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi
virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-
lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit
ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran
darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan
vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan
intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara
ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut.

B. TUJAN DAN SARAN


a) Tujuan umum
1. Mengetahui Penyebab utama HIV/AIDS
2. Mengetahui cara penularan HIV/AIDS
3. Mengetahui cara penanganan dan pencegahan HIV/AIDS
4. Dapat menjelaskan Penyakit HIV/AIDS

C. PERMASALAHAN
1. Penyakit AIDS disebabkan oleh apa?
2. Bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS?
3. Bagaimana perjalanan penyakit HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit HIV/AIDS?
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
HIV yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah Virus
penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti
di dalam darah, air mani atau cairan vagina. Sebelum HIV berubah menjadi AIDS,
penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun. HIV adalah
singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun
yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi
tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa
kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung.
Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan
dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan
tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh
Virus HIV.

B. FAKTOR AGENT (Penyebab)


Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali di isolasi oleh Montagnier dan
kawan– kaa i Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus
(LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat pada Tahun 1984 mengisolasi (HIV) III.
Kemudian atas ksepakatan internasional padaTahun 1986 nama firus dirubah menjadi HIV.
Muman Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam Bentukny yang
asli merupakan partikel yang inert, tidak apat berkembang atau Melukai sampai ia masuk ke
sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit T,Karena ia mempunyai reseptor untuk
virus HIV yang disebut CD-4. Didalam sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti
retrovirus yang lain, dapat tetap Hidup lama dalam sel dengan keadaan in aktif. Walaupun
demikian virus dalam tubuh Pengidap HIV selalu di anggap infectious yang setiap saat dapat
aktif dan dapat Di tularkan selama hidup penderita tersebut. Secara mortologis HIV terdiri
atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan Bagian selubung (envelop). Bagian inti
berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce
transcriptase dan beberapa jenis prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein
(gp 41 dan gp 120).Gp 120 Berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena
bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif
terhadap Pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan
Dengan berbagai disinfektan seperti eter , aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan Sebagainya,
tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar ultraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati diluar Tubuh. HIV
dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak.

C. FAKTOR HOST ( Penjamu )


KERENTANAN WANITA PADA INFEKSI HIV :Wanita lebih rentan terhadap
penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.Kondisi
anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi “menampung”,
dan alat reproduksi wanita sifatnya “masuk kedalam” dibandingkan pria yang sifatnya
“menonjol keluar”. Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa
diketahui. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.Mukosa (lapisan
dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses
hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV. Faktor
sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi,
ketrampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya
pelcehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran
sebagai strategi survival.
Status yang rawan terjangkit HIV ;
1) Bayi dan anak dari ibu yang menderita HIV
2) paling luas pada masa remaja dan dewasa muda,
karena maraknya pergaulan bebas.
3) PSK ( Pekerja Seks Komersial) dan pelanggannya
4) TKI/TKW
5) Biseksual yang sering berganti-ganti pasangan.

D. FAKTOR ENVIRONMENT ( Lingkungan )


Kondisi lingkungan dapat pula menjadi faktor penyebab penularan HIV. Kondisi
lingkungan yang selau berubah dapat menurunkan kondisi fisik manusia sehingga dia rentan
terhadap penyakit atau kondisi lingkungan yang berubah sehingga agent dapat berkembang
biak dengan pesat pada lingkungan tersebut yang menyebabkan timbulnya penyakit.
Seseorang yang tinggal dengan lingkungan orang-orang yang terjangkit HIV akan beresiko
lebih tinggi untuk tertular Virus HIV.
Tempat masuk kuman Human imuno defisiensi virus ada 3 cara :
1) Hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
2) Transfusi darat atau penggunaan jarum suntik secara bergantian.
3) Mother-to-Child Transmission : Dari ibu yang terjangkit HIV pada anaknya
Perlu diketahui HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan,
menggunakan peralatan makan/minum yang sama, gigitan nyamuk, memakai jamban yang
sama atau tinggal serumah.
a) Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai
dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata- rata cukup lama dan
dapat mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita tidak menunjukkan
gejala-gejala sakit.
Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV. Pada fase ini terdapat masa
dimana virus HIV tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3
bulan sejak tertular virus HIV yang dikenal dengan “masa wndow periode”.
Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk menularkan virus HIV
kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai pola transmisi virus HIV.Mengingat masa
inkubasi yang relatif lama, dan penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala sakit, maka
sangat besar kemungkinan penularan terjadi pada fase inkubasi ini.
b) Transmisi
Di bawah ini beberapa transmisi pada HIV/AIDS :
1) Transmisi seksual
Penularan seksual terjadi dengan kontak antara sekresi seksual dari satu orang dengan
membran mukosa rektum, alat kelamin atau mulut pasangannya. Unprotected tindakan
seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada tindakan seksual insertif, dan risiko
penularan HIV melalui hubungan seks dubur tanpa kondom lebih besar daripada risiko dari
hubungan seksual vagina atau seks oral. Namun, seks oral tidak sepenuhnya aman, karena
HIV dapat ditularkan melalui seks oral reseptif maupun insertif.
2) Paparan patogen melalui darah
Ini rute transmisi sangat relevan dengan pengguna narkoba intravena, penderita hemofilia
dan penerima transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum
suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi HIV merupakan risiko utama untuk
infeksi HIV. Berbagi jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi HIV
baru-di Amerika Utara, Cina, dan Eropa Timur. Risiko terinfeksi dengan HIV dari satu
tusukan dengan jarum yang telah digunakan pada orang yang terinfeksi HIV diperkirakan
sekitar 1 dalam 150 (lihat tabel di atas). Profilaksis pasca pajanan dengan obat anti-HIV dapat
lebih jauh mengurangi risiko ini. Rute ini juga dapat mempengaruhi orang-orang yang
memberi dan menerima tato dan tindik.
3) Transmisi perinatal
Transmisi virus dari ibu ke anak dapat terjadi in utero''''selama minggu-minggu terakhir
kehamilan dan saat melahirkan. Dengan tidak adanya perawatan, tingkat transmisi antara ibu
dan anaknya selama kehamilan, persalinan dan melahirkan adalah 25%.
Namun, ketika ibu membutuhkan terapi antiretroviral dan melahirkan melalui operasi caesar,
tingkat transmisi hanya 1%. ibu yang terinfeksi HIV harus menghindari menyusui bayi
mereka. Namun, jika hal ini tidak terjadi, menyusui eksklusif direkomendasikan selama
bulan-bulan pertama kehidupan dan dihentikan sesegera mungkin. Perlu dicatat bahwa wanita
dapat menyusui anak-anak lain yang tidak mereka sendiri.

a.Fakta Transmisi HIV/AIDS


1)Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi
(tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV
2) Jarum suntik/tindik/tato yang tidka steril dan dipakai bergantian
3) Mendapatkan tarnsfusi darah yang mengandung virus HIV
4) Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan,
saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
5) HIV tidak ditularkan meallui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan,
bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan
nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal
serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), menggunakan toilet duduk, berbagi
alat makan makanan atau gelas minum, berjabat tangan, atau melalui ciuman.
6) HIV tidak dapat bertahan untuk waktu yang lama di luar tubuh.
7) Virus hanya dapat ditularkan dari orang ke orang, bukan melalui gigitan
binatang atau serangga
8) Orang yang terinfeksi HIV yang memakai ART masih dapat
menulari orang lain melalui hubungan seks dan jarum-berbagi

b) Metode pencegahan HIV/AIDS


Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang :
1. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek
Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan KIE, memerikan
informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus AIDS (HIV),
sehingga dapat diketahui langkah-langkah pencegahannya. Pada prinsipnya, pencegahan
dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS
terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak
berganti-ganti pasangan seksual. Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah,
misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh
menjadi donor darah.Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C.
1) A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum
menikah. Atau PUASA melakukan hubungan seks.
2) B adalah be faithful, artinya jika sudah menikah harus SETIA hanya
berhubungan seks dengan pasangannya saja.
3) C adalah CONDOM artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi
maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.
2. Upaya pencegahan jangka panjang
Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah merajalelanya AIDS adalah
merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan kegiatan yang meningkatkan norma-norma
agama maupun sosial sehingga masyarakat dapat berperilaku seksual yang bertanggung
jawab.
Yang dimaksud dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab adalah :
a) Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
b) Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia
dan tidak terinfeksi HIV (monogamy).
c) Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna susila.
d) Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari satu
mitra seksual.
e) Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin.
f) Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
g) Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
h) Tidak melakukan hubungan anogenital.
i) Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual.
Kegiatan tersebut dapat berupa dialog antara tokoh-tokoh agama,penyebarluasan informasi
tentang AIDS dengan bahasa agama, melalui penataran P4 dan lain-lain yang bertujuan untuk
mempertebal iman serta norma-norma agama menuju perilaku seksual yang bertanggung
jawab.
Dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab di harapkan mampu mencegah
penyebaran penyakit AIDS di Indonesia.
c. Pemberantasan HIV/AIDS
Tujuan pemberantasan HIV/AIDS adalah untuk meningkatkan usia harapan hidup penduduk
indonesia, menekan angka kematian remaja dan demi mewujudkan salah satu sasaran
MDG’s. lima langkah untuk berantas epidemi AIDS. Wapres Boediono mengatakan “angka
prevalensi penderita AIDS memang masih rendah, yakni 0,17% dari seluruh penduduk,
namun jumlah penderita baru terus meningkat”. Oleh karena itu di bentuklah 5 Langkah
pemberantasan HIV/AIDS yaitu:
1. perluasan jaringan fasilitas pelayanan bagi penderita HIV/AIDS.
2. peningkatan keikutsertaan masyarakat dalam pencegahan dan
penanganan HIV/AIDS.
3. perbaikan koordinasi dan tata kelola dari semua pihak dan instansi
yang ikut menangani masalah HIV/AIDS di tanah air.
4. perbaikan sistem informasi.
5. mobilisasi dana, baik dari luar maupun dalam negeri, untuk
membiayai peningkatan kuantitas dan kualitas penanganan HIV/AIDS
di tanah air.Wapres juga mengatakan kelompok yang paling rawan terhadap HIV/AIDS
adalah kelompok usia 15-49 tahun, atau kelompok produktif. Oleh karena itu, sangat perlu
kelompok ini dibekali dengan pengetahuan dan layanan, sehingga mampu melindungi dirinya
dan melindungi orang lain terhadap risiko-risiko penularan HIV/AIDS. "Marilah kita
amankan sasaran MDG’s yang telah kita tetapkan di bidang penanggulangan penyakit ini di
tanah air. Dan akhirnya marilah kita mantapkan niat dan tekad kita semua untuk mencapai
sasaran itu, dengan semangat baru mengiringi peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini”
tandasnya.

E. PENGOBATAN
Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS
belum ditemukan, maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus
meningkat ini adalah dengan upaya pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam
lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV. Pada dasarnya upaya
pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penyebaran
AIDS.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung

antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang

mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

Penularan dapat terjadi melaluihubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi

darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,

atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. ini

AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di

seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDSbekerja sama dengan WHO memperkirakan

bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui

pada tanggal 5 Juni1981.

B. KRITIKAN DAN SARAN

Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Dalam penyusunan makalah ini kami

menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu kami segenap tim

penyusun mohon maklum adanya karna kami masih dalam tahab pembelajaran. Akhir kata

kami mohon tanggapan berupa kritik dan saran yang membangun.


DAFTAR PUSTAKA

Berita AIDS III No. 3/ 1994.

Berita AIDS III No. 4/1994.

Departemen Kesehatan RI ”Petunjuk Pengembangan Program Nasional Pemberantasan dan

Pencegahan AIDS, Jakarta 1992.

Syarifuddin Djalil “Pelayanan Laboratorium Kesehatan Untuk Pemeriksaan Serologis

AIDS”AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1989.

Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No 6 /XX / 1992..Soemarsono “Patogenesis,

Gejala klinis dan Pengobatan Infeksi HIV” AIDS;

Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 1989.

Wibisono Bing “Epidemologi AIDS”AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan RI Jakarta

1989.

Anda mungkin juga menyukai