TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian
Tekanan Darah Sistolik (TDS) yaitu tekanan di arteri saat jantung berdenyut
Tekanan darah sistolik berkisar antar 95-140 mmHg. Di lain pihak tekanan
pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120 mmHg untuk
tekana sistolik dan 80 mmHg untuk tekana diastolik. Kedua tekanan tersebut
tekanan darah di dalam arteri. Menurut Price dan Wilson (2006) hipertensi
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
arteri akan mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada
fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktifitas
berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun
(Anggraini, 2009).
2.1.2 Epidemiologi
2.1.3 Klasifikasi
2. Hipertensi Sekunder
Smeltzer & Bare (2010) yaitu <130 mmHg untuk tekanna darah sistole dan
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun ke Atas
Tidak Sedang Memakai Obat Anti Hipertensi dan Tidak Sedang Sakit Akut
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
Normal <130 mmHg <85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
(hipertensi ringan)
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(hipertensi sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
(hipertensi berat)
Stadium 4 210 mmHg 120 mmHg
(hipertensi maligna atau
sangat berat)
Sumber: Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Preassure (JNC) ke VII dalam Smeltzer & Bare (2010)
Menurut National Heart, Lung, and Blood Intitute (1993) dalam Potter &
Perry (2005) hipertensi sistolik isolasi merupakan bentuk hipertensi yang paling
menonjol pada lansia. Hipertensi sistolik isolasi adalah dimana tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih sedangkan tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg. Sehingga hipertensi juga dapat dikategorikan dalam MAP (Mean Arterial
Presure). MAP adalah tekanan darah antara sistolik dan diastolik, karena diastolik
berlangsung lebih lama daripada sistolik maka MAP setara dengan 40 % tekanan
MAP adalah tekanan darah sistolik ditambah dua kali tekanan darah diastolik
Tabel 2.2
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun ke Atas Berdasarkan
Nilai Mean Arterial Presure
Kategori Nilai MAP
Normal 70-90 mmHg
Normal tinggi 100-105 mmHg
Stadium 1 (hipertensi ringan) 106-119 mmHg
Stadium 2 (hipertensi sedang) 120-132 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat) 133-149 mmHg
Stadium 4 (hipertensi maligna atau 150 mmHg atau lebih
sangat berat)
Sumber: National Heart, Lung, and Blood Intitute (1993) dalam Potter & Perry
(2005)
2.1.4 Etiologi
Etiologi dari hipertensi terbagi dalam dua kelompok yaitu faktor yang
Faktor-faktor yang tidak dapat diubah yaitu jenis kelamin, usia dan
genetik.
terlindung daripada pria pada usia yang sama. Wanita yang belum
2) Faktor Usia
jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
3) Faktor Genetik
1) Pola Makan
dengan proliferasi sel otot polos dalam pembuluh darah arteri koroner,
total, lemak jenuh, gula dan garam turut berperan dalam berkembangnya
2) Kebiasaan Merokok
pada lama merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok
perhari menjadi dua kali lebih rentan daripada mereka yang tidak
3) Aktifitas Fisik
yang tidak aktif secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk
2.1.5 Patofisiologi
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
tidak diketahui dengan jelas mengapa hai tersebut bisa terjadi (Nurrahmani,
2012).
2.2.1 Pengertian
kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
(DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru
kekerasan.
2.2.2 Tujuan
kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang
ada.
telah ada atau beberapa orang dari masing - masing kelompok/ organisasi/
Posbindu PTM.
sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas
fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera
terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan
(IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya
sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA
positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6
Puskesmas.
mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak
yang dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2
pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh
2.2.8 Kemitraan
daerah.
untuk menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana
pejalan kaki yang aman dan sehat. Melalui klinik desa siaga (jika sudah ada)
sosialnya.
2.3.1 Persiapan
kebutuhan.
Posbindu PTM.
Kabupaten/kota.
lainnya.
1. Tujuan :
Tabel 2.3
Materi Pelatihan Kader/ Pelaksana Posbindu PTM
No. Materi Pelatihan
1. PTM dan Faktor Risiko
2. Posbindu PTM dan Pelaksanaan
3. Tahap kegiatan Posbindu PTM:
a. Meja 1 : Pendaftaran, pencatatan
b. Meja 2 : Teknik wawancara terarah
c. Meja 3 : Pengukuran TB, BB, IMT, LIngkar Perut
dan Analisa lemak tubuh
d. Meja 4 : pengukuan tekanan darah gula, kolestrol
total dan Trigliserida darah, IVA, kadar alcohol
pernafasan dan tes amfetamin urin.
e. Meja 5 : konseling, adukasi dan tindak lanjut lainnya
4. Cara pengukran Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar perut,
IMT, Analisa Lemak Tubuh, tekanan darah
5. Pengukuran kadar alcohol pernafasan dan tes amfetamin
urin
6. Pemeriksaan glukosa darah
7. Pemeriksaan kolestrol dan triglesida darah
8. Pemeriksaan uji fungsi paru sederhana
9. Pemeriksaan klinis payudara dan IVA (khusus dokter/bidan)
10. Pencatatan
11. Rujukan dan respon cepat sederhana
berlangsung efektif.
ukuran manset dewasa dan anak, alat uji fungsi paru sederhana
alat ukur kadar kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar
tersertifikasi.
wilayah.
6. Melaksanakan konseling.
diperlukan dapat lebih dari satu kali dalam sebulan untuk kegiatan
sarasehan dan lainnya. Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan
setempat.
2.4.2 Tempat
salah satu rumah warga, balai desa/kelurahan, salah satu kios di pasar, salah
satu ruangan di dalam lingkungan tempat ibadah, atau tempat tertentu yang
pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring terhadap
Tabel 2.5
Peran Kader Posbindu PTM
No Peran Kriteria dan Tugas
.
Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan
1. Koordinator serta berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para Pembina
terkait di wilayahnya.
Anggota perkumpulan yang aktif, berpengaruh dan
2. Kader Penggerak berkomunikatif bertugas menggerakkan masyarakat,
sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi
Nggota perkumpulan yang aktif dan komunitif bertugas
3. Kader Pemantau
melakukan pengukuran Faktor risiko PTM
Anggota perkumpulan yang aktif, komunikatif dan telah
Kader konselor / menjadi penutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas
4.
Eduktor melakukan konseling, edukasi, motivasi serta
menindaklanjuti rujukan dari Puskesmas
Anggota perkumpulan yang aktif dan komukatif bertugas
5. Kader Pencatat melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dan
melporkan kepada koorninator Posbindu PTM
Pencatat.
kegiatan.
pelaksanaan.
RS.
2. Petugas Puskesmas
penyelenggaraannya.
Posbindu PTM
a. Camat
PTM.
PTM.
Posbindu PTM.
e. Dunia Usaha
2.4.4 Pembiayaan
Sehat atau mekanisme pendanaan lainnya. Dana juga bisa didapat dari
lembaga donor yang umumnya didapat dengan mengajukan proposal/usulan
lingkungan kerja sendiri maupun dapat berperan serta dalam Posbindu PTM
g. Bantuan biaya duka bila ada anggota yang mengalami kecelakaan atau
kematian.
peserta harus mempunyai alat pantau individu berupa Kartu Menuju Sehat
(KMS) FR-PTM. Untuk mencatat kondisi faktor risiko PTM. Kartu ini
individu dapat melakukan mawas diri dan melakukan tindak lanjut, sesuai
melakukan tindakan dan memberi saran tindak lanjut yang diperlukan sesuai
waktu kunjungan, jenis faktor risiko PTM dan tindak lanjut. Pada KMS FR-
lain mencakup nomor, No KTP/ kartu identitas lainnya, nama, umur, dan
jenis kelamin. Buku ini merupakan dokumen/file data pribadi peserta yang
berguna untuk konfirmasi lebih lanjut jika suatu saat diperlukan. Melalui
faktor risiko PTM dari setiap anggota/peserta. Buku ini merupakan alat
bantu mawas diri bagi koordinator dan seluruh petugas Posbindu dalam
kategori buruk diberi tanda warna yang menyolok. Melalui buku ini kondisi
memberikan motivasi lebih lanjut. Selain itu buku tersebut merupakan file
data kesehatan peserta yang sangat berguna untuk laporan secara khusus
misalnya ketika diperlukan data kesehatan untuk kelompok usia lanjut atau
data jumlah penderita PTM, dan juga merupakan sumber data surveilens
Tabel 2.6
Kriteria Pengendalian Faktor Risiko PTM
PTM dapat dicegah dan dikendalikan lebih dini. Faktor risiko PTM yang
telah terpantau secara rutin dapat selalu terjaga pada kondisi normal atau
tidak masuk dalam kategori buruk, namun jika sudah berada dalam kondisi
buruk, faktor risiko tersebut harus dikembalikan pada kondisi normal. Tidak
semua cara pengendalian faktor risiko PTM, harus dilakukan dengan obat-
obatan.
Pada tahap dini, kondisi faktor risiko PTM dapat dicegah dan
dikendalikan melalui diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya
hidup yang sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stres dan lain-lain.
faktor risiko akan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat secara mandiri.
Tabel 2.6
Frekuensi dan Jangka Waktu Pemantauan Faktor Risiko PTM
Faktor resiko Orang sehat Faktor risiko Penderita
PTM
Glukosa darah puasa 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Glukosa darah 2 jam 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Glukosa darah sewaktu 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Kolestrol darah total 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali
Trigliserida 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali
Tekanan darah 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Indeks Masa Tubuh 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
(IMT)
Lingkar perut 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Arus puncak Ekspirasi 1 bulan sekali 3 bulan sekali 1 bulan sekali
IVA 5 tahun sekali - -
Cedera dan kekerasan 6 bulan sekali 3 bulan sekali 3 bulan sekali
dalam rumah tangga
Kadar Alkohol 1 tahun sekali 6 bulan sekali 1 bulan sekali
pernafasan dan Tes
Amfetamin Urin
Keterangan :
2. Pada kunjungan berikutnya bagi peserta yang tidak berisiko dan berisiko
Faktor Risiko PTM dilakukan pemantauan pada Faktor risiko perilaku, BB,
Lingkar Perut, IMT, Analisa Lemak Tubuh, Tekanan Darah setiap bulan.
6. Untuk penyandang PTM, semua faktor risiko dipantau setiap bulan serta
dilakukan setiap bulan bagi yang bernilai positif dan 6 bulan sekali yang
berisiko.
risiko tidak mengalami perubahan (tetap pada kondisi buruk), atau sesuai
Alur Tindak Lanjut dan Rujukan Hasil Deteksi Dini di Posbindu PTM
Rekomendasi
Rujuak Konseling/
puskesmas/ Edukasi/
klinik swasta Motifasi
Pencatatan
Pulang/Rujuk
Gambar 2.2 Alur Tindak Lanjut dan Rujukan Hasil Deteksi Dini di
Posbindu PTM
Keterangan alur:
dengan kriteria. Hasil pelaksanaan Posbindu PTM tercatat secara tertib dan
sebagai berikut;
1. Bila terdapat 1 atau lebih faktor risiko yang ditangani masuk dalam
5. Bila pada pemeriksaan uji fungsi paru sederhana terdapat nilai APE
(Arus Pernafasan Ekspirasi) kurang dari nilai prediksi atau peserta yang
berisiko dengan hasil nilai pengukuran APE sama dengan nilai prediksi.
sebaik-baiknya.
2.5 PEMBINAAN
minimal 2 kali setahun yang di fasilitasi oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
tingkat perkembangan yang telah dicapai, kendala yang dihadapi dan upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasinya, dukungan yang telah diperoleh dan upaya
bentuk buku pengetahuan dan barang yang dapat digunakan kader dalam
penyelenggaraan Posbindu-PTM
Penghargaan sebaiknya diberikan dalam bentuk dana atau sarana yang dapat
kemandirian.
indikatornya masih berada pada tingkat Pratama agar menjadi tingkat Mandiri.
langsung.