BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Tekanan darah
a. Pengertian tekanan darah
Tekanan darah adalah aktivitas otot-otot jantung dan aliran
darah secara keseluruhan di mana saat jantung memompa darah, otot-
otot jantung mengerut atau berkontraksi, sebaliknya saat jantung
beristirahat darah dari seluruh tubuh masuk ke jantung (Ardiansyah.
(2012). Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri
oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah
mengalir pada sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Kontraksi
jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi aorta. (Poter & Perry,
2005).
Menurut Guyton (2007), tekanan darah berarti daya yang
dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh.
Unit standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air
raksa (mmHg). Pengukuran menandakan sampai setinggi mana
tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa. Bila seseorang
mengatakan bahwa tekanan dalam pembuluh darah adalah 50 mmHg,
itu artinya daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolom air
rakda melawan gravitasi sampai setinggi 50 mm (Guyton, 2007).
2. Hipertensi
a. Pengertian hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 90 mmHg (Kemenkes RI, 2014). Hipertensi merupakan salah satu
penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di
seluruh dunia karena prevalensinya tinggi dan terus meningkat
sehubungan dengan penyakit kardiovaskuler, stroke dan penyakit
ginjal (Kartika, 2012).
11
b. Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi sesuai dengan JNC-VIII 2013 (The Eight
Joint National Comitee) on prevention, Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure, antara lain:
Table 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII 2013
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah
Darah (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 160 atau >160 100 atau >100
c. Etiologi
Penyebab hipertensi menurut Ardiansyah (2012) dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Hipertensi primer/hipertensi esensial
Hipertensi ini penyabnya tidak diketahui (idiopatik),
walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti
kurang bergerak dan pola makan. Penyebab ini mencapai 90%
yang terjadi pada penderita hipertensi (Kemenkes, 2014). Banyak
faktor yang mempengaruhinya, antara lain jenis kelamin, genetik,
usia, lingkungan, sistem saraf otonom, merokok, konsumsi garam
12
jantung yang lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering
jantung memompa maka semakin besar pula kekakuan yang
mendesak arteri. Riset di Oregon Health Science kelompok
laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan
kelompok yang beraktivitas fisik dapat menurunkan sekitar
6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor
penyebab aterosklerosis (Rohaendi 2008 dalam Nuranto, 2014).
b) Obesitas
Obesitas berisiko terhadap muculnya beerbagai
penyakit jantung dan pembuluh darah. Seseorang disebut
obesitas apabila melebihi BMI (Body Mass Index). BMI untuk
orang Indonesia adalah 25. BMI memberikan gambaran tentang
risiko kesehatan yang berhubungan dengan berat bedan.
Sebagian besar penderita hipertensi mempunyai berat badan
berlebih, tetapi tidak menutup kemungkinan yang berat
badannya normal dapat menderita obesitas (Marliani, 2007).
Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi
yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
berat badannya normal (Marliani, 2007).
c) Konsumsi garam berlebih
WHO merekomendasikan pola konsumsi garam yang
dapt mengurangi risiko hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah kurang dari 100 mmol (sekitar 2,4
gram atau 6 gram garam) per hari. Konsumsi natrium yang
berlebih dapat menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan tubuh ekstraseluler meningkat. Utuk normalnya cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan
ekstravaskuler meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraseluler menyebabkan meningkatnya volume darah,
15
h) Pil KB
Menurut Nuranto (2014), risiko meningkatnya tekanan
darah berhubungan denagn lamanya pemakaian pil KB (12
tahun berurut-turut).
e. Patofisiologi
Pengaturan tekanan arteri meliputi kontrol sistem saraf
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan antara satu dengan
yang lain dalam mempengaruhi curah jantung dan tahanan vaskuler
perifer, yang ikut serta dalam mempengaruhi tekanan darah yaitu
refleks baroreseptor dengan mekanismenya. Curah jantung ditentukan
oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung, dan tahanan perifer
ditentukan oleh diameter arteriol, jika diameternya mengalami
penurunan (vasokontriksi) maka tahanan perifernya akan meningkat
dan sebaliknya jika diameternya mengalami peningkatan (vasodilatasi)
maka perifernya akan menurun. Pengaturan primer tekanan arteri
dipengaruh oleh baroreseptor pada sinus karotikus dan arkus aorta
yang menyampaikan impuls ke pusat saraf simpatis di medulla
oblongata, impuls tersebut akan menghambat sinus saraf simpatis
(Muttaqin, 2009).
Dari berbagai penelitian telah di temukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Tingkat stress diduga
berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. seseorang
mengalami stres katekolamin yang ada di dalam tubuh akan meningkat
sehingga mempengaruhi mekanisme aktivitas saraf simpatis, dan
terjadi peningkatan saraf simpatis, ketika saraf simpatis meningkat
maka akan terjadi peningkatan kontraktilitas otot jantung sehingga
menyebabkan curah jantung meningkat, keadaan inilah yang
cenderung menjadi faktor mencetus hipertensi (Khotimah, 2013).
Cara kerja sistem saraf simpatik berlawanan dengan cara kerja
sistem saraf parasimpatik. Keduanya mengontrol sebagian besar organ
17
6) Sesak nafas
7) Kelelahan
8) Mudah marah
9) Edema dependen dan terjadi pembengkakan akibat tekanan kapiler
meningkat
g. Komplikasi
Menurut Chung dalam Shanty (2011) menunjukkan hipertensi
mempunyai komplikasi, antara lain:
1) Stroke
Stroke merupakan salah satu komplikasi dari tekanan darah
tinggi. Stroke yaitu kerusakan otak yang disebabkkan oleh
berkurangnya atau terhentinya suplai darah ke otak secara tiba-tiba,
dan jaringan otak yang mengalami hal ini akan mengalami
kematian dan tidak dapat berfungsi lagi.
2) Penyakit jantung
Peningkatan tekanan darah secara secara sistemik dapat
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari vertikel
kiri sehingga beban jantung bertambah, dari kejadian hal itu
akibatknya terjadi hipertrofi vertikel kiri untuk meningkatkan
kontriksi.
3) Penyakit arteri koronaria
Hipertensi merupakan faktor utama penyakit arteri koroaria
berdama dengan diabeters mellitus. Plak terbentuk pada daerah
percabangan arteri yang menuju ke erteri koronaria kiri, arteria
kanan, dan jarang pada arteri sirompleks.
4) Kerusakan penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah
di mata, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur dan
kebutaan.
19
5) Gagal ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran
darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring
kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut ginjal menyaring
lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali ke darah. Gagal
ginjal kronis terjadi akibat penimbunan garam dan air, atau system
renin angiotensin aldosterone (RAA).
6) Ensefalopati hipertensi
Ensepalopati hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan
tekanan arteri yang disertai mual, muntah, nyeri kepala yang
berkelanjutan ke koma dan tanda-tanda klinis kekurangan fungsi
saraf.
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi secara garis besar menurut Smelzer
& Bare (2009) dibagi menjadi dua, antara lain non-farmakologi
hipertensi antara lain:
1) Penatalaksanaan non-farmakologi, antara lain:
a) Mengurangi obesitas atau menurunkan berat badan
b) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Pengurangan
asupan garam menyesuaikan kebiasaan makan penderita.
c) Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat
selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
d) Berhenti meroko dan tidak mengkonsumsi alkohol.
e) Lakukan relaksasi dan hindari stress psikososisal
Relaksasi dengan cara melakukan yoga, meditasi, hipnoterapi,
terapi murottal, terapi relaksasi benson, terapi musik klasik
yang dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah. Ciptakan suasana menenangkan
bagi pasien penderita hipertensi.
20
3. Hipnoterapi
a. Pengertian
Hypnosis kondisi seseorang mampu berespon terhadap sugesti
yang sesuai, dengan mengalami perubahan persepsi daya ingat atau
21
b. Jenis-jenis hypnosis
Menurut Mahardika (2015) ada 4 jenis hypnosis dilihat dari
pelakunya, antara lain:
1) Self hypnosis
Jenis hypnosis ini dilakukan oleh seseorang terhadap
dirinya sendiri.
2) Hetero hypnosis
Jenis hypnosis ini dilakukan oleh seseorang terhadap orang
lain. Contohnya adalah hypnosis yang dilakukan seorang
hipnoterapis terhadap subjek atau klien.
3) Para hypnosis
Jenis ini adalah kondisi hypnosis yang terjadi kerena obat.
Contohnya seorang tenaga medis menggunakan obat anastesi
hingga pasien tidak sadar secara fisik, namun pikiran pasien masih
aktif dan tetap dapat mendengar apapun yang dikatakan orang-
orang di sekitarnya.
22
4) Waking hypnosis
Jenis ini adalah hypnosis yang dilakukan dalam keadaan
sadar.
b) Eye catalepsy
Prinsip dasar tes ini adalah memandu pasien untuk
berimajinasi agar kelopak matanya terkunci rapat. Maka
matanya tidak dapat dibuka oleh siapapun termasuk dirinya
sendiri.
c) Lock the hands
Prinsip dasar tes ini memandu pasien untuk berimajinasi
agar kedua tangannya dijepit (seperti tangan berdoa) saling
terkunci rapat. Sehingga kedua tangannya tidak dapat dibuka
oleh siapapun, termasuk dirinya sendiri.
2) Induksi
Induksi adalah sarana utama untuk membawa seseorang
untuk berpindah dari conscisius mind ke sub conscisius mind
(tance) (Prasetya 2014). Menurut Wong (2011) induksi adalah
suatu teknik untuk membawa seseorang atau klien ke dalam
kondisi hypnosis. Secara sederhana, verbal induction adalah suatu
rangkaian sugesti yang dibawakan secara persuasif, sehingga
membawa klien berpindah dari conscisius mind ke sub conscisius
mind (Prasetya 2014). Salah satu teknik untuk menginduksi adalah
teknik relaksasi progresif.
Contoh skripnya adalah sebagai berikut:
“Sekarang, saya akan memandu Anda untuk melakukan
relaksasi… ambil posisi yang paling nyaman bagi Anda sekarang..
bagus… seperti itu… Tutup mata anda…. Tarik napas panjang dan
hembuskan dengan perlahan-lahan…. Rasakan bersama hembusan
napas Anda … berkatalah pada diri sendiri: “aku semakin rileks…”
dan rasakan bahwa diri Anda menjadi semakin rileks… dan
semakin nyaman… sekarang pusatkan perhatian pada bagian atas
kepala Anda… rasakan sensasi rileks yang ada di sana… dan
perintahkan kulit kepala Anda menjadi lebih rileks lagi… Anda
dapat melakukannya dengan tersenyum dalam hati.. dan Anda
24
4) Sugesti
Sugesti adalah kalimat-kalimat saran yang disampaikan
oleh hipnoterapis kepada klien ketika klien berada dalam kondisi
trance. Sugesti yang diharapkan berlaku atau dapat menjadi nilai
baru bagi seorang klien walaupun telah disadarkan dari tidur
hypnosis atau disebeut dengan post hypnosis suggestion (PHS).
PHS tidak akan bertahan lama bilamana tidak sesuai atau
bertentangan dengan nilai dasar dari klien. Dalam hipnoterapi, PHS
merupakan bagian yang sangat penting karena merupakan inti dari
tujuan hipnoterapi. Terapi sugesti biasanya dilakukan selama 15-20
menit. Pada pelakanaannya dapat dilakukan proses deepening
berulang kali untuk pendalaman relaksasi klien (Prasetya, 2014).
Contoh skripnya adalah sebagai berikut:
“Saat ini seluruh tubuh anda semakin rileks dan santai. Dahi Anda
menjadi rileks dan santai. Wajah menjadi rileks dan santai. Anda
rasakan perlahan-lahan rasa rileks tersebut memasuki semua bagian
tubuh anda. Sekarang anda menjadi sangat rileks dan santai.”
“Sekarang, di setiap tarikan napas, Anda akan menarik energi
relaksasi berwarna kuning keemasan yang sangat besar. Energi
relaksasi, yang membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks...
lebih elastis dan bayangkan sebuah meteran atau alat ukur yang
menggambarkan tekanan darah menjadi lebih normal... S“Saat ini
seluruh tubuh Anda semakin rileks dan santai. Dahi Anda menjadi
rileks dan santai. Wajah menjadi rileks dan santai. Anda rasakan
perlahan-lahan rasa rileks tersebut memasuki semua bagian tubuh
Anda. Sekarang Anda menjadi sangat rileks dan santai.”
“Sekarang, di setiap tarikan napas, Anda akan menarik energy
relaksasi berwarna kuning keemasan yang sangat besar. Energi
relaksasi, yang membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks...
lebih elastis dan bayangkan sebuah tensimeter atau alat ukur yang
menggambarkan tekanan darah menjadi lebih normal...
27
4. Terapi murottal
a. Pengertian
Murottal adalah rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh
seorang qori’ (pembaca Al-Quran) (Siswantinah, 2011). Ada banyak
sekali jenis nyanyian atau lagu murottal yang telah direkam dan sudah
tersebar luaskan, adapun qori’ yang biasa diperdengarkan di Indonesia
adalah Sheikh Mishary Rashed Alafasy, Abdur-Rahman As-Sudais,
Hani Ar-Rifai, Ahmad Saud, dan lain-lain.
Bacaan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara
manusia, sedangkan suara manusia itu sendiri merupakan alat
penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah
dijangkau. Suara bisa menurunkan hormon-hormon stres.
Mengaktifkan hormon endofrin alami, perasaan rileks, dan
29
B. Kerangka teori
Kerangka teori menggambarkan hubungan variabel-variabel yang akan
Merokok
Konsumsi alkohol
Minum kopi
Stress
Pil KB
Hipertensi
Manajemen hipertensi
Farmakologis: Non-farmakologis:
1. Diuretik
2. Vasodilator 1. Hipnoterapi
3. Penghambat adrenergik
(Beta blocker, alfa 2. Terapi murottal
blocker, alfa-beta
blocker).
4. Penghambat enzim Skema 2.1 Kerangka Teori (Rezky, 2011;
konversi angiotensin
Ardiansyah, 2012; Fuad 2012)
5. Antagonis kalsium
34
C. Kerangka konsep
Kerangka konsep merupakan suatu hubungan antara konsep satu
dengan yang lain dari masalah yang akan diteliti, dan fungsinya untuk
menghubungkan atau menjelaskan secara detail tentang suatu topic yang akan
dibahas (Setiadi, 2013). Pada penelitian ini konsep yang akan digunakan
adalah pengukuran tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum intervensi
hipnoterapi dan setelah intervensi hipnoterapi, serta pengukutan tekanan darah
pasien hipertensi sebelum intervensi terapi murottal dan setelah intervensi
terapi murottal. Kerangka konsep yang akan dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Independent Dependent
variabel variabel
D. Variabel penelitian
Variabel adalah suatu objek yang akan diteliti dan merupakan ciri atau
sifat dari suatu benda, baik benda hidup maupun mati (Setiadi, 2013). Variabel
dalam penelitian ini adalah variabel independen (variable bebas) yaitu
hipnoterapi dan terapi murottal sedangkan variabel dependent (variable
terikat) yaitu tekanan darah pada pasien hipertensi.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan
duga atau dalil sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam
penelitian tersebut (Setiadi, 2013). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Tekanan darah sistolik, tekanan diastolik dan MAP pada pasien hipertensi
menurun setelah mendapat perlakuan hipnoterapi.
2. Tekanan darah sistolik, tekanan diastolik dan MAP pada pasien hipertensi
menurun setelah mendapat perlakuan terapi murottal.
3. Ada perbedaan efektifitas hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan
darah sistolik, tekanan diastolik dan MAP pada pasien hipertensi di Desa
Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.