Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah HIV/AIDS ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah HIV/AIDS ini. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah HIV/AIDS ini sehingga saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti kita sebagai manusia. Semoga makalah HIV/AIDS ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi HIV/AIDS..................................................................................
B. Patologi HIV/AIDS..................................................................................
C. Manifestasi Klinis HIV/AIDS.................................................................
D. Diagnose Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium.....................................
E. Perjalanan HIV/AIDS.............................................................................
F. Gejala AIDS.............................................................................................
G. Cara penularan.........................................................................................
G. Perjalanan HIV/AIDS.............................................................................
G. Pengobatan bagi penderita HIV/AIDS.....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome
yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus). Penyakit ini bukan penyakit keturunan atau diwarisi. Ia menyerang
kekebalan tubuh (immune system), yaitu sistem pertahanan alami tubuh
terhadap serangan organisme yang merupakan musuh. Penyakit ini
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam memerangi infeksi.
Penyakit AIDS sampai saat ini masih menjadi ancaman terbesar bagi
kesehatan penduduk dunia. Proses penularan yang begitu cepat dan belum ada
yang bisa menahan laju perkembangan AIDS dalam tubuh.
AIDS merupakan penyakit baru dan unik yang ditemukan pertama kali
tahun 1981 di kalangan pria homoseksual Amerika Serikat. Kala itu
ditemukan gejala pneumonia yang disebabkan parasit yang disebut
pneumocystis carinii. Ternyata gejala ini disertai dengan penurunan berat
badan. Barulah pada tahun 1983, para ilmuwan menjawab misteri penyebab
penyakit ini dan pada tahun 1986, WHO menetapkan HIV (Human
Immunodeficiency Virus) sebagai penyebabnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang HIV/AIDS ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian HIV/AIDS?
2. Bagaimana proses penularan HIV/AIDS?
3. Bagaimana perjalanan infeksi HIV di dalam tubuh manusia?
4. Bagaimana upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara tes HIV?
6. Bagaimana cara pengobatan penyakit AIDS?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang HIV/AIDS ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui proses penularan HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui perjalanan infeksi HIV di dalam tubuh manusia.
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.
5. Untuk mengetahui cara tes HIV.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit AIDS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyebabkan penyakit AIDS yang termasuk kelompok retrovirus.
Seseorang yang terinfeksi HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup.
Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap asimtomatik (tanpa
tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu lama. Meski
demikian, sebetulnya mereka telah dapat menulari orang lain.
2. Patogenis HIV/AIDS
3 3
memperbanyak dirinya sehingga hal itu menyebabkan kematian Limfosit
Th. Kematian Limfosit Th membuat daya tahan tubuh berkurang, sehingga
membat daya tahan tubuh berkurang, sehingga membuat infeksi dari luar
(baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit) sehingga hal ini
menyebabkan kematian pada orang dengan HIV/AIDS. Selain menyerang
Limfosit Th virus HIV juga memasuki kedalam sel tubuh yang lain, organ
yang sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. Virus HIV
diliputi oleh selubung protein yang sifatnya toksik (racun) terhadap sel,
khususnya sel otak serta susunan saraf pusat dan tepi lainnya. Sehingga
terjadinya kematian sel otak (Kumalasari and Andhyantoro 2012).
3. Manifestasi Klinis
4
4. Diagnose Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium
b. Western blot
Spesifikasinya tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaannya
cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
5. Etiologi
5
kronis HIV. Penggabungan HIV pada sel inang merupakan rintangan
untuk pengembangan antivirus terhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan
kegagalan manusia untuk mengeluarkan antibodi terhadap virus
menyebabkan sulitnya pengembangan vaksinasi yang efektif terhadap
HIV.
6. Perjalanan HIV/AIDS
Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap tanpa gejala dan tanda
(asimtomatik) untuk jangka waktu cukup panjang bahkan sampai 10 tahun
atau lebih. Namun orang tersebut dapat menularkan infeksinya kepada
orang lain. Kita hanya dapat mengetahui bahwa orang tersebut terinfeksi
HIV dari pemeriksaan laboratorium antibody HIV serum. Sesudah jangka
waktu tertentu, yang bervariasi dari orang ke orang, virus memperbanyak
diri secara cepat dan diikuti dengan perusakan sel limfosit T CD4 dan sel
kekebalan lainnya sehingga terjadilah gejala berkurangnya daya tahan
tubuh yang progresif. Progresivitas tergantung pada beberapa faktor
6
seperti: usia kurang dari 5 tahun atau di atas 40 tahun, infeksi lainnya,
dan faktor genetik.
2) Fase Kedua
Terjadi setelah 2-10 tahun setelah terinfeksi. Pada fase ini individu
sudah positiv HIV, tetapi belum menampakkan gejala sakit. Pada tahap ini
individu sudah dapat menularkan kepada orang lain. Kemungkinan
mengalami gejala ringan seperti flu (biasanya 2-3 hari dan akan sembuh
sendiri).
3) Fase Ketiga
7
Pada fase ini akan muncul gejala-gejala awal penyakit. Namun,
belum dapat disebut sebagai penyakit AIDS. Pada fase ketiga ini sistem
kekebalan tubuh mulai berkurang. Gejala yang berkaitan dengan HIV
antara lain:
7. Gejala AIDS
8
1) Gejala Mayor
a) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan
b) Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c) Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d) Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e) Demensia/ HIV ensefalopi
2) Gejala Minor
a) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b) Dermatitis generalisata
c) Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d) Kandidasis orofaringeal
e) Herpes simpleks kronis progresif
f) Limfadenopati generalisata
g) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
h) Retinitas virus sitomegalo
8. Cara Penularan
1. Hubungan seksual
Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling
dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual
9
dapat terjadi selama sanggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki
dengan laki-laki. Sanggama berarti kontak seksual dengan penetrasi
vaginal, anal, atau oral antara dua individu. Risiko tertinggi adalah
penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung
dari individu yang terinfeksi HIV. Kontak seksual oral langsung (mulut ke
penis atau mulut ke vagina) termasuk dalam kategori risiko rendah tertular
HIV. Tingkatan risiko tergantung pada jumlah virus yang ke luar dan
masuk ke dalam tubuh seseorang, seperti pada luka sayat/gores dalam
mulut, perdarahan gusi, dan atau penyakit gigi mulut atau pada alat genital.
2. Pajanan oleh darah, produk darah, atau organ dan jaringan yang
terinfeksi Penularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak
ditapis (uji saring)
Untuk pemeriksaan HIV, penggunaan ulang jarum dan semprit
suntikan, atau penggunaan alat medik lainnya yang dapat menembus
kulit. Kejadian di atas dapat terjadi pada semua pelayanan kesehatan,
seperti rumah sakit, poliklinik, pengobatan tradisional melalui alat
penusuk/jarum, juga pada pengguna napza suntik (penasun). Pajanan HIV
pada organ dapat juga terjadi pada proses transplantasi jaringan/organ di
fasilitas pelayanan kesehatan.
10
HIV tidak ditularkan melalui bersalaman, berpelukan, bersentuhan atau
berciuman; penggunaan toilet umum, kolam renang, alat makan atau minum
secara bersama; ataupun gigitan serangga, seperti nyamuk.
9. Pencegahan HIV/AIDS
Lima cara untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai
berikut.
B (Be faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks
(tidak berganti-ganti pasangan).
C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual
dengan menggunakan kondom.
D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar
mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.
Individu dapat mengurangi risiko infeksi HIV dengan membatasi paparan faktor
risiko. Pendekatan utama untuk pencegahan HIV sebagai berikut :
Penggunaan kondom pria dan wanita yang benar dan konsisten selama
penetrasi vagina atau dubur dapat melindungi terhadap penyebaran infeksi
menular seksual, termasuk HIV. Bukti menunjukkan bahwa kondom lateks laki-
laki memiliki efek perlindungan 85% atau lebih besar terhadap HIV dan infeksi
menular seksual (IMS) lainnya.
Pengujian untuk HIV dan IMS lainnya sangat disarankan untuk semua
orang yang terpajan salah satu faktor risiko. Dengan cara ini orang belajar
11
tentang status infeksi mereka sendiri dan mengakses layanan pencegahan dan
perawatan yang diperlukan tanpa penundaan. WHO juga merekomendasikan
untuk menawarkan tes untuk pasangan. Selain itu, WHO merekomendasikan
pendekatan pemberitahuan mitra bantuan sehingga orang dengan HIV menerima
dukungan untuk menginformasikan mitra mereka sendiri, atau dengan bantuan
penyedia layanan kesehatan.
Deteksi dini TB dan keterkaitan yang cepat dengan pengobatan TB dan ARV
dapat mencegah kematian pada ODHA. Pemeriksaan TB harus ditawarkan
secara rutin di layanan perawatan HIV dan tes HIV rutin harus ditawarkan
kepada semua pasien dengan dugaan dan terdiagnosis TB. Individu yang
didiagnosis dengan HIV dan TB aktif harus segera memulai pengobatan TB
yang efektif (termasuk untuk TB yang resistan terhadap obat) dan ARV. Terapi
pencegahan TB harus ditawarkan kepada semua orang dengan HIV yang tidak
memiliki TB aktif.
12
ARV pada semua orang yang hidup dengan HIV akan berkontribusi secara
signifikan untuk mengurangi penularan HIV.
13
namun sampai saat ini belum ada informasi adanya obat yang dapat
menyembuhkan HIV/AIDS. Bahkan sampai sekarang belum ada perkiraan
resmi mengenai kapan obat yang dapat menyembuhkan AIDS atau vaksin
yang dapat mencegah AIDS ditemukan.
b. Pengobatan HIV/AIDS
Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada
adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat
yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat
perkembangbiakan virus. Obat-obatan yang termasuk antiretroviral yaitu
AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine. Obat infeksi oportunistik adalah
obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping
rusaknya kekebalan tubuh. Yang terpenting untuk pengobatan oportunistik
yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis penyakitnya, contoh : obat-obat
anti TBC.13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit pada seseorang karena
berkurangnya sistem kekebalan tubuh akibat serangan HIV. HIV mempunyai
kemampuan mengubah diri sehingga mudah melakukan mutasi bila suatu
kondisi tidak menguntungkan hidupnya. HIV hanya bisa hidup pada
cairan/jaringan tubuh manusia. HIV masuk ke dalam pembuluh darah melalui
“pintu masuk” berupa luka pada tubuh, kemudian menyerang sel-sel
kekebalan tubuh sehingga sistem pertahanan tubuh penderita mengalami
kelumpuhan.
Bila seseorang terinfeksi HIV maka hampir di seluruh cairan tubuhnya
mengandung HIV tetapi dengan jumlah berbeda-beda. Walaupun demikian,
yang terbukti dapat menularkan adalah HIV yang terdapat di darah, air mani,
dan cairan serviks atau vagina. HIV menular melalui “pintu masuk” berupa
luka, luka borok, dan yang memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh
yang mengandung virus ke peredaran darah orang yang belum terinfeksi.
Virus HIV mengalami perkembangan di dalam tubuh penderita.
Setelah 5–10 tahun tertular HIV, penderita mulai menunjukkan gejala
bermacam penyakit yang disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh
sehingga ia menderita penyakit AIDS (Acuired Immuno Deficiency
Syndrome). Penyakit AIDS bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi
penyakit ini diperoleh akibat terinfeksi HIV. Dalam tubuh manusia, terdapat
sel-sel darah putih yang berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit
penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Jika seseorang terserang virus HIV, sel-
sel darah putih dihancurkan oleh virus tersebut sehingga tidak mampu lagi
melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi lain.
15
B. Saran
Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk
pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab
baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai
dengan tuntutan norma agama dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Di
samping itu, menyebarkan informasi tentang HIV/AIDS adalah cara lain
untuk melindungi teman, keluarga, dan lingkungan dari penyebaran
HIV/AIDS.
16
DAFTAR PUSTAKA
4. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. In: Penyakit DJPdP, editor. 2016
17