PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
penyakit ini karena kemunculannya yang sering kali tidak disadari dan
tidak memiliki gejala spesifik. Penyakit ini juga dapat memicu timbulnya
jantung ke seluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi
darah. Angka yang ditunjukkan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori
1
2
penderita hipertensi meningkat dari 940 juta jiwa pada tahun 2019 menjadi
972 juta jiwa pada tahun 2020, angka ini meningkat menjadi 27,2% di
tahun 2021 dan diperkirakan jumlah kasus hipertensi akan terus meningkat
pada tahun 2025 menjadi 1,5 miliar atau sekitar 29% dari total penduduk
tahun 2020 sebanyak 85.096 kasus sedangkan pada tahun 2021 didapatkan
Tahun 2019 terdapat 4.896 kasus, meningkat pada tahun 2020 menjadi
4.244 kasus sedangkan pada tahun 2021 terdapat 6.318 kasus (Dinkes
yang terkena Hipertensi terhitung dari tahun 2019 hingga 2021 diketahui
kelima yaitu sebanyak 123 kasus, dan pada tahun 2020 pasien dengan
keempat yaitu sebanyak 231 kasus, pada tahun 2021 pasien dengan
fungsi tubuh yang berhubungan dengan lansia dan salah satunya terjadi
ini disebabkan oleh penurunan elastisitas arteri dan kekakuan pada aorta.
pembuluh darah ini memacu daya kerja jantung untuk memompa darah
lebih cepat dan kuat dalam usaha memenuhi darah dan nutrisi keseluruh
tubuh. Daya kerja jantung yang semakin kuat ini yang menyebabkan
(Padila, 2013).
masalah yang dapat ditimbulkan salah satunya dapat dipicu oleh tingkat
dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan
berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum
(Saputro, 2013).
pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. PMR
5
berbagai tatanan dan populasi yang telah dibuktikan menjadi terapi yang
relaksasi otot progresif sebanyak tiga kali didapatkan data tidak ada
cemas ringan.
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada hari kamis tanggal 03
Februari 2022 jam 9.20 wib di wilayah kerja Puskesmas Hiang, penulis
debar, pusing, dan merasa cemas dengan penyakit yang di derita, dimana
rasa cemas yang di derita. Pasien belum pernah melakukan terapi non
7
kecemasan di alami.
Berdasarkan data dan hasil survei peneliti tertarik untuk mengetahui dan
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
4. Manfaat Penulisan
a. Bagi Perawat
Bina Insani Sakti Sungai Penuh Juga untuk menambah ilmu dan
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
10
Sumber Devi (2017 : 43)
11
11
1) Jantung
a) Luar/pericardium
b) Tengah/miokardium
kronaria.
12
c) Dalam/endokardium
krista terminalis.
aurikula.
2) Pembuluh darah
elastis dan lapisan luar yang terdiri atas jaringan ikat di tambah
disebut kapiler.
2. Definisi
ada dua kategori yaitu angka sistolik dan diastolic (Ridwan, Muhamad.
2017: 1).
darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
3. Klasifikasi
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi
4. Etiologi
pada tingkat yang lebih tinggi sebagai suatu timbal balik peningkatan
tahanan perifer.
15
ginjal.
c. Gangguan Endokrin
e. Kehamilan
f. Merokok
yang jelas. Hipertensi ini lebih dipengaruhi oleh faktor genetik dan
5. Patofisiologi
dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut dalam pengaturan
level yang lebih tinggi, dan akan merespons meskipun level yang baru
untuk mengatasi tekanan balik muara aorta. Akibat beban kerja ini,
6. Manifestasi Klinis
7. Komplikasi
tunika media.
kemudian pecah.
kekurangan darah.
darah/plasma.
8. Pemeriksaan Diagnostik
hipertensi adalah :
b. Kimia darah
katekolamin.
atheromatus.
5) Studi tiroid
9. Penatalaksanaan
adalah :
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi, diet, latihan fisik, edukasi
Pengobatannya meliputi :
kesehatan.
1. Definisi
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) (Yusuf, Fitryasari &
Tristiana, 2019).
b. Fobia
Penderita fobia ini selalu merasa diawasi dan dinilai oleh orang
lain, serta takut atau merasa malu secara berlebihan saat berada di
e. Gangguan panik
kapan saja dan terjadi secara tiba-tiba atau berulang. Ketika gejala
masih kotor.
26
3. Faktor Predisposisi
adalah :
a. Faktor Biologis
mengatasi stressor.
b. Faktor Psikologis
1) Pandangan psikoanalitik
1. Pandangan Interpersonal
penolakan interpersonal.
27
2. Pandangan Perilaku
terjadinya kecemasan.
4. Faktor Presipitasi
adalah :
individu.
5. Tingkat Kecemasan
28
menjadi :
a. Cemas Ringan
b. Cemas Sedang
c. Cemas Berat
d. Panik
Panik dikaitkan dengan rasa takut dan teror, sebagian orang yang
efektif.
a. Penatalaksanaan Farmakologi
(STICSA)
Alat ukur ini dikembangkan oleh Ree, Macleod, French dan Locke
gejala kognitif dan somatik dari tingkat kecemasan saat ini dan
banyak/sering.
HARS dibuat oleh M. Hamilton pada tahun 1959 yang terdiri atas
4 = Panik (42-56)
tingkatan yaitu:
g. Worry Scale
(13 item), dengan skor berkisar antara 0-140 pada lansia (Mueller,
2014).
gangguan mental dan berbeda dari alat ukur kecemasan lain yang
33
1. Defenisi
kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut. Pada saat tubuh dan
adalah :
34
Kecemasan
a. Tahap Prainteraksi
35
b. Tahap Orientasi
c. Tahap kerja
kali
alis dan mata. Lemaskan dahi, alis dan mata secara perlahan
lagi.
tangan kanan.
40
otot lengan atau biseps. Otot biseps adalah otot besar yang
sekali lagi.
d. Tahap Terminasi
2) Membereskan alat
3) Dokumentasi.
43
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Penatalaksanaan Non
Farmakologis:
1. Terapi Relaksasi Otot
Progresif Tingkat Kecemasan:
2. Latihan Nafas Dalam
1. Cemas Ringan
3. Massage (Pijat)
2. Cemas Sedang
4. Imajinasi
3. Cemas Berat
5. Biofeedback
4. Panik
6. Yoga
7. Meditasi
8. Sentuhan Terapeutik
9. Terapi Musik
E. Kerangka Konsep
Bagan 2.2
Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh penurunan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi
G. Defenisi Operasional
kecemasan
sedang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dan Posttest yaitu sebelum diberi teknik relaksasi otot progresif akan
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
K1 O¹ X O²
Keterangan:
K1 : Responden
47
48
1. Populasi
2. Sampel
tertentu.
Rumus :
(n-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan :
n = Besar Sampel
t = Jumlah Perlakuan
( n-1 ) ( t-1) ≥ 15
( n-1 ) ( 1-1) ≥ 15
49
n ≥ 1 + 15
n ≥ 16
digunakan.
C. Tempat Penelitian
D. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Agustus
2022.
50
E. Etika Penelitian
dignity))
memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut atau
confidentiolity)
dari responden.
inclisiveness)
tindakan yang akan dilakukan dengan sangat hati hati dan sungguh
dan manfaat apa saja yang akan dirasakan responden setelah dilakukan
terapi.
52
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
pilihan yang tepat jika ingin mendapatkan data yang mendalam atau
orang atau lebih, tetapi suatu interaksi yang terencana dan memiliki
3. Metode Pengukuran
nilai dari variabel yang sedang di teliti. Hasil dari suatu pengukuran
lakukan dua kali dalam sehari yang bertujuan untuk melemaskan otot-
1. Perasaan cemas: firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan mudah
tersinggung.
54
4. Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak.
7. Gejala somatik/fisik (otot): sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan otot.
mengeras.
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin): sering BAK, tidak bisa
1. Validitas
Uji validitas adalah hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
2. Reliabilitas
1. Data Primer
responden.
2. Data Sekunder
Puskesmas.
56
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
minggu.
Pada tahap ini dilakukan pemberian kode setiap data yang telah
4. Tabulasi (Tabulating)
tabel distribusi atau tabel frekuensi dan tabel salary atau cross
tabulating.
saat kita mengentri ke komputer, jika ada kesalahan tersebut dapat kita
perbaiki kembali.
J. Analisa Data
1. Analisa Univariat
mean atau rata-rata, median dan standar deveasi. Pada umumnya dalam
(Notoatmojo, 2010).
Tahun 2022.
2. Analisa Bivariat
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Situasi
Tinggi, Muara Air Dua, Hiang Karya, Betung Kuning, Koto Baru Hiang,
dan Dusun Baru Debai. Beriklim tropis yang tingkat kelembaban 24º C -
33º C, dengan luas wilayah 25 Km², jumlah penduduk pada tahun 2022
Kampung
Danau Kerinci
Kerinci
Debai
61
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
tahun 2022.
Tabel 4.1
Rata-Rata Tingkat Kecemasan Pada Pasien Hipertensi
Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi Progresif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Hiang
Tahun 2022
10,19 dengan standar deviasi 1,424 dan dengan standard error mean
0,356.
62
tahun 2022
Tabel 4.2
Rata-Rata Tingkat Kecemasan Pada Pasien Hipertensi
Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi Progresif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Hiang
Tahun 2022
adalah 6,94 dengan standar deviassi 0,929 dan dengan standard error
mean 0,232.
2. Analisa Bivariat
Tahun 2022.
63
Tabel 4.3
Pengaruh Teknik Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat
Kemasan Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Hiang
Tahun 2022
Tahun 2022.
64
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian
Hal ini sesuai dengan teori Stuart (2012) menyatakan bahwa kecemasan
menghadapi ancaman.
dan nyaman.
Hal ini sesuai dengan teori Heredos (2010) dimana teknik relaksasi otot
Tahun 2022.
B. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi yang menjadi dasar bagi
1. Bagi Pasien
sudah bisa beraktivitas tanpa adanya rasa cemas dan responden tampak
2. Bagi Perawat
dari mahasiswa/i dari institusi pendidikan yang terkait dapat diakui oleh
penelitian.
67
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari penuh bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
BAB VI
A. Kesimpulan
berikut :
adalah 10,19 dengan standar deviasi 1,424 dan standard error mean
0,356.
adalah 6,94 dengan standar deviasi 0,929 dan standard error mean 0,232.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
yang akan dan sedang praktek terutama keperawatan medikal bedah dan