EPIDEMIOLOGI KLINIK
“Epidemiologi Penyakit Menular dan Non Menular
(Penyakit Tidak Menular Hipertensi)”
Dosen Pengampu:
Nia Handayani, S.Tr.Kep. M.KM
Sistol+ 2 ( diastol )
MAP=
3
Umur
Degenerasi atau
penebalan dinding arteri
Cardiac Outut↑
Tahanan Perifer
↑
Hipertensi
Bagan 2.4.1 Patofisiologi Hipertensi(Sumber : Widyaningrum, 2012)
a. Terapi farmakologis
Berbagai penelitian klinis membuktikan bahwa, obat anti hipertensi
yang diberikan tepat waktu dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-
40 %, infark miokard 20-25 %, dan gagal jantung lebih dari 50 %. Obat-
obatan yang diberikan untuk penderita hipertensi meliputi diuretik,
angiotensin-converting enzyme (ACE), Beta-blocker, calcium channel
blocker (CCB), dll. Diuretik merupakan pengobatan hipertensi yang
pertama bagi kebanyakan orang dengan hipertensi (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
b. Terapi non farmakologis
1) Makan gizi seimbang
Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.Manajemen diet bagi penderita hipertensi
yaitu membatasi gula, garam, cukup buah, sayuran, makanan rendah
lemak, usahakan makan ikan berminyak seperti tuna, makarel dan salmon
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
2) Mengurangi berat badan
Hipertensi Hipertensi erat hubungannya dengan kelebihan berat
badan.Mengurangi berat badan dapat menurunkan tekanan darah karena
mengurangi kerja jantung dan volume sekuncup (Aspiani, 2015). Penderita
hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dianjurkan
untuk menurunkan berat badan hingga mencapai IMT normal 18,5 – 22,9
kg/m2 , lingkar pinggang <90 untuk laki-laki dan <80 untuk perempuan
(Kementrian Kesehatan RI, 2013).
3) Olahraga yang teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang dan bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kinerja
jantung (Aspiani, 2015). Senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45
menit lima kali perminggu dapat menurunkan tekanan darah baik sistole
maupun diastole. Selain itu, berbagai cara relaksasi seperti meditasi dan
yoga merupakan alternatif bagi penderita hipertensi tanpa obat
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
4) Berhenti Merokok
Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karenan asap rokok yang mengandung zat-zat kimia beracun
seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok dapat
menurunkan aliran dara ke bebagai organ dan meningkatkan kerja jantung
(Aspiani, 2015).
5) Mengurangi konsumsi alkohol
Mengurangi konsumsi alkohol dapat menurunan tekanan darah
sistolik.Sehingga penderita hipertensi diupayakan untuk menghindari
konsumsi alkohol (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
6) Mengurangi stres
Stres dapat memicu penurunan aliran darah ke jantung dan
meningkatkan kebutuhan oksigen ke berbagai organ sehingga
meningkatkan kinerja jantung, oleh karena itu dengan mengurangi stres
seseorang dapat mengontrol tekanan darahnya (Nurahmani, 2012).
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1 Kasus
Penyakit tidak menular (PTM) saat ini menjadi banyak di
perbincangkan. Salah satu Penyakit tidak menular (PTM) adalah Hipertensi.
Hipertensi cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun di
hitung dari tahun 2013 hingga tahun 2018 mengalami peningkatan yang
besar yaitu pada tahun 2013 penderita hipertensi yang tercatat sebesar 25.8%
dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 34.1%. Dari data yang di
peroleh, Bali termasuk 10 provinsi terbanyak penderita hipertensi (Riskesdas,
2018).Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari
800 juta orang.Sebanyak 10-30% dari jumlah penduduk dewasa hampir di
setiap Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010).
Masalah yang umumnya muncul pada pasien hipertensi yaitu dapat
menyebabkan penurunan curah jantung, nyeri, asnietas dan bisa
menyebabkan banyak komplikasi penyakit.Prawesti, (2012) menemukan
dengan hasil lebih dari 50% responden mengalami ansietas yaitu 16
responden (55%).Komplikasi Hipertensi dialami lebih dari 50% responden
yang diuji yatu 18 responden (60%).Peningkatan tekanan darah sering
dijumpai pada orang yang memiliki banyak pikiran, memiliki kecemasan
berlebih dan tidak bisa mengatur emosi.Hipertensi juga dapat menyebabkan
kecemasan dan emosi sulit terkendali. Kati, Opod, dkk, (2018), melakukan
penelitian dengan mengambil sampel sebanyak 78 orang dengan hasil
sebanyak 10 responden (12,8%) tidak memiliki kecemasan, 23 responden
(29,5%) memiliki kecemasan ringan, 20 responden (25,6%) memiliki
kecemasan sedang, 21 responden (26,9%) memiliki kecemasan berat, dan 4
responden (5,1%) memiliki kecemasan berat sekali. Kematian di dunia
dilaporkan bahwa sekitar 51% dari jumlah kematian disebabkan oleh
hipertensi atau dapat dikalkulasikan sebanyak 900 juta jiwa yang mengalami
hipertensi dalam setiap tahunnya (World Health Organization, 2017).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Prevalensi hipertensi diperkirakan terus meningkat, dan diprediksi pada
tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi,
sedangkan di Indonesia angkanya mencapai 31,7%.
Hipertensi terjadi karena adanya perubahan pada struktur dan fungsi
sistem pembuluh darah perifer yang bertanggung jawab atas perubahan
tekanan darah. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, yaitu suatu keadaan
dimana hilangnya elastisitas jaringan ikat dan menurunnya relaksasi otot polos
pembuluh darah sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan daya regang
dan distensi pembuluh darah. Hal ini menyebabkan aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi sistema darah yang
dipompa jantung sehingga tekanan darah dan nadi istirahat menjadi tinggi.
Gejala yang paling sering muncul pada pasien hipertensi antara lain
seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur, serta mengalami penurunan kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., & Camera, I. 2011.
Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problems, 8th Edition. United States of America: Elsevier Mosby.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.