Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau sering di sebut dengan darah tinggi yaitu tekanan darah yang

sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih dari 90

mmHg. Pada sebagian orang terkadang tidak terdapat gejala yang menunjukan

bahwa orang tersebut sedang mengalami hipertensi. Oleh karena itu hipertensi di

sebut dengan sillent killer (Noegroho & Nurfianti, 2017). Hipertensi menurut

gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi Benigna dan hipertensi maligna.

Hipertensi menigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-

gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi maligna

adalah keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan

kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung

dan ginjal (Hastuti, 2020).

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu, hipertensi essensial dan

hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi essensial yaitu herediter atau faktor

genetik, lingkungan, asupan garam, obesitas, kuran olahraga, asupan alkohol, stres

psikososial. Gejala-gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan

hampir sama dengan gejala penyakit lainnya yaitu seperti sakit kepala, jantung

berdebar-debar, sulit bernafas saat bekerja mengangkat beban berat, mudah lelah,

bahkan sampai penglihatannya kabur (Hastuti, 2020).

Menurut Word Health Organization (WHO) prevalensi global hipertensi

saat ini sebesar 22% dari total populasi dunia dan prevalensi hipertensi yang

1
2

tertinggi masih di duduki oleh Afrika dengan sebesar 27% (Kemenkes, 2019).

Berdasarkan data dari (WHO) tahun 2019 diketahui bahwa jumlah orang dewasa

yang mengalami hipertensi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13

miliar pada tahun 2015. Penyakit ini berkembang di negara berpenghasilan rendah

dan menengah estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620

orang. Sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218

kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%), usia 45-54

tahun (45,3%), usia 55-64 tahun (55,2%). Hipertensi disebut silent killer, karena

sering tanpa keluhan sehingga pasien tidak mengetahui dirinya menyandang

hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi (Fernalia et al, 2021).

Nilai tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg. Dan nilai tekanan

tersebut tergantung dengan aktivitas dan emosional seseorang akan mengalami

penurunan saat sedang tidur normal sekitar 10-20% di bandingkan jika seseorang

tersebut dalam kondisi sadar. Kondisi ini bisa terjadi karena seseorang yang

sedang dalam kondisi tidur, maka akifitas simpatis akan mengalami penurunan

sehingga tekanan darah seseorang ketika tidur akan mengalami penurunan. Hal ini

dapat juga meningkatkan resiko terjadinya hipertensi yang dapat mengakibatkan

komplikasi yang lebih berat seperti penyakit kardiovaskuler (Alfi & Yuliwar,

2017). Sistem kardiovaskuler sendiri yaitu terdiri dari jantung, pembuluh darah

dan saluran limfe sistem ini berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi dan zat-

zat lain untuk di distribusikan ke seluruh tubuh serta membawa bahan-bahan hasil

akhir metabolisme untuk di keluarkan dari tubuh (Fikriana, 2018).

Dalam penghitungan tekananan darah ini alat yang digunakan adalah

STIKes Indramayu
3

sphygmomanometer (tensimeter) dan stethoscope. Adapun cara kerja dari

perhitungan tekanan darah tersusun sebagai berikut. Orang yang akan dihitung

tekanan darahnya harus duduk dengan tenang, membalut pasien pada lengan kiri

atas, manset dipompa. Pengamatan tekanan darah perlu dilakukan untuk

memantau tekanan darah kita apakah masih berada pada kisaran normal ataukah

abnormal. Jika tekanan darah melebihi abnormal maka harus segera dikonsulkan

dengan dokter untuk mengantisipasi kemungkinan gejala hipertensi yang

merupakan seangan jantung dan stroke. Tekanan sistolik yang melebihi 130

mmHg merupakan tekanan darah yang abnormal begitupun tekanan diastolik yang

melebih 80 mmHg juga termasuk abnormal yang perlu diperhatikan juga adalah

perbedaan tekanan sistolik dan diastolik atau dikenal pulse pressure (Ridwan,

2017).

Kualitas tidur adalah penilaian yang mengenai persepsi tidur seseorang

disaat sedang tidur nyenyak. Kualitas tidur telah didefinisikan sebagai suatu

fenomena yang telah meliputi penilaian terhadap lamanya waktu tidur, seperti

gangguan yang terjadi pada saat tidur, masa laten saat tidur, disfungsi tidur pada

siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur, serta pemakaian obat tidur (Alfi &

Yuliwar, 2018). Terdapat faktor yang mempengaruhi kualitas tidur, diantaranya

yaitu adanya suatu penyakit, kondisi lingkungan, rasa kelelahan, gaya hidup,

stress emosional, adanya stimulan tertentu dan minum alkohol (Alfi & Yuliwar,

2018).

Menurut penelitian Ardiani dan Subrata (2021) menyatakan bahwa banyak

faktor yang dapat

STIKes Indramayu
4

mempengaruhi kualitas tidur diantaranya suatu penyakit, kondisi lingkungan fisik,

aktivitas fisik, stres psikologi, obat-obatan dan zat kimia serta diet dan kalori.

Faktor lainnya yang secara tidak langsung memengaruhi kualitas tidur seseorang

yaitu mengonsumsi minuman yang mengandung kafein.

Berdasarkan penelitian Amrullah dan Murti (2017) sebelumnya menujukan

hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Hasil dari

hubungan kualitas tidur dengan tekananan darah pada pasien hipertensi diperoleh

bahwa ada hubungan antara kedua variabel tersebut karena value (0,000) <a

(0,05). Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan

tekanan darah pada pasien hiprtensi. Menurut peneliti kualitas tidur yang buruk

mampu mempengaruhi tekanan darah seseorang karena terjadi perangsangan saraf

simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara terus menerus. Apabila

hal tersebut berlangsung lama dapat mengakibatkan hipertensi (Amrullah &

Murti, 2017).

Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu sebagai rumah sakit milik daerah

yang turut serta dalam melaksanakan penanganan pada hipertensi dengan

menyediakan pelayanan perawatan dalam. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di

poli dalam RSUD Indramayu, jumlah kunjungan pasien Hipertensi dalam satu

tahun terakhir pada tahun 2022 sebanyak 496 pasien dan pada bulan Januari-

Februari 2023 sebanyak 154 pasien. Berdasarkan hasil wawancara pada sepuluh

pasien mengakatakan susah untuk memulai tidur malam kadang juga terbangun

pada tengah malam dan sulit untuk tidur kembali dan pada siang hari juga

terkadang susah untuk istirahat.

STIKes Indramayu
5

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi Di RSUD Indramayu”

B. Rumusan Masalah

Hipertensi atau yang sering disebut dengan darah tinggi yaitu tekanan darah

yang sistoliknya lebiih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih dari

90 mmHg pada sebagian orang terkadang tidak terdapat gejala yang menunjukan

bahwa orang tersebut sedang mengalami hipertensi oleh karena itu hipertensi

disebut dengan silent killer. Nlai tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg

dan nilai tekanan tersebut tergantung dengan aktvitas dan emosional seseorang

akan mengalami penurunan saat sedang tidur normal sekitar 10-20%

dibandingkan jika sesesorang tersebut dalam kondisi sadar. Berdasarkan latar

belakang yang diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut

“Apakah ada hubungan antara Kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien

hipertensi Di RSUD Indramayu”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungannya dengan

Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di RSUD

Indramayu.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran kualitas tidur dengan kualitas tidur pasien

hipertensi di RSUD Indramayu

STIKes Indramayu
6

b. Mengidentifikasi gambaran tekanan darah dengan kualitas tidur pasien

hipertensi di RSUD Indramayu

c. Mengidentifikasi hubungan kualitas tidur dan tekanan darah hipertensi

dengan kualitas tidur pasien hipertensi di RSUD Indramayu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan

masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terhadap hubungan kualitas tidur

dengan tekanan darah pada pasien hipertensi

2. Bagi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk

menambah wawasan tentang hubungan kualitas tidur pada pasien hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan ini dapat digunakan untuk mendapatkan

wawasan dan pengetahuan dan juga diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi

peneliti selanjutnya untuk proses penelitian lainnya yang berhubungan dengan

kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi

E. Ruang Lingkup

Lingkup masalah dalam penelitian ini adalah Hubungan Kualitas Tidur

Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di RSUD Indramayu tahun 2023

berdasarkan. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional dengan rancangan Instrumen dengan pada sasaran

STIKes Indramayu
7

responden pasien hipertensi yang sedang menjalani pengobatan di RSUD

Indramayu

STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai