3, eISSN 2685-113x
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Osteoporosis merupakan penyakit yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan
tidak tahan terhadap tekanan maupun fraktur (patah tulang). Gerakan ringan seperti
memutar tubuh ke belakang, menggeser kursi bahkan sekedar batuk saja dapat
berakibat keretakan atau patah tulang. Sekali terkena osteoporosis, gerakan menjadi
terbatas, sayangnya, osteoporosis tergolong silent desease, sehingga penderitanya
sering kali keliru dengan gejala penyakit yang lain seperti rematik atau nyeri sendi. Ciri
147
Novi Aklima, Ramadhani
khas osteoporosis yang dramatis adalah berkurangnya tinggi badan dan tulang belakang
yang membengkok akibat mengerutnya beberapa ruas tulang belakang yang disertai
nyeri.
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang umum pada orang dewasa.
Penyakit ini menyebabkan tulang lebih mudah keropos dan lebih mudah patah dari
pada tulang yang lebih normal. Patah tulang paling sering terjadi pada pergelangan
tangan, tulang belakang, serta pinggang, tetapi semua tulang juga bisa mengalaminya.
Perempuan kulit putih lebih mudah terkena, tetapi adapula faktor resiko lainnya
mencakup asupan kalsium yang rendah, aktifitas fisik yang berkurang, konsumsi obat-
obaatan tertentu, dan pewarisan riwayat penyakit pada keluarga.
Osteoporosis adalah masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Pada orang
yang menderita penyakit ini, tulang menjadi tipis dan rapuh dan pada akhirnya patah.
Alaupun lebih banyak terjadipada wanita, pria juga tidak luput dari penyakit ini.
Osteoporosis merupakan akibat dari kombinasi berkurangnya masa puncak tulang dan
meningkatnya masa otot yang hilang. Masa puncak tulang biasanya di capai pada usia
20-an dan tergantung pada faktor keturunan pada masa anak-anak dan remaja. Tingkat
masa tulang yang hilang tergantung pada pemasukan kalsium dan olahraga, begitu juga
dengan keadaan biasa merokok dan penyakit –penyakit serta penggunaan obat-obatan
tertentu.
Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memilki risiko
terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada
pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya laki-laki tidak mengalami menopause,
Sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Jumlah usia lanjut di Indonesia di
perkirakan akan naik 41,4% dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan
menopause yang tahun 2000 di perhitungkan 15,5% juta akan naik menjadi 24 juta
pada tahun 2015 (Nasrullah,D. 2016).
Osteoporosis merupakan masalah yang berkaitan dengan proses penuaan, oleh
karena itu ancaman masalah osteoporosis terjadi tidak hanya di negara berkembang
tetapi juga di negara maju. Osteoporosis merupakan faktor utama keretakan pada paha,
tulang belakang dan pergelangan tangan. Osteoporosid di definisikan sebagai penyakit
kronik yang di tandai dengan rendahnya massa tulang yang di sertai mikroarsitektur
tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan
tulang. Akibatnya tulang mudah retak atau bahkan terjadi patah tulang. Penyebab
osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat multifaktoral
seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak, tidak berolahraga serta pengetahuan
mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan
sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium. Maka
kepadatan tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis. Konsumsi kalsium
yang rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang
umumnya terjadi pada orang tua juga dapat menyebabkan osteoporosis. Kekurangan
magnesium juga dinyatakan sebagai salah satu penyebab osteoporosis. Magnesium
terlibat dalam 300 lebih fungsi tubuh, selain untuk membantu metabolisme kalsium dan
vitamin D, magnesium juga berperan langsung dalam mencegah pengeroposan tulang.
Seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian osteoporosis di indonesia
cenderung meningkat. Sesuai dengan siklus perkembangan tubuh, mulai usia 40 tahun
masa tulang mulai menurun. Perubahan demografis dalam 50 tahun mendatang akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia di negara berkembang,
148
BAKTIMAS Vol. 4, No. 3, eISSN 2685-113x
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303
Sebagai pusat pendidikan kesehatan, STIKes Medika Nurul Islam dan Desa
Gampong Mesjid Baro Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie memiliki tanggung
jawab sosial untuk memberikan edukasi, yang bersifat promotif dan preventif kepada
masyarakat sekitar. dari kegiatan penyuluhan ini diharapkan STIKes Medika Nurul
Islam dan Gampong Mesjid Baro Kecamatan IndraJaya Kabupaten Pidie dapat
memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat untuk menjaga dan meningkatan
derajat kesehatan nya. Adapun tema kegiatan ini adalah “Penyuluhan Kesehatan
Tentang Penyakit Osteoporosis pada Lansia di Kemukiman Gampong Mesjid Baro
Kec. Indrajaya Kabupaten Pidie”.
150
BAKTIMAS Vol. 4, No. 3, eISSN 2685-113x
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303
METODE PELAKSANAAN
Adapun metode pelaksanaan kegiatan penyuluhan Osteoporosis Pada Lansia,
pada masyarakat Gampong Mesjid Baro Kec. Indrajaya Kabupaten Pidie dengan
jumlah peserta 110 orang. Tahapan yang dilakukan penulis agar pelaksanaan
penyuluhan ini berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan membentuk kepanitiaan kegiatan
a. Melakukan koordinasi untuk menetukan waktu pelaksanaan pertemuan.
b. Menyusun proposal (pre planning).
c. Melakukan proses bimbingan pelaksanaan kegiatan.
2. Tahap- tahap pelaksanaan.
a. Tempat : Desa Gampong Mesjid Baro Indrajaya Kecamatan Pidie
Kabupaten pidie
b. Pelaksana :
Dosen Kebidanan STIKes Medika Nurul Islam Sigli
c. Strategi atau langkah pelaksanaan
1) Kegiatan:
a) Kegiatan pendahuluan: Perkenalan dan penjelasan tujuan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan Program pencegahan osteoporosis
b) Kegiatan inti: Penyampaian materi, tanya jawab dan praktek langsung
tentang Program skrening osteoporosis .
c) Kegiatan penutup: Penarikan kesimpulan tentang penggunaan alat
kontrasepsi dan Penutupan
2) Metode : ceramah, LCD dan tanya jawab.
3) Media : Laptop, infokus, dan leaflet materi penyuluhan.
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan ini bertujuan adalah menurunkan angka
kematian Ibu (AKI) dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Agar masyarakat sadar sepenuhnya terhadap pentingnya masalah kesehatan terutama
kesehatan rerpoduksi wanita. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan
memberikan penjelasan dengan asuhan pada neonatal dan memberikan pelayanan yang
sesuai dengan profesinya.
151
Novi Aklima, Ramadhani
Konsep Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “Tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
152
BAKTIMAS Vol. 4, No. 3, eISSN 2685-113x
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303
kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk bentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2010).
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
mengggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mecicipi masakan
yang baru dikenanlnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut (Fariyah, 2011).
Pengetahuan dan pendidikan sangat erat kaitannya, dan diharapkan masyarakat
yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas. Namun perlu
ditekankan bahwa ini tidak berarti bahwa orang yang berpendidikan rendah pasti
berpengetahuan rendah. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap
seseorang, dan semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui akan
menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Menurut teori Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), benda sehat dapat digambarkan dengan pengetahuan yang dipelajari
dari pengalaman sendiri (Notoatmodjo, 2010).
skrining dan pengaturan diet dan suplementasi yang menjadi salah satu alternative
untuk mencegah dan memperbaiki kepadatan tulang. Sebagian besar masyarakat
enggan untuk melakukan skrining osteoporosis. Penyebab keengganan tersebut
beragam, mulai dari aspek ketidaktahuan, aspek biaya, keterjangkauan ke lokasi
pemeriksaan, keterbatasan sarana prasarana maupun aspek waktu
Partisipasi Masyarakat
PENUTUP
Kesimpulan
Penyuluhan dan pemeriksaan kepadatan tulang merupakan penapisan awal untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut dari seseorang yang apabila terjadi komplikasi dapat
menurunkan kualitas hidup. Dari kegiatan ini, peserta akan mendapat informasi yang
berharga dalam rangka mengatur pola hidup dan pola makan yang baik sehingga dapat
mempertahankan nilai kepadatan tulang dalam batas normal. Kegiatan ini diikuti 124
peserta, 44,35% peserta kemungkinan mengalami gejala osteoporosis. Kondisi
pendidikan masyarakat Gampong Mesjid Baro masih tergolong rendah, hal ini terlihat
dari banyaknya masyarakat yang rata-rata hanya tamat SMP. Sarana dan prasarana
yang tersedia di Gampong Mesjid Baro masih belum lengkap sehingga menghambat
laju pertumbuhan dan pembangunan Desa dalam meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Kondisi kesehatan masyarakat Gampong Mesjid Baro dalam
pemenuhan gizi di masih tergolong rendah, hal ini disebabkan pendapatan yang tidak
memadai dalam mencukupi kebutuhan gizi keluarga.Namun dalam fasilitas kesehatan
di Desa Gampong Mesjid Baro sudah tergolong cukup baik. Kondisi pendapatan
masyarakat Gampong Mesjid Baro masih rendah dan ditambah dengan tanggungan
anggota keluarga yang banyak. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan masyarakat yang
sebagian besar adalah petani.
154
BAKTIMAS Vol. 4, No. 3, eISSN 2685-113x
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303
DAFTAR PUSTAKA
155