Anda di halaman 1dari 16

EVIDENCE BASED PRACTICE

UNTUK PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN

Oleh: Wahyudin
EVIDENCE BASED PRACTICE
(EBP)
• adalah tindakan yang teliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan bukti
(berbasis bukti) yang berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien
untuk menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008).
• Evidence Based Practice (EBP) keperawatan adalah proses untuk menentukan,
menilai, dan mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature keperawatan
maupun medis untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien
TINGKATAN EVIDENCE
• disebut juga dengan hierarchy evidence yang digunakan untuk mengukur kekuatan
suatu evidence dari rentang bukti terbaik sampai dengan bukti yang paling rendah.
• Tingkatan evidence ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam EBP.
• Hirarki untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian
dan Kualitas (AHRQ), sering digunakan dalam keperawatan (Titler, 2010).
ADAPUN LEVEL OF EVIDENCE TERSEBUT
ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

• Level 1 : Evidence berasal dari systematic review atau meta-analysis dari RCT yang sesuai.
• Level 2 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT dengan randomisasi.
• Level 3 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT tanpa randomisasi.
• Level 4 : Evidence berasal dari suatu penelitian dengan desain case control dan kohort.
• Level 5 : Evidence berasal dari systematic reviews dari penelitian descriptive dan qualitative.
• Level 6 : Evidence berasal dari suatu penelitian descriptive atau qualitative.
• Level 7 : Evidence berasal dari suatu opini dan atau laporan dari para ahli.
UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN
1. HAK PASIEN
• Pasien memiliki hak yang harus mereka dapatkan dan perawat memiliki kewajiban yang
harus mereka laksanakan yaitu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik.
• Jika hak pasien tidak dijunjung tinggi maka tidak terciptany asuhan keperawatan dengan
baik dan benar.
• Oleh sebab itu dengan adanya hak pasien maka inilah sebagai ajang upaya untuk
meningkatkan keselamatan pasien dimana setiap pasien memiliki hak yaitu mendapatkan
keselamatan saat di rawat di rumah sakit.
• Keselamatan pasien di rumah sakit sangat penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan
pasien itu sendiri.
2. MENDIDIK PASIEN DAN
KELUARGA
• Dengan mendidik pasien dan keluarga maka ini menjadi salah satu langkah upaya untuk
meningkatkan keselamatan pasien. Tugas perawat yaitu mendidik pasien dan keluarga dan
mengingatkan selalu bahwa keselamatan pasien sangat penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan pasien itu sendiri.
• Contohnya yaitu memasang bedsetdrail di tempat tidur pasien jika keluarga ingin
meninggalkan pasien sendiri ataupun istirahat karena dengan memasang bedsetdrail pasien
tidak akan jatuh dari tempat tidur saat sedang istirahat karena dengan upaya tersebut dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
3. KESELAMATAN PASIEN DALAM
KESINAMBUNGAN PELAYANAN

• Keselamatan pasien merupakan kualitas dari pelayanan yang di dapat dari perawat itu
sendiri. Jika perawat tidak meningatkan keselamatan kepada pasien maka akan banyak sekali
pasien yang tidak mendapatkan keselamatan saat di rawat di rumah sakit.
• Oleh sebab itu peran perawat sangat penting dalam upaya peningkatan keselamatan pasien.
Jika banyak pasien yang celaka maka akan semakin buruk juga pelayanan tersebut dan nama
dari perawat tersebut akan buruk begitu juga dengan rumah sakitnya.
• Oleh sebab itu, setiapperawat bekerja sama dalam upaya peningkatan keselamatan pasien
akan kualitas pelayanan dan rumah sakit itu sendiri tetap baik dan terjaga.
4. PENGGUNAAN METODE
PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
• Ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Contohnya penggunaan gelang yang bisa di tulisan sebuah tulisan: (NURSING AND
PATIENT SAFETY) dimana gelang tersebut dipakai untuk perawat yang tujuannya ketika
melihat tulisan digelang tersebut perawat selalu teringat tentang keselamatan pasien.
• Dan ada metode yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pasien yaitu bisa
setiap kamar diberi atau di tempelkan sebuah tulisan dimana tulisan tersebut mengingatkan
bahwa keselamatan pasien untuk untuk dirinya sendiri itu sangat penting.
5. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN

• Setiap manusia harus memiliki peran kepemimpinan yang tepat dalam menjalankan
kehidupannya.
• Begitu juga dengan perawat harus mempunya peran kepemimpinan dalam upaya
meningkatkan keselamatan pasien karena jika perawat memiliki rasa kepimpinan
yang tinggi dalam upaya peningkatan keselamatan pasien maka akan terciptalah
sebuah keselamatan pasien tersebut dengan tepat
6. MENDIDIK PERAWAT TENTANG
KESELAMATAN PASIEN

• Semua perawat harus memiliki rasa kekeluargaan, kerjasama yang inggi


antara perawat yang lain.
• Karena jika dengan kerjasama yang baik untuk meningkatkan
keselamatan pasien maka akan terciptalah sebuah upaya keselamatan
pasien yang tinggi.
7. KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI
PERAWAT UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN
PASIEN
• Semakin tinggi tingkat komunikasi yang baik maka akan terciptalah berkomunikasi dengan
baik dalam memberikan asuhan keperawatan terutama untuk keselamatan pasien, perawat
selalu mengingatkan kepada pasien bahwa sangat penting sekali peningkatan keselamatan
tersebut untuk dirinya sendiri.
• Jika tingkat komunikasi perawat yang baik maka akan terciptalah sebuah suasana asuhan
keperawatan yang baik terutama dalam keselamatan pasien akan tercipta dengan baik
• Disini tugas perawat yaitu berkomunikasi dengan baik dalam memberikan asuhan
keperawatan terutama untuk keselamatan pasien, perawat selalu mengingatkan kepada
pasien bahwa sangat penting sekali peningkatan keselamatan tersebut untuk dirinya sendiri.
REFERENSI
• Kemenkes RI. (2013). Panduan Keselamatan Pasien. Jakarta.
• Simamora, R. H. (2018) ”Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR.
• Nurachmah, E (2014). Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit. Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia: Jakarta.
• Cahyono, J.B. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran.
Yogyakarta: Kanisius
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai