Anda di halaman 1dari 4

BAB I

1.1 LATARBELAKANG
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.3 MANFAAT PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan
dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti stress, obesitas, nutrisi, alkohol, dan merokok;
serta faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
(Anggraini, et al., 2009). Saat ini terdapat kecenderungan pada masyarakat perkotaan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan
dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko hipertensi seperti
stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang
tinggi kadar lemaknya. Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus kesajian
siap santap yang mengandung banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat
pangan, membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif
seperti hipertensi (Yundini, 2006).
Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik akan meningkatkan angka mortalitas dan
menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital seperti jantung (infark miokard, jantung
koroner, gagal jantung kongestif), otak (stroke, enselopati hipertensif), ginjal (gagal ginjal
kronis), mata (retinopati hipertensif) (Anggraini, et al.,2009).

Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa dengan usia lebih dari 18 tahun terbagi menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Chobanian, et al., 2004).

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah
sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)
Normal * < 120 dan < 80
Prehipertensi ** 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi grade 1 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi grade 2 > 160 atau > 100

Keterangan:
1. Tanda * yaitu batas optimal untuk resiko penyakit kardiovaskuler. Namun, tekanan darah yang
terlalu rendah juga dapat mengakibatkan masalah jantung dan membutuhkan bantuan dokter.
2. Tanda ** yaitu prehipertensi merupakan keadaan dimana tidak memerlukan medikasi, namun
termasuk pada kelompok beresiko tinggi untuk menjadi hipertensi, penyakit jantung koroner dan
stroke. Individu dengan prehipertensi tidak memerlukan medikasi, tetapi dianjurkan untuk
modifikasi pola hidup sehat yang mencakup penurunan berat badan, mengurangi asupan garam,
berhenti merokok dan membatasi minum alkohol.
Etiologi Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu dengan penyebab yang tidak
diketahui (hipertensi esensial/ primer atau idiopatik) dan dengan penyebab diketahui (hipertensi
sekunder). Sebagian besar kasus hipertensi sekitar 90% diklasifikasikan sebagai hipertensi
esensial, yaitu tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Penyebabnya multifaktorial meliputi
faktor genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatik, sistem renin angiotensin, defek
dalam ekskresi natrium, peningkatan natrium dan kalsium intraseluler, serta faktor-faktor yang
dapat meningkatkan resiko seperti : obesitas, alkohol, rokok, serta polisitemia (Tjay, 2002).
Hipertensi sekunder adalah hipertensi dengan penyebabnya diketahui dan ini menyangkut
10% dari kasus-kasus hipertensi (Sheps, 2005). Menurut Nafrialdi (2007), yang termasuk dalam
kelompok ini adalah hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin,
kelainan syaraf pusat, obat-obatan.

Patofisiologi Hipertensi
Corwin (2001) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung,
volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Peningkatan salah satu dari ketiga
variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut
jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan
kecepatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme, namun peningkatan
kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR,
sehingga tidak meninbulkan hipertensi (Astawan, 2002).
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat
peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air
oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron
maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga
terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan
dengan peningkatan tekanan sistolik (Amir, 2002). Peningkatan TPR yang berlangsung lama
dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas
yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah.
Peningkatan Total Peripheral Resistance membuat jantung harus memompa secara lebih
kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah
melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung
dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload
berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar),
sehingga kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat dan ventrikel harus mampu
memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi,
serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup (Hayens, 2003).

FAKTOR RESIKO HIPERTENSI


Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa
faktor tersebut antara lain :
 Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih
besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti
gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
 Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa
tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
 Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang
dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
 Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan
kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel
berikut: kolesterol.
 Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat
badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
 Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
 Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke.
Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,
merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah.
 Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola
bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
 Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.
 Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi
Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai