Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 5

Bahasa Inggris

“ HIV / AIDS “

Dosen pembimbing : Ana Maryanti M.pd

Disusun oleh:
RESKI AMELDA
TIRA WAHYUNI

AKADEMI KEPERAWATAN BINA INSANI SAKTI


KOTA SUNGAI PENUH
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat dan rahmat-nya penyusun masih diberi
kesehatan sehingga terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ HIV/AIDS ” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Bahasa Inggris .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harap kan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca .

Sungai penuh, 23 September 2021

Penyusun
RESKI AMELDA
TIRAWAHYUNI
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan masalah

BAB II PEMBAHASAN

1. Apakah HIV/AIDS itu?


2. Apakah Etiologi HIV/AIDS itu?
3. Bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkan?
4. Apakah tanda dan gejala HIV/AIDS itu?
5. Bagaimanakah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu


syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang
sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh,
maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-
penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus
AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan
virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia
(pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telah
terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan
1,7 juta anak-anak. Di Indonesia berdasarkan data-data yang bersumber dari
Direktorat Jenderal P2M dan PLP Departemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998
jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 orang yang dilaporkan oleh 23 propinsi di
Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia pada dasarnya bukanlah
merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori
“Gunung Es“ dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang
semestinya. Untuk itu WHO mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi
telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum diketahui.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat
terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara.
Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi tidak saja mengenai penyakit
(AIDS ), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negatif berbagai bidang seperti
kesehatan, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan
tantangan yang harus dihadapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat membantu memecahkan
masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam
upaya menanggulangi problematik jumlah penderita yang terus meningkat adalah upaya
pencegahan yang dilakukan semua pihak yang mengharuskan kita untuk tidak terlibat
dalam lingkungan transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah HIV/AIDS itu?
2. Apakah Etiologi HIV/AIDS itu?
3. Bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkan?
4. Apakah tanda dan gejala HIV/AIDS itu?
5. Bagaimanakah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS itu.
2. Menjelaskan Etiologi HIV/AIDS.
3. Menjelaskan penularan HIV/AIDS.
4. Menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS.
5. Cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIV/AIDS

1. Virus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya
ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro),
yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,
membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV ini dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat
bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV
menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru
kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang
penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
2. Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek
dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup.Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh
Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi
AIDSyang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat
menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

B. ETIOLOGI HIV/AIDS

Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier
dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy
Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat pada tahun 1984
mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama
firus dirubah menjadi HIV.
Muman Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam
bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau
melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit T,
karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam sel
Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap hidup
lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam tubuh pengidap
HIV selalu dianggap infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama
hidup penderita tersebut.
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan
bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian
RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis
prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120
berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus
(lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap
pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan
berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya,
tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati diluar
tubuh. HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan
otak.
D. CARA PENULARAN HIV/AIDS

Cara penularan HIV ada tiga :


1. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang pengidap.
Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat
lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis,
sifilis, gonorea, Klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar
disbanding seks vaginal danresiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada yang
insertive.
2. Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a. Transfusi darah yang tercemar HIV
b. Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya pada
para pencandu narkotik suntik.
c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil, saat
melahirkan ataupun setelah melahirkan. Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi
melalui air susu ibu (ASI). Saat ini belum diketahui dengan pasti frekuensi kejadian
seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi
yang lain. Di ASI terdapat lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru saja terkena
infeksi dan ibu-ibu yang telah memperlihatkan tanda-tanda penyakit AIDS. Setelah 6
bulan,sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan infeksi menjadi lebih
baik. ASI dapat diganti dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan. Dengan
cara ini bayi akan mendapat manfaat ASI dengan resiko lebih kecil terkena HIV AIDS
Secara umum ada 5 faktor yang perlu diperhatikan pada penularan suatu penyakit
yaitu sumber infeksi, vehikulum yang membawa agent, host yang rentan, tempat keluar
kuman dan tempat masuk kuman (port’d entrée).
Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel Lymfosit T dan sel otak
sebagai organ sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh.
Sebagai vehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh dan menularkan
kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh yang terbukti menularkan
diantaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah penderita.
Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini
cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui :

1. Transmisi Seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual
merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan ini
berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serik. Infeksi dapat
ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan seksnya. Resiko
penularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan
jenis hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositive
untuk zat anti terhadap HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan
pada pasangan tidak tetap. Orang yang sering berhubungan seksual dengan berganti
pasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko tinggi terinfeksi virus HIV.
1.a. Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas homoseksual
menderita AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua golongan rusial. Cara
hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko tinggi
bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima
ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan
mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran pada
saat berhubungan secara anogenital.
1.2. Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan
heteroseksual pada promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok
umur seksual aktif baik pria maupun wanita yang mempunyai banyak pasangan
dan berganti-ganti.

2. Transmisi Non Seksual


2.a Transmisi Parenral
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang
telah terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang
menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama. Disamping
dapat juga terjadi melaui jarum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan
tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini
kurang dari 1%.
2.b. Darah/Produk Darah
Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negara
barat sebelum tahun 1985. Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini di
negara barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum
ditransfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah adalah lebih
dari 90%.
3. Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko sebesar
50%. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui.
Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko rendah.

E. TANDA DAN GEJALA HIV/AIDS

Pada awal infeksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang di
infeksinya tetapi terlebih dahulu mengalami replikasi (penggandaan), sehingga ada
kesempatan untuk berkembang dalam tubuh penderita tersebut, yang lambat laun akan
menghabiskan atau merusak sampai jumlah tertentu dari sel lymfosit T4. setelah
beberapa bulan sampai beberapa tahun kemudian, barulah pada penderita akan terlihat
gejala klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. Masa antara terinfeksinya HIV
dengan timbulnya gejala-gejala penyakit (masa inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebih
dari 10 tahun, rata-rata 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa.

Infeksi oleh virus HIV menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak yang
mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang atau hilang, akibatnya mudah terkena
penyakit-penyakit lain seperti penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
protozoa, dan jamur dan juga mudah terkena penyakit kanker seperti sarkoma kaposi.
HIV mungkin juga secara langsung menginfeksi sel-sel syaraf, menyebabkan kerusakan
neurologis.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki,
tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan
anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV.Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV
tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut
dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan
menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :


1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2.Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
5. Mudah lelah dan lesu
6. Mencret dan kurang nafsu makan
7. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
8. Pembengkakan leher dan lipatan paha
9. Radang paru-paru
10. Kanker kulit
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV

Para ahli menjelaskan bahwa tanda dan gejala penyakit AIDS seseorang yang terkena
virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang
khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6minggu tergantung daya
tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.Setelah kondisi membaik, orang
yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebalan
tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang.
Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV
terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus
HIV. Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya
adalah seperti dibawah ini :

1. Saluran pernafasan.
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam
seperti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium
awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2.Saluran pecernaan.
Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan,
mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan,
serta mengalami diare yang kronik.
3. Berat badan tubuh.
Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat
badan tubuh hingga 10% di bwah normal karena gangguan pada sistem protein dan
energy di dalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena
gangguanabsorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yangmengakibatkan
diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. Sistem Persyarafan.
Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit
kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak
melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami
tensi darah rendah dan Impoten.
5. Sistem Integument (Jaringan kulit).
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes
zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan
kulit.Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit(Folliculities), kulit
kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita.
Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan
dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlah nya yang menderita penyakit cacar.
Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga
(tulang) pelvic dikenalsebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami
masahaid yang tidak teratur (abnormal)

F. Pencegahan dan penanganan HIV/AIDS

Cara pencegahan:

1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan


satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.

2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.

3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya

4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.

5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato,tindik ) harus dijamin
sterilisasi nya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya :memberikan penyuluhan- penyuluhan atau informasi
kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan AIDS, yaitu
melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang
berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik
media cetak maupun media elektronik. penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar
seluruh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS .

2. Penanganan HIV/AIDS

Penanganan Umum

a. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukanuntuk memperlambat


tingkat replikasi virus. Berbagaimacam obat diresepkan untuk mencapai tujuan ini
dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti. Untuk menemukan obat
penyembuhannya.

b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun demikian


ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju perkembangan HIV di dalam
tubuh .

C. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung padazat-zat khusus yang dapat


menginfeksi pasien, obat anti biotik dengan dosis tinggi dan obat-obatan anti virus
sering kali diberikan secara rutin untuk mencegah infeksi agar tidak menjalar dan
menjadi semakin parah

BAB III

KESIMPULAN
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segera
ditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia,
termasuk Indonesia.
Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) dan epidemi
reaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi,
politik, kebudayaan, dan demografi.
Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belum ditemukan.
Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam upaya pencegahan. Upaya
pencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularan
AIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dan
transplasental, sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilaku
seksual masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi), menghindari infeksi
melalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum ibu hamil.
Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.

Saran
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban untuk
berpartisipasi dalam memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulai
dari kesadaran diri sendiri untuk selalu menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis:


Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.Jakarta: ErlanggaMedical
Series
Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993.
MikrobiologKedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara
Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:
Balai PenerbitFKUIMandal,dkk. 2008.
Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai