Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai The
Silent Killer (pembunuh diam-diam) karena penderita tidak tahu bahwa
dirinya menderita hipertensi. Hipertensi juga dikenal sebagai
heterogeneouse group disease karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai Kelompok umur, sosial, dan ekonomi. Hipertensi juga
merupakan faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini
karena dapat memicu terjadinya gagal jantung kongestif serta penyakit
cerebrivaskuler.
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta (26,4 %) orang dewasa menderita
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Dari 972
juta orang tersebut, 333 juta berada di Negara maju dan 639 sisanya berada
di Negara sedang berkembang (Andra, 2007). Sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terutama di Negara berkembang, diperkirakan meningkat
menjadi 1,5 milyar kasus di tahun 2025 dari 639 kasus pada tahun 2000.
Data penderita hipertensi di berbagai Negara menunjukan bahwa
sekitar 50 juta orang dewasa Amerika menderita hipertensi. Di India pada
tahun 2000 penderita hipertensi mencapai 60,4 juta. Di Cina pada tahun
yang sama tercatat sebanyak 98,5 juta orang menderita hipertensi.
Sedangkan prevalensi di Indonesia mencapai 15 juta penduduk (Bustan,
2007).
Hipertensi dapat dibedakan menjadi hipertensi primer dan skunder.
Hipertensi primer cenderung dipengaruhi karena faktor keturunan.
Sedangkan hipertensi skunder terjadi akibat komplikasi lain seperti
penyakit ginjal dan tumor kelenjar anak ginjal (adrenal). Sebagian besar
kasus hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya. Namun hipertensi
banyak dipengaruhi oleh kebiasaan hidup seseorang. Secara umum faktor
resiko yang menimbulkan hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok

1
yaitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor
yang dapat tidak diubah berupa umur, jenis kelamin, dan keturunan.
Sedangkan faktor yang dapat diubah seperti kegemukan (obesitas), stress,
merokok, kurang olahraga, konsumsi alcohol berlebih, dan
hyperlipidemia.
Masalah gizi Klinis merupakan masalah gizi yang erat
hubungannya dengan penyakitdan penanganannya memerlukan tindakan
yang komprehensif. Sehingga hipertensiyang merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, perlu dicegah dan diobati
dengan merubah pola makan menjadi pola makan sehat yang berpedoman
pada aneka ragam makanan yang memenuhi gizi seimbang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?
2. Bagaiamana klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa?
3. Apa saja yang termasuk tanda dan gejala hipertensi?
4. Apa yang disebut dengan penyakit jantung hipertensi?
5. Bagaimana cara pengenalan diet hipertensi?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah mempelajari
tentang hipertensi, komplikasi dan cara penanganannya, serta
kebutuhan nutrisi pada penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang hipertensi
b. Mengetahui klasifikasi tentang tekanan darah tinggi pada orang
dewasa.
c. Mengetahui tanda dan gejala pada hipertensi
d. Mengetahui tentang definisi penyakit jantung hipertensi.
e. Mengetahui tentang pengenalan diet hipertensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hipertensi
1. Definisi
Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) merupakan
suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik (bagian atas)
dan angka diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa
tensimeter air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya
(Anonim, 2008).
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi
badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara
umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan
darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi
secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur
dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga (Anonim, 2008).
Hipertensi didefinisikan dengan meningkatkan tekanan darah
arteri yang persistem. The Sevent Joint National Commite
mengklasifikasi tekanan darah pada orang dewasa seperti yang tertera
pada tabel 10.1. Penderita dengan Tekanan Darah Diastolik (TDD)
kurang dari 90 mmHg dan Tekanan Darah Diastolik (TDS) lebih besar
sama dengan 140 mmHg mengalami hipertensi sistolik terisolasi.
Krisis hipertensi (tekanan darah 180/120 mmHg) dapat dikategorikan
sebagai hipertensi darurat (meningkatnya tekanan darah akut atau
disertai kerusakan organ) atau hipertensi gawat (beberapa tekanan
darah meningkat tidak akut).

2. Klasifikasi Tekanan Darah


Darah pada orang dewasa dapat diklasifikasikan seperti pada
tabel berikut:

3
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg


Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(hipertensi ringan)
Stadium 2
(hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(hipertensi berat)
Stadium4
(hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)

3. Gejala penyakit pada hipertensi


Gejala-gejala penyakit hipertensi yaitu: sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sebagai berikut:
1. Sakit Kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas

4
B. Penyakit Jantung Hipertensi
1. Definisi
Hypertensive heart disease (HDD) adalah penyakit komplikasi
jantung, istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung
secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) atau
hipertropi ventrikel kiri (HVK), aritmia jantung, penyakit jantung
koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak
langsung (Bravernan, E.R.2009).
2. Etiologi
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan
seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat meyebabkan penebalan
otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang
meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri
membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya
(cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan
makin terlihat (Bravernan, E.R.2009).
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama bagi penyakit
jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit
jantung istemik (menurunyya suplai darah untuk otot jantung sehingga
menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari
peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang
menebal.
Tekanan darah tingggi juga berpengaruh terhadap penebalan
dinding pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya
ateroskleosis ( peningkatan kolesterol yang akan terakumulasi pada
dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan risiko serangan
jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama
penyakit dan kematian akibat hipertensi (Ali, W.1996).

5
C. Pengenalan Diet hipertensi
1. Gambaran Umum
Yang dimaksud dengan garam dalam Diet Garam Rendah
adalah garam natrium seperti yang terdapat dalam garam dapur(NaCl),
soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin
(monosodium glutamat).
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselluler tubuh
yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa
tubuh,serta berperan dalam transmisi syaraf dan kontraksi otot.Asupan
makan sehari-hari umumnya lebih banyak mengandung natrium dari
pada yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium
yang dikeluarkan tubuh melalui urine sama dengan jumlah yang
dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium
yang dibutuhkan sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium
sehari WHO (1990), menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur
hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Asupan natrium yang berlebihan terutama dalam bentuk
natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan
tubuh, sehingga menyebabkan edema atau acites dan atau hipertensi.
Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati,penyakit ginjal tertentu,
dekompensasio cordis, toksemia pada kehamilan dan hypertensi
esensial dapat menyebabkan gejala edemaatau asites dan atau
hypertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu
dibatasi.
2. Tujuan diet
Tujuan Diet Rendah Garam adalah membantu menghilangkan
retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi.
3. Tata cara diet
a. Mengurangi kandungan garam (Sodium atau Natrium)

6
Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya
mengontrol diri dalam mengkonsumsi garam. Yang dimaksud
dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah
garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur
tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari. Sesuai dengan keadaan
penyakit dapat diberikan berbagai tingkat diet rendah garam.
 Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak
ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang
tinggi kadar natriumnya.
 Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau
hipertensi sedang. Pemberian makanan sehari sama dengan
Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sdt garam dapur (2g). Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya.
 Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau
hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet
Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan 1 sdt garam dapur (4g).
b. Meningkatkan konsumsi potassium atau kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu
penurunan tekanan darah. Potasium umumnya bayak didapati pada
beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang
mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita
hipertensi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu
siam, labu parang, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang merah

7
dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur
omega 3 sangat dikenal efektif dalam membantu penurunan
tekanan darah (hipertensi).
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi >
160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi
perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari
penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko
lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula
penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti
jantung, ginjal dan diabetes melitus
c. Makanan yang dianjurkan
Berikut ini adalah tabel bahan makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi.

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber karbohidrat Beras, kentang, Roti, biskuit dan


singkong, terigu, kue-kue yang
tapioka, gula, dimasak dengan
makaroni, mi, bihun, garam dapur
roti, biskuit, kue dan/atau baking
kering yang dimasak powder dan soda.
tanpa garam dapur
dan/atau baking
powder dan soda.
Sumber protein Telur maksimal 1 Otak, ginjal, lidah,
hewani butir/hari, daging sardin, daging,
sapi, ayam dan ikan ikan, susu, dan
maksimal 100 gr/hari telur yang diolah

8
dengan garam
dapur seperti:
daging asap, ham,
bacon, dendeng,
abon, keju, ikan
asin, ikan kaleng,
korned, ebi, udang
kering, telur asin,
telur pindang.
Sumber protein Tempe, tahu, kacang Selai kacang, keju
nabati tanah, kacang hijau, kacang tanah dan
kacang kedele, semua kacang-
kacang merah, dan kacangan yang
kacang-kacangan dimasak dengan
lain yang dimasak garam dapur,
tanpa garam dapur baking powder,
dan soda.
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang
dan sayuran yang dimasak dan
diawet tanpa garam diawetkan dengan
dapur dan natrium garam dapur dan
benzoat. ikatan natrium lain
seperti: sayur
dalam kaleng, sawi
asin, asinan dan
acar.
Buah-buahan Semua buah-buahan Buah-buahan yang
segar dan buah yang dimasak dan
diawet tanpa garam diawetkan dengan
dapur dan natrium garam dapur dan
benzoat. ikatan natrium lain

9
seperti: buah
dalam kaleng,
asinan buah,
manisan buah.
Lemak Minyak goreng, Margarin dan
mentega, dan mentega biasa.
margarin tanpa
garam.
Minuman Teh, dan air putih. Minuman kaleng,
kopi
Bumbu Semua bumbu yang Garam dapur
tidak mengandung (untuk hipertensi
garam dapur dan berat), baking
ikatan natrium yang powder, soda kue,
lain vetsin, kecap,
terasi, maggi,
tomato ketchup,
petis, dan tauco.

d. Bahan makanan beserta nilai Na (sodium) dan K (kalium)


Berikut ini daftar makanan yang mengandung Na dan Ka
beserta nilai kandungannya dalam 100g baik pada
makanan,sayuran, maupun buah-buahan.
1) Makanan

Nama makanan Na (mg) K (mg)

Ayam goreng 800 167

Bakso 478 213


Hamburger 800 37
Ikan asin 600 95

10
Kecap asin 5627 217
Keju 666 98
Kentang goreng 900 527

Kopi 500 47
Kornet 1750 145
Margarin 950 30
Mentega 11 24
Mie instan 1110 27
Popcorn / snack 300 117
Roti tawar 530 59

Saus tomat 410 57


Sereal 676 271
Sosis 1100 66
Telor asin 2200 70

2) Sayuran

Nama sayur Na (mg) K (mg)


Bawang merah 4 146
Bawang putih 17 401
Bayam 79 558
Brokoli 33 324
Bunga kol 30 349
Cabai 30 1014
Daun pepaya 4 552
Daun singkong 11 157
Jagung 15 270

11
Jamur 5 318
Kacang merah 12 1359
Kacang panjang 6 209
Kangkung 16 580
Kapri 13 370
Kecambah 6 108
Kentang 6 407
Kubis 18 146
Lobak 67 191
Rebung 6 305
Sawi 20 169
Selada 10 141
Seledri 0 260
Terong 2 230
Timun 2 147
Wortel 69 320

3) Buah-buahan

Nama buah Na (mg) K (mg)

Anggur merah 11 136


Apel 4 107
Aprikot 2 620
Avokado 7 385
Belimbing 2 133
Blewah 16 267
Ceri 0 260

12
Durian 2 309
Jambu air 2 417
Jambu biji 0,1 123
Jeruk 0 237
Jeruk bali 0 178
Kelengkeng 0 266
Kiwi 2 543
Kurma 11 667
Mangga 2 156
Markisa 5 63
Melon 28 473
Nanas 2 178
Nangka 3 300
Pear 0 198
Pepaya 4 654
pisang 1 435
rambutan 1 4
salak 2 108
Sawo 22 94
semangka 1 112
sirsak 14 278
Strawberry 1 166
tomat 5 230

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Hipertensi dapat menimbulkan beberapa penyakit pada jantung
sehingga kemudian dapat menimbulkan komplikasi dan munculah
penyakit Jantung Hipertensi. Pada penderita hipertensi dan jantung
hipertensi terdapat beberapa diet yang perlu dilakukan untuk
mengurangi penyakit tersebut. Diet yang dapat dilakukan yaitu dengan
cara mengurangi kandungan garam (Sodium atau Natrium) dan
meningkatkan konsumsi potassium atau kalium
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini hendaknya pembaca dapat
mengetahui tentang penyakit jantung hipertensi dan memahami tata
cara diet yang baik dan benar untuk penyakit jantung hipertensi
tersebut. Sehingga dapat mengaplikasikannya bagi yang menderita
hipertensi atau penderita penyakit jantung hipertensi guna mengurangi
penyakit tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai