Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No.

1 Hal 21-33, 2021

STUDI LITERATUR ASUHAN KEPERAWATAN DALAM


PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PASIEN
HIPERTENSI
Hesti Mustika Rusadi1, Hardin2, Djusmadi Rasyid3
1,2,3
Program Studi DIII Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu
hestimustikar12@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan
pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman/nyeri. Metode yang digunakan adalah penelitian
studi literatur dengan kriteria inklusi: artikel yang dipublikasikan pada periode 2015-2020, dipublikasikan pada
jurnal terakreditasi keperawatan nasional yaitu google scholar, tema isi jurnal pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
nyeri pada pasien hipertensi.
Hasil penelitian diketahuinya asuhan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien hipertensi.
Kesimpulan dalam penelitian adalah diagnosis keperawatan utama yang ditemukan yaitu nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan tekanan darah sehingga perlu mendapat intervensi teknik relaksasi nafas dalam karena efektif
mengontrol atau mengurangi nyeri pada pasien hipertensi. Oleh karena itu, disarankan perlunya edukasi bagi
masyarakat tentang manajemen nyeri dan pendampingan keluarga untuk mendukung pengelolaan pasien dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

Kata kunci: Asuhan, Keperawatan, Rasa Nyaman Nyeri, Hipertensi

ABSTRACT
Hypertension is a circulatory system disorder that causes an increase in blood pressure above normal values,
which exceeds 140/90 mmHg. Purpose The aim of this literature study is to determine nursing care in hypertensive
patients in fulfilling their comfort / pain needs. The method used is literature study research with inclusion criteria:
articles published in the 2015-2020 period, published in a national nursing accredited journal, namely Google
Scholar, the theme of the journal content is to fulfill the need for pain comfort in hypertensive patients.
The results of the study found out how to fulfill the need for pain comfort in hypertensive patients. The conclusion
in this study is that the main nursing diagnosis found is that acute pain is associated with an increase in blood
pressure, so it is necessary to receive deep breath relaxation techniques because it is effective in controlling or
reducing pain in hypertensive patients. Therefore, it is advisable to educate the public about pain management and
family assistance to support patient management in fulfilling their comfort needs.

Keywords: Care, Nursing, Pain Comfort, Hypertension

PENDAHULUAN (pembunuh gelap), karena sering kali penderita


Penyakit jantung dan pembuluh darah hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan
(kardiovaskuler) merupakan masalah kesehatan sesuatu gangguan dan gejala (Susilo &
utama di negara maju maupun negara Wulandari, 2011).
berkembang. Salah satu penyakit Peningkatan tekanan darah terus
kardiovaskular yang paling umum dan paling menerus pada pasien hipertensi akan
banyak disandang masyarakat adalah hipertensi mengakibatkan kerusakan pembuluh darah.
(Kemenkes RI, 2019). Hipertensi merupakan Perubahan struktur dalam arteri menyebabkan
gangguan sistem peredaran darah yang penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas yang menyempit menyebabkan penurunan O2
nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. ke otak menurun dan peningkatan CO2
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” sehingga tekanan vaskuler meningkat dan

21
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

menyebabkan nyeri kepala. Hipertensi berat sama paling banyak ditemukan akibat
juga disertai komplikasi seperti gangguan hipertensi sebesar 63.66% (Dinkes Sul-Sel,
serebral otak, gangguan saraf, terganggunya 2018).
fungsi ginjal dan terganggunya fungsi jantung Tingginya angka kejadian penyakit
(Nur,2017). hipertensi perlu adanya perhatian khusus dari
Dari 7,324 miliar jiwa didunia pada perawat dan pada umumnya si penderita
tahun 2015 data World Health Organization hipertensi itu sendiri. Berdasarkan hasil
(WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 pengkajian pada pasien hipertensi, masalah
Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, keperawatan yang sering ditemukan adalah
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis nyeri (akut/kronik). Nyeri merupakan
hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus pengalaman sensorik atau emosional yang
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang atau fungsional, dengan onset mendadak atau
terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap lambat dan berintensitas ringan hingga berat
tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Nyeri
hipertensi dan komplikasinya. Menurut pada pasien hipertensi disebabkan oleh aliran
Institute for Health Metrics and Evaluation darah ke otak meningkat sehingga terjadi
(IHME) tahun 2017 menyatakan bahwa pergeseran jaringan intrakranial yang peka
peningkatan tekanan darah sistolik merupakan nyeri akibat meningginya tekanan
salah satu faktor risiko penyebab kematian intrakranial(PPNI, 2016).
prematur dan disabilitas di dunia berdasarkan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
angka Disability Adjusted Life Years oleh Rizaldy (2015) di Yoyakarta, menjelaskan
(DAILYs) untuk semua kelompok umur bahwa kondisi nyeri kepala hipertensi yang
(Kemenkes RI, 2019). paling sering dijumpai adalah nyeri tengkuk.
Di Indonesia pada tahun 2018, Proporsi terbesar pasien datang dengan
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil intensitas nyeri sedang yaitu 60%, dan juga
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun dijelaskan 29% nyeri tengkuk akibat hipertensi
sebesar 34.1%, tertinggi di Kalimantan Selatan merupakan kondisi medis yang menjadi alasan
(44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar untuk berobat. Penelitian yang sama dilakukan
(22.2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar oleh Praeni & Resi (2019), didapatkan data
34.1% diketahui bahwa sebesar 8.8% hipertensi yang disertai nyeri kepala hebat
terdiagnosis hipertensi dan 13.3% orang yang (17,5%), nyeri sedang 50%, dan nyeri ringan
terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,5%.
32.3% tidak rutin minum obat. Alasan penderita Pada pasien hipertensi, nyeri tidak lagi
hipertensi tidak minum obat disebabkan karena dipandang sebagai kondisi alami yang akan
merasa sehat (59.8%), kunjungan tidak teratur berkurang secara bertahap seiring waktu,
ke fasilitas pelayanan kesehatan (31.3%), karena nyeri yang tak mereda dapat
minum obat tradisional (14.5%), menggunakan menyebabkan komplikasi, peningkatan lama
terapi lain (12.5%), lupa minum obat (11.5%), rawat inap di rumah sakit dan distress.
tidak mampu beli obat (8.1%), terdapat efek Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah
samping obat (4.5%), dan obat hipertensi tidak aspek penting dalam asuhan keperawatan.
tersedia di pelayanan kesehatan (2%) Perawat mempunyai peran penting dalam
(Kemenkes RI, 2019). pemberian pereda nyeri yang adekuat, yang
Di Sulawesi Selatan, jumlah penyakit prinsipnya mencakup mengurangi ansietas,
tidak menular berbasis puskesmas pada tahun mengkaji nyeri secara regular, memberi
2017 menunjukkan sebanyak 99.862 kasus. analgesik dengan tepat untuk meredakan nyeri
Dari jumlah tersebut, ditemukan ada lima secara optimal, dan mengevaluasi
penyakit terbesar, termasuk diantaranya adalah keefektifannya (Kozier & Erb, 2015).
penyakit hipertensi sebesar 57.48%, kecelakaan Tindakan manajemen nyeri baik
lalu lintas sebesar 16.77%, asma sebesar farmokologi maupun non-farmakologi
13.23%, diabetes mellitus sebesar 7.95%, dan merupakan upaya - upaya yang dapat dilakukan
osteoporosis sebesar 1.20%. Sedangkan urutan untuk mengontrol nyeri pada penderita
kematian penyakit tidak menular berbasis hipertensi. Terapi farmakologi dapat dilakukan
puskesmas di Sulawesi Selatan di tahun yang perawat melului kolaborasi perawat - dokter

22
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

dengan pemberian obat analgetik baik


secara parenteral maupun oral (Potter & Perry, METODE PENELITIAN
2015). Namun pemberian analgesik jangka Karya tulis ini menggunakan studi
panjang akan menimbulkan efek samping literatur dimana studi litertur atau disebut juga
seperti mual, muntah, konstipasi, depresi literature review merupakan sebuah aktivitas
pernapasan, adiksi serta pruritus. Karena itu, untuk meninjau atau mengkaji kembali
terapi non-farmakologi biasanya berbagai literatur yang telah dipublikasikan
dikombinasikan dengan terapi farmakologi oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya
untuk meningkatkan efek analgesik, seperti terkait topik yang akan diteliti. Data yang
teknik relaksasi, massage, kompres, terapi digunakan dalam studi literatur ini yaitu data
musik, distraksi, dan guided imaginary (Price, sekunder, dimana data sekunder merupakan
& Wilson, 2015). data yang dibuat dengan merujuk ataupun
Dari uraian tersebut di atas, penulis mengutip hasil yang terdapat dalam data
tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah primer.
dengan judul “Studi literatur asuhan HASIL
keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan Dari 3 artikel yang telah ditelusuri
rasa nyaman/nyeri pada pasien hiperensi”. sebagai fokus dalam penelitian ini, maka
Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk dapat diuraikan hasilnya sesuai analisis
mengetahui “asuhan keperawatan pada pasien sintesis GRID pada tabel 4.1 sebagai
hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa berikut:
nyaman/nyeri”.

23
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

Tabel 4.1
Sintesis GRID
Rindi Puri Cahya ningsih & Ari Pebru Nurlaily, (2019) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Dan Nyaman

N Penelitia Tujuan Desain Respondent Pengumpulan Hasil penelitian


o n (tahun) penelitian penelitian data
dan
judul
1 Rindi Untuk Dekriptif dengan Subyek studi kasus Data dikumpulkan Data yang diperoleh saat melakukan
Puri mengetahui metode studi yaitu dari hasil pengkajiaan awal adalah dengan data
Cahya gambaran kasus seorang wanita wawancara, subjektif klien dengan keluhan tengkuk leher
ningsih & asuhan berusia 44 tahun, observasi, dan terasa berat dan pusing, P (Provokatif) nyeri
Ari Pebru keperawatan beragama pemeriksaan fisik, karena pusing dan tengkuk leher terasa berat,
Nurlaily, pada pasien Islam, pendidikan serta studi Q (Qualitif) seperti di tusuk-tusuk, R
(2019) hipertensi terakhir SMA, dokumentasi. Pada (Region) di kepala dan tengkuk leher, S
Asuhan dalam alamat Ungaran penilaian nyeri (Skala) skala 5, T (Time) hilang timbul.
Keperaw pemenuhan Barat, pekerjaan peneliti Tekan darah : 170/100 mmHg, Nadi :
atan Pada kebutuhan rasa IRT. Klien masuk menggunakan 90x/menit, RR : 22x/menit, Suhu : 36,oC.
Pasien aman dan IGD tanggal 19 pendekatan Berdasarkan pengkajian tersebut didapatkan
Hipertens nyaman Februari 2019 PQRST untuk data subjektif yang sesuai batasan
i Dalam dengan keluhan menilai seberapa karakteristik dari diagnosa keperawatan yaitu
Pemenuh tengkuk leher berat nyeri yang di nyeri akut.
an terasa berat. rasakan. Setelah merumuskan diagnosa
Kebutuha keperawatan selanjutnya yang dapat
n Rasa dilakukan adalah menyusun rencana tindak
Aman lanjut keperawatan. Intervensi yang
Dan diberikan manajemen nyeri meliputi: ukur
Nyaman tanda-tanda vital, lakukan pengkajian nyeri
komprehensift, ajarkan teknik non
farmakologi relaksasi nafas dalam,
kolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian obat.

24
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

Berdasarkan intervensi pertama yang telah di


rencanakan, pada hari selasa tanggal 19
Februari 2019 penulis mengukur tanda-tanda
vital klien dengan tujuan untuk menilai
keadaan fisik pasien dan tekanan darah
pasien seberapa tinggi tekanan darah klien,
respon klien mengatakan bersedia untuk di
lakukan pengukuran tanda-tanda vital dan
hasil yang
di dapatkan tekanan darah 170/100 mmHg,
nadi 90x/menit, suhu 36,1°C, respirasi
22x/menit. Intervensi ke dua penulis
melakukan
pengkajian nyeri komperhensif dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa nyeri
yang dirasakan klien apakah nyeri ringan,
sedang, atau berat, dengan respon klien
mengtakan
pusing dan tengkuk leher terasa berat, P
(Provokatif) nyeri karena pusing dan
tengkuk leher terasa berat, Q (Qualitif)
seperti ditusuk-tusuk, R (Region) di kepala
dan tengkuk leher, S(Skala) skala 5, T
(Time) hilang timbul. Klien tampak menahan
nyeri yang dirasakanya.
Inteversi ketiga penulis mengajarkan teknik
non farmakologi relaksasi nafas dalam ini
adalah tindakan mandiri penulis dan agar
klien tidak tergantung dengan obat, dengan
respon klien mengatakan bersedia dan mau
diajari teknik relaksasi nafas dalam. Klien
tampak rileks dan kooperatif. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan pada

25
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

diagnosa nyeri akut berhubungan dengan


peningkatan tekanan darah, didapatkan hasil
evaluasi pada Ny.S yaitu adanya diberikan
teknik relaksasi nafas dalam selama 7 menit
yaitu sebelum dilakukan tindakan relaksasi
nafas dalam skala nyeri 5 dan tekanan darah
170/100 mmHg dan setelah diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam ada perubahan skala
nyeri menjadi 4 dan tekanan darah 160/100
mmHg, nyeri turun karena tensi juga ada
penurunan yang membuat pasien merasakan
nyeri berkurang.

26
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

Tabel 4.1
Sintesis GRID
Yana wahyu ananda (2019), Asuhan keperawatan pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

2 Yana Untuk Deskripif Subjek dalam Penggumpulan Hasil pengkajian Ny. N di dapatkan hasil yaitu subjektif pasien
wahyu mengetahu studi kasus ini data dilakukan di yaitu pasien mengatakan pusing berputar, nyeri kepala, jantung
ananda i gambaran adalah satu ruang berdebar dan lemas. P : pasien mangatakan nyeri saat
(2019), asuhan orang pasien flamboyant 3 beraktivitas. Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk. R : nyeri daerah
Asuhan keperawata hipertensi RSUD Salatiga kepala dan melebar ke tengkuk leher.S : Skala 6. T : hilang
keperawa n pada dalam pada tanggal 25 timbul.Pasien tampak menahan nyeri,Tekanan darah 170/100
tan pasien pasien pemenuhan Febuari 2019 - mmHg, Nadi:99x/menit, RR: 24x/menit, S: 37,5 C, pasien
hipertensi Hipertensi rasa aman 02 Maret 2019. tampak memegangi kepala, di dapatkan diagnosa nyeri akut.
dalam dalam nyaman. Penggumpulan
pemenuh pemenuha data dilakukan Setelah melakukan pengkajian (observasi) dan penegakan
an n berdasarkan pada diagnosa keperawatan intervensi yang dapat disusun untuk
kebutuha kebutuhan fokus intensitas menyelesaikan diagnosa keperawatan pada Ny. N dengan nyeri
n rasa rasa aman nyeri, yang harus setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
aman dan dan dilakukan pada diharapkam masalah nyeri berkurang dengan pain management
nyaman nyaman. pasien hipertensi meliputi kaji nyeri komperhensif, memonitor tanda-tanda vital,
adalah keadaan umum dan tingkat nyeri, berikan lingkungan yang
pengkajian. aman, ajarkan teknik non farmakologi ( terapi relaksasi nafas
Pengkajian yang dalam), kolaborasi dalam pemberiaan antihipertensi. intervensi
dilakukan untuk keperawatan dengan menggunakan terapi relaksasi nafas dalam
mengkaji tingkat selama 3 hari berturut-turut. Intervensi ini dilakukan mulai hari
nyeri yaitu pertama sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi nafas
PQRST dalam selama 3 hari maka didapatkan evaluasi hasi skala nyeri
pada pasien mengalami penurunan dari skala 6 menjadi skala 4.

27
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

Tabel 4.1
Sintesis GRID
Murtiono, I Gusti Ketut Gede Ngurah (2019) Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri

3 Murtiono Untuk Desk Subyek dua Pengumpulan data Pada pengkajian diperoleh hasil dari kedua kasus yaitu Ny. M dan Tn.M
, I Gusti mengetahu riptif orang klien dilakukan di Poliklinik mengalami gangguan rasa nyaman Nyeri. Ny. M mengeluh nyeri dibagian
Ketut i gambaran studi yang Rindam Tabanan yang belakang kepala sejak 2 hari yang lalu, Nyeri ketika beraktivitas, Skala
Gede asuhan kasus dirawat dilaksanakan pada nyeri 5 (Sedang) dan pasien tampak meringis kesakitan. Sedangkan Tn. M
Ngurah keperawata jalan di bulan Februari 2019. mengeluh kepala pusing dan sakit, dan leher terasa tegang, pasien tampak
(2019) n pada poliklinik Pengumpulan data meringis kesakitan skala nyeri 5, kondisi badan lemah. Gejala pada kedua
Gambara pasien tersebut yang digunakan dalam kasus sama yaitu pasien mengalami nyeri kepala pada leher dan belakang
n Asuhan hipertensi yang studi kasus ini yaitu kepala, skala nyeri 5, pasien tampak meringis kesakitan. Ny M mengatakan
Keperaw dengan memenuhi pengkajian, diagnosa, baru pertama kali merasakan nyeri seperti yang dirasakan sekarang
atan Pada gangguan kriteria intervensi, sedangkan Tn.M Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari dengan
Pasien kebutuhan inklusi implementasi, dan kasus yang sama.
Hipertens rasa evaluasi. Data yang Berdasarkan pengkajian diatas masalah yang muncul pada kedua pasien
i Dengan nyaman dikumpulkan adalah tersebut didapatkan masalah kepetawatan nyeri akut. Rencana tindakan
Ganggua nyeri di data primer yaitu data yang dilakukan meliputi lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
n Rasa Poliklinik keluhan gangguan rasa ajarkan teknik non farmakologi seperti relaksasi, terapi music, masase pada
Nyaman Rindam nyaman nyeri dengan daerah nyeri, kompres hangat, kolaborasi dengan dokter pemberian
Nyeri Tabanan. wawancara dan analgetik. Intervensi keperawatan terdiri dari pain level dan pain contrrol
observasi. Pada yang bertujuan untuk menurunkan skala nyeri pasien, dari skala 5 menjadi
penelitian ini peneliti skala 1. Tindakan ini dilakukan selama 5 hari dengan menggunakan teknik
juga menggunakan relaksasi nafas dalam yang diketahui mampu mempertahankan keelastisan
pendekatan PQRST otot sehingga menurunkan tekanan darah.
untuk menilai sebarapa Implementasi keperawatan dilakukan tidak hanya menggunakan teknik non
berat nyeri yang farmakologi, tetapi dengan menggabungkan tindakan kolaboratif dan
dirasakan responden. pemberian health education pada pasien. Tindakan tersebut dilakukan
selama 30 menit, hingga terdapat perubahan nyeri pada pasien.

28
PEMBAHASAN disampaikan oleh pasien tersebut sesuai dengan
Pengkajian tanda dan gejala hipertensi menurut (Crowin,
Hasil penelitian yang yang dilakukan (2000) dalam Wijaya & Putri, (2013), yaitu
oleh Rindi & Ari Pebri Nurlayli, (2019) nyeri kepala sampai ke tengkuk leher seperti
diketahui data pengkajian keperawatan pasien ditusuk-tusuk, kadang-kadang disertai mual dan
hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa muntah akibat peningkatan tekanan intracranial,
nyaman nyeri adalah melalui data subjektif dan karena peningkatan aliran darah dan
objektif berupa penilaian karakteristik nyeri pembengkakan akibat peningkatan tekanan
(PQRST), diketahui (P) Provocative atau kapiler. Selain karakteristik nyeri, yang tidak
penyebab nyeri terjadi karena peningkatan kalah penting adalah penentuan skala nyeri
tekanan darah. Dapat dilihat pada pada pasien.Skala nyeri ini dapat diukur dengan
pengkajian diperoleh hasil dari tekanan darah menggunakan instrument visual analog scale
sebelum tindakan yaitu 170/100 mmHg, dan (VAS) maupun numeric rating scale (NRS).
(Q) quality atau sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk Menurut Sulistyo Andarmoyo (2013) tingkat
dan (R) region atau lokasi nyeri menyebutkan keperahan nyeri dapat dilihat dengan
lokasi nyeri mulai kepala sampai tengkuk leher, menggunakan instrumen penilaian nyeri
dan (S) severity atau skala nyeri 5 atau nyeri rentang angka 0 - 10, yaitu 0 (Tidak ada nyeri),
sedang, (T) timing dirasakan hilang timbul. 1 - 3 (nyeri ringan), 4 - 6 (nyeri sedang), 7 - 9
Sedangkan pada data objektif ditemukan Tekan (nyeri hebat), dan 10 adalah (nyeri paling
darah 170/100 mmHg, Nadi 90x/menit, RR hebat). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
22x/menit, Suhu 36,1oC. oleh Rizaldy (2015) di Yoyakarta, menjelaskan
Hal yang sama dilakukan oleh penelian bahwa kondisi nyeri kepala hipertensi yang
Yana, (2019) diketahui data pengkajian paling sering dijumpai adalah nyeri tengkuk.
keperawatan pasien hipertensi dalam Proporsi terbesar pasien datang dengan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada intensitas nyeri sedang yaitu 60%, dan juga
satu orang pasien dengan penilaian (PQRST) dijelaskan 29% nyeri tengkuk akibat hipertensi
dimana didapatkan (P) terjadi karena merupakan kondisi medis yang menjadi alasan
peningkatan tekanan darah, (Q) seperti ditusuk- untuk berobat. Penelitian yang sama dilakukan
tusuk, (R) mulai kepala sampai ke tengkuk oleh Praeni & Resi (2019), didapatkan data
leher, (S) skala nyeri 6 atau nyeri sedang, (T) hipertensi yang disertai nyeri kepala hebat
dirasakan hilang timbul. Sedangkan data (17,5%), nyeri sedang 50%, dan nyeri ringan
objektif didapatkan Tekanan darah 170/100 32,5%. Tingkat keparahan nyeri pada
mmHg, Nadi 99x/menit, RR 24x/menit, S 37,5o penelitian diatas berbeda-beda ini dikarenakan
C. Begitupun pada hasil penelitian Murtiono, adanya perbedaan tekanan darah dari para
(2019) data pada pengkajian keperawatan 2 pasien.
orang pasien didapatkan melalui penilaian Diagnosa keperawatan
karakteristik nyeri dengan (PQRST), dimana Berdasarkan data pengkajian pada ketiga
kedua pasien tersebut (P) terjadi karena hasil penelitian tersebut di atas, dapat
peningkatan tekanan darah, (Q) terasa tegang, diasumsikan bahwa diagnosis keperawatan
(R) kepala sampai ke leher, (S) skala nyeri pada yang dapat ditegakkan pada pasien hipertensi
pasien 1 dan 2 skala nyeri 5 atau nyeri sedang, dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
(T) nyeri yang dirasakan pasien 1 dan 2 hilang nyeri adalah nyeri akut sesuai dengan tanda dan
timbul. gejala yang dikeluhkan pasien pada ketiga hasil
Sesuai dengan pendapat Muttaqin penelitian diatas. Sesuai dengan penegakan
(2009) mengklasifikasi penilaian nyeri diagnosis keperawatan ini didukung oleh
menggunakan metode (PQRST) Metode ini berbagai data subjektif maupun data objektif,
juga akan membantu untuk mengumpulkan mencakup karakteristik nyeri (seperti penyebab
informasi vital yang berkaitan dengan proses nyeri, sifat nyeri, lokasi nyeri, durasi dan waktu
nyeri pasien. Hal ini dapat diasumsikan bahwa nyeri), serta intensitas atau skala nyeri.
untuk mendukung hasil pengkajian Menurut PPNI pada Standar Diagnosis
keperawatan pada pasien hipertensi yang Keperawatan Indonesia atau SDKI (2016),
mengalami nyeri, seorang perawat perlu manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada
memahami teknik pengumpulan data ini pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
(PQRST) sebagai dasar dalam perumusan rasa nyaman/nyeri akut diklasifikasi menjadi
diagnosis keperawatan. Keluhan yang gejala/tanda mayor dan gejala/tanda minor:

29
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

subjektif mengeluh nyeri, objektif: tampak pasien hipertensi yaitu skala nyeri kepala
meringis, bersikap protektif (mis.waspada, sebelum dan sesudah skala nyeri 5 menjadi
posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi skala nyeri 3. Berdasarkan intervensi pertama
nadi meningkat, sulit tidur. Sedangkan gejala yang telah di rencanakan, peneliti mengukur
minor subjektif tidak ada, objektif: tekanan tanda-tanda vital klien dengan tujuan untuk
darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu menilai keadaan fisik pasien dan tekanan darah
makan berubah, proses berpikir terganggu, pasien seberapa tinggi, respon klien
menarik diri, dan berfokus pada diri sendiri. mengatakan bersedia untuk di lakukan
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau pengukuran tanda-tanda vital dan hasil yang di
emosional yang berkaitan dengan kerusakan dapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset 90x/menit, suhu 36°C, respirasi 22x/menit.
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan Intervensi ke dua peneliti melakukan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 pengkajian nyeri komperhensif dengan tujuan
bulan PPNI dalam buku SDKI, (2016). untuk mengetahui seberapa nyeri yang
Berdasarkan pendapat Price & Wilson, dirasakan klien apakah nyeri ringan, sedang,
(2016) proses terjadinya nyeri kepala pada atau berat, dengan respon klien mengatakan
pasien hipertensi disebabkan oleh kerusakan pusing dan tengkuk leher terasa berat , P
vaskuler pada seluruh pembuluh perifer. (Provokatif) peningkatan tekanan darah, Q
Perubahan arteri kecil dan arteola menyebabkan (Qualitif) seperti ditusuk - tusuk, R (Region) di
penyumbatan pembuluh darah, yang kepala dan tengkuk leher, S (Skala) skala 5, T
mengakibatkan aliran darah akan terganggu. (Time) hilang timbul. Klien tampak menahan
Sehingga suplai oksigen akan menurun dan nyeri yang dirasakanya.
peningkatan karbondioksida kemudian terjadi Inteversi ketiga peneliti mengajarkan
metabolisme anaerob di dalam tubuh teknik non farmakologi relaksasi nafas dalam
mengakibatakan peningkatan asam laktat dan ini adalah tindakan mandiri peneliti agar klien
menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak. tidak tergantung dengan obat, dengan respon
Rencana dan tindakan keperawatan klien mengatakan bersedia dan mau diajari
Beberapa penelitian telah menjelaskan teknik relaksasi nafas dalam. Klien tampak
tentang rencana dan tindakan keperawatan yang rileks dan kooperatif. Setelah dilakukan
dapat dilakukan pada pasien hipertensi dengan tindakan keperawatan relaksasi nafas dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri. selama 7 menit, pada pukul 09.30 WIB peneliti
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rindi Puri kembali mengkaji nyeri dan mengukur tekanan
Cahya ningsih & Ari Pebri Nurlaily, (2019) darah klien dengan respon subjektif klien
diketahui bahwa rencana dan tindakan mengatakan bersedia, P (Provokatif) nyeri
keperawatan yang dilakukan pada pasien karena pusing dan tengkuk leher terasa berat, Q
hipertensi dengan pemenuhan kebutuhan rasa (Qualitif) seperti ditusuk-tusuk, R (Region) di
nyaman nyeri antara lain meliputi Intervensi kepala dan tengkuk leher, S (Skala) skala 4, T
yang diberikan manajemen nyeri meliputi: (Time) hilang timbul. Respon objektif klien
monitor tanda-tanda vital, lakukan pengkajian terlihat masih menahan nyeri, tekanan darah
nyeri komprehensift, ajarkan teknik non 160/100 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,2°C,
farmakologi relaksasi nafas dalam, respirasi 22x/menit.
kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian Pada hasil penelitian Yana, (2019)
obat antihipertensi. Beberapa penelitian telah menunjukkan dengan tujuan yang sama setelah
menjelaskan tentang rencana dan tindakan dilakukan tindakan keperawatan nyeri akut
keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil klien mampu
hipertensi dengan masalah nyeri. Perlu mengontrol nyeri, mampu melakukan tindakan
diketahui dari hasil penelitian dari Tarwoto untuk mengurangi nyeri. Dengan intervensi
pada tahun 2011 bahwa pemberian teknik yang pertama mengukur tanda - tanda vital,
relaksasi nafas dalam sangat efektif dala melakukan pengkajian nyeri secara
mengurangi nyeri. Hasil penelitian menunjukan komprehesif, ajarkan teknik non farmakologi
bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan
menurunkan intensitas skala nyeri pasien. Hasil dokter pemberian obat antihipertensi. Setelah
responden yang di dapatkan ada pengaruh dilakukan teknik relaksasi nafas dalam selama 3
terhadap penurunan intensitas skala nyeri pada hari berturut-turut sebelum dan sesudah

30
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

dilakukan terapi didapatkan hasil mengalami diberikan menggunakan teknik relaksasi nafas
penurunan dari skala nyeri 6 menjadi skala dalam dilakukan selama 2 x 15 menit, evaluasi
nyeri 4 . diperoleh pada hari itu juga didapatkan
Pada hasil penelitian Murtiono, (2019) penurunan skala nyeri pada kedua pasien yaitu
dengan menggunakan 2 orang responden tujuan dari skala nyeri 5 menjadi skala nyeri 3.
dan kriteria hasil, mampu mengontrol nyeri, Sedangkan data objektif pasien pertama
melaporkan bahwa nyeri berkurang. Sedangkan didapatkan tekanan darah 140/110 mmHg,
intervensi keperawatan yang diberikan meliputi N:98x/menit, RR:20x/menit, S:36oC.
pengkajian nyeri secara komprehesif, ajarkan Sedangkan pasien kedua pada penelitian ini
teknik non farmakologis seperti relaksasi, terapi tidak menjelaskan data objektifnya, namun
musik, massage pada daerah nyeri, kompres penurunan skala nyerinya sama.
hangat, kolaborasi dengan dokter pemberian Pada penelitian Budi Dharma
analgetik, berikan HE tentang pola hidup sehat. Yogyakarta menunjukkan adanya penurunan
Implementasi keperawatan yang diberikan pada tekanan darah dengan teknik relaksasi nafas
kedua pasien, selama 2 x 15 menit selama 5 hari dalam yang dilakukan selama 15 menit yang
sebelum dan sesudah tindakan didapatkan hasil diberikan selama 2 minggu. Penurunan tekanan
dari skala nyeri 5 menjadi skala nyeri 1. darah ini juga dipengaruhi oleh respon tubuh
Pada ketiga penelitian diatas memiliki individu yang berbeda-beda, pemberian teknik
persamaan dalam pemberian intervensi yaitu relaksasi nafas dalam sebanyak 15 kali perhari.
terapi non farmakologi dengan teknik relaksasi Kelebihan pada ketiga penelitian tersebut
nafas dalam , teknik relaksasi dinilai efektif evaluasi hasil yang didapatkan semua pasien
dalam menurunkan nyeri. sesuai dengan mengalami penurunan nyeri dalam penggunaan
pendapat Perry & Potter (2010), salah satu teknik relaksasi nafas dalam, sedangkan
tindakan non farmakologi yang dapat dilakukan kekurangannya pada penelitian Yana, (2019)
pada penderita hipertensi dengan pemenuhan tidak menjelaskan data objektif berupa tekanan
kebutuhan rasa nyaman nyeri dengan teknik darahnya sesudah pemberian tindakan.
relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi Begitupun pada penelitian Murtiono, (2019)
bertujuan agar perasaan bebas secara mental, pada pasien keduanya tidak mejelaskan evaluasi
fisik serta merasa rileks. Hal-hal yang tekanan darahnya, dimana pada penelitian yang
berhubungan dengan relaksasi adalah lain yang menjelaskan tekanan darah masing-
menurunnya denyut jantung, tekanan darah, masing pasiennya sebelum dan sesudah
serta menurunkan ketegangan otot. intervensi keperawatan ada hubungannya
Evaluasi dengan penurunan tingkat nyeri.
Pada penelitian Rindi & Ari Pebri Oleh karena itu, peneliti berasumsi
Nurlaily, (2019) setelah dilakukan tindakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam sebagai
keperawatan, didapatkan hasil evaluasi pada penatalaksanaan masalah nyeri pada pasien
Ny.S yaitu setelah melakukan teknik relaksasi hipertensi.
nafas dalam selama 7 menit yaitu sebelum
dilakukan tindakan relaksasi nafas dalam skala KESIMPULAN DAN SARAN
nyeri 5 dan tekanan darah 170/100 mmHg dan Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
setelah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam nyeri pada pasien hipertensi dapat di ukur
ada perubahan skala nyeri menjadi 4 dan dengan menggunakan pendekatan PQRST.
tekanan darah 160/100 mmHg. Diagnosis keperawatan utama pada pasien
Sedangkan evaluasi hasil pada penelitian hipertensi yaitu nyeri berhubungan dengan
Yana, (2019) adanya penurunan skala nyeri hari peningkatan tekanan darah, ditandai dengan
pertama sesudah tindakan terapi relaksasi nafas skala nyeri diatas nilai 4 atau nyeri sedang.
dalam sampai hari tiga. Hasil studi kasus Rencana dan tindakan keperawatan manajemen
diketahui bahwa sesudah dilakukan intervensi nyeri yang dapat diberikan pada penderita
keperawatan dengan menggunakan terapi hipertensi dengan pemenuhan kebutuhan rasa
relaksasi selama 3 hari berturut-turut hasil skala nyaman nyeri berupa teknik relaksasi nafas
nyeri pada pasien mengalami penurunan dari dalam. Evaluasi manajemen nyeri berupa
skala 6 menjadi skala 4. tindakan non-farmakologi yaitu teknik relaksasi
Sedangkan hasil evaluasi penelitian nafas dalam dapat menurunkan atau mengontrol
Murtiono, (2019) intervensi yang telah nyeri pada penderita hipertensi

31
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

Upaya yang dapat dilakukan untuk Kozier & Erb. (2015). Fundamental Of
menghasilkan efektivitas manajemen nyeri Nursing. Previous edition: 2012.
terhadap penurunan tekanan darah pada Authorised adaptation from the United
penderita hipertensi, maka perawat perlu States edition entitled Kozier & Erb's
memberikan edukasi dan konseling mengenai Fundamentals of Nursing, 9th edition,
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada published by Pearson Education,
masyarakat secara luas. ©2012 --T.p. verso.
https://www.worldcat.org/title/kozier-
DAFTAR PUSTAKA and-erbs-fundamentals-of-
nursing/oclc/897355118.
Corwin. (2012). Karya Tulis Ilmiah “Studi Kurniadi. (2013). Karya Tulis Ilmiah “Studi
Literatur Asuhan Keperawatan Literatur Asuhan Keperawatan
Hipertensi Dalam Pemenuhan Hipertensi Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi”. Akper Kebutuhan Nutrisi”. Akper
Sawerigading Pemda Luwu, Palopo; Sawerigading Pemda Luwu, Palopo;
2020. 2020.
Daniel & Warsiah. (2017). Pengertian Studi Malik Abdul Rajab. (2018). Asuhan
Literatur. Keperawatan Gangguan Pemenuhan
https://khususops.blogspot.com/2017/0 Kebutuhan Dasar. FIK Universitas
9/pengertian-studi-literatur.html. Muhammadiyah Jakarta; 2018.
Dinkes Sul-Sel. (2017). Pengukuran Tekanan Nanda Nic Noc. (2007 dalam Nurarif &
Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Kusuma 2015). Karya tulis ilmiah
Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan pasien hipertensi dengan gangguan
Puskesmas Provinsi Selawesi Selatan rasa nyaman nyeri akut. Ponorogo:
Tahun 2017. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
http://dinkes.sulselprov.go.id/assets/do Nina pertiwi putri. (2020). Mengenal Jenis -
kumen/informasi/05ae4d9b9299f08a5a Jenis Skala Nyeri dan Cara
50912efefca741.pdf Menilainya.
Gabrial. (2019). Karya Tulis Ilmiah “Asuhan https://www.sehatq.com/artikel/menge
Keperawatan Pada Ny.B Yang nal-jenis-jenis-skala-nyeri-dan-cara-
Menderita Hipertensi Di Puskesmas menilainya.
Alak Kota Kupang”. Politeknik Nur. (2017). Karya tulis ilmiah pasien
Kesehatan Kemenkes Kupang. hipertensi dengan gangguan rasa
http://repository.poltekeskupang.ac.id/ nyaman nyeri akut. Ponorogo:
1556/1/KTI%20PK%20GABY%20FI Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
X.pdf. Nurarif & Kusuma. (2015). Karya Tulis Ilmiah
Jimung. (2018 dalam Pedoman Karya Tulis “Studi Literatur Asuhan Keperawatan
Ilmiah 2020). Pedoman Karya Tulis Hipertensi Dalam Pemenuhan
Ilmiah 2020. Diploma III keperawatan Kebutuhan Nutrisi”. Akper
Akper Sawerigading Pemda Luwu: Sawerigading Pemda Luwu, Palopo;
Palopo . 2020.
Kemenkes RI. (2019). Hari Hipertensi Dunia Nursalam. (2013). Karya Tulis Ilmiah “Studi
2019:Know Your Number, Kendalikan Literatur Asuhan Keperawatan
Tekanan Darahmu dengan cerdik. Hipertensi Dalam Pemenuhan
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan- Kebutuhan Nutrisi”. Akper
p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia- Sawerigading Pemda Luwu, Palopo;
2019-know-your-number-kendalikan- 2020.
tekanan-darahmu-dengan-cerdik. Pendidikan.co.id (2018). Pengertian Literatur,
Kowalak, Welsh & Mayer. (2012). Karya tulis Ciri, Jenis, Manfaat dan Contohnya.
ilmiah pasien hipertensi dengan Diakses pada 6 juli 2020.
gangguan rasa nyaman nyeri akut. https://pendidikan.co.id/pengertian-
Ponorogo: Universitas Muhammadiyah literatur-ciri-jenis-manfaat-dan-
Ponorogo. contohnya.

32
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 21-33, 2021

Praeni & Riris Resi. (2019). Asuhan berhubungan dengan kejadian


Keperawatan Keluarga Dengan hipertensi. Lilis Sundari. Diakses pada
Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman 13 juni 2020.
Nyeri Pada Klien Hipertensi Di Suryani, Isdiany & Kusumayanti. (2018). Diet
Wilayah Kerja Puskesmas Korpri Etik Penyakit Tidak Menular.
Bandar Lampung Tahun 2019. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksd
Diploma thesis, Poltekkes mk/wp-
Tanjungkarang. content/uploads/2018/09/Dietetik-
Price & Wilson. (2015). Pengaruh Guided Penyakit-Tidak-Menular_SC.pdf.
Imagery Dalam Mengatasi Nyeri. Tambayong. (2012). Gambaran Faktor Risiko
Cynthia Wulandari, FIK UMP, 2015. Hipertensi Pada Mahasiswa Fakultas
Price & Wilson. (2012). Tausiyah Untuk Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Pengendalian Tekanan Darah Universitas Muhammadiyah
Pennderita Hipertensi Primer Di Yogyakarta.http://repository.umy.ac.id
Wilayah Kerja Puskesmas Purwererto /bitstream/handle/123456789/15627/f.
Timur. Diakses pada 13 juni 2020. %20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAl
https://media.neliti.com/media/publicat lowed=y.
ions/130702-ID-tausiyah-untuk- Tamsuri. (2012). Konsep dan penatalaksanaan
pengendalian-tekanan-dara.pdf nyeri. Jakarta: EGC.
Sulistyo Andarmoyo. (2013). Konsep Dan Taylor, Dena dan Margaret Procter. (2010).
Proses Keperawatan Nyeri. “The Literature Review: A Few Tips
http://repository.poltekkesdenpasar.ac. onConducting It” dimuat dalam laman
id/681/3/BAB%20II%20JADI.pdf. University Toronto Writing Center.
Susilo & Wulandari. (2011). Jurnal ctl.utsc.utoronto.ca/twc/sites/default/fil
keperawatan. Faktor - faktor yang es/LitReview.pdf.

33

Anda mungkin juga menyukai